Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 8
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===8-4=== Bagian dalam kereta api yang sedang menuju ke rumah itu hening. Tentu saja, sebagian dari itu karena keletihan yang terkumpul, tapi alasan terbesar untuk keheningan ini adalah karena Tobe yang akan berbicara pada Isshiki mengenai berbagai hal selagi bersikap pengertian menghilang. Bukan hanya Tobe yang hilang sebab Miura dan Ebina-san juga tidak ada di sini. Jalur yang mereka bertiga ganti untuk pulang ke rumah adalah dari Jalur Musashino ke Jalur Nishi-Funabashi sementara Yukinoshita, Yuigahama, dan Isshiki mengambil Jalur Keiyou, sebuah rute yang berbeda. Tidak ada banyak perbedaan pada kedua jalur bagiku, tapi itu begitu repot<!--a lot of trouble--> untuk mengganti ke Nishi-Funabashi jadi aku memutuskan untuk memilih Jalur Keiyou. Walaupun kereta apinya agak padat dan tidak ada tempat duduk yang bisa kamu duduki, itu tidak seberapa dibanding saat jam-jam sekolah dan pulang-pergi kerja. Yuigahama dan Yukinoshita akan terkadang membicarakan tentang sesuatu, tapi selain daripada itu, mereka akan melihat ke luar jendela. Ketika kereta apinya melaju terus selama kira-kira dua puluh menit, kami sudah hampir akan tiba ke Stasiun Kaihin-Makuhari yang merupakan tempat perberhentian Yukinoshita dan aku. “Baiklah kalau begitu, aku akan turun di sini.” Yukinoshita berdiri di depan pintu setelah dia mengucapkannya. Yang mengikutinya adalah Yuigahama. “Ah, Aku juga turun di sini.” “Bukankah tempatmu sedikit lebih jauh lagi?” Ketika aku menanyakannya, Yuigahama mengenggam lengan Yukinoshita. “Besok hari libur, jadi aku akan menginap di tempat Yukinon hari ini.” “Ah, begitu.” Yah, bahkan sebelumnya, Yuigahama cenderung cukup sering menginap di tempat Yukinoshita jadi jika mendapat kesempatan untuk itu, maka dia akan lebih pasti melakukan itu<!--all the more-->. Hubungan mereka kembali ke bagaimana itu biasanya merupakan sesuatu yang disambut. Dengan begitu keadaannya, aku harus turun di stasiun ini juga. Tapi jika aku melakukannya, maka Isshiki akan ditinggal sendiriran di dalam kereta api. “Isshiki, di stasiun mana kamu turun?” Aku menanyakannya, tapi Isshiki tidak menyahut. Malahan, dia menarik lengan baju jaketku. Dia kemudian dengan hening menunjukkan kantong oleh-olehnya. “Senpai. Ini super berat.” “Itu karena kamu terlalu banyak membelinya…” Aku mengambil kantongnya selagi aku berbicara. Ketika aku melakukannya, Yuigahama tiba-tiba tersenyum. “…Uh huh, Aku rasa itu akan lebih baik.” “Isshiki-san. Pastikan untuk sangat berhati-hati.” Yukinoshita-san? Bukankah itu agak memaksudkan sesuatu yang lain? Ketika kami tiba di Kaihin-Makuhari, mereka berdua turun dari kereta api. Isshiki dan aku yang tersisa tetap berada di dalam kereta api untuk tiga stasiun lagi. Stasiun tempat kami turun adalah pelabuhan Chiba. Dari sana, kami akan mengganti ke monorel. Tidak ada banyak pengunjung yang menggunakannya pada saat ini sekarang, jadi satu-satunya yang menaikinya hanyalah kami. Kereta monorelnya terus melintas melalui kecemerlangan malam kota. Sensasi melayang yang sama dengan sensasi tetap tertahan <!--suspend-->pada ketinggian yang tidak terbiasa bagiku ini seperti aku sedang menaiki atraksi lain. Isshiki bergugam dengan suatu helaan selagi dia menatap ke luar jendela. “Haa… Aku rasa itu tidak berhasil…” “…Tidak, kamu seharusnya tahu bahwa menembaknya <!--going at him-->sekarang ini bukanlah ide yang bagus.” Hubunganku<!--association--> dengan Isshiki itu pendek dan itu juga berlaku pada Hayama karena itu tidak seperti mereka benar-benar bersahabat. Meski begitu, aku tidak merasa mereka berdua akan bersusah payah menutup jarak mereka seperti itu. Dengan tatapannya masih terarah pada jendela, Isshiki berbicara selagi melihat ke bawah pada kota. “…Maksudku, apa lagi yang bisa kulakukan? Aku begitu berapi-api dan semacamnya.” “Itu mengejutkan. Aku pikir kamu bukan tipe orang yang dapat dikendalikan suasana seperti itu.” Ketika aku memberitahunya, wajah Isshiki yang tercermin di jendela -itu berubah menjadi suatu senyuman kecil. “Aku juga terkejut. Aku pikir itu juga akan jauh lebih kaku.” “…Ya, berpura-pura memiliki pikiran penuh dengan cinta membuatmu agak pintar atau semacamnya.” Selagi aku mencoba untuk terus berbicara, Isshiki tiba-tiba memalingkan kepalanya dan menyelaku. “Aku tidak sedang membicarakan tentang diriku… Aku sedang membicarakan tentang senpai.” “Ha?” Lagi, dia melemparkan percakapannya ke arah yang berbeda. Aku pikir kami sedang membicarakan tentang Isshiki, tapi ke mana percakapannya terbang? Apa dia sedang membicarakan tentang senpai lain? Dipikir lagi, kenapa aku satu-satunya yang dia panggil senpai, ha<!--anyway-->…? Apa itu karena dia tidak bisa mengingat namaku? Selagi aku memikirkan tentang berbagai hal, Isshiki terus menerus melihat ke arahku. Seperti yang kuduga, dia sedang membicarakan tentang aku. Isshiki tertawa dan menampilkan sebuah senyuman. “Tidak mungkin aku tidak bisa tersentuh setelah aku melihat itu.” “Melihat apa?” Ketika aku menanyakannya, Isshiki membetulkan postur tubuhnya dengan serius dan duduk tegak. Dia dengan perlahan melihat ke arah mataku dan berbicara. “…Aku mulai menginginkan sesuatu yang asli juga.” Wajahku menjadi merah atas kata-kata tersebut. itu benar. Ketika kami meninggalkan ruang klub pada saat itu, kami kebetulan bertemu dengan Isshiki. Aku secara refleks menekan alisku.<!--press against--> “Kamu mendengarnya…?” “Suaramu keluar seperti biasanya, kamu tahu.” Ketika Isshiki dengan santai menjawab, aku balik berkata dengan suara yang menyedihkan. “…Tolong lupakan itu.” “Tidak akan… Aku tidak bisa melupakannya.” Isshiki menjawab dengan ekspresi yang lebih tulus dari biasanya. “Itulah kenapa aku pikir aku akan mencoba melangkah maju<!--going forward-->.” Aku tidak tahu hal asli apa yang diinginkannya. Itu tidak harus hal yang sama seperti ilusi yang kumiliki. Dari awalpun, hal itu mungkin tidak pernah ada. Tapi Isshiki Iroha sudah pasti menginginkan sesuatu. Aku pikir dia itu begitu menabjubkan<!--very noble of her-->. Aku benar-benar tidak bisa memikirkan kata-kata menenangkan yang berarti, tapi aku mencari kata-kata untuk diucapkan pada Isshiki. “Yah, kamu tahu. Singkatnya itu. Tidak usah menguatirkannya. Toh, tidak seperti itu salahmu.” Ketika aku melakukannya, Isshiki mengedipkan matanya dengan kebingungan. Setelah itu, dia melesat menjauh untuk membuat sedikit jarak dariku. “Apa yang kamu lakukan? Apa kamu sedang mencoba memikatku ketika aku patah hati? Maafkan aku, itu masih belum memungkinkan<!--just yet-->.” “Bukan itu apa yang kumaksud…” Persisnya bagaimana dia membuat itu masuk akal…? Apa itu sejenis anagram dari “tidak usah menguatirkannya” atau apa? Ketika aku sedang tercengang, Isshiki terbatuk dan menutup jarak yang dibuatnya. “Lagipula, ini toh masih belum berakhir. Malah, ini adalah cara yang lebih efektif untuk mendekat Hayama-senpai. Orang-orang akan bersimpati padaku dan orang-orang di sekelilingku juga akan bersikap lebih segan, kamu tahuuu?” “…Be-benar. Jadi sesuatu semacam itu.” Itu seperti, yang bisa diduga dari Isshiki, huh…? Ketika aku berbicara dengan baik terkesan dan kaget, Isshiki tertawa selagi dia membusungkan dadanya dan meneruskan dengan bangga. “Begitulah adanya. Lagipula, meski kamu ditolak, ada hal yang hanya harus kamu lakukan. Dan ada juga hal itu. Mereka akan menjadi lebih sadar akan orang yang mereka tolak kamu tahu? Mereka akan berpikir dia itu kasihan, benar? Itu normal untuk merasa bersalah<!--not to feel apologetic-->… Itulah kenapa, kekalahan ini hanyalah bagian dari persiapannya. Itu akan dipakai untuk pendekatan selanjutnya… Dan, um… Aku harus berusaha sebisaku.” Dia menyelipkan isakan kecil keluar dan air mata terbentuk di matanya. Kamu tidak boleh memberitahu seseorang yang sedang berusaha sebisanya untuk mencoba sebisa mereka. Komachi berkata “Aku mencintaimu” itu sudah cukup bagus, tapi itu adalah sesuatu yang terbatas untuk adik kecilku. Aku pikir mungkin aku sebaiknya menepuk kepalanya sekali, tapi itu juga hanya untuk adik kecilku. “Kamu lumayan menabjubkan.” Satu-satunya hal yang bisa kukatakan itu hanya sebanyak ini. Ketika aku melakukannya, Isshiki melihatku dengan mata menengadah yang basah. “Itu semua salahmu senpai sehingga aku menjadi seperti ini.” “…Tidak, itu benar untuk masalah tentang pemilihan ketua, tapi untuk hal-hal lain…” Tapi tanpa mendengarkannya sampai akhir, Isshiki menggerakan wajahnya dengan lebih dekat dan berbisik ke dalam telingaku. “Tolong bertanggung jawab, oke?” Dan kemudian, juniorku membuat senyuman nakal. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7|Bab 7]] | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 9|Bab 9]] |- |}
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information