Editing
Rakudai Kishi no Eiyuutan (Indonesia):Volume1 Chapter 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== "Haaaaa!" Pertandingan dimulai, dan Stella dengan sekejap melesat ke arah Ikki, mengayunkan ke bawah pedangnnya yang sekarang terbungkus dalam api kemerahan. Ayunannya mungkin terlihat biasa untuk tidak diamati, tapi itu adalah serangan yang akurat dan kuat. Dan ayunan lebar hanyalah ayunan lebar. Ikki yang melihat pergerakannya lalu mengangkat ''Intetsu'' untuk menerimanya—tapi ia dengan segera menggagalkan serangan itu dan melangkah mundur. Sesaat kemudian, ''Lævateinn'' meremukkan lantai arena dengan kuat dan meninggalkan ruang kosong yang gemetar seperti gempa bumi. "Tindakan yang bagus. Jika kau menerima serangan itu, itu tidak akan berakhir dengan hanya beberapa luka kecil." "Serangan yang menyakitkan. Jadi kau tidak serius di kantor Kepala Sekolah?" "Itu benar. Jika aku serius di tempat seperti itu, seluruh bangunan sekolah akan hancur." Menyeringai dengan lebar, Stella dengan langsung mengejar, dan Ikki mundur lagi untuk memperlebar jarak. Jika ia mencoba untuk menghentikan ayunan lurus itu, lengannya akan ditebas. Senjata Stella adalah pedang panjang, senjata berat, dan itu adalah hal normal ketika menghadapi senjata berat yang ia punyai kesempatan dengan kecepatan mundur. Tapi hal normal tidak akan mempan pada lawan hebat seperti Stella. "Lambat. Lambat sekali!" "Ap—" ''<nowiki>*Whoosh!*</nowiki>'' Angin yang bergema, dan Stella dengan cepat mengejarnya. "Apa kau kira bisa mengalahkanku ketika itu dalam hal kecepatan? Sayang sekali, tapi sihir tidak terbatas pada serangan sendiri. Aku dapat memperluas keseimbanganku beberapa kali dengan memusatkan sihir di bawah kakiku dan melepaskannya dengan tumbrukan. Dan daya aura milikku tiga puluh kali lebih besar dari Blazer biasa, jadi tidak akan cepat habis dengan lawan sepertimu. Dengan kata lain, kau tidak bisa mengalahkanku dengan kekuatan atau kecepatan!" Jika Ikki membandingkannya dengan sesuatu, lalu "keseimbangan tank berat yang sangat tinggi dengan bahan bakar tak terbatas" akan jadi tepat. Ikki tertawa dengan pahit pada kemampuan tak adil semacam itu, yang pemiliknya tepat sekarang melawannya. ''Jadi ini Kelas A, ya?'' Bahkan generasi sebelumnya dari pemenang Sword-Art Festival, Raja-raja Pedang Seven Star, sebagian besar adalah Kelas B atau C. Mereka merupakan lawan ideal bagi Ikki, tapi Kelas A tidak terbatas pada bagusnya murid kesatria. Kesatria Kelas A mengalami hari-hari baru, tanpa pengecualian, menjadi pahlawan besar yang mengukir nama mereka ke dalam sejarah. Bakat hebat yang muncul sekali dalam sepuluh tahun—pemandangan umum yang seluruhnya sempurna. Bagi Ikki, yang telah menyadari kenyataan itu, Putri Merah Tua yang mengacungkan pedang membaranya dan mengayunkan hantaman yang tak dapat dielakkan yang bisa memecah tanahnya sendiri. Sekarang kalau ia tidak bisa menghindari tebasannya lagi, Ikki juga membalas dengan senjatanya. Persilangan pedang dimulai, dan suara jelas logam yang berbenturan menggema seperti musik dalam telinga penonton arena. 「Oooooh...!」 Sorak sorai mereka meningkat sembari mereka menonton sosok yang membuat percikan api ''Lævateinn''. Ini adalah kesatria yang telah mengasah teknik pedangnya. Beberapa kesatria sihir melampaui teknik bersenjatanya atau pendekar pedang, karena mereka dapat menjadi jauh lebih kuat dengan melatih kemampuan Blazer daripada kemampuan fisik. Kepercayaan itu dipegang oleh para pengajar dan pengawas, sehingga penilaian kesatria tidak termasuk kemampuan seperti itu, dan sementara kesatria sihir biasa berbagi pemikiran seperti itu, kesatria biasa adalah hal yang lumrah. Sebagian kecil adalah kesatria kuat sebenarnya, yang akan menguasai kemampuan fisik bersama kemampuan Blazer, karena mereka memiliki banyak hal yang akan diperbaiki. Mereka akan menyerap setiap rencana yang memperkuat mereka, mengembangkan kekuatan mereka, dan mencapai puncak tertinggi. Stella Vermillion berdiri di antara minoritas itu. Dia, yang memenangkan turnamen pedang Kerajaan Vermillion, menggunakan Imperial Art<ref>Teknik Pedang Kerajaan</ref>-nya seolah dia menari, tapi dengan tenaga yang cukup untuk menekan Ikki. Dia mendorong Ikki, yang masih mencoba membuka celah di antaranya, semua yang ia lakukan hanya bertahan melawan tebasan-tebasan itu. Ia tetap mundur kebelakang lagi dan lagi. 「Tentu saja itu akan menjadi seperti ini. Mundur, dia benar-benar tak berkutik.」 「Yah, itu terasa semua yang dia lakukan kabur.」 「Hanya masalah waktu sekarang, ya?」 Pada hasil tak mengejutkan ini, suasana dingin menyebar kepada para penonton. Tapi— ''Apa... ini?'' Stella Vermillion merasakan sesuatu yang aneh tentang situasi ini. Pedang itu memberikan tebasan yang bisa menghasilkan getaran, dapat menghancurkan musuh dengan satu hempasan tanpa gagal. Menaklukkan lawan tanpa menghancurkannya pastinya mustahil, karena serangan tidak bisa dihadang secara biasa. Tapi apa yang terjadi pada duel ini? Stella harusnya seseorang yang memukul mundur lawannya, tapi dia juga berkeringat. Kenapa menjadi seperti ini? Kabur? Hanya masalah waktu? Kesan itu adalah keputusan yang salah. Stella sendiri menyadari hal itu. ''Aku sedang... bersemangat!'' "Haaa!" Stella membawa Lævateinn-nya ke bawah menuju musuh di depannya. Ikki menerima serangan itu dengan ''Intetsu'' miliknya—tapi tanpa berhenti di sana, ia mengangkat kekuatan hempasan dan dengan cepat melompat mundur, lalu melebarkan jarak di antara mereka sekali lagi. ''...Lagi!'' Dari kejauhan pastinya tampak seperti tikaman Stella mendorong Ikki mundur, tapi kenyataannya berbeda. Menentang rencananya, serangannya benar-benar sedang diniadakan. Menggunakan pertahanan lembut yang perlahan mengalirkan kekuatan—mungkin itu terdengar mudah, tapi melakukannya sungguh sulit. Jika tenaganya di hadang sedikit terlalu tinggi maka lengannya akan melumat, dan jika sedikit terlalu rendah lalu ia jadi terbelah ke bawah. Perhitungan kekuatan, sudut, penempatan waktu—kehilangan salah satu faktor ini berarti gagal, belum lagi lawan Stella menangani semua itu tanpa banyak menghasilkan keringat. Pada reaksi ini, Stella merasakan kegelisahan tak terlukiskan. Ini adalah bunyi peringatan, indra keenam miliknya memperingati kalau musuh di depannya adalah sangat berbahaya! "Apa kau hanya bagus dalam melarikan diri!" Seolah mencoba menghilangkan perasaan itu, Stella tetap menebas pada Ikki. Tapi ia tidak membalas. Terganggu tapi senyum yang ia pasang baru saja tadi menghilang. Sekarang ia mengenakan ekspresi yang sangat serius yang menjadi mengerikan, dan ia dengan tenang menonton setiap pergerakan Stella. ''Mata yang menjengkelkan!'' Seakan serangan, kulit dan ototnya sedang dibaca, setiap tindakan kecil sedang dipelajari. Dan dari tatapan itu, dia menyadari kalau Ikki mencoba memahami Imperial Art dari gerakannya. "Teknik pedangku tidak semudah itu kau bisa melihatnya!" "...Tidak, aku sudah mengerti." Dalam sekejap, arus pertarungan berubah. Baru lima menit berlalu sejak awal pertandingan ketika Ikki Kurogane mulai menyerang untuk pertama kali. Itu mungkin terlihat seperti tindakan bunuh diri di penglihatan awal. Dengan beradu di antara pendekar pedang, apa yang bisa ia lakukan dengan hanya mengasah teknik melawan musuh dengan kekuatan serang sebesar itu? Ia hanya bisa roboh di depan kekuatan api menghanguskan itu. Ini pastinya tak dapat dielakkan, tapi— "Kuh!" Namun Stella adalah orang yang mundur. Ikki memaksa Stella mundur dengan senjatanya. Bagaimana? Cara membuat dengan melontarkan ''Intetsu'' seperti cahaya yang meniru. Itu adalah Imperial Art Stella. "Mustahil...! Bagaimana bisa kau menggunakannya?" Sambil dia menanyakan, sesuatu melintas melewati pikiran Stella. "Maksudmu, kau menyalin teknikku selama persilangan (pedang) itu!?" "Sesuatu seperti itu. Aku diremehkan sejak aku kecil, jadi tidak ada seorangpun yang mengajariku, dan semua yang aku bisa lakukan hanya menonton orang lain dan mencuri teknik mereka. Itulah kenapa aku benar-benar bagus pada rencana seperti ini. Aku mampu memahami sebagian teknik berpedang dalam satu menit dari saling menukar serangan." Pendekar pedang membayangkan pengetahuannya sendiri, teknik membayangkan sejarahnya sendiri, dan bernapas membayangkan dasarnya sendiri. Jika seseorang mengikuti cabang dan meninggalkan teknik berpedang dan sampai di bawah akar, kemudian itu tidak akan sulit untuk memahami teknik atau kombinasi semacam itu, atau ini menghampiri situasi yang berbeda. Inilah apa yang Ikki katakan. "Dan jika aku bisa mengerti teknik sejauh itu, aku juga dapat membuat teknik yang dibuat lawanku." Apa itu cara paling akhir untuk mengungguli teknik pedang seorang musuh? Sederhananya tepat sekali merusak teknik itu untuk membuat lagi yang lebih sempurna, dan yang baru akan dengan normalnya melampaui yang lama. Teknik baru akan mencatat untuk semua kesalahan teknik lama, dan mengganti kelemahannya. Hal itu akan memundurkan pendahuluan dengan setiap situasi menyerang dan bertahan. "Membuat teknik pedang itu di saat pertarungan adalah teknikku, Blade Steal. Karena teknik Stella-san ditanam dengan sangat baik, itu memakan dua menit untuk menirunya dan tiga puluh detik untuk melebihinya. Tapi sekarang aku memiliki pemahaman yang kuat, jadi aku juga akan menyerang dari sini." 「He-Hei. Bukannya putri terlihat seperti sedang dipaksa mundur!?」 Stella roboh di belakang. Penonton mulai terkejut pada perkembangan tak terduga, tapi seseorang yang paling terkejut adalah Stella sendiri, dan tidak hanya karena dia kehilangan kemampuan berpedang. Dia terkejut karena teknik berharga miliknya telah disalin, dan selain itu, Ikki telah membenahi teknik itu yang cukup untuk mengunggulinya. Hanya dengan melihat pada ayunan pedangnya, dia bisa memahami teknik apapun, membaca sejarahnya, dan menemukan rahasianya. Itu pengertian yang jahat, itu dapat disebut cermin sihir. Dan yang paling penting, ia melakukan semua ini tanpa menggunakan sedikitpun sihir. Untuk laki-laki ini, menerima serangan dahsyat dari Stella Vermillion dan melampaui Imperial Art-nya bukanlah lagi daripada kekuatan pendekar pedang biasa. Berapa banyak latihan yang harus ia miliki untuk memperoleh keahlian seperti itu? ''Kuat...!'' Dia tidak dapat lagi menyangkalnya. Membandingkan kemampuan pedang mereka saja, laki-laki ini beberapa tingkat di atasnya. Jika duel membatasi senjata sendiri, itu tidak akan jadi pertarungan yang adil. Stella mengerti itu. Satu-satunya kekuatannya yang mengakui hal tersebut. Tapi juga kekuatan kesatria Kelas A Stella Vermillion, Putri Merah Tua, yang dia lanjutkan untuk berjuang melawan musuh yang lebih kuat. Jika teknik pedang telah dilihat, lalu dia dapat memanfaatkan fakta itu. Stella mengambil jarak untuk mengayunkan ''Lævateinn'' ke bawah. Ikki mengayunkan ''Intetsu'' ke atas dengan membalas. Dia mengirimkan ke bawah percikannya untuk membobol pertahanannya, dan Ikki sudah memahami kecepatan dan kekuatan tebasan ketika ia mengambil jarak awal, jadi balasannya tak dapat dihindari. Tapi itu sendiri adalah jebakan Stella. ''Pasti bisa!'' Stella meninggalkan ayunan dan melompat kebelakang dengan menyeringai. Jika Ikki mengetahui tekniknya, maka ia pastinya melengahkan penjagaannya, karena Stella, orang yang hanya menyerang sampai sekarang, mundur untuk pertama kali. Ikki mengambil inisiatif setelah melihat tekniknya, ia dengan langsung merasakan gerak tipu. Tebasannya gagal dengan kesempatan besar. Mengarah untuk saat itu, Stella menikam dengan ''Lævateinn'' miliknya pada sisi terbuka Ikki. Berbagai taktik tiba-tiba untuk Stella, yang hanya menyerang seraca lurus sampai sekarang. Pedang hitam ''Intetsu'', yang mengenai ruang kosong, tidak bisa membalas perubahan ini dengan tepat waktu. Pedang ''Lævateinn'' dengan pelan menyabet menuju tubuh tanpa penjagaan Ikki. Itu pastinya berhasil, tapi— "Pedangmu setengah tertidur, loh." —Pedang ''Lævateinn'' tidak pernah mencapai samping Ikki. Itu telah dihadang. ''Ti-Tidak mungkin!?'' Dia mengganti iramanya, lalu menghentikan kedatangannya, dan memasuki titik butanya. Pedang ''Intetsu'' memperkirakan menjadi sangat jauh untuk kemungkinan bereaksi pada potongannya, tapi tebasannya masih dihadang! Bagaimana!? Jawaban untuk pertanyaan itu adalah—pangkal pedangnya. Ikki menghadang gerak tipu Stella yang menebas dengan pangkal pedangnya, menggunakan celah sempit di antara tangannya sambil mereka mendekap cengkramannya. ''Baru saja pengamatan macam apa yang laki-laki ini miliki!?'' "Bermaksud untuk menang dengan ceroboh setelah merasakan tekanan? Menebas sementara mundur bukanlah teknikmu. Bahkan orang sepertiku bisa menghentikan serangan lemah seperti itu. Gerakan itu adalah kehancuran bagimu." Mengatakan hal itu, Ikki mendorong ''Lævateinn'', yang membuat celah besar di penjagaannya. "Haaaaa!" Dan dengan pedang ''Intetsu'', ia menebas ke bawah pada kondisi pasrah Stella.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information