Editing
A Simple Survey (Indonesia):Jilid 1 Akhir1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
==Part 4== Hari itu adalah hari libur. Namun, meskipun orang tuanya terserang penyakit mematikan, dia terserang flu, dia tersesat di pulau terpencil di suatu laut yang jauh, dan asteroid akan menabrak bumi, dia tak akan bisa membatalkan pekerjaan itu. “Kau tak bisa kembali tidur!!” kata Harumi. “Bagaimana kau bisa tahu di mana apartemenku?” “Kozue memberitahuku.” “Aku juga tak ingat pernah memberitahukannya ke Kozue!!” Mereka dipanggil ke tanah kosong yang benar-benar terlihat normal. Seorang pria paruh baya yang memakai pakaian kerja ada di sana. Dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mereka. Anzai bersiap untuk mengambil pipa logam dari tanah dan menghajar pria itu di bagian belakang kepalanya kalau dia bilang bahwa mereka harus dibawa ke suatu tempat dengan menggunakan penutup mata, tapi hal itu tak terjadi. “Di sini kalian rupanya. Namaku Suzukawa, seorang pengawas. Kurasa kalian berdua adalah pendatang baru.” “Ya!!” “Yaaaaa…” Respon Anzai sangat setengah hati, tetapi roda dunia terus berputar. “Apa pekerjaan kami hari ini!?” “Tempatnya dekat. Kita bisa jalan kaki ke sana. Oh, ambil ini. Ini adalah alat-alat pekerjaan untuk kalian, jadi jagalah alat-alat kalian. Mereka adalah nyawa bagi pekerja.” “…Sebuah ember dan…apa ini? Pembersih berbentuk rol yang digunakan untuk mengambil rambut dari karpet?” “Itu adalah rol untuk mengecat. Mbak, kau ambil kaleng catnya.” “Oke!!” Mereka akan bekerja di kompleks apartemen kumuh yang butuh 5 menit ke sana kalau jalan kaki. Faktanya, itu adalah kompleks apartemen tempat Anzai tinggal. “Kenapa semuanya melakukan penelitian di tempat tinggalku!?” “Apa yang dia bicarakan?” “Terkadang dia mengatakan hal yang aneh.” Anzai cukup enggan mengikuti Harumi dan pengawas ke dalam bangunan apartemen itu. Mereka sampai di kamar di sebelah kamarnya. “Ini adalah kamar kosong.” “…Apa yang akan kami lakukan?” “Cat dindingnya. Dindingnya harus terlihat bagus bagi orang yang mau pindah ke sini.” “Hmm,” gumam Anzai, tapi kemudian, “Hah?” Dia dikuasai oleh perasaan aneh. Dia punya perasaan kalau alasan yang diberikan dengan cepat itu tak masuk akal. Namun, Harumi dan pengawas sudah menuju ke kamar kosong itu. Dan mereka bahkan tidak melepas sepatu mereka. “Inilah dia. Di Langit-langitnya.” “Wow.” “Oke, Cat itu saja. Cepat. Sekarang cepatlah.” Bertanya-tanya tentang apa yang mereka bicarakan, Anzai memasuki kamar itu dengan penuh rasa takut. Yang dia temukan di sana adalah noda menakutkan yang dia rasa harus dinominasikan sebagai 100 tempat berhantu teratas di Jepang. “Waaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!?” “Anzai-kun punya reaksi yang terlalu berlebihan terhadap apapun, kan?” “Dia membuat semuanya terasa hidup,” balas Harumi. “Persetan dengan ini!! Apa itu!? Sudah jelas kalau itu adalah orang!! Noda itu terlihat seperti seukuran manusia dengan anggota tubuhnya tersebar ke mana-mana!! Apa yang terjadi di apartemen ini!?” “Ayolah, cepatlah dan catlah itu.” “Kami dibayar per jam, jadi kami tak mau terlalu cepat.” “Tidak, tunggu!! Jelaskan hal ini!!!!!! Faktanya, Aku bakan tidak berpikir kalau korban penusukan fatal pada sisi lain langit-langit akan menyebabkan noda seperti ini! Apa yang terjadi sampai-sampai bisa membuat noda yang mengerikan seperti ini!?” (Kalau dipikir lagi, seorang gadis asing tinggal di sebelah kamarku sampai sekitar 2 minggu lalu! Dia punya rambut putih, berumur 12 tahun, menyebut dirinya sendiri dengan kata ganti orang pertama “konata”, dan tinggal sendiri!! Apa yang terjadi sampai-sampai noda aneh ini ada di sini!?) Otak Anzai sepertinya kepanasan. Sementara itu… “Jangan tanya padaku. Aku hanya disuruh untuk membuat kalian melakukan sesuatu mengenai noda itu.” “…Jadi kau hanya akan menutupi tanpa mengetahui apa itu?” “Permintaannya bukan untuk mencari tahu apa itu.” Sambil berbicara, pengawas berparuh baya itu membuka tutup kaleng cat itu dan menuangkan cat putih ke dalam ember. Kemudian dia mengambil alat yang terlihat seperti rol perekat yang digunakan untuk menghapus noda dari karpet dan memasukkannya ke dalam cat. “Sekarang, selesaikan ini. Kalian takkan perlu tangga untuk mengecatnya. Ayolah, ambilah itu. Mungkin kalian mendapatkan bayaran yang sama per jam tak peduli seberapa keras kalian bekerja, tapi cobalah untuk tidak bermalas-malasan di depanku.” “Wahh! Catnya menetes ke badanku ketika aku mengangkat rolnya!!” teriak Harumi. “Tak adakah hal lain yang bisa kau terkejutkan!? Dan rahasia apa yang apartermen murah tempatku tinggal ini punya!?” Namun, Harumi dan pengawas itu sepertinya tidak memedulikan apapun selain uang. Sang pengawas berbicara ke Anzai yang masih mengeluh. “Hal semacam ini sudah dapat diduga.” “Hah!? Apa kau akan bilang padaku kalau tempat ini berhantu karena insiden mengerikan dari masa lalu!?” “Tidak. Orang-orang dapat membayar kita untuk melakukan apapun, kau ingat? Yah, kau membuat permintaan konyol kerja tiga kali seminggu dengan gaji 1000 yen per jam. Seharusnya kau tak terkejut kalau mendapatkan pekerjaan seperti ini.” “…Jadi kau tidak melakukan pekerjaan seperti ini setiap tahun?” “Tidak. Kami akan melakukan apapun yang diminta kepada kami, jadi kami mendapatkan banyak jenis pekerjan yang berbeda. Kalau kau baik-baik saja dengan upah rendah kau dapat memilih pekerjaan yang mudah dan aman. Dengan jumlah uang yang kau inginkan, mendapat sesuatu dengan lebih sulit adalah hal yang alami. Jadi berhenti mengeluh.” “Benar!! Benar, benar!!” “Aku mulai mengkhawatirkan IQ Harumi…” Sebesar apapun Anzai tak menyukainya, pekerjaan adalah pekerjaan. Dia selalu bisa menanyakan pemilik apartemen tentang noda itu nanti. Tentu saja, dia tidak tinggal di kamar itu, jadi mungkin saja sang pemilik apartemen tak punya kewajiban untuk memberitahunya tentang kamar sebelah kamarnya itu. Dia memasukkan rol catnya ke dalam ember untuk mengumpulkan catnya. Ketika dia merentangkan tangannya ke atas, dia dapat mencapai langit-langit itu. Ketika dia memikirkan hal itu, semua hal terlihat mencurigakan dari poin bahwa mereka akan langsung mengecat tanpa melepas wallpapernya terlebih dahulu, tapi pemilik apartemennya lah yang merencanakan sesuatu yang mencurigakan, bukannya kelompok kerja Anzai. “…Meskipun begitu, penalaran itu akan cukup berbahaya kalau sudah pergi sejauh membunuh seseorang.” “Apa kau mengatakan sesuatu?” Anzai tak mau menyebabkan masalah apapun, jadi dia mengubah pola pikirnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Dia menempelkan cat putih ke langit-langit. Hanya dengan memindahkan rolnya ke belakang dan ke depan, noda berbentuk manusia itu akan menghilang. Tetapi kemudian… “Mm…mm…?” “Noda ini baru saja berbicara!! Dia menggumamkan sessuuuaaaatttttuuuuuuu!?” “Ah!? Jangan melambaikan rolmu!!” “Kau membuat catnya berceceran ke mana-mana. Yah, kita akan mengecat semuanya, jadi kurasa hal itu tidaklah penting.” Mereka berdua terlihat tidak khawatir. Hal itu sendiri adalah masalah, tapi suatu kata tertentu menarik perhatian Anzai. “Semuanya?” “Semuanya.” “Jadi kita tidak hanya mengecat langit-langitnya, tapi dinding dan lantainya juga? Tunggu, apakah ada alasan kenapa kita harus melakukan hal itu?” “Kita diminta untuk melakukan hal itu.” Dengan cepat Anzai melihat-lihat dinding dan lantai. Salah satu dari dinding itu adalah dinding kamar apartemennya juga, jadi dia mempunyai alasan yang serius untuk khawatir. “Y-yah, Aku tak melihat noda berbentuk manusia apapun… Apa kau melihatnya?” “Tidak,” kata Harumi. Namun, perasaan tidak enak memasuki pikiran Anzai. “…Jadi ada sesuatu selain noda di sana?” “Mungkin. Oh, lebih pentingnya, cepatlah dan catlah noda langit-langit itu. Noda itu akan melarikan diri.” “Apa maksud dari noda itu akan melarikan diri!? Apakah maksudnya noda itu sebenarnya bukanlah sebuah noda!? Jangan bilang kalau noda itu sebenarnya aalah kumpulan serangga hitam kecil yang terlihat seperti noda!!” “Ngomong-ngomong, kau masih perlu mengecat noda itu. Ayolah, cepat, cepat. Noda itu akan kabur ke kamar sebelah.” “Gwooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh!!” Meskipun masih tidak mengetahui apa yang terjadi, Anzai mengayunkan rol itu seperti pedang sakti dan menyegel (sesuatu yang terlihat seperti) noda hitam di balik cat. “Bagus!!” “Wow, Aku takkan berpikir seorang amatur bisa melakukan hal itu.” “Tunggu!! Apakah itu benar-benar menyelesaikan hal ini!? Aku mendapat perasaan kalau noda itu masih sangat hidup dan kita tak bisa melihatnya!!” “Noda itu ‘sangat hidup’? Kau memang mengatakan sesuatu yang aneh.” “Puitis sekali!” komentar Harumi. “Tidak adil!! Jangan melihat sesuatu secara normal ketika hal itu nyaman untuk kalian!!” “Oke, mungkin itu sudah selesai, tapi kita masih harus mengecat sisanya. Anzai-kun, tutupilah rambut yang mencuat keluar dari celah-celah di lantai. Sepertinya rambut itu menuju ke arah ini secara perlahan namun kuat.” “Tidaaaaaak!! Kali ini adalah sesuatu yang jelas secara fisik!?” “Ha ha ha! Bagaimana bisa kau mengatakan kalau rambut yang sudah jelas tidak alami ini adalah fenomena fisik!?” kita Harumi. “Oh, jadi kau mengakui kalau hal-hal ini tak normal sekarang!?” Setelah itu, ketiga orang itu dihadapkan dengan “sejumlah besar cetakan yang jelas-jelas terlihat seperti cetakan tangan bayi”, “sebuah dinding yang ditutupi oleh tonjolan berbentuk payudara ditemukan ketika mereka melepaskan bak mandi yang terpasang”, “tulisan feminim yang mengatakan ‘lezat’ yang terlihat seperti telah tergores oleh kuku seseorang”, dan fenomena lain yang mirip seperti itu. Mereka bertiga mengirim mereka semua kembali ke kegelapan. Pada malam hari setelah mereka selesai, wajah Anzai benar-benar pucat. “…A-Aku perlu mengecek apakah ada jejak cat di kamarku!!” “Wow, mendapatkan 1000 yen per jam hanya dengan mengecat itu hebat!” kata Harumi. “Ya, tapi untungnya kau tetap berada di deret 1000 yen. Kau akan mendapatkan pekerjaan yang bahkan lebih buruk kalau kau meminta deret 1200 yen. Pekerjaan-pekerjaan itu berada di tingkat Ab. Buster.” “Hal-hal yang lebih buruk dari ini!?” (Dan istilah apa yang dia gunakan? Ab. Buster!?) “Ya.” pengawas yang berpengalaman dalam hal-hal yang lebih gelap itu mengangguk. “Di dekat sana ada universitas negeri, kan? Baru-baru ini kami mempunyai pekerjaan untuk berpura-pura menjadi mahasiswa di sana. Survei itu adalah sesuatu yang pasti ingin aku hindari.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information