Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-6=== Hatano menyingkirkan barang-barang di atas meja dengan satu sapuan. Kemudian Sagami membawa tiga kursi. Ini akan menjadi panggung pertandingan kami. Untuk putaran pertama, Sagami dan aku – beserta Yuigahama – mengambil tempat duduk kami. Karena peraturannya itu bahwa kami harus berganti tempat setelah setiap putaran, rekan kami berdiri di belakang setiap kursi kami sehingga kami bisa langsung berganti tempat. Aku tidak tahu apa strategi Klub UG, tapi mungkin strateginya adalah mengalahkan Yuigahama terlebih dahulu<!--beat to the punch--> dan mencegah Yukinoshita terbiasa dengan peraturannya. Sagami membagikan kartu yang sudah selesai dikocoknya satu per satu. Lima puluh empat kartu itu dibagi ke dalam delapan belas kartu untuk masing-masing dari kami. “Kami sekarang akan memulai pertandingan Daihinmin Ganda Klub UG melawan Klub Servis. Pertandingan ini akan berlangsung selama lima ronde. Peringkatmu setelah ronde terakhir akan menentukan hasil permainannya,” Hatano mengumumkan. Kami memungut kartu di depan kami dan menyebarkannya. “Karena ini pada dasarnya pertandingan dua lawan satu, kami akan mulai terlebih dahulu<!--take the first move-->…” Sagami mungkin berbicara dengan suara gemetaran, tapi dia memungut kartu-kartunya dengan cekatan<!--consumate ease--> dan meletakkan selembar kartu di tengah-tengah. Yah, pada akhirnya ada pasangan Aku/Zaimokuza dan pasangan Yukinoshita/Yuigahama. Kami akan aman jika salah satu dari kami menang. Malah, bekerja sama adalah strategi terbaik kami. Dengan demikian, hanya akan adil untuk menyerahkan giliran pertamanya pada mereka. Dan maka putaran pertama berakhir tanpa ada sesuatu yang terjadi<!--uneventfully-->. Kami membuang kartu-kartu yang seharusnya kami buang, mungkin karena putaran pertama merupakan putaran tunggu-dan-amati bagi kami semua. “Hahahahaha! Akhirnya sudah sampai pada giliranku! Aku menarik satu Kartu Monster!” Hanya Zaimokuza yang membuat keributan. “Aku memanggil kartu Sepuluh Keriting! Menurut Efek Kartunya, ketika kamu berhasil memanggil kartu Sepuluh Keriting, aku bisa memilih satu kartu dari tanganku dan mengirimnya ke Kuburan! Aku menaruh lima belas kartu tertutup dan aku mengakhiri giliranku…” Masing-masing ungkapan familiernya membangkitkan<!--stir up--> kenangan-kenangan lama. “Itu benar-benar membuatku mengenang kembali<!--That really takes me back-->… Aku juga banyak memainkan duel ''Yu-Gi-Oh!'' Otomatis.” “Duel ''Yu-Gi-Oh!'' Otomatis?” tanya Yukinoshita dengan ekspresi kebingungan. “Aku tidak pernah mendengar ungkapan itu sebelumnya.” “Itu seperti melakukan problem catur. Itu karena aku tidak ada teman.” “Tapi problem catur bukan untuk orang yang tidak ada teman…” Oh, bukan? Aku pikir sudah pasti itu adalah catur yang kamu mainkan sendiri. “Aku juga, sering sekali menyiapkan dua dek. Aku memiliki setumpukan kartu-kartu ''Miracle of the Zone'' dan kartu-kartu ''Magic: The Gathering'', tapi tidak ada orang yang mau bermain denganku<!--had no one to play with-->…” Sekarang setelah dia tiba-tiba mematikan ketegangan dalam suasanannya persis seperti yang kulakukan, Zaimokuza mengoperkanku kartu-kartunya. Karena ''Trading Card Games (TCGs)'' didasarkan pada pertandingan antar orang, itu tidak menyenangkan sama sekali ketika tidak ada orang yang bermain denganmu. Namun, setelah piranti lunak Gameboy diliris<!--come out-->, aku mendapat sejumlah besar pengalaman dengan bermain melawan komputernya. Zaimokuza, yang telah membuat keributan sampai barusan tadi, menjadi diam, dan keheningan melanda<!--descend--> pertemuan itu. Hanya ada suara ''shfff'' pelan dari seseorang yang menyingkirkan selembar kartu dari tangan mereka dan meletakkannya dengan suara pat di atas meja. Dan dengan cara itu, beberapa giliran berlalu, dan permainannya berlanjut tanpa ada banyak kejadian. Mungkin berkat Sepuluh Penghancur dan tiga kartu yang telah kami mainkan, kami sedang dalam posisi bagus dengan kartu yang lebih sedikit. Juga, berbicara mengenai berapa jumlah kartu yang setiap tim miliki, tim kami hanya tinggal dua kartu lagi dan Yuigahma dan kawan ada dua, sementara mengejutkannya, anggota Klub UG masih ada lima kartu lagi. Dibandingkan dengan Daihinmin ganda yang diajukan mereka sendiri, aku tidak merasakan kekuatan khusus apapun dari permainan mereka. Permainan mereka merupakan strategi yang sepenuhnya biasa-biasa saja dengan membuang kartu yang lemah terlebih dulu. Jika begini terus, kami mungkin bisa menang tanpa meneteskan setetes keringatpun.<!--breaking much of a sweat.--> Yuigahama memainkan kartu Enam Sekop. Aku memainkan kartu Delapan Hati, yang telah kusimpan untuk yang terakhir. Sekarang untuk kartu terakhir. “Zaimokuza.” “Hmph.” Meletakkan kartu terakhirku dalam keadaan tertutup di atas meja, aku menyerahkan tempat dudukku. Zaimokuza menghempaskan dirinya pada kursinya dan meneriakkan, “Giliran kami!” dengan suara tertingginya<!--at the top of his lungs-->. Macam itu tidak jelas hanya dengan melihatnya saja. “Aku akan mengakhirinya sekarang! Aku mengaktifkan Kartu Perangkapku! …sekak.” Dengan gaya kemenangan, dia meletakkan kartu terakhirnya<!--in play-->. Ditambah lagi, kartu yang Yukinoshita pilih untuk disimpan buat yang terakhir adalah kartu Dua Keriting. Persis setelah Klub UG ''pass'', dia menyerahkan dua kartu yang tersisa pada Yuigahama, yang segera memainkan dua kartu itu untuk mengakhirinya. Dan dengan itu, kami ada nol kartu di tangan kami. Anggota Klub Servis mendapat peringkat pertama dan kedua.<!--finished--> “Muahahaha! Kelihatannya kalian orang lemah tidak ada apa-apanya! Bagaimana rasanya melihat kekuatan kami?!” teriak Zaimokuza seakan dia sendiri yang mencapai itu semua. Aku pikir itu pastilah menyiksa untuk direndahkan oleh pelawak ini, tapi ketika aku melihat ke arah Klub UG, mereka memasang tampang biasa-biasa saja<!--nonchalant--> di wajah mereka. “Oh tiiiidak, Hatano-kun, kita kalah! Oh astaga!” “Memang kita kalah, Sagami-kun. Kita benar-benar tidak waspada<!--let our guard down-->!” Menurut<!--relative--> apa yang sedang mereka katakan, aku tidak bisa merasakan perasaan genting yang mendekat<!--sense of impending crisis--> dari penampilan mereka. Itu lebih terlihat seakan mereka sedang bersenang-senang. Serius, apa yang sedang mereka pikirkan…? Merasakan sesuatu yang mencurigakan sedang terjadi, aku melihat ke arah pasangan Klub UG itu, dan mereka berdua mendadak<!--broke out--> menyeringai. “Gawat kita, eh?” “Gawat memang.” “Maksudku, kalau kita kalah kita harus menanggalkan baju kita,” kata mereka serempak. Segera setelah mereka mengatakan itu mereka melepaskan baju luar mereka dengan berani seakan mereka sedang berubah, mengejutkannya<!--of all things-->. Cara mereka melakukannya itu keren, tapi tindakannya itu sendiri merupakan sesuatu yang dilakukan seorang brandalan.<!--deviant--> “Huh?! Peraturan macam apa itu?!” Yuigahama menghantamkan tinjunya ke atas meja untuk memprotes. Tapi anggota Klub UG hanya menyeringai. “Huh? Bukankah itu normal untuk melepas pakaian setelah kamu kalah dalam permainan?” “Ya, ya. Kamu juga melepas pakaian jika kamu kalah dalam mahjong dan gunting-batu-kertas<ref> Ada dua versi gunting-batu-kertas. "Janken", gunting-batu-kertas biasa dan "Yakyuuken", gunting-batu-kertas penalti. Yakyuuken itu khususnya versi gunting-batu-kertas yang melepas baju.</ref>.” Um tidak, tidak ada peraturan untuk melepas baju jika kamu kalah dalam gunting-batu-kertas, tidak ada, kecuali itu permainan penalti. Kamu memang melepas baju kalau kamu kalah dalam mahjong. “Sekarang kalau begitu,” kata Hatano, dengan cekatan mengumpulkan kartu-kartunya dan mulai mengocoknya. “Ayo kita mulai ronde kedua…” “Tu-Tunggu dulu sejenak! Tunggu, dengar!” Yuigahama gagal total untuk membuatnya memperhatikan. Dia tidak buang-buang waktu lagi untuk memulai membagi. “Yukinon, ayo kita pergi saja. Ini terlihat bodoh untuk ikut memainkan ini<!--This looks stupid to play along with-->…” “Kamu pikir begitu? Aku sendiri tidak keberatan? Toh, kita tidak masalah jika kita menang. Dan itu wajar untuk ada resiko dalam bermain.” “H-huh?! A-Aku tidak mau!” “Itu bukan masalah. Jumlah peraturan rumahnya dalam permainan ini saja mungkin membingungkan, tapi tidak hanya hubungan antara kekuatan kartu dengan angkanya itu tetap, arah strategi dasarnya juga tidak berubah. Aku percaya jika kamu ingat kartu yang dimainkan dan membayangkan apa yang tersisa dalam kartu lawanmu, permainan ini akan menjadi milikmu. Selain itu, karena kelihatannya hanya ada beberapa cara<!--pattern--> untuk menang di babak akhir permainan, itu tidak sulit untuk menebaknya dari jumlah kartu yang tersisa di tangan lawan.” “Mu-mungkin begitu, tapi… waaaah,” Yuigahama mengerang, matanya berkaca-kaca. Tapi dalam situasi ini, satu-satunya orang yang memohonnya<!--asking anything of--> adalah Yukinoshita. Ketika berhadapan dengan antusiasme Yukinoshita, tidak ada yang Yuigahama bisa lakukan. …Aku heran apa aku seharusnya menghentikannya. Hanya saja, aku tidak merasa Yukinoshita akan mendengarku dengan benar<!--hear me out straight-->. “Kalau begitu sekarang cepatlah! Ayo kita bergegas mulai, oke?!” Selagi aku sedang merenung<!--deliberating-->, Zaimokuza mengambil tempat duduknya dan menerima kartu-kartunya dari Hatano. “Kalau begitu ayo kita mulai.” Yukinoshita juga mengambil kartu-kartu yang disebarkan di meja dan menyebarkannya dengan cekatan. Di belakangnya, Yuigahama sedang membuat wajah cemberut. “Sekarang, pertama-tama: pertukaran kartu.” Hatano mengambil dua kartu dari tangannya dan menyerahkannya pada Zaimokuza. Dalam Daifugo dalam ronde ke dua dan seterusnya, sang Daifugo dan si Daihinmin harus bertukar kartu. Si Daihinmin menyerahkan dua kartu terkuatnya, sementara sang Daifugo menyerahkan dua kartu pilihannya. Apa yang datang ke kami dari pihak mereka<!--from the other side--> adalah kartu Joker dan kartu Dua Hati. Kartu bagus. “Oho…” Seperti aku, Zaimokuza amatlah gembira selagi dia menarik dua kartu dan menyerahkannya. Kartu Raja Sekop dan kartu Ratu Keriting. “Huh?! Tunggu dulu sebentar, apa yang kamu lakukan?! Kenapa kamu tidak memberi mereka kartu-kartu lemah?!” Aku menekan Zaimokuza. Zaimokuza memejamkan matanya dengan hening. Kemudian, dia menyahut dengan nada khidmat. “…itu adalah perasaan belas kasihan seorang kesatria.” Orang ini… apakah dia <!--by any chance-->benar-benar hanya ingin melihat wanita telanjang…? Dua anggota Klub UG itu menyeringai selagi mereka mengambil dua kartu yang diserahkan Zaimokuza pada mereka. …O-Oh, begitu. Aku mengerti sekarang… Karena lawan mereka itu lelaki dan perempuan, membuat suatu peraturan melepas baju merupakan taktik psikologis tinggi yang membangkitkan perpecahan!<!--stirring up discord!--> …sungguh tolol orang-orang ini.<!--numbskull--> <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information