Tate no Yuusha Vol 2 Chapter 32 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

TnY Chapter 32 - Hadiah[edit]

Part 1[edit]

Firo mengenakan mantelku selagi kami berjalan ke toko senjata.

Paman: "Hey, nak."


Paman melambaikan tangan selagi kami berjalan mendekat


Naofumi: "Apakah terjadi sesuatu??"

Paman: "Ya. Tunggu sebentar."


Paman pun menutup toko dan memandu kami.

Kami pun sampai di toko sihir dimana aku mendapatkan buku sihir.


Pemilik toko sihir: "Ah."


Bibi pemilik toko sihir tersenyum saat ia melihat Paman.


Bibi Toko Sihir: "Ayo, silakan masuk."

Naofumi: "Baik. Firo, jangan berubah wujud ke wuudmu yang asli sampai aku mengizinkanmu."

Firo: "OK."


Di belakang toko sihir, ada sebuah bengkel yang memiliki suasana alami.

Kami dipandu menuju bengkel tersebut.

Plafon bengkel tersebut cukup tinggi, sekitar 3 meter.

Di tengah ruangan tersebut, ada sebuah gambar persegi dengan sebuah kristal untuk keperluan sihir.


Bibi Toko Sihir: "Aku meminta maaf. Disini sedikit sesak karena aku sedang bekerja."

Naofumi: "Tidak apa-apa. Ah, apakah ada pakaian untuk anak-anak disini?"

Paman: "Bibi dari toko sihir ini merupakan kenalan yang dapat membantumu."

Bibi Toko Sihir: "Betul sekali~"

Dia (Bibi) menyingkirkan kristal itu dan menaruh sebuah mesin jahit berdesain tua beserta alasnya.

Apakah kalian tahu apa itu alat pintal? Itu loh yang ada di Sleeping Beauty. TLN: Ini contohnya


Bibi Toko Sihir: "Apakah anak itu benar-benar monster??"

Naofumi: "Ya begitulah. Tunggu sebentar, aku akan melepas mantelnya dulu sebelum dia berubah. Firo, kembalilah ke wujud asalmu."


Ruang ini seharusnya cukup untuk menampung wujud aslinya.


Firo: "Ok~"


Setelah aku memberikan perintah, Firo melepas mantelnya dan kembali ka wujud asalnya.


Bibi Toko Sihir: "Oh,my. Astaga."


Bibi Toko Sihir itupun terkejut sambil mendongak dan melihat Firo yang telah berubah kembali ke bentuk Ratu Philorial-nya.


Firo: "Apakah bentuk ini boleh?"


Kejadian itu terasa sangat aneh karena perbedaan yang kontras anatar badan dan suara Firo.

Walaupun dunia ini adalah dunia fantasi, ini tetaplah aneh...

Aku pun melihat ke arah Raphtalia.


Raphtalia: "Ada apa, Naofumi-sama?"

Naofumi: "Tidak apa-apa."


Ah, ini mengingatkanku bahwa faktanya, Raphtalia juga adalah Demi-Human.

Jika dipikirkan, di masa-masa dimana aku dapat merasakan perasaan romantis, aku mungkin akan sangat gembira. Hal ini sama saja dengan Motoyasu, walau itu semua hanyalah sebuah masa lalu.


Bibi Toko Sihir: "Jadi, Pakaian apa yang kamu butuhkan?"

Naofumi: "Bisakah anda membuat sesuatu yang tidak akan robek saat Firo berubah??"

Bibi Toko Sihir: "Sesungguhnya, aku tidak yakin aku bisa membuat pakaian."

Naofumi: "APA!?"

Bibi Tokoh Sihir: "Hero-sama, Lihalah sekeliling. Apa yang kamu lihat?"

Naofumi: "Toko Sihir...dan seorang penyihir."

Bibi Toko Sihir: "Betul sekali. Aku hanya memiliki beberapa pengetahuan di bidang trasnformasi."


Walaupun aku tidak terlalu mengerti jalan pikiran yang wajar di dunia ini...Aku mengerti bahwaq para penyihir dapat berubah wujud menjadi hewan.


Bibi TS: "Ah, perubahan wujud membutuhkan membutuhkan kekuatan sihir yang besar dan prosedur yang sangat menyusahkan untuk bertransformasi ke hewan. Bukankah itu menyusahkan jika kami harus mengenakan baju kembali setiap kali kami bertrasformasi?"


Hm? Kelihatannya, penyihir memiliki kemungkinan untuk bertransformasi.

Bibi itu menawab sambil memintal di mesin pemintal.

Dari bentuknya saja, mesin itu mirip dengan mesin jahit dari duniaku.


Bibi TS: "Tetap berada di wujud asli boleh saja saat di rumah. TApi, jika ia bertrasformasi di tempat ramai, itu akan memunculkan sesuatu yang cukup serius."

Naofumi: "Yeah, Benar sekali."


Baju adalah perhatian utamaku. Berjalan dengan telanjang akan terlihat menonjol.


Bibi TS: "Karena itu, akan lebih baik jika baju yang dibuat dapat disimpan secara aman selagi berubah, serta dapat dipakai langsung saat berubah kembali."

Naofumi: "Ya."


Yah, benar. Jika pakaian hanya menghilang saat berubah wujud, masalah dapat diselesaikan.


Bibi TS: "Ini merupakan teknik yang diwariskan di keturunan monster di antara Demi-Human. Salah satunya ialah Mantel Vampir."


Yah, sama seperti ketika mereka berubah wujud menjadi kelelawar dan serigala. Mereka juga ada di dunia ini??


Bibi TS: "Yah, mesin pintal inilah yang membuat bahan untuk pakaian tersebut."

Naofumi: "Menarik. Pakaian tersebut akan berubah menjadi apa selagi berubah wujud?"

Bibi TS: "Sesungguhnya, apa itu pakaian? Sesuatu yang terlihat oleh orang lain,kan?"


Aku memiringkan kepalaku dan memberikan ekspresi bingung ke Bibi tersebut.

Apa maksudnya?


Bibi TS: "Yang kumaksud adalah, benda ini dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir dan kekuatan sihir menjadi benang. Karena itu, pengguna dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir kapanpun ia mau."

Bibi TS: "Simpelnya, pengguna dapat mengubah benang menjadi kekuatan sihir dan sebaliknya."

Naofumi: "Ah, aku mengerti."


Sekarang aku mengerti kenapa Paman membawa kamu kesini.

Sedikit aneh jika ini dipanggil sebagai pakaian. Saat tidak berada di wujud manusia, pakaian berubah menjadi kekuatan sihir dan mengalir di tubuh. kekuatan sihir dari pakaian tersebut kembali ke wujud asal saat berada di wujud manusia.


Bibi TS: "Kamu adalah Firo-chan, kan? Tolong putar roda ini pelan-pelan."

Firo: "Ok"


Firo pelan-pelan mulai memutar roda di mesin pintal tersebut.

Benag pun mulau keluar dan bibi melilitkan benang itu ke sebuah kumparan.

Dan benang pun mulai terkumpul di kumparan.


Firo: "Hm? Aku merasa melemah."

Bibi TS: "Mesin ini mengubah kekuatan sihir menjadi benang. INi melelahkan tapi aku hanya butuh sedikit lagi untuk membuat pakaian."

Naofumi: "Hm... Menarik."


Firo tetaplah anak-anak yang baru berumur 1 minggu.

Firo terlihat lelah saat ia memutar mesin itu.


Naofumi: "Bertahanlah, Aku janji sesuatu."

Firo: "Makanan? Makanan yang enak?"

Naofumi: "Yeah."


Aku adalah seseorang yang memegang janji. Aku mengizinkanmu untuk makan makanan enak nanti ya, Firo.


Firo: "Aku akan memberikan yang terbaik!"


Firo mulai memutar mesin pintal itu dengan energik.


Firo: "Yay! Aku akan berusaha yang terbaik!"


Bibi kaget dengan kecepatan Firo.


Naofumi: "Paman, aku berhutang kepadamu makanan. Habis ini, Paman bebas tidak?"

Paman: "Aku menginggalkan catatan di tokoyang menjelaskan 'aku akan tutup lebih cepat'. Kamu akan mentraktir aku apa, nak?"

Naofumi: "Kalau begitu, Bisakah paman menyediakan sebuah pelat besi yang besar?"

Paman: "Kamu mau membuat apa??"

NAofumi: "Aku akan memasak."

Paman: "Makanan buatanmu, nak? Aku mengharapkan sesuatu yang berbeda."

Naofumi: "Apa maksudnya itu??"


Aku sedikit ersinggung dengan ekspresi kecewamu, Paman.


Paman: "Ah, apa yang aku harapkan."

Naofumi: "Raphtalia, pergilah ke pasar untuk membeli daging, sayur dan arang. Firo dapat makan makanan untuk porsi 5 orang."

Raphtalia: "Aku mengerti."


Aku memberikan beberapa koin perak untuk Raphtalia berbelanja.


Firo: "Makanan~Makanan~"


Firo sangat bersemangat selagi ia memintal.


Bibi TS: "Ini sudah cukup. Kamu bisa berhenti memintal sekarang."


Setelah beberapa saat, Bibi meminta Firo untuk berhenti.


Firo: "Apakah ada makanan yang lebih banyak jika aku memutarnya lagi?"

Naofumi: "Tidak. Kamu boleh berhenti memutarnya."

Firo: "Yay~"


Firopun kembali ke wujud aslinya.


Firo: " Master~ Makanan~"

Naofumi: "Tunggu sebentar."

Firo: "Eh~..."


Firo terdengar sangat kecewa. Raphtalia masih belum kembali, jadi belum ada makanan.


Naofumi: "Saat kita keluar dari toko ini, berubahlah ke wujud manusia-mu."

Firo: "OK"


Firo, apakah kamu benar-benar mengerti?


Bibi TS: "Kamu bisa menggunakan benang ini untuk membuat pakaianmu."


Bibi Toko Sihir pun memperlihatkan benangnya kepada kami.


Paman: "Aku akan mencari orang yang dapat menenun benang ini."

Naofumi: "Aku akan berharap kepada orang yang kamu kenalkan. Firo, Ayo."

Bibi TS: "Apa yang harus kusampaikan kepada wanita muda yang perrgi berbelanja itu??"

Naofumi: "Beritahu dia, kami menunggunya di gerbang keluar kota kastil."

Bibi TS: "Aku mengerti."


Kami pun meninggalkan Toko Sihir dan mengikuti Paman ke suatu tempat.


Bibi TS: "Untuk biayanya, akan kukirim ke Toko Senjata~"

Naofumi: "Berapa kira-kira harganya...?"


Aku bertanya dengan sediki perasaan cemas.


Bibi TS: "Membuat banang sihir? Karena kristalnya mahal, aku akan memberi harga 50 perak untukmu, Hero-sama."


Sial! Mahal! Firo ternyata mahal.

Di masa depan, kami harus berhati-hatu dengan pakaian, itu seperti memakai uang.

Part 2[edit]

Kami berjalan ke Penenun dengan benang.


Weaver: "Benang ini adalah material yang tidak biasa, saya bisa membuat banyak hal dengan benang ini. Pergilah ke ruang ganti dan ukurlah badanmu. Saya seharusnya bisa menyelesaikan gaunnya malam ini. Kamu bisa mengambilnya nanti."


Kami pun langsung pergi ke ruang ganti.

Walaupun Firo hanya menggunakan sehelai mantel, ini tetap butuh beberapa saat.


Penjaga Toko: "Wow...Dia adalah anak yang sangat imut."


Sang Penjaga Toko merupakan seorang wanita yang menggunakan kacamata dan syal.

Dia terlihat sedikit 'biasa'. Maksudnya, dia terlihat seperti perempuan dari duniaku yang membuat doujinshi.


Penjaga Toko: "Sayapnya berbentuk seperti sayap malaikat. Dia terlihat mirip dengan Demi-Human.. Saya akan mengerjakan orderan anda sekarang."

Naofumi: "Begitukah?"


Paman menaruh tangannya di pundakku.


PAman: "Ada Demi-Human yang memiliki kaki dan tangan yang mirip dengan burung. Tetapi, Anak ni hanya memiliki sayap, sehingga dia cukup unik dan luar biasa."

Firo: Hm~?"


Firo memiringkan kepalanya selagi melihat ke arah Penjaga Toko.


Naofumi: "Yeah...Anak ini adalah demon yang dapat berubah ke bentuk manusia. Saat dia kembali ke wujud demon-nya, pakaiannya robek."

Penjaga Toko: "Jadi begitu...KArena itulah kamu butuh pakaian dari kekuatan sihir."


Kacamatanya memantulkan cahaya yang terlihat berbahaya.

Seperti dugaanku, gadis ini mengingatkan aku akan Otaku.

Aku merasa bernostalgia, karena aku memiliki kenalan yang menjual doujinshi di dalam circle.

Dia seringkali memberikanku tiket admisi untuk circle. Ia cukup ramah.

Haah...Tidak ada hal seperti itu di dunia lain.


Penjaga Toko: "Material ini sempurna untuk gaun one piece. Gaun ini juga idak akan terpengaruh oleh transformasi karena ia akan ikut berubah menjadi sihir."

Naofumi: "Eh? Er.. OK?


Firo diukur lagi setelah dia memakai kembali mantelnya dan penjaga toko itu pun mulai mendesain sesuatu.


Penjaga Toko: "Aku ingin melihat wujud aslinya!!"


Firo melirik kepadaku dengan wajah risih. Aku menelan ludah dan mwlihat sekeliling.


Naofumi: "Kelihatannya, wujud Firo hanya akan pas-pasan di tempat ini."

Wujud asli Firo hampir tidak bisa masuk di dalam ruangan dengan tinggi pafon kurang dari 2 meter.


Penjaga Toko: "Bisakah kamu duduk?"


Penjaga Toko: "Yeah, Benar sekali."


Firo berubah kembali ke wujud demon-nya selagi ia memperhatikan palfon. Setelah itu ia menatap ke perempuan tersebut.


Penjaga Toko: "Oh-...Perbedaan yang mencolok tapi bagus!"


Tidak kehilangan ketenangan setelah melihat wujud asli Firo...Pembuat baju ini bisa melakukkanya!

Seperti yang diharapkan dari karakter yang menjual doujinshi. Aku senang ini adalah dunia lain.


Penjaga Toko: "Aku pikir pita akan cocok untuk anak ini."


Ukuran leher Firo diukur oleh pembuat gaun dan ia mulai mendesain pakaian lagi.


Penjaga Toko: "Yah, Aku akan menunggu material sampai kesini!"


Dia terlihat bersemangat ketika menjawab.


Paman: "Orang ini adalah penjahit yang bagus."

Naofumi: "Begitulah..."


Dia adalah tipe orang yang akan tenggelam dalam pekerjaanya dan akan menyelesaikannya dengan segala cara.


Paman: "Yah, ini akan selesai besok."

Naofumi: "Oh, sangat cepat. Berapa biayanya?"

Paman: "Aku merekomendasikan tempat ini untukmu, jadi biayanya kira-kira 300 keping perak."


Ugh...Aku terkejut.


Naofumi: "Firo, Kau mengerti? Aku menghabiskan jumlah yang besar, 400 keping perak untukmu. Aku berharap kamu untuk bekerja dengan rajin."

Firo: "Okay!"

Apakah kamu benar-benar mengerti? Kami meninggalkan toko dengan Firo dalam wujud manusianya.

Kami bertemu dengan Raphtalia, yang telah menunggu di gerbang Kota Kastil.


Raphtalia: "Naofumi-sama, Aku telah membeli bahan-bahan yang engkau minta."

Naofumi: "Firo membuatku mengeluarkan 400 keping perak. Raphtalia lebih murah dibanding Firo."

Raphtalia: "Jangan mengatakan hal yang menyatakan aku seperti wanita murahan!"


Haaah...Apakah semuanya akan baik-baik saja??

Part 3[edit]

Naofumi: "Oke, Paman, Tolong ambilkan pelat besinya. Firo, pergilah ke toko senjata dan bawa kereta kuda kita kesini."

Firo: "OK!"

Paman: "Baiklah..."


Firo pun pergi bersama Paman ke toko senjata. Setelah itu, ia kmebali dengan menarik kereta tersebut.

Kenapa Firo menarik kereta itu dalam wujud manusianya?

Sebuah pelat besi -yang ukurannya sesuai dengan yang kuharapkan- ada di dalam kereta.


Naofumi: "Baik, Ayo kita keluar dari kota kastil dan pergi ke tepi sungai yang ada di dekat padang rumput itu."


Kami pun sampai di tepian sungai.

Aku mengeluarkan pelat besi, menaruhnya di atas panggangan dan menaruh arang di bawahnya.


Naofumi: "Raphtalia dan Paman, Jaga apinya supaya tidak mati."

Paman: "Baik, Baik.."

Raphtalia: "Baik, Naofumi-sama."


Seperti yang kuharapkan dari Paman. Sepertinya, mengatur kekuatan api merupakan keahliannya.


Firo: "Bagaimana dengan Firo?"

Naofumi: "Berjagalah supaya tidak ada Balon-Balon yang mendekat."

Firo: "Baik~!"


Aku menyuruh Firo melakukan hal lain karena kemungkinan besar, ia akan melakukan hal apapun disini.

Aku memotong-motong daging dan sayur -Raphtalia membelinya- ke ukuran yang sesuai dan menaruhnya dekat panggangan.


Paman: "Nak, Arangnya sudah siap."

Naofumi: "Ok."


Raphtalia dan Paman memanaskan pelat sesuai instruksiku, lalu aku menaruh daging berlemak di atas pelat untuk dipanggang dengan minyak.

Setelah itu, Aku menaruh sayur-mayur dan daging tersebut supaya itu semua tidak berada langsung di atas api.


Paman: "Kamu benar-benar ahli ya."


Aku menggunakan sebuah batang dan pisau untuk membalik daging dan sayur agar mereka tidak hangus.


Naofumi: "Yah, ini harusnya cukup."


Benar sekali. Makan siang hari ini adalah Barbeque di epian sungai. Haidah untuk Firo.


Naofumi: "Firo, makanan sudah siap."

Firo: "Okay~!"


Firo sudah meneteskan air liur saat mencium wangi sate yang aku berikan padanya.


Firo: "Yay, Enak!"


Firopun mulai memasukan makanan yang baru saja dimasak ke dalam mulutnya.


Naofumi: "Hei! Jangan dimakan semuanya! Ini untuk semua orang."

Firo: "Mmkay" (TN: Dia menjawab sambil mengunyah.)


Firo mengangguk sambil makan.

Firo, apakah kamu benar mengerti?


Naofumi: "Baiklah, Ayo kita makan.."

Raphtalia: "Baik."

PAman: "Ya."


Aku membagikan makanan di atas dedaunan dan memberikannya kepada Raphtalia dan Paman.


Paman: "Oh, Enak. Aku heran bagaimana daging panggang bisa seenak ini?"

Raphtalia: "Entah bagaimana, Makanan yang dibuat NAofumi-sama selalu, anehnya, enak."

Naofumi: "Aku akan menganggapnya sebagai pujian."

Paman: "Aku tidak memujimu. Mengapa rasanya bisa sangat enak?"


Paman melihat ke piringnya dengan bingung.


Naofumi: "Mungkin ini adalah hasil dari skill memasak dari perisaiku."

Paman: "Kekuatan Perisai?"

Naofumi: "Yah, paling tidak aku berpikiran seperti itu."


Dari ekor mataku, aku melihat Barbeque terbuka sekarang. Kualitas : Baik -> Luar Biasa.

Ternyata ada sebuah ikon aneh seperti ini.


Paman: "Perisai itu sangat misterius. Aku sedikit iri."

Naofumi: "Aku tidak bisa melepaskannya, jadi ini cukup tidak nyaman."


Apalagi dengan hampir tidak adanya kekuatan menyerang.

Oh, Ya. Ada efek khusus dari Perisai Jarum Lebah yaitu aku bisa menyerang balik dengan seustu yang dinamakan [Perisai Jarum].

Walaupun lawan akan kabur duluan sebelum aku mengalahkannya, kecuali monsternyalemah seperti Balon.

Seperti yang kupikirkan, walau demon kabur, aku masih mengalami kerugian.

Terkadang, Monster yang pintar akan mengabaikanku dan menyerang Raphtalia.


Paman: "BUkankah kamu sudah menjadi cukup kuat?"

Naofumi: "Aku tidak tahu... Dibanding dengan Pahlawan yang lain..."

Paman: "Begitukah? Apakah senjata legendaris itu benar-benar kuat?"


Naofumi: "Senjata itu kuat. Aku belajar hal ini dari pengalaman."

Paman: "Oh Begitu..."

Naofumi: "Lalu..."


Karena skill dapat diperoleh dengan berbagai cara, kekuatan senjata legendaris adalah jauh di atas rata-rata.

Apalagi, peningkatan status saat sebuah perisai dibuka sangatlah besar dan bagus.


Ada banyak kondisi yang diperlukan agar perisai baru terbuka, contohnya menyerap monster dan barang-barang lain, naik level dan pohon skill.


Selain itu, semua efek eksklusif perisai memberikan bonus yang permanen.

Bahkan perisai lemah sekalipun bisa menjadi berguna, jika aku membukanya.

Karena bonus alat yang dibawa terus menerus, semakin banyak perisai yang kubuka, semakin kuat skill yang dapat kupakai.

Aku bisa melihat berapa banyak bonus status yang kudapat. Secara umum, Statusku lebih tinggi dari Raphtalia. Mungkin karena aku pahlawan.


Terutama di aspek pertahanan. Aku punya 3 kali lipat dan itu belum termasuk bonus permanen yang didapat dari membuka perisai lain.

Karena aku biasanya tidak pernah menyerang, semua perlengkapan didapat Raphtalia. Sebab, potensi terbesar seorang pahlawan perisai adalah di pertahanannya.

Walaupun, harga yang harus dibayar adalah aku hanya punya 1/10 ATK.


Perbedaan antara penduduk dunia ini dengan pahlawan adalah dari efek yang diberikan oleh perisai ini.

JIka tidak, bagaimana aku bisa mengalahkan monster hanya dengan bertahan?

Lagipula, perbedaan satu-satunya pahlawan dengan orang biasa adalah senjata legendaris.

Bisa juga dikatakan bahwa seorang pahlawan adalah pahlawan karena ia punya senjata legendaris.

Aku benci ini, tapi aku adalah pahlawan hanya karena perisai ini.


Sepertinya, ada pengaruh saat menjadi rekan seorang pahlawan.

Raphtalia lebih kuat dari Demi-Human biasanya karena kemampuan Perisai Pelatih BUdak dan Kemampuan Firo setara dengan Raphtalia bahkan dengan perbedaan level.

Aku tidak tahu seberapa besar efek Pembenaran Pertumbuhan, api sepertinya itu cukup tinggi.

Kelihatannya keberadaan seseorang yang dipanggil rekan/teman adalah penting bagi seorang pahlawan.


Teman..Seseorang yang tidak kumiliki.


Paman: "Begitu...Kelihatannya pahlawan memang berbeda dengan kami, orang biasa."

Naofumi: "Sepertinya itu benar."


Berkeliling dunia, menyerap berbagai demon dan materi untuk untuk bertambah kuat.

Jujur, Masih banyak yang harus diselidiki.

Aku tidak mengetahui seberapa besar aku bisa meningkatkan Perisai ini.

Aku pun juga tidak mengetahui berapa banyak hal itu akan datang.

Itu nsudah terjadi 2 kali. Mungkin 5, 10, ataupun 100 kali, aku pun tidak tahu.


BAgaimanapun, aku tidak bisa duduk diam dan tidak melakukan apapun.

Ini mengingatkanku, ada sebuah perisai yang mengkhawatirkan. Perisai itu dinamakan Perisai Kutukan.

Saat aku hampir kehilangan Raphtalia, Seri Kutukan terbuka dan mulai mengikis perisai.

Aku sudah melihat pohon skill tersebut berkali-kali.

Tapi, aku tidak bisa menemukannya bagaimana aku keras mencarinya.

Aku akan menccoba mencari bantuan


Seri Kutukan.

Aku ragu untuk bertanya.


Aku hanya mengklik di kalimat itu. Selain itu aku telah meng-check berkali-kali. Aku terkejut dan kata-katanyapun mulai berubah.


Seri Kutukan

Aror yang memberi pengguna kekuatan dan memakan penggunanya. Wahai Pahlawan, Jangan Gunakan Ini!!


Karena itu, aku memutuskan untuk menjauh dari topik ini.

Saat aku butuh, kekuatan akan muncul. Perisai ini kelihatnnya memiliki banyak batasan.


Firo: "Master~ Tidak ada daging~"

Naofumi: "Apa?!"


Saat aku melihat, sudah tidak ada daging lagi. Semua orang telah selesai makan makanan yang kusiapkan.

Semua yang tersisa adalah sayuran.


Firo: "Apakah sudah selssai? Firo ingin makan lagi."

NAofumi: "Umm, Okay... Pergi ke hutan dan tangkap 5 Usapiru. Aku akan memasaknya."

Firo: "Okay~"


Firo pun berlari ke hutan dengan kecepatan tinggi.


Paman: "Oh, itu semua sangat lezat. Benar-benar memuaskan."

Naofumi: "Jika kamu berpikir begitu, berikan kami diskon harga untuk pakaian."

Paman: "Nak, itu sudah diskon besar, aku akan rugi jika aku memotong harga lagi."


Yah, Kami memanggang di tepian sungai sampai malam dan kami pun pulang.


Ngomong-ngomong, Firo menangkap 10 Usapiru.

Aku hampir tidak mempunyai waktu untuk makan. Aku menghabiskan waktu sebagian besar untuk memanggang dan memotong Usapiru untuk dimasak.


Sebelumnya Chapter 31 Kembali ke Halaman Awal Selanjutnya Chapter 33