Editing
A Simple Survey (Indonesia):Jilid 1 Akhir3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
==Part 3== “Aku melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.” Anzai sedang makan di kantin universitas. Tak seperti restoran keluarga ataupun kedai kopi, kantin langsung terikat ke salah satu bangunan universitas. Seperti yang siapapun akan duga mengingat kalau kebanyakan mahasiswa menggunakan kedai kopi dan semacamnya yang lebih jauh, makanan di kantin tidak terlalu enak. Anzai sedang menahan rasa yang buruk dengan sabar untuk menyimpan uang ketika Kozue tiba-tiba meletakkan semangkuk tanuki udon di atas meja dan berbicara ke dia. Sepertinya tiga orang yang lainnya tidak bersama dengannya. “?” Dia mengambil pasta misterius dengan sumpit, membawa pasta itu ke mulutnya, dan mengerutkan dahinya. Kemudian dia mengangkat kepalanya sekali lagi. Kelihatannya Kozue memang sedang berbicara kepadanya. “Aku melihat sesuatu yang mengkhawatirkan.” “Apakah kau melihat seorang profesor tidur dengan salah satu wanita di kantor universitas?” balasnya. “Bahkan melampauinya. Hal itu adalah…anu…hm…Gimana ya ngomongnya? Pokoknya, hal itu melampaui yang kau katakan tadi. Aku yakin hal itu sungguh melampaui batas imajinasimu. Namun, itu bukan salahmu. Masalahnya bukan pada imajinasimu. Masalahnya adalah seberapa ekstrimnya fenomena ini. Terus terang aja, kupikir aku tidak bisa menjelaskannya dengan akurat dalam kata-kata.” (Kalau kau tak bisa menjelaskannya dalam kata-kata, kenapa kau malah mencoba melakukannya?) Sambil berpikir, Anzai mengisi mulutnya dengan pasta berwarna oranye tapi punya rasa yang takkan pernah kau dapatkan dari saus tomat. “Apa yang kau lihat?” “Kan baru saja kubilang kalau aku tak bisa menjelaskannya. Atau lebih tepatnya, aku dapat menguraikannya dalam kata-kata, tapi hal itu akan terdengar terlalu klise untuk menjelaskan pokok dari hal itu makanya jadi sulit dipahami.” “Apakah hal itu adalah tindak kejahatan? Benda? Fenomena? Orang?” Anzai pun tidak yakin berdasarkan apa kategori tersebut muncul. Namun, kelihatannya hal itu membantu Kozue. Daripada mengatakan apa hal itu, dia dapat menggunakan proses eliminasi dengan mengatakan yang mana yang bukan. “Hal itu bukanlah tindak kejahatan. Setidaknya, kupikir tak ada sesuatu yang ilegal tentang hal itu.” “Lalu apakah hal itu adalah skandal yang melibatkan orang terkenal atau fenomena yang mengejutkan seperti anjing berdiri dengan 2 kaki?” “Oh!! Hal itu persis seperti yang kau katakan tadi. Kalau aku harus memilih salah satunya, aku memilih fenomena mengejutkan!!” “… Kenapa kau bilang kalau hal itu ‘persis seperti yang kukatakan tadi’ kalau kau juga harus memenuhi syarat bahwa kau hanya memilih layaknya ‘jika kau harus memilih satu’? Hal itu hanya memberiku rasa kekacauan.” “Anjing yang berdiri dengan 2 kaki takkan menjadi masalah. Sesuatu yang normal melakukan sesuatu yang abnormal hanyalah sekedar mengejutkan. Tetapi ketika sesuatu yang abnormal melakukan sesuatu yang abnormal, kau mau menyebutnya apa?” “Kau jadi agak terlalu puitis. Pemahamanku tak bisa mengikutinya.” “Ya. Hal itu benar. Tapi itu bukan salahmu. Kuulangi lagi, sederhananya apa yang kulihat itu terlalu aneh. Tak ada yang salah dengan imajinasimu.” Dia menyangkalnya, tapi Anzai masih punya perasaan kalau dia menyalahkannya. Dan juga, istirahat makan siangnya tidak berlangsung selamanya, jadi dia harus mengabaikan rasanya dan menyelesaikan makananya untuk nutrisi dan rasa kenyang. Karena dia ingin fokus ke makanannya, dia mencoba untuk mendapatkan jawaban cepat dari Kozue. “Jadi sebenarnya apa hal itu?” “Aku tak tahu.” “Setidaknya tak bisakah kau memberiku petunjuk? Aku tak bisa ke mana-mana tanpa poin awal.” “Tapi aku tak yakin kalau aku dapat mengutarakannya dalam betuk kata-kata.” “Bagaimana kalau kau menjelaskannya dalam 1000 kata?” “Berapa halaman kertas manuskrip tuh?” “Dua setengah.” “Dua setengah, hm?” “Tapi kupikir siapapun sudah tidak menulis manuskrip menggunakan kertas itu lagi.” “Ini bukan laporan buku, jadi aku tak bisa menjelaskannya dalam kata sebanyak itu.” “Oke, bagaimana kalau 100 kata?” “Itu kebanyakan.” “Jelaskanlah sebisamu dalam 50 kata.” “Segitu bahkan masih kebanyakan.” “25 kata?” “Aku melihat peri di sana. Berapa banyak kata tuh?” (Hahh?) Sebelum Anzai dapat mengungkapan kekagetannya itu dengan keras, kelihatannya Kozue sudah menyadari kekagetannya dari wajahnya. Tidak seperti seorang penggila UFO, kelihatannya dia benar-benar sadar kalau dia mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan pengetahuan umum. Wajah Kozue merah seperti bit, tapi nada suaranya ketika dia berbicara lagi membuat ucapannya terdengar seperti tanda bahwa dia menginginkan bantahan apa saja yang ditujukan ke peri yang dia lihat. “A-Aku melihatnya, jadi tak ada lagi yang bisa dilakukan! Aku tak sedang mencoba untuk melihat hal itu!! Belum lagi peri itu lewat dengan kasar di hadapanku, jadi benar-benar tak ada lagi yang bisa dilakukan!! Faktanya, kenapa aku harus melihat sesuatu seperti itu!?” “Hahh?” “Akhirnya kau mengatakannya, monster!! Kau langsung menyerangku ketika aku sedang mencoba untuk membuat sebaris kalimat defensif!!” “Tapi…seorang peri? Hahh?” “Aku mengambil gambarnya dengan handphoneku.” “Itulah yang mau kulihat.” Namun, gambar yang terlihat di ponsel Kozue sangat tidak fokus sehingga memahami latar belakang gambarnya untuk mengetahui di mana foto itu diambil saja tidak mungkin bisa. kalau Anzai diberitahu bahwa foto itu dimaksudkan untuk tes Rorschach, dia akan memercayainya. “…Hahh?” “Sekarang aku tahu seberapa menyakitkanya waswas dalam keterkejutan dan kemudian ada seseorang yang menyangkal kalau hal itu terjadi! Tapi tak ada lagi yang bisa dilakukan. Hal itu hanya terjadi sejenak. Kurasa aku bereaksi dengan cukup cepat untuk segera mengambil ponselku, mengubahnya ke mode kamera, dan menekan tombol potret pada waktu itu.” Tapi peri apa yang sedang dia bicarakan ini? Peri itu tepatnya terlihat seperti apa? “Tingginya – ayo kita mulai – segini. Setinggi sumpit ini.” “Begitu ya, oke aku mengerti.” “Perinya perempuan…menurutku. Karena perbedaan ukuran, aku tak yakin kalau standar kita berlaku, tapi wajahnya terlihat seperti anak berumur 10 tahun.” “Hmm…” “Dia memakai pakaian hijau.” “…” “Sayapnya tak seperti sayap capung, tapi pasti dia itu peri. Dia benar-benar memberi kesan seperi itu. Kalau kau menunjukkannya ke 100 orang, semuanya akan memanggilnya peri.” “…Zzz.” “Hedeh.” Kozue mematahkan sumpitnya menjadi 2, mengambil daun bawang dari tanuki udon panasnya, dan melemparnya ke dahi Anzai yang sedang tidur. “Geshbloomerverfehhhh!! Panas…Panas!?” “Kau menyisipkan bloomer di tengah teriakanmu kan?” Tapi tak peduli apa yang orang katakan, masyarakat pada abad ke-21 sama sekali tak percaya kalau seseorang telah melihat peri. Waktu untuk hal itu telah berlalu. Sama halnya seperti bagaimana foto roh berangsur-angsur menghilang saat foto digital yang mudah diedit naik daun. Sama halnya seperti bagaimana seseorang dapat membahas Kuchisake-Onna secara terbuka dengan orang lain tanpa ada masalah. Kelihatannya salah kalau terlalu terjebak dalam hal seperti itu. Semuanya terlihat begitu tua dan melewati tanggal kedaluwarsanya. Untuk alasan tersebut, kepercayaan Anzai Kyousuke terhadap ucapan Kozue berada di 0%. Dengan 100% sebagai nilai maksimalnya, kepercayaannya berada di 0%. Hal itu cukup penting, jadi ingatlah. Ya. Untuk sekarang, kepercayaannya berada di 0%.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information