Editing
Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid5 Bab7
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 5=== ''...Pengalih perhatian, huh!'' Yang meledak adalah batu roh yang sebelumnya sudah ditanam di tanah. Tadi itu adalah pengalih perhatian tapi tidak punya kekuatan. Tapi cukup untuk membuat celah bagi musuh. Bersamaan dengan itu, Kamito merasakan aura kuat datang mendekat. ''....... Dari bawah!'' Kamito merasa ledakan tadi mengganggunya. Kamito mempercayai instingnya dan melompat. Kemudian. Sebuah tangan pasir raksasa muncul dari tempatnya tadi. Sesuai perkiraannya, ada orang lain juga. Tangan pasir itu bergerak dan memanjang ke arah lengan Kamito - "Aku tidak akan membiarkannya, Taring Pembeku, tembuslah - Freezing Arrow!" Panah es Rinslet menusuk lengan pasir. "Kamito, di atasmu!" Claire memperingatkannya. Kamito pun melompat - "- Hancurkan mereka sampai mati, wahai roh monster batu Gargoyle!" Sebuah bayangan langsung jatuh ke tanah. Seekor raksasa jatuh dari atas. Tanah dan pasir berserakan di udara karena getara hebat. Seorang gadis elementalis naik ke punggung roh yang punya bentuk seperti goblin batu. Seragam putih yang indah. "Seingatku, itu milik Kerajaan Balstan..." " - tuan pendekar O, jadilah perisaiku!" Dari kejauhan, muncul roh ksatria milik Fianna. Pedang ksatria itu membentuk sebuah kilauan melengkung. Lalu suara batu yang hancur terdengar, lengan monster itu pun hancur. Dua puluh detik setelah kilatan tadi, mata Kamito akhirnya sembuh. Ojou-samas membuat formasi mengelilingi Claire. ''Aku bener-benar tidak bisa melakukannya tanpa Est, tapi -'' Kamito membuat sebuah pedang pendek menggunakan sihir dasarnya. Dia mencoba mengitari sekeliling daerah serangan - lalu. Raksasa pasir muncul di hadapannya, menebarkan tanah dan pasir ke udara. "Cih.......!" Kamito menjaga jarak sambil mengecakkan lidahnya. ''Pengguna roh pasir - di mana mereka?'' Kamito segera memeriksa sekitarnya. Opini pertama yaitu elementalis sudah menggunakan roh atribut tanah mereka untuk bersembunyi dibawah tanah menggunakan sihir roh. Tapi sama sekali tidak berbekas. Orang kedua muncul di belakangnya - ''Yang satu lagi......!'' Muncul seorang gadis yang membawa pedang di balik pepohonan. Sebuah kilatan membelah pohon dibelakang Kamito. Kamito melindungi dirinya dan menghindar. "Mampu menghindari pisau anginku, sesuai yang diharapkan dari elementalis laki-laki." Gadis itu berteriak seperti akan melawan Kamito. "Kau telah membuat malu tuanku - maaf, tapi aku harus memusnahkanmu sekarang juga!" "Jadi serangan ini adalah balas dendam untuk pengeran idiot itu, huh...?" Kamito mendesah keheranan. Ada saja orang bodoh yang membawa masalah pribadi mereka ke Blade Dance. "..... Aku turut bersimpati, kontraktor Roh Kerajaan Balstan." "Aku tidak akan membiarkanmu mengejek tuanku!" Gadis elementalis angin itu mengayunkan pedangnya. Kamito melompat kesamping untuk menghindar. Pisau angin sedikit mengenai lehernya. ''...... Kalau saja ada Est, serangan seperti itu tidak akan mempan.'' Terjangan pisau angin yang terbang ke segala arah menghalangin Kamito untuk mendekat. "Hah, sepertinya kau sungguh tidak bisa bertarung tanpa roh terkontrakmu!" ''.........Kenapa dia tau kalau aku kehilangan Est?'' Ketika Kamito merasa keheranan, pada saat itu juga - petir putih kebiruan muncul dari arah belakang. Dia langsung berbalik dan menahannya dengan pedang sihir roh miliknya. Pedang itu langsung hilang menjadi butiran halus. Kmaito melihat arah serangan tadi, seorang gadis berdii di sana sambil membawa Senjata Elemental berbentuk busur. "Tidak mungkin. Dia menyadari serangan kejutan barusan!?" Elementalis angin itu kaget. "Itu karena aku tahu kalau ada orang lain yang bersembunyi." Kamito mengangkat bahunya. "Sudah kuduga, kau berbahaya. Kami harus menghancurkanmu ketika kau tiba bisa menggunakan roh terkontrakmu." "Kau sedikit melebih-lebihkan." Kamito mengamati sekitarnya tanpa melemahkan perlindungannya ketika bercanda. Di belakang ada elementalis beratribut angin yang menggunakan pedang. Di depan ada elementalis beratribut petir yang menggunakan busur. ''...... Mereka bertiga sudah terlatih. Sesuai perkiraan, akan sulit jadinya.'' Keringat dingin berkumpul di keningnya. Untuk beberapa waktu tertentu, kabut tebal menyelimuti hutan. Itu bukan kabut biasa. Jelas-jelas kabut itu dibuat dengan sihir roh. Claire dan lainnya berjuang melawan roh monster batu tidak jauh dari tempatnya berdiri, tapi karena kabut, dia tidak bisa mendengar suara pertempuran ataupun suara mereka sama sekali. ''Sejak awal, rencana mereka adalah memisahkan ku, ya -'' Saat ini, Blade Dance dlam pertempuran sengit. Tidak perlu mengalahkan semua tim musuh sekaligus. Kamito tidak tahu darimana mereka memperoleh informasi tentang hilangnya Est, tapi mereka sudah merencanakan untuk menyerang Tim Scarlet yang sudah kehilangan kekuatan terkuat mereka. Kedua elementalis yang bertarung dengan Claire dan lainnya mungkin hanya mengulur waktu. ''Jadi, aku harus mengulur waktu. Sampai Claire dan lainnya datang-'' Kamito mencengkram tangannya dan mengambil kuda-kuda. "Tidak berguna!" Elementalis angin mengayunkan pedangnya dan melepaskan beberapa pisau angin. Tapi Kamito tidak diam saja. Dia bergeser sedikit dan menghindarinya dengan jarak setipis rambut. "Dia bisa melihat pisau anginku!?" "- Sayang sekali, tapi arah serangan pisau anginmu mudah ditebak di hutan!" Pisau itu tidak terlihat, tapi dia bisa melihat pisau itu memotong daun dan cbanag pohon. Setelah menerima beberapa serangan, Kamito sudah tahu kecepatan dan lebar pisau angin itu. Tentu saja, untuk melakukannya dibutuhkan insting yang luar biasa dan keberanian. Salah sedikit bisa fatal. Karena aturan yang berlaku, kepalanya tidak akan lepas tapi kesadarannya akn hilang. Mempercepat gerakannya, Kamito mendekati elementalis angin. "Aku, aku tidak akan membiarkanmu!" Tiba-tiba panah petir datang ke arah Kamito - namun, Kamito langsung menghilang. "Apaaaaa!?" Kamito menghentak tanah dan terbang lurus ke atas. Teknik bertempur yang sudah diajarkan kepadanya di Sekolah Instruksional - Gerakan Meta Tiga Dimensi! Anak yatim lainnya yang berasal dari Sekolah Instruksional, Jio Inzagi, juga menggunakan teknik ini, tapi kecepatannya tidak sebanding dengan '''''Shadow Weaving''''' milik Kamito. Melompat diantara cabang-cabang pohon, itu adalah teknik gerakan yang berkecepatan tinggi ke segala arah utnuk mengecoh lawan. Dari sekian banyak elementalis yang menerima pelatihan, tidak semua bisa melakukannya. Kamito mempercepat gerakannya sambil menghentakkan batang pohon. Elementalis angin dan petir menembaki ke arah Kamito tapi tidak mengenai sasaran. "- Sandman, robohkan pohon-pohon di sekitarmu!" Elementalis angin berteriak. Roh pasir meraung dan merobohkan pohon-pohon di sekitarnya. Mekipun tubuh monster itu tampak kusam, tapi kecepatannya luar biasa. Kamito pernah bertarung dengan elementalis beratribut tanah - bentuknya seperti batu, tapi baru kali ini Kamito melawan jenis roh yang punya pergerakan seperti itu. "Cih...." Kamito tidak punya pilihan lain kecuali mendarat karena sudah kehilangan pijakan kakinya. " - Angin O, bertiuplah dengan kencang!" Beberapa pisau angin muncul dari samping tangan monster pasir. Rambut ekor kuda berwarna biru terkibas oleh angin. Ellis yang memegang Senjata Elemental '''''Ray Hawk''''' di tangannya. " - Ellis, terima kasih banyak." "Maaf telat. roh kabut itu menghalangiku." Ellis mendarat dengan mulus dan menyiapkan tombaknya dengan gerakan indah. "Khhuuuu, rencana kita gagal... huh, mundur!" Elementalis angin langsung memutuskan untuk mundur. Rencana untuk memisahkan Kamito dengan serangan cepat ditambah serangan mendadak sudah gagal. Tidak ada gunanya lagi untuk bertarung lebih jauh lagi. "- memangnya aku akan melepaskanmu!" Ellis mengayunkan '''''Ray Hawk'''''. Sihir roh angin Ellis berada beberapa tingkat di atas roh angin musuh. Pisau-pisau angin memotong pohon-pohon di jalurnya dan menyerang elementalis yang berusaha kabur. Tepat di jalur pisau angin Ellis - Monster pasir berdiri di sana. Pisau-pisau angin langsung mengenai monster pasir. Elementalis angin dan petir sudah menghilang ke dalam hutan. Ellis menggigit bibirnya karena kesal. Roh pasir mulai membangun tubuhnya lagi. Namun, ketika bagian depan monster itu terhempas angin, Kamito menyadari sesuatu. ''Aku pikir gerakan roh itu memang bagus..... ternyata kau bersembunyi di sana.'' Pasir mulai berkumpul lagi dan menutupi luka monster itu - tepat sebelum itu terjadi. Kamito langsung melompat ke arah bekas serangan Ellis - Dia pukul ulu hati monster itu. Rasanya seperti pasir yang menerima pukulannya. Monster pasir yang sedang membangun badannya itu langsung hancur. Yang muncul di dalam monster itu adalah seorang gadis yang sedang pingsan. "Apaan ini?" "Raksaan pasir itu adalah Senjata Elementalnya." Kamito mengangkat bahu dan menjawab pertanyaan Ellis. "....... Maaf. Aku akan mengambilnya." Kamito membungkuk dan mengambil '''''Magic Stone''''' dari leher gadis itu. Gadis ini akan dipindahkan ke kuil besar jika mereka menunggu selama 1 menit. "Kamito!" "Kamito-kun!" "Kau baik-baik saja, kan?" Claire dan lainnya berlari dari dalam hutan. Sepertinya pertempuran yang satu lagi hasilnya sudah kelihatan. "Apa kalian terluka?" "Ya..... hmmm, jangan bilang kau mengalahan mereka tanpa roh milikmu?" Claire melebarkan matanya. "Tidak, sangat berbahaya kalau Ellis tidak datang. Akhirnya mereka melarikan diri." "Ini," kata Kamito sambil melemparkan '''''Magic Stone''''' kepada Claire. "Kami mengalahkan seorang elementalis monster batu. Si elementalis kabut berhail lolos." "Claire menggenggam 2 '''''Magic Stone''''' di tangannya.. "Berbahaya kalau terus mengejar mereka. Tampaknya mereka itu tim yang sangat teliti." "Bagaimanapun, aku tidak terpikir kalau kita akan diserang secepat ini." "Ya, tampaknya lebih baik kita cepat-cepat menemukan perkemahan." Claire mengangguk setelah mendengar kata-kata Ellis. Seperti yang diperkirakan, mereka tidak akan senang dengan kemenangan petama mereka. Kamito berjalan ke jalanan yang masih tertutup sisa-sisa batu roh. ''Yang masih aneh, bagaimana mereka bisa menyergap kami.'' Mereka bergerak seperti tahu lokasi Kamito dan lainnya, padahal Blade Dance baru dimulai tidak lebih dari 1 jam yang lalu. ''Dan juga, mereka tahu kalau aku sudah kehilangan Est.'' "..................." Kamito menatap segel roh yang berada di tangan kirinya. Pada akhirnya, meskipun tubuh Kamito merasakan bahaya, '''''Gate''''' tidak menunjukkan tanda-tanda akan terbuka. "Est......"
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Γ Cursed Γ Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information