Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 3 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-7=== Aku pikir anggota Klub UG ini hanyalah orang tolol, tapi dari ronde kedua dan seterusnya mereka mulai memakai strategi ulung yang tidak dapat dikenali. Tanpa takut resiko apapun, Hatano memainkan tiga kartu sekaligus dan kartu-kartu menyolok lain. Sagami memakai efek-efek kartunya dan memotong jumlah kartunya dengan hebat.<!--solidly--> Banyaknya strategi-strategi yang dilancarkan mereka dalam satu putaran membuatnya tidak mungkin untuk membaca langkah mereka selanjutnya. Kemenangan mutlak mendekat selagi jumlah kartu di tangan mereka menurun lagi dan lagi. Sebelum aku menyadarinya, mereka hanya tersisa dua kartu lagi. Tim kami dan tim Yukinoshita membuang kartu kami satu per satu, seakan sedang berpegangan erat-erat<!--hanging for dear life-->, dan entah bagaimana tim Yukinoshita hanya punya dua kartu yang tersisa, sementara tim kami telah bersusah payah sampai empat kartu.<!--gotten around to four.--> Yuigahama menggerakan tangan kanannya dengan ragu-ragu. Sudah semakin dekat ke babak dimana ronde ini akan diputuskan, dan dia mungkin sangat sadar akan cara untuk memenangkannya. “A-Aku akan memakai ini.” Kartu yang dia mainkan setelah berpikir beberapa saat adalah kartu yang dia simpan sebagai langkah penghabisan – kartu Dua Keriting. Untungnya bagi dia, kami ada dua kartu Joker di tangan kami. Jadi jika kami tinggal membiarkan ini lewat<!--So if we just let this go through-->, Yukinoshita bisa menyelesaikan permainannya pada giliran selanjutnya dan itu akan bagus. Baiklah, kalau begini terus tidak akan ada masalah. Atau begitulah yang kupikir. Suatu serangan tiba-tiba yang tidak kusangka terjadi.<!--An unexpected ambush lay in wait.--> “Astaga, aku terpeleset!” Zaimokuza menghantamku dengan kasar<!--brute force--> dan selembar kartu terbang dari tanganku. Itu adalah kartu Joker. Yuigahama langsung berdiri dari kursinya seperti sebuah roket. “Huh?! Tunggu dulu, Chuuni! Apa kamu mau membunuh kami<!--Are you out to kill us-->?!” dia menggertaknya. Tapi Zaimokuza bersiul dengan tingkah polos. Jadi sekarang dia mau menipu kami sehingga kami tidak tahu apa yang ingin dia lakukan<!--out to pull the wool over our eyes-->, huh… Dengan gaya kemenangan dan dengan semangat tinggi, Zaimokuza memainkan kartu Tiga Sekop. Hatano segera mengikutinyya dengan satu kartu Delapan, dan kemudian Sagami, yang menggantikannya, memainkan kartu As Sekop yang tersisa untuk menjadi yang pertama keluar dari pertandingan itu. Semua yang tersisa adalah untuk menentukan pasangan mana di antara kami dan Yukinoshita/Yuigahama yang harus melepas baju. Kartu di tengah tumpukan adalah kartu As. Dengan tidak senang, Yukinoshita ''pass''. Gilirannya datang padaku. “Hachiman… Aku mempercayakan mimpiku – bukan, mimpi ''kita'' di tanganmu.” Aku dapat merasakan intensitas itu lewat gengamman seperti-catoknya pada bahuku. Ketika aku melihat pada wajah Zaimokuza, suatu senyuman kalem bermain<!--played upon--> di bibirnya, seperti senyuman seorang pejuang sekarat. Dipikir-pikir lagi, apakah orang ini lupa bahwa kalau kami kalah dia harus bersujud? Selagi aku memikul ekspektasi Zaimokuza pada bahuku, aku menyebar kartuku. Aku ada kartu Empat Sekop dan kartu Joker. Hatano sedang melemparkan tinju terkepalnya ke udara. Tanpa kata-kata apapun, isyarat gerakannya itu sedang berteriak, “Kita kawan!” Sagami telah menurunkan matanya dengan sembunyi-sembunyi dan sedang menepukkan tangannya dengan hening untuk berdoa. Aku dapat mendengar bisikan kecil “Tuhan tolong…” dari sudut mulutnya. Aku heran apa aku pernah merasakan beban dari begitu banyak ekspektasi sebelum ini. Tidak, aku tidak pernah. Pada saat itu, aku memang bisa merasakan kekuatan dari hubungan kami. Jariku menyentuh Jokernya. Dengan seketika, Zaimokuza, yang sedang melihat dengan antisipasi, membuat suara “''Yessss''!” dengan kegembiraan yang terang-terangan. Sebagai reaksinya, Hatano dan Sagami langsung berdiri dari kursi mereka dan mencondong ke depan sebegitu jauhnya sampai mereka hampir jatuh terguling, dan mata mereka menyala-nyala pada saat-saat genting itu.<!--momment of truth--> Seseorang memanggilku dengan pelan. “HA-CHI-MAN… HA-CHI-MAN…” Itu adalah suatu bisikan kecil yang begitu pelan, tapi sebelum aku menyadarinya, itu sudah berubah menjadi suatu sorakan hingar-bingar. Itu seperti salah satu adegan-adegan yang penuh gairah dan mengharukan dimana seorang pelari maraton Olimpiade kembali ke puncak arena tersebut. Hanya saja, dalam adegan ini, Yukinoshita sedang menatapku dengan mata yang sebegitu dinginnya sampai mengancam untuk mengubahku menjadi es, dan Yuigahama yang berkaca-kaca sedang mengerang dengan mulutnya seperti garis lurus yang kaku<!--drawn in a rigid, straight line-->. Mereka berdua sedang memberungut ke arah diriku. Tapi dua anak Klub UG itu dan Zaimokuza tidak menghiraukannya sama sekali dan terus meraung-raung dengan gembira. Gelora liar. Kekacauan. Huru hara. Gairah tak terkendali. …tunggu sebentar? Suatu dorongan tak terkendali sedang meluap keluar dari tubuhku. Aku dilanda oleh gelak tawa. “Heh… eheheheheheh!” Semua orang menelan ludah saat dihadapkan dengan tawa terbahak-bahakku. Detik selanjutnya, aku mengutarkan kata ''pass'' dengan bisikan pelan, tapi setiap<!--each and every--> orang yang ada di ruangan itu dapat mendengarnya. Ada keheningan sejenak. “JIKA ADA SATU HAL YANG PALING KUBENCI, ITU ADALAH TIPU DAYA DALAM PESTA MINUM-MINUM ANAK KULIAH ITU, SEPERTI PERMAINAN PINALTI DAN MEMBUAT LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MELEPAS BAJU DAN SEMUA SAMPAH-SAMPAH ITU. TIDAK, KAMU BAHKAN BISA BILANG ITU MENJENGKELKANKU!” Suaraku menggemercik di udara seperti suatu kejutan listrik. Setelah itu, keheningan berkuasa sekali lagi – atau begitulah yang kupikir, sampai aku mendengar Yukinoshita membuat helaan lelah yang dalam. “Sungguh tolol total…” gugamnya dengan malas dengan rasa jijik samar. Ini segera diikuti oleh suatu raungan geram. “Hachiman! Bajingan, apa yang kamu lakukan<!--pulling-->?! Ini bukan suatu permainan!” Zaimokuza mencengkram kerah depan bajuku. “Tenang, Zaimokuza. Itu persis seperti yang kamu bilang – ini bukan suatu permainan.” “Hm? Mencoba untuk terdengar sedikit keren, ya?” Mengabaikan pertanyaan Zaimokuza, mataku melirik ke samping. “Heeeei, apa yang harus kita lakukan? Senpai itu begitu tidak mengenakkan.” “Ahhh, orang itu benar-benar tidak bisa membaca suasananya…” Di sana ada dua sosok yang berbisik pada satu sama lain – Hatano dan Sagami. “Kasihan sekali<!--tough luck-->,” kataku. “Aku tidak mengenakkan dan aku tidak bisa membaca suasananya dan trik-trik kecilmu tidak akan melewatiku.” “H-Hachiman,” kata Zaimokuza. “Apa yang kamu maksud dengan trik-trik?!” “Mereka tidak hanya ingin membuat kita melepas baju dengan peraturan itu. Mereka sedang memanfaatkan fakta bahwa kita ada laki-laki dan perempuan dalam kelompok kita, dan itu adalah suatu taktik psikologis untuk menghancurkan kerja sama kita<!--camaraderie-->!” Benar, belenggu yang dinamakan melepas baju akan menaburkan bibit-bibit keraguan antara pasangan Aku/Zaimokuza dan pasangan Yukinoshita/Yuigahama. Mereka akan untung jika kami para laki-laki mengkhianati pada perempuan. Dan bahkan jika kami tidak mengkhianati mereka, mereka akan mendapat keuntungan dengan mengguncangkan hubungan saling percaya antara tim kami dan itu akan menarik kami untuk membuat kesalahan – itu adalah suatu rencana bercabang dua. “A-Aku mengerti…” kata Zaimokuza. “Oh, ha! Sekarang setelah kamu mengatakannya! Aku pernah mendengar ini sebelumnya! Ritual rahasia sang perayu itu salah satu dari hasil sihir si penyihir, yang dengan hebatnya memancing sang pria dengan para gadis 3D untuk mengobarkan api perang saudara. Namanya: sang ‘Perangkap Madu’! Heh, tadi itu hampir saja. 3D memang benar-benar sampah.” “Uhhh, oke. Yah, itulah konsep dasarnya, jadi terserahlah.” Sebenarnya, memang benar-benar ada orang dewasa yang tertangkap dalam sang perangkap madu itu. Omong-omong, jika keadaannya terus berjalan seperti ini sejalan dengan rencana mereka, pasangan Yukinoshita/Yuigahama akan mulai mencurigai<!--second-guessing--> kami dan akan sulit untuk bersatu.<!--find a common ground--> Kemudian, jika Yuigahama dan Yukinoshita menyerah, itu akan menjadi kekalahan kami, tidak perlu ditanya lagi.<!--no question asked--> Untuk dipikir bahwa mereka tidak hanya berniat untuk membangkitkan perpecahan antar tim tapi juga antar pasangan… Klub UG itu memang musuh yang menakutkan. Tapi rencana persengkongkolan<!--conniving--> mereka akan berakhir di sini. Aku menyipitkan mataku dan menatap ke arah Hatano. “Terlebih lagi, kamu bahkan berencana untuk membangkitkan perasaan bersalahku dengan menggunakan mentalitas kelompok.” “Ki-kita tertangkap basah!” “Dan di sini kupikir kamu akan mudah diperdaya karena kamu terlihat seperti orang yang begitu hambar!” Sagami mengatakan sesuatu yang agak kejam. Aku melesatkan <!--whip out-->jariku dan menunjukkannya tepat ke arah anggota Klub UG. “Mentalitas kelompok tidak akan mempengaruhiku… kamu tahu, karena aku selalu disingkirkan dari setiap kelompok!” ujarku pada mereka dengan keras. Hening. Hatano dan Sagami dengan sembunyi-sembunyi mengalihkan mata mereka, dengan suatu senyum ambigu terbentuk pada bibir mereka. Senyum itu tersusun atas setengah-mengasihani dan setengah-simpati. Dengan kata lain, mereka sedang memperlakukanku seakan aku itu sepenuhnya menyedihkan. “Ahem, omong-omong,” kataku, terbatuk selagi aku mengganti topik pembicaraannya. “Trik kalian tidak akan gunanya padaku.” Dua anggota Klub UG itu bertukar pandangan. “Begitu ya… kelihatannya kita juga harus mulai serius sekarang<!--put in some serious effort now too-->.” “Siapkan diri kalian… waktu bermain-main berakhir di sini.” Selagi kekehan pelan mereka mencapai telingaku, kata-kata mereka membuatku merinding. …untuk suatu klub tentang game, mereka benar-benar tidak bermain-main, ya? <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information