Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===3-4=== Keesokan paginya setelah mengunjungi taman kanak-kanak itu. Setelah ''homeroom'' berakhir, aku merenggangkan tubuhku dengan pelan. Masih ada sisa perasaan letih dari semalam. Itu tidak seperti aku melakukan sesuatu yang agak menuntut secara fisik, tapi jangka waktu tak berarti itu benar-benar meletihkan secara mental. Untuk apa yang sudah diselesaikan, pada akhirnya, kami hanya bisa mendapat perkiraan jumlah peserta dari taman kanak-kanak itu dan mendengarkan beberapa permintaan mereka. Walaupun kami mendapat beberapa kemajuan dengan memperbaharui notulennya, kami sebetulnya tidak menggelar rapat. Ketika aku berpikir tentang bagaimana aku akan menghabiskan hari ini dengan cara seperti itu lagi, suatu uapan yang lumayan besar muncul. Aku membuat suatu helaan seakan untuk mendorong pergi perasaan melankolis ini. Setelah aku menyapu sedikit air mata di mataku, aku menyadari keberadaan Totsuka yang baru akan meletakkan tangannya pada pintu gesernya. Kelihatannya dia melihat uapanku. Totsuka berjalan ke arah tempat dudukku dan menutupi mulutnya dengan satu tangan yang terkepal pelannya dan membuat senyuman geli. “Kamu kelihatannya lelah, huh?” Dia pasti mengatakan hal itu karena uapan besar tadi. Aku benar-benar letih, tapi tidak mungkin aku bisa menunjukkan keletihanku pada Totsuka. Pesona “kelelahan” itu berada pada level yang sama dengan pesona “Aku terlalu banyak minum-minum” yang sungguh-sungguh menjengkelkan. Kenapa itu membuat mereka populer? Aku malah berpikir itu membuat mereka terlihat benar-benar parah<!--lame-->. Malahan, aku pikir pesona “Aku tidak minum sake” itu pasti akan lebih populer. Mengikuti seperti yang di atas, aku pikir pesona “Aku tidak lelah” pasti akan super efektif melawan Totsuka! “Itu sama seperti biasanya.” “Sekarang setelah kamu mengatakannya, itu mungkin benar.” Ketika aku bercanda mengenainya, Totsuka membalaskan suatu senyuman. Helaan-helaan tadi sama sekali tidak mau keluar kali ini. Menggantikan itu, itu terasa seperti ada helaan berwarna pink yang akan keluar. Bukankah suara Totsuka memiliki efek suara 1/f<ref> [http://en.wikipedia.org/wiki/Pink_noise Pink noise] </ref> di dalamnya? Omong-omong, aku rasa f itu kepanjangannya ''fairy''… Selagi kemunculan ion-ion negatif dari senyuman Totsuka itu menyebabkan terjadinya efek plasebo pada diriku, Totsuka mengatur tas tenisnya. “Pergi ke klub sekarang?” “Ya! Hachiman juga, benar?” “…kurasa.” “…?” Karena jeda aneh ini, Totsuka memiringkan kepalanya sedikit. Aku berupaya untuk membuat suaraku terdengar bersemangat untuk menyembunyikan hal itu. “Yah, usahakan yang terbaik di klub.” “Hachiman juga. Usahakan yang terbaik, oke?” “Ya.” Totsuka membuat lambaian kecil di depan dadanya dan meninggalkan ruang kelasnya. Aku membalas lambaiannya dengan suatu senyuman. Namun, bahkan ketika Totsuka menghilang ke lorong, aku tidak merasa ingin berdiri sama sekali. Aku mengistirahatkan punggungku pada kursi dan melihat ke atas pada langit-langit. Dan di lapangan pandangku terdapat Yuigahama. Dari jauh, dia sedang dengan gugup mengintip ke arahku. Kelihatannya dia sedang menunggu waktu yang tepat ketika aku sudah selesai berbicara. Aku menggerakkan tubuhku dan melihat ke arahnya dengan mata yang menandakan bahwa itu aman untuk datang kemari. Ketika aku melakukannya, Yuigahama dengan canggung berjalan kemari. Dia berdiri berlawanan dariku dan mengintip ke arahku dengan wajah gelisah. “…Apa kamu akan pergi ke klub hari ini?” Ketika dia menanyakanku, kata-kata menjadi tersangkut di tenggorokanku. Apa aku membuat Yuigahama khawatir karena aku pulang lebih awal semalam? Ketika aku melihat ke arah wajah Yuigahama, kata-kata “Aku tidak pergi” tidak mau keluar. Jangan melihatku dengan mata polosmu itu… Aku paham, aku paham, aku akan pergi. “Ya. Yah, aku rasa kita sebaiknya pergi…” “Mengerti! Aku akan pergi mengambil tasku.” Ketika dia mengatakan itu, Yuigahama melangkah kembali pada jalan yang sama ke tempat duduknya. Aku meninggalkan ruang kelasnya terlebih dulu dan menunggu ke lorong yang mengarah ke bangunan spesial. Untuk sementara ini, di lorong yang sepi senyap itu, aku memikirkan tentang klub dan pekerjaan untuk acara itu setelahnya. Sekarang ini, beban pekerjaannya tidak sebegitu besar. Tapi jika aku mempertimbangkan rencana di masa depan, maka kurangnya waktuku itu menjadi jelas. Untuk mengalokasikan lebih banyak waktu pada pekerjaannya, maka itu mungkin perlu untuk meluangkan jadwalku. Jika begitu, itu berarti aku harus mencari waktu yang cocok untuk mengatakan aku akan berhenti sebentar dari klub. Namun, aku ingin menghindari melakukan hal tersebut jika aku bisa. Itu mungkin lebih baik jika itu tidak menjadi situasi dimana aku tidak hadir di klub. Kalau begitu, pada akhirnya, aku harus melakukan apa yang biasanya kulakukan dan itu adalah untuk pulang lebih awal. Selagi aku sedang berpikir, aku menerima pukulan lembut pada pinggangku. Aw, untuk apa itu…? Aku berpaling ke belakang dan yang berdiri di sana dengan wajah tidak senang adalah Yuigahama. Itu kelihatannya dia telah menghantamku dengan tas di tangannya. “Kenapa kamu pergi lebih dulu?” “Aku hanya sedang menungguimu…” Selagi kami berjalan melintasi lorong yang meneruskan ke arah ruangan klub, kami mengulang percakapan yang sama yang kami lakukan akhir-akhir ini. Itu adalah harmonie préétablie sama yang diulang-ulang. Itu secara alamiah membuatku berpikir bahwa waktu itu akan dimulai lagi. Jika ada penyimpangan kecil untuk ditunjukkan, maka itu pasti mengenai permintaan Isshiki sebelum dan sesudah ini. Aku memutuskan untuk memberitahu Yuigahama soal aku akan permisi lebih awal hari ini. “…Ah, tentang hari ini, aku mungkin perlu pergi lebih awal. Sebenarnya, itu akan terus begitu untuk beberapa lama.” Ketika aku mengatakannya, Yuigahama mengangguk sekali dan berkata. “Membantu Iroha-chan?” Kata-kata yang diucapkannya membuatku terperanjat. “…Kamu tahu?” “Melihatmu saja sudah cukup untuk mengetahuinya.” Yuigahama menutupi hal itu dengan sebuah tawa.<!--brushed it off with a laugh.--> Yah, meninggalkan klub lebih awal sendirian dan terlihat lelah di kelas akan membuatmu berpikir ada sesuatu yang sedang terjadi, huh? Kedangkalanku sendiri mengalahkan diriku<!--get the better of me-->. Jika Yuigahama melihat melewati hal itu, maka itu tidak akan aneh bagi satu orang lagi untuk menyadarinya juga. “Apa Yukinoshita juga tahu?” Ketika aku menanyakannya, Yuigahama mengalihkan matanya ke luar jendela. “Hmm… Aku juga heran? Toh, kami tidak membicarakan tentang Hikki.” Aku tidak dapat melihat menembus ekspresi Yuigahama. Namun, suara yang terlampau pelannya membuatku berpikir dia tidak akan mengizinkanku untuk menekannya lebih jauh lagi mengenai hal itu. Jawabannya yang dibiarkan tidak jelas itu mencerminkan situasi kami sekarang ini. Itu terasa seperti dia hanya berpikir tentang bagaimana dia ingin menghindari untuk mengucapkan beberapa kata yang akan membuatnya menjadi jelas. Dari sana dan seterusnya, kami berhenti berbicara selagi kami terus berjalan melintasi lorong. Hanya suara langkah kaki yang bergema. Yuigahama masih sedang melihat keluar. Aku menirunya dan melihat ke jendela yang berlawanan darinya. Pada saat-saat sekarang di tahun ini dimana musim dingin sedang mendekat, mataharinya sudah terbenam meskipun masih sepagi ini. Bangunan spesial yang sulit untuk dicapai sinar matahari itu terasa lebih gelap dari sebelumnya. Ketika aku memasuki bayang-bayang yang tidak dapat diterangi sinar matahari, Yuigahama bertutur singkat. “…Apa kamu akan melakukannya sendiri lagi?” Bahkan di dalam kegelapan yang mendekat ini<!--encroaching-->, aku dapat melihat wajahnya dengan sangat jelas. Mata murung sayunya dan bibir yang digigit pelannya. Aku bahkan berpikir bahwa aku melakukan semua ini hanya supaya dia tidak perlu membuat tampang semacam itu. Selagi aku mencoba untuk mendorong pergi perasaan yang menindih pada dadaku ini, aku segera menggerakkan kakiku maju ke depan. “Aku hanya melakukannya karena aku memiliki sesuatu yang perlu kulakukan. Kamu tidak perlu menguatirkannya.” “Tentu saja aku akan menguatirkannya…” Yuigahama membuat suatu senyuman risau selagi dia mengatakan itu. Ketika aku melihat pada senyumannya, pertanyaan pada saat itu memalingkan kepala jeleknya ke belakang. …Apa aku membuat suatu kesalahan? Terus menerus sejak hari itu, aku terus menanyai diriku pertanyaan tersebut yang sudah kumiliki jawabannya untuk itu. Aku sudah pasti membuat suatu kesalahan. Hari-hari setelah pemilihan ketua OSIS itu memberikan beban pada kenyataan itu. Yuigahama sedang menunjukkan senyuman kesepian ini. Yukinoshita menikamku dengan mata penuh kepasrahan itu. Itulah kenapa aku harus memikul tanggung jawabnya. Bertanggung jawab atas tindakanmu merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan. Kamu jangan bergantung pada orang lain ketika memperbaiki kesalahanmu sendiri. Apa hal bagus yang bisa muncul untuk menggangu mereka juga? Untuk dengan mudah bergantung pada seseorang, membuat suatu kesalahan, dan membuang-buang upaya membangun kepercayaan orang itu adalah sesuatu yang hanya bisa kupandang sebagai suatu pengkhianatan. Aku berpikir bahwa tindakan yang perlu kulakukan itu berdasar nan didasarkan pada aturan dan prinsip yang benar supaya tidak lebih gagal lagi dari kegagalan yang sudah kuperoleh. Untuk sekarang, aku harus menghilangkan kekuatiran Yuigahama yang tidak perlu.<!--do away--> “Kamu ada hal lain yang perlu kamu kuatirkan selain diriku, bukan?” Setelah menghela kecil, aku berbicara dan membuat senyuman kendur. Aku mengalihkan topiknya sepenuhnya sadar akan betapa seperti pengecut tindakan tersebut. “Ya…” Yuigahama merespon dengan suara kecil dan melihat ke bawah. Selagi kami berjalan melintasi lorong bangunan spesial itu, kaki kami mulai memberat seakan kami sedang berjalan melintasi aspal batu bara di genangan air<!--walking through coal tar in a body of water-->. Kami berjalan dengan laju yang jauh lebih lamban dari biasanya dan pada akhirnya, kami bisa melihat pintu menuju ruangan klub itu. Apa pintunya sudah tidak terkunci? Satu-satunya orang yang memiliki kuncinya hanya dirinya seorang sebab kami berdua tidak pernah memeganginya.<!--laid a hand on it.--> Tiba-tiba, Yuigahama berhenti. Aku mengikuti dirinya dan juga berhenti. Pandangan Yuigahama terarah pada ruangan itu. “Yukinon, Aku heran apa dia ingin menjadi ketua OSIS…?” “…Aku tidak tahu.” Tidak ada artinya mencari tahu<!--confirming--> hal itu sekarang. Mempertimbangkan kepribadian Yukinoshita, meskipun kita menanyainya, dia mungkin tidak akan menjawab dengan jujur. Jika dia tidak mengatakannya waktu itu, dia tidak akan mengatakannya sekarang. Aku tidak merasa ingin menanyakannya sesuatu yang mungkin tidak ingin dijawabnya juga. Tidak, itu lebih kepada aku tidak ingin dia menjawabnya. Paling tidak, baik dia dan aku tidak akan pernah melakukan sesuatu seperti menangisi secara terang-terangan masa lalu yang sudah tak teraih lagi sekarang. Persisnya betapa mudahnya itu jika dia cukup menyuarakan kekesalannya pada diriku? Itu cuma bahwa hanya Yuigahamalah satu-satunya yang bisa mengangkat kembali masa lalu yang tidak bisa dilakukan dia maupun diriku. Dia berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan tekad dan kekuatan tidak seperti suara lemah itu yang ditunjukkannya tadi. “…Aku pikir bagaimanapun juga kita seharusnya menerima permintaan itu sebagai satu klub.” Ketika Isshiki datang dengan perminttan itu, Yuigahama tentu mengatakan sesuatu seperti bagaimana dia ingin menerimanya. Dia tidak mencari sebuah alasan waktu itu, tapi untuk mengangkatnya kembali berarti dia sudah pasti memiliki suatu alasan di pikirannya. Ketika aku melihat ke arah matanya, Yuigahama berbicara dengan jelas. “Jika itu Yukinon yang sebelumnya, maka dia sudah pasti akan menerimanya.” “…Kenapa kamu berpikir seperti itu?” “Karena Yukinon adalah seseorang yang mencoba untuk berusaha lebih dari yang diharapkan. Itu seperti… bagaimana aku sebaiknya mengatakan ini? Itu karena dia tidak bisa menjadi sesuatu sehingga dia akan mengincar sesuatu yang bahkan lebih besar lagi…” Yuigahama berbicara dengan nada yang penuh dengan perasaan dan menegaskan kata demi kata dengan susah payah. Mungkin itu kenapa. Aku secara refleks menatap Yuigahama. Kata-kata sederhana, tapi menghangatkan itu merupakan sesuatu yang sangat khas dari Yuigahama. Yuigahama tersendat akan kata-katanya seakan itu karena aku sedang menatapnya secara empat mata. Dia kemudian meneruskannya dengan percaya diri. “Itulah kenapa aku rasa mungkin itu akan menjadi suatu pemicu yang bagus atau semacamnya…” “Begitu ya…” Hal-hal yang telah kamu hilangkan tidak akan kembali. Jika kamu ingin menebusnya, maka kamu harus melakukannya dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari itu.<!--with the things beyond that.--> Hal-hal yang berpisah denganmu, dengan kehilangan hal-hal tersebut, lahirlah kehilangan. Kamu harus menebus untuk itu semua. Penebusan merupakan hal semacam itu. Si Yukinoshita yang kurasa aku kenali seharusnya sedang menebusi tindakannya sendiri. Itulah mengapa apa yang sedang dipikirkan Yuigahama mungkinlah tidak salah. Yuigahama telah memikirkannya sejauh itu. Meskipun dia tahu bahwa permintaan untuk OSIS itu sulit bagi Yukinoshita, dia masihlah berpikir itu adalah suatu kemungkinan. Apa yang kupikirkan? Aku hanya ingin menjaga agar ruangan itu tidak hancur<!--deteriorating-->. Tidakkah aku membuat pilihan ini supaya tidak membuat ruangan itu lebih hampa dari yang sekarang ini? Ketika realisasi bahwa pilihanku adalah untuk mempertahankan dan memuaskan diriku itu menikamku, aku secara refleks berpaling dari Yuigahama. “…Yah, itu mungkin benar jika dia seperti sebelumnya… Tapi sekarang, aku tidak begitu yakin.” “Ya…” Suara Yuigahama entah kenapa sedih dan kecewa. Itu mungkin karena bahkan dia sendiri tahu bahwa kemungkinan untuk itu tidaklah tinggi. Tingkah laku Yukinoshita ketika Isshiki datang waktu itu berbeda dari bagaimana tingkahnya dulu. Itu terasa seperti dia telah kehilangan kegigihan dalam menangani permintaan dan konsultasi. Bahkan sekarang, di balik pintu ini, dia mungkin sedang dengan hening duduk seperti sebelumnya seakan dia sudah pasrah akan sesuatu dan seakan dia sudah melupakan sesuatu. Aku akhirnya meletakkan tanganku di pintu geser tersebut yang memakan waktu jauh lebih lama dari biasanya untuk meraihnya. Ketika pintunya terbuka, aku masuk terlebih dulu, diikuti dengan Yuigahama. “Yahallo!” Yuigahama menyapa dengan riang dan Yukinoshita yang duduk di dekat jendela melihat ke arah kami. “Halo.” “…Apa kabar.” Ketika kami bertukar sapaan kami, aku duduk di atas kursi yang tidak lagi berpindah. Aku melihat untuk mencari tahu bagaimana keadaan Yukinoshita, tapi dia tidak terlihat berbeda dari sebelumnya. Jika ada satu perbedaan yang kusadari, maka itu adalah tambahan buku lain yang sudah selesai di bacanya di tumpukan tersebut. Itu seakan itu seperti ''The Children’s Limbo''<ref> [http://www.onmarkproductions.com/html/sai-no-kawara.html Sai no Kawara!] </ref>. Yuigahama menggerakan ibu jarinya selagi dia mengecek pesan di ponselnya. Aku melakukan hal yang selalu biasa kulakukan dan bergerak untuk mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasku sampai sesuatu akhirnya terlintas pada pikiranku yang kemudian aku menghentikan tanganku. Ada sesuatu yang perlu kusebutkan pada Yukinoshita sebelum kami akan menjalani waktu yang terbeku itu. Aku sudah menyampaikannya pada Yuigahama, tapi aku harus mengatakan bahwa aku akan meninggalkan klub lebih awal untuk sementara karena jika tidak<!--for a while or else-->. “Hei, apa kamu ada waktu sebentar?” Ketika aku memanggilnya, bahu Yukinoshita tersentak. Aku tidak bermaksud membuat suaraku sebegitu kerasnya, tapi itu mungkin bergema dengan cukup baik di dalam ruangan senyap ini. Yuigahama juga meluruskan postur tubuhnya dan melihat ke arahku. Yukinoshita melihat ke arahku dan tetap terdiam untuk sesaat. Dia kemudian menghembuskan nafas, menutup bukunya, dan berbicara. “……Ada apa?” Suara kalemnya dan mata intelektualnya menghadap ke arahku. Aku mungkin juga memiliki tampang yang sama. “Apa kamu keberatan jika aku pergi lebih awal untuk sementara?” Ketika aku mengatakannya, Yukinoshita berkedip dua sampai tiga kali. Dia kemudian meletakkan tangannya pada dagunya dan membuat sikap berpikir. “Mari kulihat, itu tidak seperti kita ada kesibukan tertentu dengan apapun…” Aku menunggu kata-katanya untuk berlanjut, tapi kata-kata itu kelihatannya tidak keluar. “Yah, itu, kamu tahu… Aku cuma ada beberapa hal yang mesti kuurus… Komachi juga masih di tengah-tengah mengikuti ujiannya.” Alasan tambahanku tidak seasal itu. Tapi aku hanya tidak bisa memberitahu alasan utamanya. Itu seharusnya tidak masalah jika aku tidak mengatakannya dan dia tidak mengetahuinya. “…Begitu ya.” Yukinoshita dengan lembut menggosok sampul buku yang dipegang di tangannya. Kelihatannya dia masih sedang berpikir. Meskipun aku menunggunya untuk menyatakan suatu kesimpulan yang jelas, tapi kelihatannya itu akan memakan waktu yang cukup lama. Tapi Yuigahama yang sedang mengamati keadaannya berjalan melanjutkan percakapannya. “…Tapi itu mungkin akan lebih baik, huh? Toh, kita tidak bisa benar-benar melakukan apapun untuk Komachi-chan. Itulah mengapa Hikki akan berusaha sebisanya untuk kita berdua juga. Benar, Yukinon?” Yuigahama mengistirahatkan badannya di atas meja dan kemudian melihat ke arah Yukinoshita. Yukinoshita membalaskan suatu senyuman lembut. “…Ya, aku rasa begitu.” “…Maaf.” Tanpa kusadari, aku sedang menggaruk kepalaku selagi aku mengatakan hal itu dan Yukinoshita dengan pelan menggelengkan kepalanya mengatakan untuk tidak perlu menguatirkannya. Dan kemudian, ruangan itu tiba-tiba terbenam ke dalam keheningan. Yuigahama meninggikan suaranya seakan untuk mengubur keheningan tersebut. “Ah, iya. Ayo kita mengirimkan pesan pada Komachi-chan.” Kata Yuigahama dan segera pergi melakukan apa yang baru saja dipikirkannya dan dia mulai menekan-nekan untuk menulis sebuah pesan. Itu secara resmi <!--lol-->menghantamku lagi. Yuigahama selalu sedang mempertahankan tempat ini. Ini berarti bahwa hubungan yang akan hancur berkeping-keping kapanpun juga ini sedang ditahan bersama oleh cuma satu orang. Sebuah percakapan yang kosong dan monoton. Bergantung dari cara yang kamu inginkan untuk melihatnya, aku merasa itu adalah masa waktu yang cukup baik dan lembut. Sebuah dunia yang dituntun oleh sebuah kesimpulan yang didasarkan pada kompromi dan tipu daya. Kata-kata yang ditukar dengan sebagaimana semestinya dan lawan bicara yang mengakui satu sama lain dan semua orang akan menyampaikan suatu jawaban yang meyakinkan dan ini akan ditetapkan sebagai suatu konsensus. Apa ini benar-benar tepat? Aku berakhir menelan keraguan tersebut. Yang menggantikan hal itu keluar suatu nafas panas yang tidak mengenakkan yang membuat tenggorokanku begitu kering. Tanpa kusadari, aku sedang mengamati peralatan teh yang sudah tidak lagi dipakai sekarang. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 2|Bab 2]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 4|Bab 4]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information