Difference between revisions of "The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 1 Epilogue"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 24: Line 24:
 
Membuat pose elegan yang sedikit lagi membuatnya tampak tidak tidak bertanggung jawab.
 
Membuat pose elegan yang sedikit lagi membuatnya tampak tidak tidak bertanggung jawab.
   
Celana panajng hitam, kemeja putih, dengan kerah kecil, penampilan biasa yang demikian membuatnya terlihat lebih mirip dengan bishounen<ref>mirip dengan konsep 'pretty boy'.</ref> dari biasanya.
+
Celana panajng hitam, kemeja putih, dengan kerah kecil, penampilan biasa yang demikian membuatnya terlihat lebih mirip dengan bishounen<ref>Mirip dengan konsep 'pretty boy'.</ref> dari biasanya.
   
 
Sesuatu yang bersinar melewati jendela merupakan sinar mentari.
 
Sesuatu yang bersinar melewati jendela merupakan sinar mentari.
Line 48: Line 48:
 
Elsie pulalah yang menyiapkan teh bagi Keima.
 
Elsie pulalah yang menyiapkan teh bagi Keima.
   
Saat ini, dia sedang memanggang kue kering di oven agar Keima memakan kue tersebut sebagai hidangan penutup. Dia terus tersenyum dengan menunjukan perasaan bahagia dan puas.
+
Saat ini, Elsie sedang memanggang kue kering di oven agar Keima memakan kue tersebut sebagai hidangan penutup. Elsie terus tersenyum dengan menunjukan perasaan bahagia dan puas.
   
 
"..."
 
"..."
Line 61: Line 61:
   
 
Akhirnya, dia tidak dapat menahannya lagi.
 
Akhirnya, dia tidak dapat menahannya lagi.
  +
  +
"Argh! Elsie! Apa yang sedang kau lakukan!?"
  +
  +
Dia berdiri dan berteriak.
  +
  +
Meskipun demikian,
  +
  +
"..."
  +
  +
Elsie terus tersenyum. Keima mengerakan jarinya,
  +
  +
Jangan menatap orang dengan cara yang demikian.
  +
  +
Apabila ada yang harus dikatakan, katakanlah!
  +
  +
Dia ingin mengatakan demikian, tetapi saat Elsie menatapnya dengan tampang yang murni dan tidak bersalah.
  +
  +
"..."
  +
  +
Keringat dingin kembali mengalir ke luar. Dia membuat wajahnya kaku dan berkata,
  +
  +
"Terserahmu saja."
  +
  +
Dia kembali menlanjutkan bermain game. Dia memperlihatkan wajah tidak senang saat dirinya tiba-tiba kembali duduk di sofa dengan cara yang semberono bahkan saat dirinya berada di atasnya.
  +
  +
Meskipun demikian,
  +
  +
Apabila dia merasa tidak senang karena Elsie, tidak ada alasan baginya untuk tetap berada di ruang keluarga dan kembali ke kamarnya. Namun,
  +
  +
Keima tidak melakukan hal itu.
  +
  +
Dia hanya,
  +
  +
Melanjutkan bermain game dengan muka tidak senang.
  +
  +
Dari hal ini,
  +
  +
Agaknya dapat terlihat bagaimana dia, Katsuragi Keima memandang Elsie. Walaupun Keima dan Elsie mungkin telah menyadari hal ini, apa yang telah mereka sadari merupakan sebagian kecil.
  +
  +
Pada saat yang sama.
  +
  +
Ding! Saat suara oven yang menyenangkan terdengar, Elsie berdiri dan berkata kepada Keima dengan jelas dan hidup.
  +
  +
"Kami-sama!"
  +
  +
Elsie menaruh tangannya di mukanya.
  +
  +
"Apakah kamu mau beberapa kue kering?"
  +
  +
Jawab Keima,
  +
  +
"Hmph."
  +
  +
  +
   
   

Revision as of 14:39, 1 April 2012

Epilog: Hal-Hal yang Tidak Mendasar

"Hei, ketika Amami Tooru-san melihat ciuman dengan Yoshino Asami-san, saya sedang mereka-reka apa yang akan terjadi."

"Ah...." dan Keima menjawab dengan setengah hati.

"Apakah hal tersebut sesuai dengan yang direncanakan?"

"Tidak." Jawab Keima lagi dengan setengah hati.

"Yoshino-san terlihat sangat bersemangat dan sepertnya Amami-san merupakan orang yang berbeda dengan yang saya temui terakhir kali di jalan~ Seperti yang diharapkan dari Kami-sama!"

"Yakin?"

Keima tetap tidak mengangkat kepalanya.


Hari ini, Keima sedang bermain game di rumah dengan duduk di sofa dengan tangan pada senderan dan kaki yang menyilang.

Dia akan sesekali mengambil teko porselen dan menyeruput teh merah.

Dan dia akan melihat ke layar lagi.

Membuat pose elegan yang sedikit lagi membuatnya tampak tidak tidak bertanggung jawab.

Celana panajng hitam, kemeja putih, dengan kerah kecil, penampilan biasa yang demikian membuatnya terlihat lebih mirip dengan bishounen[1] dari biasanya.

Sesuatu yang bersinar melewati jendela merupakan sinar mentari.

Keima suka akan melukis seperti halnya ia bermain game.

Dan,

"..."

Senyum, senyum, senyum.

"..."

Senyum, senyum, senyum.

"..."

Senyum, senyum, senyum.

Elsie sedang tersenyum di samping Keima. Siku Elsie berada di atas meja saat dirinya tersenyum dan menonton Keima bermain game.

Elsie pulalah yang menyiapkan teh bagi Keima.

Saat ini, Elsie sedang memanggang kue kering di oven agar Keima memakan kue tersebut sebagai hidangan penutup. Elsie terus tersenyum dengan menunjukan perasaan bahagia dan puas.

"..."

Keringat dingin mengalir di sepanjang wajah Keima.

"..."

Tatapan Elsie terasa tak dapat ditahan.

Senyum, senyum, senyum.

Akhirnya, dia tidak dapat menahannya lagi.

"Argh! Elsie! Apa yang sedang kau lakukan!?"

Dia berdiri dan berteriak.

Meskipun demikian,

"..."

Elsie terus tersenyum. Keima mengerakan jarinya,

Jangan menatap orang dengan cara yang demikian.

Apabila ada yang harus dikatakan, katakanlah!

Dia ingin mengatakan demikian, tetapi saat Elsie menatapnya dengan tampang yang murni dan tidak bersalah.

"..."

Keringat dingin kembali mengalir ke luar. Dia membuat wajahnya kaku dan berkata,

"Terserahmu saja."

Dia kembali menlanjutkan bermain game. Dia memperlihatkan wajah tidak senang saat dirinya tiba-tiba kembali duduk di sofa dengan cara yang semberono bahkan saat dirinya berada di atasnya.

Meskipun demikian,

Apabila dia merasa tidak senang karena Elsie, tidak ada alasan baginya untuk tetap berada di ruang keluarga dan kembali ke kamarnya. Namun,

Keima tidak melakukan hal itu.

Dia hanya,

Melanjutkan bermain game dengan muka tidak senang.

Dari hal ini,

Agaknya dapat terlihat bagaimana dia, Katsuragi Keima memandang Elsie. Walaupun Keima dan Elsie mungkin telah menyadari hal ini, apa yang telah mereka sadari merupakan sebagian kecil.

Pada saat yang sama.

Ding! Saat suara oven yang menyenangkan terdengar, Elsie berdiri dan berkata kepada Keima dengan jelas dan hidup.

"Kami-sama!"

Elsie menaruh tangannya di mukanya.

"Apakah kamu mau beberapa kue kering?"

Jawab Keima,

"Hmph."




Catatan Penerjemah :

  1. Mirip dengan konsep 'pretty boy'.