Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab9

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 9 : Kontraktor Roh Terkuat[edit]

Bagian 1[edit]

Ini adalah hari pertandingan tim.

Anggota Tim Scarlet berkumpul di depan «Lingkaran Batu».

Tempat itu adalah sebuah «Gerbang» untuk masuk ke Astral Zero yang hanya ada di beberapa tempat,bahkan di Kerajaan Ordesia.

Tak terhitung jumlah siswi yang telah masuk ke tribun penonton yang mengitari arena besar.

Ini adalah sebuah pertarungan diantara Velsaria sang penari pedang terkuat Akademi dan Tim Scarlet,yang dengan cepat naik ke posisi ke-6,jadi tentu saja pertandingan ini dianggap wajib untuk disaksikan.

Dengan teknologi terbaru yang tak terhitung kelompok peneliti sediakan untuk Akademi Roh Areishia,sekarang adalah hal yang mungkin untuk menyaksikan tarian pedang yang terjadi di Astral Zero.

Di dalam tribun di depan layar,selain sebagian besar siswi,disana juga hadir para anggota Ksatria Sylphid.

Dan di bagian depan Tim Scarlet,ada Kamito dan Ellis.

Melalui kekuatan penyembuhan Fianna,Kamito akhirnya mampu pulih kembali ke poin dimana ia bisa bergerak kemana-mana lagi.

Namun luka-luka yang ia derita lebih dalam daripada yang ia bayangkan,dan masih sulit baginya untuk menggenggam pedang.

Memandang teman satu timnya,Claire mulai meringkas taktik mereka.

"Ellis,aku serahkan bagian depan padamu.Sejak awal,kaulah yang terkuat dari segi serangan langsung."

"Serahkan itu padaku.Akan kubuatkan celah menembus senjata roh Aneue."

Dengan ekspresi tegas,gagah berani,dan penuh nyali Ellis menyatakan kemantapan hatinya.

"Tugasku adalah mengalahkan «Silent Fortress» ya kan!?"

"Dan aku bertahan sambil melakukan dukungan dengan ritual ku."

Rinslet dan Fianna menerima tugas mereka masing-masing.

Claire,yang seimbang di segala hal,bertanggung jawab menyampaikan perintah pada 3 orang yang bertugas menyerang,memberi dukungan,dan bertahan.

Claire percaya dengan teguh bahkan kalau kekuatan individu tak mampu mengalahkanVelsaria,jika mereka bekerjasama sebagai sebuah tim,kekuatan terkombinasi mereka harusnya bisa melampui dia.

Meski rekan satu tim yang Velsaria pilih adalah senior-senior terkuat di Ksatria Sylphid,mereka cuma sekelompok orang yang dipilih secara acak.

Tanpa latihan pertarungan tim yang mumpuni,kelihatannya bahkan Velsaria sekalipun takkan mampu menyusun siasat sebagai Komandan mereka.

"Dengan tim kita,itu hal yang mungkin—"

Claire menggenggam kuat-kuat kalungnya.

Di saat itulah,kerumunan terbagi menjadi kubu tim Tim Scarlet dan Velsaria,dan sorak sorai pun ramai terdengar dari tribun penonton. Velsaria Eva dengan jubah seputih saljunya berjalan keluar.

Mengikutinya adalah mantan Ksatria Sylphid yang membelot.

Tiba di hadapan Claire,Velsaria berdiri.

Pupil mata biru sedingin es miliknya menatap tajam Ellis.

"Ellis,kupikir kau lebih pintar daripada ini."

Ellis segera mengangkat kepalanya,dan menatap tegas Velsaria.

Ia tak bisa kalah,demi teman satu timnya yang telah memberinya kesempatan untuk ikut serta dalam Festival Tarian Pedang.

Untuk sesuatu yang dipercayakan oleh rekan Ksatria Sylphid nya.

Dan yang terakhir,untuk idolanya yang pernah menjadi yang terkuat di hatinya,ksatria yang berdiri tepan di hadapannya.

"Akan kutunjukan padamu jalan Ksatriaku—dan akan kumulai itu dengan menaklukkan mimpiku yang pernah mengidam-idamkan seperti dirimu."

"Tolol.Jadi begitu ya,akan kuhancurkan kau."

—Dan pada akhirnya,lonceng yang menandakan dimulainya festival berdentang.

Bersamaan dengan itu,Cincin Batu—peninggalan zaman mitos mulai berputar,dan membuka pintu menuju Astral Zero.

Bagian 2[edit]

Tempat dimana Tim Scarlet dikirim adalah hutan lapang.

Karena pepohonan di sekeliling menghalangi bidang pandang mereka,akan jadi agak sulit untuk menemukan tim lawan. Setelah dengan cepat memastikan 3 orang lainnya juga telah ter-trasportasikan—

"—Maju,Scarlet!"

Claire mengayunkan cambuknya ke bawah,dan memanggil kucing neraka berselimutkan kobaran api miliknya.

3 orang lainnya juga dengana cepat memanggil roh mereka.

"Ellis dan aku akan mengurus masalah pengintaian.Fianna,area sekitar markas kita itu tanggung jawabmu."

Claire dengan cepat memberi perintah namun—

"—Tak perlu repot-repot,Claire Rouge."

"...!?"

Setelah mendengar suara tersebut—Semua anggota Tim Scarlet diam membeku.

Menengadahkan kepala mereka,disana—

Sebuah benteng raksasa melayang di langit.

Bersenjatakan senjata roh nya— "Silent Fortress",Velsaria muncul.

"Velsaria!?Sendirian!?"

Claire terpekik kaget.

"Aku tak butuh orang-orang yang menghalangi jalan.Lawan kalian cukup aku seorang saja."

"—Ia datang"

Rinslet berteriak.

Bersamaan dengan itu,armor campuran berlapis-lapis yang menyelubungi Silent Fortress mulai bergerak dan meriam-meriam tak terhitung jumlahnya muncul dari dalamnya.

Bagaikan Kaisar yang memandang tanah dari atas,Velsaria mengibaskan tangannya.

"—Lenyaplah dari hadapan roh bentengku"

Meriam-meriam tak terhitung jumlahnya itu melancarkan serangannya.

Mengiringi gelombang kejut raksasa yang tercipta di bumi,hujan rentetan tembakan menghujam ke tanah.

Tembakan artileri terus menerus menghujani tanah,menghempaskan banyak sekali debu.

Kekuatan yang maha dahsyat.Itulah kehancuran yann tercipta oleh senjata roh terkuat.

"Membosankan.Sampah tetap akan menjadi sampah"

Dalam sekejap,rerimbunan hutan nan hijau berubah menjadi padang tandus penuh lubang kawah.

Setelah debu-debu menghilang,yang nampak adalah—

"Apa?"

Ekspresi Velsaria membeku.

Seorang cewek berambut pirang menggenggam panah es berdiri sambil tersenyum.

"Kau bermaksud untuk ??? rentetan tembakan—"

Rinslet dengan bangga menyibakkan rambutnya.

"Ha,takkan kubiarkan ada seorang yang bisa memakai senjata roh mereka lebih cepat daripada aku~"

"...!Mustahil—"

Velsaria kemudian segera menghamparkan armor campurannya dan memblokir panah-panah es—

"Ini belum berakhir!"

Tanpa sedetik pun jeda,Rinslet segera melepaskan lebih banyak anak panah.

Es itu membelah udara dan terbang—keempat anak panah yang ditembakan semua mengenai sasaran!

Namun,hanya dengan kekuatan setingkat itu,mustahil untuk menembus armor roh benteng.

"Bodoh.Di hadapan «Silent Fortress»,anak panah selevel punyamu tak ada apa-apanya bagiku—"

"Kau yakin?"

"Apa—"

Ketika meriam telah siap untuk ditembakkan sekali lagi—

Velsaria akhirnya sadar.Tujuan Rinslet bukanlah untuk memberikan dampak kerusakan pada armornya.

Senjata Roh «Panah Pembeku» milik roh level tinggi Fenrir memiliki efek tambahan — Ice-nine.

Karena itu adalah es yang takkan pernah mencair,armor campuran terkuat pun sekarang menjadi beku.

"Ini persis seperti yang kau prediksikan,Claire~"

"Ya,meski daya tahan fisik Dreadnought ada di kelas tertinggi,ia punya daya tahan yang sangat lemah terhadap sihir—Karenanya,senjata roh level tinggi Fenrir milikmu pastinya mampu menjebolnya."

"...!"

Velsaria menjadi sedikit khawatir.

Tepat kemudian roh benteng nya tak bisa berubah kembali ke mode meriam.Juga,karena ada es di permukaannya,mobilitasnya menjadi berkurang

"—Situasi yang buruk."

"Ellis,waktunya serangan balik!"


"Ahh!"

Claire dan Ellis melantunkan ritual pemanggilan mereka.

Dan di saat benteng itu tak sanggup menghindari mereka—

"—Telanlah,oh bola api crimson penghangus! "

"—Angin,jadilah bilah pedang yang mampu menebas segalanya! "

Menghindar adalah hal yang mustahil.Dalam sekejap,sebuah gelombang kejut mengguncang udara.

"Berhasil...!"

Bahkan dengan berlapis-lapis armor campuran yang melindunginya,mustahil untuk keluar tanpa tidak menerima dampak kerusakan dari serangan langsung tadi.

Akan tetapi...

"—Jadi cuma segitu saja levelmu,imouto Ratu Bencana."

"Apa—?"

Tanah kembali bergetar.

Bersama dengan angin,pasir bertiup ke arah tubuh Claire.

Di tengah kawah yang seolah nampak tercipta oleh hantaman meteor—

«Silent Fortress» berdiri di sana dengan ????

"...!?"

"Membuatku jatuh ke tanah,tak layak dipuji."

Dikarenakan gelombang kejut yang disebabkan oleh jatuhnya Silent Fortress,es yang ada di armornya hancur berkeping-keping.

"Namun,inilah akhirnya.Roh bentengku adalah roh tanah— ia akan menjadi tak tertandingi di atas tanah."

Bagian 3[edit]

Segera setelah ia menyatakan hal itu—dari sisi «Silent Fortress»,muncul 2 tangan robot raksasa.

Bilah-bilah pedang muncul dari kibasan tangan itu dan menumbangkan pohon-pohon di dekatnya—

Kekuatan yang dahsyat.Tapi pergerakan itu mempunyai banyak celah.

Ellis mengayunkan senjata rohnya—«Ray Hawk».

Angin yang muncul dari ujungnya berhembus ke arah Velsaria.

Namun selanjutnya, «Silent Fortress» lenyap.

"...!?"

Dan mendadak,Velsaria langsung muncul di depan Ellis.

Seolah sedang meluncur,mobilitasnya sepenuhnya berbeda dari saat ia terbang.

"—Ellis!"

Claire mengeluarkan Cambuk Api nya dan secepat kilat menangkap tangan roh benteng.

Pukulan itu melambat—namun bukan itu masalahnya.

Kekuatannya terlampau kuat.

"Serahkan padaku!"

Seseorang yang menghalangi pukulan itu adalah seorang ksatria bertameng.

Roh ksatria milik Fianna «Georgios».

Gesekan antara sepatu boot besi dan tanah mendorong si ksatria dan ia pun menangkap roh benteng dengan tubuhnya.

*BAMM*.Tetapi,bahkan roh ksatria yang memiliki pertahanan amat kuat sekalipun tak sanggup mengangani kekuatan penuh roh benteng.Armornya mulai bengkok dan perisainya retak—

"...Bertahanlah,Georgios!"

Fianna menjerit kesakitan.

"Penari pedang yang hilang—kupikir kau lebih cerdas."

"Benar—T-tapi,aku juga suka kok bagian diriku yang idiot~"

Velsaria terus mengayunkan tangan robotnya tanpa ampun.

"Takkan kubiarkan!"

"...!"

Segera,Claire melompat ke arah tangan robot yang menyerang.

Tangan berbilah pedang itu berbentrokan dengan cambuk api.Barusan,Velsaria jatuh dalam rencana mereka— cambuk api tersebut bukan untuk menghentikan pergerakannya,namun untuk mendekatinya.

(—Di jarak segini ini takkan terhalangi oleh armornya!)

Claire lalu mempertunjukkan salah satu keahliannya,pelafalan mantra berkecepatan tingggi.

Ke arah Velsaria yang terkejut,Claire melepaskan mantra sihir terkuatnya.

"Menarilah,kobaran api crimson yang menyerukan kehancuran—Hell Blaze!"

Di dalam kobaran pusaran api crimson,Velsaria terbakar sekujur tubuhnya.

"...Ah!"

Ini adalah pertama kalinya ia melepaskan teriakan kesakitan.

"Sialan,lalat-lalat—"

Seiring lengan tadi kembali berusaha untuk menyerang Claire—

"Aneue,sadarilah kenyataannya!"

  • Hon*—Sebuah badai yang hebat berhembus dari atas.

Terselubungi oleh angin dan dengan secepat kilat menyerang dari atas;sebuah skill keahlian Ellis.

Dengan senjata roh nya «Ray Hawk»,ia menusuk dada Velsaria.

"G-Gah..."

Lalu—

"—O angin,berhembuslah dengan liar!"

Sebuah tornado raksasa mahadahsyat menghempaskan «Silent Fortress» dan tubuh Velsaria.

*Bang*—Angin tersebut berheti dan ia menghantam tanah.

"Hah,hah —"

Karena serangan yang membakar habis seluruh energinya tadi,Ellis langsung jatuh terduduk.

Claire juga menghembuskan nafas lega dan menjilat bibirnya.

"Kau terlalu percaya diri,Velsaria.Kebodohanmu datang dari dirimu sendiri—"

"Yang bodoh itu kau,Claire Rouge."

"Huh—"

Melihat ke arah debu yang mulai mengendap kembali—.

Sebentuk bayangan raksasa bergerak.

"Bagi seorang yang benar-benar kuat,seorang tanpa kekuatan apapun cuma akan jadi penghalang."

Setelah debu pasir mengendap itulah«Silent Fortress»,muncul sekali lagi.

Persis seperti dinding,armor campuran itu tak menampakkan satu pun jejak dampak kerusakan.

" Lenyaplah—"

Armor itu dalam sekejap melepaskan—meriam-meriam tak terhitung jumlahnya yang ditembakkan secara bersamaan.

Bagian 4[edit]

Kamito mengepalkan tangannya kuat-kuat,dan memandang ke arah monitor.

Pergerakan Claire,lebih nampak layaknya sedang mencoba bertarung melawan hewan buas raksasa daripada melakukan tarian pedang.

Bahkan meski itu tak terbayangkan—Pertarungan ini akan segera berakhir.

Namun menilik lagi pada Velsaria,kelihatannya energinya seperti terisi kembali.

Untuk mempertahankan roh tipe itu,kau harusnya menggunakan banyak Divine power—

"..."

Melalui layar monitor raksasa,Ellis dengan gagah berani berdiri berhadapan dengan Velsaria.

(Heh,ia masih bisa berdiri....)

Nampaknya menyerahkan hal ini pada Claire adalah pilihan yang tepat.Kalau Kamito,bahkan jika ia mampu melegakan hatinya,ia tak bisa memberinya keberanian untuk berdiri kembali.

Kekuatan tim,ini bukan cuma pertunjukan dalam pertarungan.

Untuk bisa membuat seorang teman berdiri kembali setelah kehilangan semua harapan—itu juga menunjukkan kekuatan dari sebuah tim.

(Tak peduli apapun itu.ia adalah pemimpin yang hebat~)

Mengamati pertarungan sengit dan memberikan perintah dengan tenang adalah tugas Claire.

Menganalisa dengan tepat kekuatan tiap-tiap orang dan mengarahkan mereka bisa membawa kekuatan tim ke arah level yang baru.

Untuk bisa membuat perbedaan orang-orang yang ahli dalam hal-hal yang berbeda-beda saling bekerjasama,ia percaya orang biasa takkan mampu melakukannya.

(Mungkin,ia punya skill memimpin yang lebih kuat daripada kakak perempuannya.)

Kamito sekelebat berpikir.

(Tapi,Velsaria itu kuatnya minta ampun.)

(Tak peduli apakah itu karena roh terkontraknya atau tekadnya lah yang membuatnnya lebih kuat,dibandingkan 3 tahun yang lalu—)

"Kamito,ada apa sih?"

Est dengan cemas memandang Kamito.

"Haha,nggak ada masalah kok."

Kamito dengan pelan membelai rambut perak Est.

(—Aku percaya pertarungan ini akan jadi lebih sengit.)

Bagian 5[edit]

Dan di saat yang sama dengan menyalanya meriam-meriam itu —

"—Panah Pembeku!"

Rinslet juga menembakkan senjata rohnya.

Seiring sebentuk berlian terbang ke udara tipis,es itu hancur ketika ia mengenai sasarannya.

"...!Apa divine power si cewek benteng itu nggak terbatas!?"

Rinslet mulai berkeringat.

Dibandingkan dalam hal kekuatan, «Panah Pembeku» langsung akan mengunggulinya,namun ketika mereka ditembakkan secara terus menerus,senjata roh Velsaria memiliki keutungan yang sangat besar.

(—Kita tak bisa terus-terusan begini,kita akan kalah.)

"....Roh ksatriaku juga sudah mencapai batasnya."

Fianna bernafas dengan berat.

Perisai yang selalu menangkis serangan meiam itu,juga mulai terdapat retakan di sana-sini.

Dan melalui serangan tiba-tiba,Claire dan Ellis tak bisa mendekat.

Di depan benteng tak tergoyahkan itu,aksi Tim Scarlet benar-benar telah terkunci rapat.

Seperti itulah,mereka hanya dapat menunggu dengan sabar sampai divine power Velsaria kosong—namun roh benteng yang melindungi mereka takkan bisa bertahan lebih lama dari 10 detik lagi.

"Jadi,kita masih tak bisa mengalahkan Aneue—"

Ellis dengan menyesal menggigit bibirnya.

"Kok kamu beda banget sih,apa kau mau menunjukan kelemahan di waktu-waktu kayak begini?"

"T-Tapi—"

Ellis menoleh dan menatap Claire.

"Bukannya kau telah berjanji pada dua orang itu?"

"...Ha ha,itu benar."

Ellis perlahan mengangkat kepalanya.

(Itu benar—Aku tak boleh kalah disini.)

(Aku telah berjanji pada Rakka dan Reishia.)

(Dan,aku juga telah bersumpah akan menunjukkan Velsaria jalan Ksatriaku.)

(Kabur bukanlah pilihan.)

"Tapi,apa yang harus kita lakukan?Dengan berondongan tembakan itu kita bahkan tak bisa mendekat."

"...Aku masih punya senjata rahasia.Akan kubuatkan kesempatan."

"Apa itu mungkin?"

"Nggak tau.Tapi,cuma ini satu-satunya cara yang tersisa."

Claire yang melihat ke depan beucap,

"—Mm.Benar."

Ellis juga mengangguk.

"Claire!Aku sudah tak sanggup lagi menahannya!"

Teriak Fianna dengan penuh rasa sakit.

Roh ksatria yang menangkis berondongna tembakan itu akhirnya berlutut juga.

Dengan berondngan tembakan tanpa ampun itu,ia berubah kembali menjadi bultana-bulatan cahaya dan menghilang.

Di momen itulah,Claire mulai berlari.

Ketika semua meriam terfokus pada roh ksatria,disana ada sebuah celah—kesempatan ada disitu.

Di saat bersamaan,Ellis juga mulai berlari ke arah sebaliknya.

Velsaria membuat keputusan instan dan memutuskan untuk menyerang Claire terlebih dahulu.

Mengincar kapten adalah pilihan yang beralasan.Namun,Claire telah mengantisipasi hal itu.

"—Scarlet!"

Dibarengi teriakan,senjata rohnya berubah kembali ke wujud kucingnya.

Ia berlari menembus hujan berondongan tembakan,dan perlahan namun pasti mendekati Velsaria.

"Percuma saja!"

Velsaria yang menggeram,menggunakan lengan robotnya untuk menyerang dan menghantam si kucing neraka.

Selanjutnya,meriam terfokus pada Scarlet—Meski melihat Claire mendekat,Velsaria sadar tanpa senjata rohnya,ia takkan menyebabkan ancaman apapun.

Claire yang mendekat lalu meletakkan tangannya pada armor roh benteng.

Kemudian—melepaskan sihir roh.

"Engkau yang berhati es,sadarilah kemarahan dan ratapanku—Blood Aria!"

Sihir itu membuat apapaun yang tersentuh oleh telapak tangannya bergetar dalam frekuensi tinggi,dan membuatnya menjadi overheat.

Karena sihir ini hanya bisa dilepaskan melalui kontak langsung,ini adalah sihir yang sangat sulit untuk dipergunakan dalam pertarungan.

"Bodoh,kau benar-benar berpikir kalau kau bisa menembus armor roh bentengku dengan sihir?"

Velsaria berkata dengan nada dingin.

Karena serangan lengan robot,tubuh kecil Claire menghantam tanah dengan keras.

Momen berikutnya—

"—Panah Pembeku!"

Rinslet melepaskan panah esnya,dan anak panah itu menembus menusuk armor roh benteng.

"Bukankah sudah kubilang—Apa!? "

*Plick*—Permukaan armor itu retak.

Velsaria membuka matanya dengan kaget.

"Kayaknya...itu berguna~"

Claire yang terhempas ke tanah sebelumnya menyeka darah dari bibirnya.

"Menggunakan perbedaan suhu dan membuat kerusakan pada armor—I-itukah tujuanmu!?"

"Itu kan cuma strategi grup dasar ketika kau punya roh api dan roh es di dalamnya~"

Itulah senjata rahasia Claire.

Meski tingkat keberhasilannya rendah,namun mereka akhirnya berhasil menemukan sebuah kelemahan.

"...!"

  • Plick* *Plick*—Retakan pada armor bertambah banyak.

Di saat inilah—

"Ahhhhh!"

Angin puyuh yang menyelubungi Ellis keluar dan memusat pada «Ray Hawk».

Dengan daya penghancurnya,ia menyerbu dengan kecepatan kilat.

Tombak tersebut menghancurkan armor,dan menusuk dada Velsaria.

"...!Ellis!"

Mata coklat Ellis menatap tajam pada mata biru es Velsaria.

Ksatria terkuat Akedemi mulai menunjukkan sedikit kekhawatiran.

"—O angin,berhembuslah dengan liar!"

Bersamaan dengan kuda-kuda menusukkan «Ray Hawk»—

Ellis melepaskan hembusan angin terkuatnya.

Angin puyuh yang mengamuk menghancurkan sekaligus melemahkan senjata rohnya.

Velsaria,yang armornya telah hancur terhempas ke udara,dan jatuh dengan keras ke tanah.

"Hah,Hah,Hah—"

Ellis jatuh berlutut dengan lemas ke lantai.

"...Apa...kita berhasil...?"

Velsaria saat ini terbaring di tanah.

Terlihat tak sadarkan diri.

"Aku..."

"Huh?"

Salah,ia tak kehilangan kesadarannya.

Velsaria mulai bergetar dengan keras.

"...Aku....sama sekali...tak boleh kalah..." "...Apa?"

Claire mengangkat alisnya.

Pemandangan di depan matanya begitu tak bisa dipercaya.

Senjata roh yang harusnya telah hancur—

"Ia mulai bertamorfosa menjadi sesuatu yang lain!"

"Aneue...?"

Ellis terdiam,tak tahu harus berbuat apa.

"—Ah—AHHHHHHHHHHHHH!"

Di dalam hutan Astral Zero,raungan Velsaria menggema.

Bagian 6[edit]

"Apa itu...!? "

Teriak Kamito.

Para siswi yang menyaksikan melalui monitor untuk menonton jalannya pertarungan mulai berlarian menyelamatkan diri.

Senjata roh Velsaria muali menampakkan wujud yang berbahaya.

Tubuhnya terbungkus oleh armor hitam pekat,seolah seperti seorang ksatria yang bangkit dari alam baka.

Karena divine powernya bisa dilihat dengan mata telanjang seserang,itu pasti bukanlah pertanda yang baik.

"Itu Cursed Armament Seal,Kamito."

"Huh?"

Kamito melihat Est yang tanpa ekspresi.

"Juga,sekarang ia diluar kendali.Jika ini terus berlanjut—"

"Velsaria,ia mengimplant Cursed Armament Seal!?"

Kamito dengan cemas bertanya untuk meminta konfirmasi.

(Kenapa...?)

Kenapa penari pedang terkuat Akademi harus bergantung pada benda itu?

(Velsaria,dengan terpaksa masuk ke dalam situasi ini....)

Kamito mengepalkan tangan kirinya dengan kuat.

(Bahkan jika alasannya tak jelas,aku tahu kalau pertarungan 3 tahun lalu lah yang merubah dirinya.)

Melalui monitor,ksatria hitam pekat itu meraung.

Menyadari perubahannya,rekan satu tim Velsaria buru-buru keluar.

Mereka adalah 4 orang yang pernah menjadi bagian Ksatria Sylphid.Mereka mungkin dipaksa untuk tidak keluar sampai sekarang.

Dan untuk menyambut rekan satu tim yang buru-buru mendekatinya—

Sang ksatria hitam pekat menggunakan tangannya untuk melibas mereka.

Darah bercucuran.Gadis-gadis mantan Slyphid Knight menghantam tanah.

Dari bagian bahu kanan sampai dada,para gadis tersebut menderita luka yang parah.

"...!!?"

Kamito mulai merasakan perasaaan kesal.

Menilik dari luka yang ditimbulkan langsung oleh roh,itu membuktikan bahwa roh tersebut perlahan kehilangan kendali.

Bel tanda darurat berbunyi—Pertandingan telah dihentikan.

Namun meskipun demikian,Claire dan yang lain tak ingin mundur.

(T-Tidak...!)

Kabut hitam yang menyeruak keluar dari dalam ksatria hitam pekat,layaknya tentakel-tentakel,menjerat Claire dan yang lain dan menangkap lengan dan kaki mereka.Meski Scarlet dan Fenrir mencoba untuk menggigiti benda itu,keduanya juga ikut tertangkap dalam sekejap.

thumb

(...Jangan-jangan,ia mencoba untuk menguras kekuatan Scarlet?)

Hanya Ellis yang berdiri,terhuyung-huyung.

Menggunakan senjata rohnya untuk menyingkirkan kabut hitam di dekatnya,ia mencoba melindungi Claire dan yang lain.

Kamito di sisi lain—

"—Est.Aku punya permintaan."

Menggenggam erat tangan mungil Est.

Meski Est menampakkan ekspresi yang seperti hendak mengatakan sesuatu,ketika ia melihat Kamito—

"—Aku pedang Kamito.Segalanya untuk dirimu."

Ia nampak menyerah dan mengangguk.

"Tapi,kumohon berhati-hatilah.Dengan tubuhmu yang sekarang,dan wujud senjata roh ku,kau kemungkinan hanya akan bertahan selama 10 detik,"

"Ahh,itu cukup,Est."

Kamito dengan lembut membelai rambut peraknya,dan mulai merilis senjata rohnya.

"Sang Ratu Baja adil,pedang suci yang menghancurkan iblis—sekarang wujudkanlah sebuah pedang baja dan jadilah kekuatan di tanganku!" Tubuh Est perlahan berubah menjadi bola-bola cahaya dan lenyap ke udara tipis—

Dan di tangan Kamito,muncullah sebilah pedang baja yang bersinar terang.

Bagian 7[edit]

"...S-Sial...!"

Ellis menggunakan mata tombak senjata rohnya untuk menebas kabut hitam sang ksatrria hitam pekat.

Meski itu hanya sebuah sentuhan kecil,divine powermu akan terkuras.Rekan satu tim Velsaria yang tak sengaja mendekat ikutan terjerat dan tak sadarkan diri.

Fianna dan Rinslet yang telah menggunakan hampir semua divine powernya juga terbaring pingsan di tanah.Meskipun begitu Claire masih ngotot untuk tetap sadar—

"...Ellis,C-cepat larilah ke pintu...."

"Jangan bercanda.Aku seorang Ksatria Sylphid,misiku adalah melindungi para murid."

Sambil berbicara pada Calire yang terbaring di tanah,di waktu yang sama pula,ia juga melepaskan badai ke arah Velsaria.

Namun serangan itu bahkan tak mampu menggores armornya,Meski wujudnya berubah,kelihatannya ia memiliki durabilitas roh benteng.

Satu-satunya hal yang bisa merubah roh menjadi wujud mengerikan semacam ini adalah—

Hanya ada satu penyebabnya.

"Kenapa—?Kenapa kau mengimplan Cursed Armament Seal!Aneue!"

(Aku tak mengerti.)

(Seorang yang dulunya kupikir sempurna,kenapa kau harus melakukan sesuatu semacam ini?)

Kepada Velsaria yang tak mampu mendengar apa-apa,Ellis kembali melesat dengan kecpatan kilatnya.

Karena kemarahan itu meningkatan kekuatan badainya,serangan itu menembus armornya—

"—O angin,bertiuplah dengan liar!"

Namun,senjata rohnya hanya tetap diam di dalam armor tanpa bergerak atau mengeluarkan sihir sekalipun.

(...Aku tak bisa mengeluarkan angin lagi!?)

Dari retakan armor tersebut keluarlah kabut hitam—divine power milik Velsaria,menjalar dari tombak menuju tangan Ellis,dan mulai menguras kekuatannya.

Velsaria menggunakan tangannya,dan perlahan mengangkat tubuh Ellis dengan mencekik lehernya.

"Ellis!"

Claire menjerit.

(...Inikah akhirnya?Aku...)

(Kesadaranku perlahan memudar.Kegelapan perlahan menyelimutiku.)

(...Aku tak bisa melindungi siapapun.Bahkan teman-temanku,juga Aneue.)

"Kamito,maaf...Aku—"

Di saat itulah.Sebilah pedang melntas di udara.

"...!?"

Momen selanjutnya,tubuh Ellis berada di udara.

Dari belakang,sebua tangan muncul dan memeluknya erat.

Perlahan,ia membuka matanya.

"Apa—?"

DI depan kedua matanya,seseorang yang muncul adalah Kazehaya Kamito.

Ellis saat ini bagaikan seorang putri yang di-“princess craddle” di udara.

"...Kamito?"

"—Ellis,makasih ya sudah melindungi teman-temanku~"

Kamito tersenyum dan turun ke tanah,dengan agak menyesal menurunkan Ellis.

..Tak sanggup memahami situasi saat ini,Ellis mengerjap-ngerjapkan mata dengan terbengong-bengong.

Kamito lalu menatap ke arah Velsaria,dan menghunus senjata roh pedangnya.

"Takkan kubiarkan kau menyentuh teman-temanku!"

Bagian 8[edit]

Dari balik perbannya menyeruak sebuah sensasi terbakar yang sangat hebat.

(...Tch,lukanya terbuka lagi...)

Dengan kuat menggemeratakkan giginya untuk menahan teriakan kesakitannya,Kamito mengumpat dalam hati.

Meski aku mengatakan sesuatu yang keren,aku masih mempunyai sebuah lubang besar di perutku.

Bukan cuma menarikan tarian pedang,sekarang berdiri pun sulit rasanya.

"Aku tahu,memakai Pedang Suci Pembasmi Iblis dalam kondisi seperti ini benar-benar bikin capek ya~"

Ia tersenyum kecut.

"K-K-K-K-K-Kau idiot!"

Cambuk Claire membuat suara menjepret.

"Aduh!"

Kamito berteriak kesakitan.

*Gogogogogogo...!*

Menolehkan kepalanya ke belakang,disana ada Claire yang sedang menggenggam cambuknya dengan tangan terlipat.

(....Seram,kayaknya ia punya 2 tanduk sekarang...)

"A-apa sih yang kau lakukan!Perlakukan orang yang lagi terluka dengan lebih baik dong!"

Kamito menatap Claire dengan mata berair.

"Terus kenapa orang yang lagi terluka itu datang kesini!?"

Rambut Twin tail merah miliknya berdiri dengan marah.

Kamito menghela nafas,dan meletakkan tangannya di atas kepala Claire.

"Bergegas kemari ketika teman-temanku dalam bahaya,itu normal kan?"

"Hah,k-kau emang idiot asli."

Claire melihat ke sisi lain mencoba menyebunyikan wajahnya yang memerah.

"Kamito,d-dengan luka-lukamu..."

Ellis berbicara dengan penuh perhatian.

Kamito sekali lagi berbalik,dan dengan lembut meletakkan tangannya di bahu Ellis.

"Ellis,kau telah bekerja keras da melakukannya dengan baik.Kau telah menjadi seorang ksatria yang hebat."

"Kamito..."

Mata Ellis menampakkan rasa bahagia.

Di saat itulah—

"...Oh... Ohhh ahhhhh..."

"...!?"

Ketiganya langsung menoleh ke arah sumber suara.

Ksatria hitam yang telah kehilangan satu lengan meraung kesakitan.

Dengan wujud itu,ia cuma seperti tubuh yang terasuki oleh roh sesat.

"Velsaria..."

Kamito dengan terhuyung-huyung berjaan mendekat dan menggenggam erat Terminus Est.

Dengan kondisinya yang sekarang,ia cuma dapat mempertahankan wujud senjata roh Est hanya dalam waktu kurang dari 10 detik.

"Kamito,kau serius mau bertarung melawan makhluk ini!?"

"Ah,sejak awal,dialah orang yang harus kukalahkan dengan tanganku sendiri."

"Kamito,apa yang kau katakan—"

Kamito menghunus pedangnya,dan menatap Velsaria.

"...Ren...Ashbel...Aku.."

"Velsaria,kau benar-benar ingin bertarung melawan ‘dia’?"

Meski ia tak pernah mengharapkan jawaban,Kamito masih saja bertanya.

"...Ohhh...oh..."

Satu-satunya jawaban yang ia dapat,adalah raungan yang dipenuhi dengan kekacauan dari tenggorokannya.

"Kalau begitu,sebelum dengan penari pedang terkuat,akulah yang akan jadi lawanmu!"

Seiring ia menyatakannya—Kamito mulai maju menyerang.

Di waktu yang sama,Velsaria yang telah kehilangan salah satu lengannya juga mulai menyerang.

"Kamito!"

Suara Ellis perlahan memudar dalam suara bising yang tercipta oleh pertarungan pedang.

"Ohhh!"

Menblok serbuan Velsaria,Kamito mengayunkan pedangnya.

Armor hiitam pekat itu retak.Dengan ayunan yang lain,ia menghancurkannya.

Percikan bungan api terbang kemana-mana.Di saat yang sama,rasa sakit bagai sengatan listrik mengejutkan tubuh Kamito.

Seketika saat Kamito berteriak kesakitan,Velsaria yang ber-armor mencengkeram tangan Kam ito.Namun—

"Jangan meremehkan teman-temanku!"

Seolah mebalas teriakan Kamito,Terminus Est memancarkan cahaya terang.

Sebentuk cahaya yang terlihat untuk menyucikan,cahaya itu menyingkirkan kabut divine power Velsaria.

Mengikutinya,Kamito menebas ke arah kepala armor hitam pekat itu.Dengan itu,ia melancarkan serangan lain—ksatria hitam itu tak mampu menahan serangan serangan kilat itu.

"Kuatnya...!"

Ellis berseru.

Melihat tarian pedang itu,kau takkan pernah bisa bilang kalau Kamito terluka parah akan kekuatan dahsyatnya itu.

"Itu,seperti..."

Seorang yang Ellis Fahrengart iri padanya,penari pedang terkuat,

Seolah melihat hal yang sama dengan 3 tahun silam—

"—Ahhhhhh"

Velsaria memekikkan suara yang mengerikan.

Udara seolah bergetar,menghantam tubuh Kamito dan menghempaskannya.

Dan setelah itu membantingnya ke tanah dengan keras.

Darah merah tua menodai perban di dadanya seiring rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya.

Cahaya Terminus Est mulai lenyap,mengisyaratkan pertarungan mendekati akhirnya.

"..."

Dengan bertumpu pada tangannya,Kamito berdiri.

Divine Power mengerikan Velsaria lalu mulai menyebar ke tanah layaknya kabut,

(Jadi sumber kabut ini adalah jantungnya...)

Skill observasi di atas rata-rata Kamito mengatakannya kesimpulan tersibut.

Sembari dengan putus asa menahan rasa sakitnya,Kamito kembali menggenggam dan membuat pedangnya bersinar kembali. (Dengan kemampuan anti-kutukan Terminus Est,Aku mungkin bisa—)

Di saat itulah,layaknya sebuah rintangan,senjata roh Velsaria mulai berubah wujud sekali lagi.

Tangan yang buntung sebelumnya perlahan berubah layaknya clay,dan berubah menjadi sebuah tombak raksasa.

Bukan,daripada sebuah tombak—itu terlihat lebih mirip dengan pendobrak.

"...Kayaknya ini sudah waktunya untuk menentukan siapa pemenangnya.,Persis seperti yang kuinginkan..."

"Kamito!"

Ellis perlahan berjalan ke arah Kamito dengan tombaknya sebagai tongkat penyangga.

"Ellis,maafkan aku."

"Kamito,benda itu berbahaya."

"Apa maksudmu?"

"Skill tombak-ku diajarkan oleh Aneue."

"...Aku paham."

Velsaria sekali lagi meraungkan suara yang seolah itu datang dari dalam kubur.

"...Ren..Ash...bell!"

"...?Aneue salah mengartikan Kamito sebagai Ren Ashbell?"

Ellis mengangkat alisnya,bertanya-tanya.

Tentu saja,Velsaria yang sekarang telah kehilangan semua akal sehatnya.

"Ini waktunya melihat siapa yang menang.Ellis,tolong bantu aku sedikit."

"...Aku paham."

Ellis menganggukkan kepala.

"Kamito,kumohon padamu,tolong selamatkan Aneue."

Kamito lalu memusatkan seluruh divine power miliknya yang tersisa ke pedang di tangannya.

Pedang perak tersebut sekali lagi mulai berkilauan sepenuh hati.Ellis pun mulai menciptakan badai angin.

Jurus ini adalah serangan terkuat yang mampu ia gunakan dengan kondisi tubuhnya sekarang ini.

(Aku hanya bisa mempertaruhkan segalanya pada ini.)

"Ayo,Velsaria Eva Fahrengart!"

"Ahhhhhhhh!"

Velsaria menyerang seiring menciptakan jejak-jejak debu di sekitarnya.

Dengan tubuh Kamito yang menjadi lebih ringan oleh angin Ellis,

Bersamaan dengan sebuah badai mengamuk yang mendorongnya di bagian belakang,Kamito berakselarasi kembali.

Diikuti oleh benturan sekejap,area di sekitar mereka berdua segera terselimuti oleh cahaya menyilaukan mata.

Tepat hampir saja tak bisa menghindari serangan Velsaria—

Pedang Suci Pembasmi Iblis yang bersinar dengan cahaya putih gemerlapan,seluruhnya menusuk armor Velsaria sekaligus ‘jantungnya’. Dari ujung bilah pedangnya,cahaya terang mulai meluap-luap.

(Persis seperti apa yang terjadi—3 tahun yang lalu.)

"...Velsaria,kau harus kuselamatkan."

Dengan pedang yang menancap di dadanya,Kamito dengan pelan berbisik.

Armor hitam pekat tersebut hancur menjadi bubuk-bubuk,dan wajah cantik Velsaria muncul sekali lagi. "Ren Ashbell—"

Bibir warna sakuranya,perlahan bergerak.

Bagian 9[edit]

(Jadi begini....Kazehaya Kamito,kau adalah—)

Di momen ia tertusuk,ia sadar akan sesuatu.

Seseorang yang ada di hadapannya,adalah orang yang sama dengan orang yang menusuk dadanya 3 tahun silam.

"...Aku telah dikalahkan sekali lagi..."

Velsaria tersenyum lembut.

Seolah kekhawatiran besarnya telah musnah,ia menampakkan ekspresi yang sangat tenang.

Namun untuk sebuah alasan,ia tak mampu lagi merasakan penyesalan dari saat itu.

Ini karena,mata hitam Kazehaya Kamito,menatap lurus-lurus dirinya. "...!?"

  • Dub dub*— Cursed Armament Seal mulai berdetak kembali.

Dengan wajahnya yang memanas,Velsaria mengalihkan sedikit mata berairnya dari tatapan Kamito.

"Velsaria,kau memang kuat.Tapi,kekuatan itu suatu ketika akan berkarat layaknya pedang."

"Itu benar...tapi,aku hanya mencari kekuatan ini agar kau bisa mengenaliku—Tapi kelihatannya ini saja tak cukup~"

"—Kau yang salah kalau begitu." "Apa?"

"Kau kalah,tapi itu bukan karena kau kurang kuat.Kau kalah cuma karena kau sendirian.Namun aku punya kawan,teman-teman yang ku temui di Akademi ini"

"..."

"Itu,sesuatu yang bahkan diriku 3 tahun yang lalu—Ren Ashbell takkan pernah miliki."

Di hadapan wajah Velsaria yang merona merah,angin sejuk berhembus. (Ini adalah—Angin Ellis.)

Dalam waktu sekejap di saat-saat terakhir pertarungan tadi,ini adalah angin yang sama yang mengakselerasikan Kamito yang sedang terluka parah.

Angin yang sama yang membawa pemikiran sekaligus kepercayaan Ellis sebagai seorang ksatria. "Ren Ashbell,Aku—"

Dengan senyuman dan rambur emasnya yang melambai-lambai dalam buaian angin—

Velsaria Eva Fahrengart akhirnya kalah.

Dan—detakan ‘jantung’ itu juga berhenti sama sekali.

Bagian 10[edit]

"Ara ara,’jantung’ itu rusak~Itu,sejak awal,sebuah barang dagangan yang langka~"

Di hutan tak jauh dari Akademi—

Vivian Melosa dengan sebal menggigit bibirnya.

Sejak awal,ia hanya datang untuk menyaksikan pertarungan untuk mengumpulkan lebih banyak data. "Pengimplant-an langsung Cursed Armament Seal ke ‘jantung’masih akan membutuhkan waktu cukup lama sampai bisa digunakan tanpa menyebabkan masalah~"

Menghembuskan nafas,ia mematikan saklar terakhir.

"Tapi,bocah itu benar-benar menarik.Dan sejak si Jio dari Sekolah Instruksional juga telah ditangkap,aku harus bermain-main dengannya lain kali~"

"Murid-murid itu bukan mainanmu,Vivian Melosa."

"...!?"

Dari suara yang datang entah dari mana asalnya,Vivian Melosa—merasa merinding.

"Itukah kau!?Penyihir Senja!?"

"Hmph,betapa kangennya.Muridku yang nggak ada bagus-bagusnya."

Greyworth Ciel Mais perlahan berjalan keluar dari dalam kerimbunan hutan.

"...!Kenapa—?"

"Melakukan tindkan yang memancing perhatian orang-orang semacam iu,siapapun pasti akan menyadarinya.Dan kemarin setelah dua gadis itu kehilangan kendali,kami melakukan penelitian kecil.Kami sadar bahwa itu adalah Cursed Armament Seal yang kau pelajari dulu ketika kau masih seorang murid.Kayaknya kau masih tidak ada perkembangan dari dulu~"

Layaknya guru yang sedang menceramahi muridnya,Greyworth dengan lembut berujar.

"Aku masih belum percaya kalau kau sekarang mulai bertindak karena murid-murid yang tak ada sangkut pautnya itu—"

"Hmph,terakhir kali aku dikirim kemari adalah beberapa tahun yang lalu.Untukku yang kembali kesini untuk mengurus para hama pengganggu itu,kelihatannya ini adalah takdir."

Vivian Melosa segera menahan nafasnya,dan tubuhnya mulai gemetar ketakutan.

"Selanjtunya,untuk kau yang telah menyerang murid-muridku yang berharga,penting sekali bagimu untuk merasakan sedikit hukuman~"

—Di waktu yang sama,tangan kanan Greyworth mulai berkilau dan terkompresi dalam sebuah benda berwarna hitam pekat.

Dari kondisi yang aneh ini,sesuatu yang muncul pastinya bukanlah roh terkontrak—itu adalah iblis.

"Sudah lama ya sejak kau terkhirkali mendapat makanan,’Earl’,sana nikmatilah~"

Greyworth menjilat bibirnya dengan sikap sadis.

"Ah...Ahhh...Ahhhhhhh..."

Vivian Melosa mengeluarkan jeritan kencang dari dalam tenggorokannya.

Dari rasa takut,itu telah berubah sepenuhnya menjadi kepanikan.

Melihat dia mencoba untuk merangkak pergi—

"— Jangan coba-coba kabur~ Hukuman itu penting!"

"Heh,Ah,Ahhhh... "

Makhluk hitam pekat itu melakukan serangan terakhirnya.

*Ka* *Crack* *Chouk* *Gulp*...

Suara kunyahan menggema di seantero hutan.

"Ara ara,Aku masih harus menangani situasi terakhirnya,dasar murid bodoh~"

Ia lalu dengan hati senang menyentuh kacamatanya,dan perlahan melenggang pergi.