Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 2 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 6=== —Sudah beberapa waktu berlalu semenjak ia bertemu [Yoshinon]. Shidou dan [Yoshinon] sedang bercakap-cakap dengan penuh semangat, sambil mengitari bagian dalam ''department store''. Seperti biasanya, kadang-kadang Kotori membisikkan instruksi-instruksi ke telinganya— anehnya [Yoshinon] lemah terhadap lelucon; tidak peduli seberapa garing lelucon itu *karakara* dia tetap akan tertawa. Kenyataannya, orang-orang di ''bridge'' <Fraxinus> sedang memonitori kondisi mentalnya, dan laporan-laporan yang ada menunjukkan nilai yang bagus. Hal ini menyebabkan siapapun akan berpikir bahwa perubahan tingkahnya yang tiba-tiba tadi hanya semacam kesalahan; saat ini semuanya berjalan dengan baik. 「—Hmmm, ini berjalan di luar dugaanku.」 Kotori mengucapkan kata-kata itu. 「Mungkin dia punya karakteristik yang memikat orang-orang. Impresinya yang mendukung juga bagus. Kalau aku bilang cium dia sekarang, dia tidak akan menolak kan?」 “… oi oi.” Ia tidak yakin bila kata-katanya tersebut merupakan candaan atau serius, ia menggaruk pipi. Tapi kenyataannya, Shidou juga terkejut. Biarpun sekarang ia bisa berbicara dengan Tohka secara biasa, pertama kalinya mereka bertemu dia punya masalah serius perihal ketidakpercayaannya terhadap manusia— tiap kali dia salah pengertian, Shidou akan menghadapi situasi hidup atau mati. … tapi. [Ternyata bisa ngobrol itu meeenyeeenaaangkaaan ya. Sepertinya orang-orang itu kampungan sekali—] “Ha… haha.” Boneka itu *pakapaka* membuka mulut dan mengucapkan kata-kata itu, dan ia menjawab dengan nada terbatuk-batuk. … bagaimana ya mengatakannya? Ia masih merasa kesulitan. Harapan yang ingin diwujudkannya— percakapan itu berjalan dengan hidup dan lancar, dan nilai ''affection point''-nya semakin meninggi, maka seharusnya tidak akan ada masalah… begitulah semestinya, namun... “……” Shidou terdiam, melirik sang gadis yang memainkan boneka itu. Ketika bertemu dengannya kemarin, begitu juga dengan hari ini. Satu-satunya yang berbicara hanya boneka itu dengan suara perutnya; mulut orangnya sendiri tidak bergerak sedikitpun. Bagaikan... betul, bagaikan seorang dalang yang memainkan tali-tali si boneka di panggung teater. [——Ooo?] “…Uh!” Dan, Shidou dikejutkan ketika si boneka tiba-tiba membalikkan wajah ke arahnya. [Menakjubkan!! Apa itu—!?] Boneka itu dengan semangat bertepuk tangan dan berlari menuju tempat yang ditunjuknya— Yah, tentu saja yang berlari adalah orangnya sendiri. Hal yang menarik perhatian [Yoshinon], adalah benda yang disusun di pojokan toko mainan, sebuah wahana ''Jungle Gym''<ref>Jungle Gym, wahana permainan yang tersusun dari besi membentuk prisma, http://en.wikipedia.org/wiki/Jungle_gym</ref> yang dibuat untuk anak-anak. Pada kastil yang terbuat dari plastik kokoh penuh warna itu, dia dengan lincah memanjat menggunakan kaki-tangannya. Dan setelah dia mencapai puncaknya. [Wahaha! Bagaimana, Shidou-kun~? Keren kan? Yoshinon keren kan~?] Suara itu dilontarkan padanya. “H-hey, bahaya kalau kau berdiri di sana.” ''Jungle Gym'' itu didesain untuk digunakan di dalam bangunan. Biarpun ukurannya tidak terlalu besar, dia bisa melukai dirinya sendiri apabila terjatuh dari atas. Tidak, biarpun Shidou tahu dia bisa terbang ke langit, entah kenapa dalam benak Shidou, ia mengingat bayangan dari kejadian kemarin [*sraaaaaaaaat!*] Dengan panik, ia bergegas menuju ke dasar ''Jungle Gym'' itu. Namun [Yoshinon] menggoyangkan tangan bonekanya dengan tidak puas. [hnnn, padahal [Yoshinon] bertanya keren atau tidak— eh, wa, wawawaaa…!?] “Ap—!” Sepertinya keseimbangannya terganggu ketika dia melakukannya, di puncak ''Jungle Gym'' [Yoshinon] mengayun-ayunkan tangannya seolah sedang menari, lalu terjatuh tepat di atas Shidou. Dan seperti itulah, sambil membantali jatuhnya [Yoshinon], mereka ambruk ke lantai. “Uh... iheee…” Dengan muka mendongak ke atas, ia mengeluarkan suara itu. Entah kenapa, gigi depannya terasa sakit. Dan— ia punya firasat buruk. Entah bagaimanapun, sang gadis berambut biru, dengan wajah penuh fitur menawan, ada di sana— tepat di depannya. —Dan di daerah sekitar bibirnya, terasakan sebuah sensasi yang sangat lembut. “——Umh!?” Setelah beberapa detik, ia mengerti situasi di mana ia berada sekarang ini. 「... wow, kerja yang bagus, Shidou」 Meskipun Kotori berpikir seperti itu, perkembangan seperti ini tidak diduganya. Dia bersuara terkejut. Tentu saja. Karena sekarang ini Shidou— dengan gadis yang terjatuh dari atas, ia baru saja berhasil berciuman dengan sempurna. [……] —Sambil terdiam, [Yoshinon] bangkit berdiri. Dan saat itulah, bibir mereka akhirnya terpisah. Tanpa diduga… mereka telah berciuman. Tapi dengan begini, kekuatan [Yoshinon] pasti sudah tersegel. Namun… ia bertanya-tanya, dibandingkan dengan bulan lalu, saat ia berciuman dengan Tohka— kali ini tidak ada sensasi hangat yang mengalir ke dalam tubuhnya atau, bagaimana kau menggambarkannya?— —dan, sekali lagi dari sisi lain ''intercom'', suara peringatan yang kencang bergaung. “Ap...?” Ia menyahut sembari mengangkat alis— mestinya kekuatannya sudah tersegel, bukan? Tapi suara barusan, ketika suasana hati ''Spirit'' sedang tumbang, suara semacam itu akan berbunyi saat bahaya sedang mendatangi Shidou. Artinya, sekarang ini [Yoshinon]— [Aw aw— … maaf, maaf, Shidou-kun. Yoshinon ceroboh—] Tapi ketika [Yoshinon], *pakapaka* menggerakan bonekanya, dengan tenang dia berbicara. “Eh...?” Ternganga, ia membuka mata lebar-lebar pada [Yoshinon], yang tidak menunjukkan tanda-tanda amarah. Kalau begitu, maka suara peringatan yang sampai ke telinganya barusan itu apa? 「—Shidou, kondisi gawat darurat… dan kemungkinan besar, situasi terburuk yang mungkin terjadi.」 Kemudian Kotori berkata dengan suara panik, tidak seperti biasanya. “Huh...? Apa yang...?” Dari belakang, *taptap*, suara kaki melangkah dengan mantap di lantai, bahu Shidou gemetar. Dengan takut-takut, ia membalikkan kepala untuk melihat kebelakang. Di sana— wajah yang tak terduga. “To-Tohka…?” Ia terbelalak sembari memanggil nama gadis yang berdiri di sana. Betul, yang berdiri di sana saat ini adalah Tohka, yang seharusnya sudah berevakuasi ke ''shelter'' bawah tanah Raizen High School. Tambah lagi, mungkin dikarenakan hujan, badannya basah kuyub. Sepertinya tadi dia berlari dengan kecepatan penuh, sekarang dia bernafas dengan susah payah. “—Shido.” Mengaburkan proses berpikir Shidou, tubuh Tohka sempoyongan, dan sembari terhuyung dia bersuara. Ia heran kenapa— padahal Tohka cuma memanggil namanya, itu membuatnya menggigil. “… barusan, apa yang kau lakukan?” “… eh? A-apa maksudmu…?” Mendengar pertanyaan itu ia menyentuh bibirnya tanpa pikir— kemudian menyembunyikan tangan di balik punggung setelah tersadar. Akan tetapi Tohka, tak puas dengan respon itu, memasang ekspresi layaknya seorang anak kecil yang sedang bersungut-sungut, dia lontarkan suara gemetarnya dari kedalaman tenggorokannya. “—Kau, padahal sudah membuatku begitu khawatir…" “Eh…?” “Kenapa kau malah bermesraan dengan seorang gadiiiiiiisss!!??” <nowiki>*</nowiki>DON*—!! Tohka berteriak, dan di saat kakinya menghantam tanah, di daerah di sekitar ia berdiri *BRAK!* hancur membentuk sebuah kawah kecil; retakan menyebar keluar dari pusat getaran. “No, nonononononono…!” Melihat situasi sekarang ini, Shidou terbelalak dan menggigil ketakutan. Seorang gadis SMA biasa, tidak mungkin dapat merusak lantai hanya dengan menghentakkan kaki. Dan tentu saja meskipun Tohka bukanlah seorang gadis SMA biasa… semestinya kekuatan ''Spirit''-nya sedang tersegel— Dengan logika itu, dalam situasi ini kekuatan yang diperlihatkannya barusan seharusnya hanyalah kekuatan fisiknya. “Ke-kenapa bisa begini, Kotori…?” Setelah ia bertanya, Kotori menjawab sambil mengeluh lewat ''intercom''. 「Maka dari itu… inilah yang sudah kami coba beritahukan kepadamu. Terdapat sebuah koneksi yang melintas antara Shidou dan Tohka, dan jika kondisi mental Tohka menjadi tidak stabil, kami takutkan sebagian kekuatannya akan kembali padanya.」 “H-huh? Apa maksudmu dengan itu, kau bilang kondisi mental Tohka sekarang tidak stabil?” 「Ya. Maka dari itu, sebelum situasi memburuk, kau perlu mengatasi ''mood'' Tohka bagaimanapun caranya.」 “Bi-biarpun kau bilang begitu apa yang harus kulakukan—” Selagi ia mengatakan itu, Tohka sudah mencapai dasar ''Jungle Gym'' di mana Shidou dan [Yoshinon] lengket satu sama lain. Kemudian dia memindahkan pandangan menusuknya secara bergantian di antara mereka berdua, “mumumu...” dia bersungut dengan bibir tetap terkatup. *kiii*! Dia memandang Shidou, setelah itu memberikan sorotan tajam pada [Yoshinon], dia mengacungkan jari padanya. “... Shido. Hal penting yang harus dilakukan yang kau bilang tadi, adalah untuk menemui anak ini di sini? “Ah, bukan, itu…” Yah tapi, meskipun kata-kata itu tidak salah, haruskah Shidou menjawab dengan “iya”, Shidou ragu-ragu apakah harus memberitahu Tohka tujuannya yang sebenarnya atau tidak. Dan, saat itu. [… iyaah, hiyaah…begitu rupanya…] [Yoshinon] yang dari tadi memberi pandangan kosong pada Tohka sejak kemunculannya, membuka suara berlaras tingginya. Bagaimana bisa, di muka si boneka kelinci, muncul sebuah senyuman iseng seperti itu. [Onee-san? Err—] “… aku Tohka!” Ketika si boneka berkata, Tohka membalas dengan nada yang menakutkan. [Kalau begitu Tohka-chan~ Yoshinon bersimpati padamu tapi, kelihatannya Shidou-kun sudah tidak tertarik denganmu.] “Ap—?” “—!?” Tohka dan Shidou terkesima secara bersamaan, menghadap si boneka. [Iiyah begini, bagaimana ya bilangnya? Mendengar percakapan kalian, sepertinya dia sudah ingkar janji pada Tohka dan datang untuk menemui Yoshinon? Bukankah itu inti dari cerita ini?] “… uh.” Bahu Tohka tersentak, sembari dia memasang wajah yang kelihatannya dapat menangis kapanpun juga. “Ka-kau, apa yang kau bica—mguhhhh!?” Ketika Shidou mengangkat suara terhadap pernyataan si boneka— *plek*, Tohka menahan mulutnya dengan kedua tangan. “Bisakah kau diam sebentar, Shido?” Sambil melampiaskan tekanan yang membuatnya tidak mampu menyetujui ataupun menolak, menggunakan kekuatan yang sedemikian besar *grikgrik* dia mencatok pegangannya pada tulang pipi Shidou. “……! ……!” Boneka itu terlihat menikmatinya dan dengan nada bicara [Yah mau bagaimana lagi], lanjut berbicara. [Iiyaah—, nee, maaf, tapi mungkin ini salah Yoshinon~karena penampilannya terlalu menawan~] “Gu-Gugu…” [Yoshinon tidak bermaksud menjelek-jelekan Tohka-chan, kamu tahu? Tapii~ Shidou-kun tidak bisa disalahkan untuk meninggalkan Tohka-chan dan mengejar-ngejar Yoshinon~][[Image:DAL_v02_133.jpg|thumb|]] “U-Ugahhh!!” Untuk beberapa lama, selagi Tohka masih menggenggam muka Shidou dan menahan-nahan bahunya yang gemetar, setelah mencapai batasnya dia berteriak. Akhirnya, dia menarik tangan dari muka Shidou. “Be-berisik! Diam diam diam! Tidak mungkin! Hal seperti itu tidak mungkin!” [Eehh—, biarpun kamu bilang tidak mungkin. Ayoayo, bagaimana kalau Shidou-kun mengatakannya dengan jelas, bahwa Tohka-chan sudah menjadi anak yang tidak diinginkan.] “—!” Dengan segera, Tohka tiba-tiba menggenggam kerah boneka itu. Dan tentu saja karena boneka itu berukuran kecil, dengan mudahnya dia terlepas dari tangan sang gadis, kemudian boneka itu diangkatnya ke udara. “—!?” Pada sang gadis dari mana bonekanya telah dirampas, matanya mulai berputar-putar. Pada saat berikutnya bola matanya mengedip, mukanya putih memucat, bersama dengan keringat muncul di wajahnya. Tambah lagi kelihatan sekali bahwa tarikan nafasnya menjadi lebih berat, dan jari-jarinya *trik trik* mulai kejang. “Yo-Yoshinon……?” Shidou, selagi ia mengusap pipinya yang masih kesakitan, memandang khawatir pada [Yoshinon] yang menunjukkan perubahan yang cepat tersebut. Namun, kelihatannya Tohka tidak menyadari kondisi [Yoshinon]. Perhatiannya tertuju pada boneka yang digenggamnya dengan kedua tangan, bagaikan mata pisau dia memandang tajam, dan mendekatkan muka pada boneka itu. “Aku… Aku bukan anak yang tidak diinginkan! … Shido bilang… Shido bilang aku… Dia bilang aku boleh hidup di sini! Kalau kau menghinaku lagi aku tidak akan memaafkanmu! Hey! Cepat bilang sesuatu!?” Mungkin mengira kalau boneka itulah yang bersuara, dia menggenggam leher boneka itu dan mengguncang-guncangnya. “……! ……!” Melihat situasi tersebut, [Yoshinon] mulai melepas jeritan samar-samar. Seakan kelakuannya yang tenang sampai barusan hanya bohong belaka, seluruh tubuhnya gemetar seperti seekor anjing chihuahua. Kemudian [Yoshinon], memasang kembali ''hood'' jaket untuk menutupi matanya seolah mencoba agar dirinya tidak terlihat, dengan gugup menarik pelan kemeja Tohka. “Nu. A-apa? Jangan mengangguku. Sekarang ini aku sedang berbicara pada orang di sini.” “—tolong…, kemba, li...kan…" Mencoba merebut kembali boneka yang Tohka angkat tinggi dengan kedua tangannya, *hop hop* [Yoshinon] melompat-lompat. Ngomong-ngomong, ini mungkin pertama kalinya semenjak kemarin ia mendengar suara aslinya. 「—Apa yang kau lakukan, Shidou? Kondisi mental Yoshinon semakin memburuk. Cepat hentikan dia!」 Dari telinga kanannya, suara Kotori berkumandang. Sembari menggaruk pipi, Shidou berbicara takut-takut dengan suara gemetar. “He-hei... Tohka. Err… itu... maukah kau mengembalikan itu kepadanya?” “… uh!” Setelah itu Tohka, mendengar kata-kata Shidou, membuka matanya lebar-lebar karena terkejut. “Shido… ternyata… kau lebih memilih gadis ini daripada aku...” “Ha... huh? Bukan, bukan itu maksudku—” Dan, di saat bersamaan. “…<{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}>…” Sementara ia berpikir, [Yoshinon] tiba-tiba mengangkat tangannya, kemudian mengayunkannya ke bawah. Dalam sekejap, menerobos lantai yang hancur—sebuah boneka raksasa muncul di tempat itu. “Ap…!?” Seluruh tubuhnya sekitar 3 meter panjangnya, singkatnya, itu adalah sebuah boneka ''plushie'' sebesar boneka kain besar. Bagian terluar tubuhnya terbuat dari bahan keemasan yang halus, dengan pola-pola keputihan tergambar di sana-sini. Juga pada bagian yang kelihatannya merupakan kepalanya, telinga-telinga kelinci dapat terlihat. “Bo-boneka…!?” “—A... ini—!?” Shidou dan Tohka, bersahutan di waktu bersamaan. [Yoshinon] berpegangan pada punggung boneka yang muncul tepat dibawah kakinya sendiri, dan pada dua lubang di punggungnya dia masukan kedua tangan ke dalamnya. Momen berikutnya— mata boneka itu menyala merah, sambil menggerakkan badannya yang lamban dan bergemetar *GuooOOOOOOOOoooooo—*, dia meraung pelan. Dan bersama dengan itu, asap putih mulai keluar dari badan boneka itu. “Dingin…!?” Shidou menarik kaki tanpa berpikir. Asap itu, sama halnya dengan nitrogen cair, adalah zat bertemperatur negatif. 「—Manifestasi ‘Angel’ pada ''timing'' semacam ini…!? Shidou, gawat, larilah!」 “Ha... huh…!? A-apa itu ''Angel''!!” Mendadak teriakan Kotori bergema di telinga kanannya, Shidou lalu menyahut keras tanpa berpikir. 「Kau sudah pernah menyaksikannya sendiri kan! Perisai absolut yang melindungi para ''Spirit'', dan bersama dengan ''AstralDress'' menjadi tombak terkuat! Hal yang membuat mereka mendapat sebutan ‘perwujudan keajaiban’.」 <{{Furigana|Raja Pembantai|Sandalphon}}>. Mendengar nama itu, Shidou mendelik terkejut. Bulan lalu. Benda yang bermanifestasi ketika Tohka masih memiliki kekuatan ''Spirit''-nya, sebuah singgasana raksasa dan sebuah pedang. Melihat adegan ini, dapat ditarik kesimpulan yang cukup sederhana. Singkatnya— walaupun mereka telah berciuman. ia tidak berhasil menyegel kekuatan ''Spirit''. Dengan demikian, ketika pikiran itu terlintas, [Yoshinon] menarik tangannya, boneka itu— <{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}> dengan raungan pelan, membungkukkan badan. Setelahnya, kaca jendela ''department store'' mulai pecah, satu demi satu, membiarkan air hujan masuk dan mendarat di interior lantai pertokoan. Tidak— lebih tepatnya, kenyataannya sedikit berbeda. Bukan pecahnya jendela yang menyebabkan hujan masuk, lebih tepat kalau dikatakan tetesan hujan dari luar yang menerpa kaca jendela dengan kekuatan dahsyat memaksa masuk ke dalam. “Hii…!?” Shidou membuka mata lebar-lebar dalam kekagetan, dan selagi kakinya masih gemetar, ia menatap boneka yang menjulang di hadapannya. —*Groor*, boneka itu memutar wajah menghadap Tohka. “…! Tohka!” Shidou segera berteriak dan menarik tangan Tohka, dan sembari memeluk tubuhnya mereka jatuh ke lantai. “Ap… Shido!?” Suara Tohka menggema di telinganya. Namun, pada saat bersamaan dia berbicara, di tempat Tohka berdiri beberapa saat yang lalu, sejumlah besar benda-benda menyerupai peluru melintas. Peluru-peluru itu dengan kejam menyerbu rak-rak pertokoan di sekitar mereka, sebelum berubah menjadi cairan transparan dan mengalir ke lantai. “Hu-hujan…!?” Benar. Dari luar jendela yang pecah, tetesan hujan yang mengeras bagaikan batu-batu es, mengabaikan gravitasi dan meluncur pada Tohka. Dan— di sana, <{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}> dikendarai [Yoshinon] bergerak. “… uh.” Untuk melindungi Tohka, segera ia membalikkan punggung menghadap <{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}>. Akan tetapi, <{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}> menghentak lantai, melakukan manuver tajam yang tidak cocok dengan siluetnya yang bergerak dengan pelan, dia melewati tempat di mana Tohka berada tadi, dan begitu saja dia melompat keluar lewat jendela yang pecah. Pada pertengahan saat melakukan manuver ini— boneka yang jatuh ke lantai dari tangan Tohka, ditelannya lewat bagian mulut <{{Furigana|Boneka Pembeku|Zadkiel}}>. “…” Tidak lama kemudian, Shidou membalikkan badan dan pandangannya dari [Yoshinon], ia sedikit membuka mulut. “Su-sudah aman… kan?” 「… ya. Sinyalnya sudah menghilang sepenuhnya. Kau agak gegabah juga ya, Shidou?」 Dari telinga kanannya, ia mendengar suara itu. “Yaah… tapi kenapa tadi dia tiba-tiba—” Selagi ia masih tengah berbicara— “Sudah cukup, cepat menjauh dariku…!” Mukanya didorong dan *grak* Shidou berguling di lantai dari tempat itu. “Nuwaah...!?” Tidak perlu bertanya alasannya. Barusan itu Tohka yang tadi di pelukan Shidou. Mukanya memerah selagi dia menggertakan giginya, memasang ekspresi layaknya seorang anak manja, kemudian dengan bahu gemetar marah, bangkit berdiri. “To-Tohka…?” “…! Jangan sentuh aku!” “Aaw…” Shidou mengerut tanpa berpikir, dan saat ia menarik tangannya, seketika itu Tohka memasang ekspresi terkejut. Namun segera setelahnya “mumumu…” , *puih* dia memalingkan muka. “Ke-kenapa denganmu, Tohka…?” “Diam! Jangan bicara denganku! Da-daripada aku, anak itu lebih penting kan…!” “H-huh…? Apa yang kau bicara—” Waktu Shidou bersuara terperangah, Tohka mulai menginjak-injak lantai penuh frustasi. “U-U-U-UUuuuuu———!!” “Tungg… uwaah…!?" Bersama dengan setiap injakan, muncul retakan baru di lantai, yang kemudian ambruk. Shidou yang tidak lagi dapat menjaga keseimbangan, terguling masuk ke dalam lubang itu.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information