Accel World (Indonesia):Jilid 1 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

ACCEL WORLD JILID 1 - KEMBALINYA PRINCESS SNOW BLACK

BAB 1

Di sudut kanan atas papan tulis virtual, tanda pesan masuk berwarna kuning menyala.

Haruyuki, yang melamun selama kelas berlangsung, tanpa sadar menarik kepalanya dalam keraguan, dan memindahkan perhatian matanya.

Pada saat itu, papan tulis hijau pekat yang memenuhi penglihatannya menjadi setengah transparan- tetapi punggung siswa yang duduk dalam satu baris, dan guru dihadapan mereka menjadi jelas.

Ruang kelas, teman-teman sekelas, dan sang guru ada di dunia nyata, tetapi papan tulis transparan dan kumpulan rumus matematika yang tertulis di permukaannya tidak ada di dunia nyata. Angka-angka dan rumus yang guru tulis di udara terkirim ke «Neuro Linker» yang dipakai di belakang lehernya dan secara langsung masuk ke dalam otaknya sebagai gambar.

Guru matematika tua itu, dengan cara yang sulit, menggerakkan jarinya yang tidak memegang apa-apa di papan tulis yang hanya dia saja yang bisa melihatnya dan melanjutkan penjelasan rumus dalam nada suara yang lemah. Suara itu juga, bukan pada volume yang bisa dicapai telinga Haruyuki dalam dunia nyata, Neuro Linker gurunya yang dipasang di sekitar lehernya meningkatkan volume dan kejernihan suaranya, kemudian mengirimkannya ke Haruyuki.

Ketika ia memperhatikan lebih dekat lagi, papan tulis dengan lebih banyak rumus matematika daripada sebelumnya menjadi jelas. Jadi, kelihatannya pesan yang diterimanya bukan dari guru yang mengirimkan file pekerjaan rumah. Itu berarti, pengirimnya pasti murid sekolah yang sama,karena ia sekarang sedang terputus dari jaringan global.

Salah seorang gadis melanggar peraturan sekolah dan mengiriminya pesan yang bagus – ekspektasi seperti itu, telah lama dibuangnya dalam setengah tahun semenjak ia masuk SMP. Ia berpikir untuk membuang pesan itu ke dalam kotak sampah di sudut kiri bawah pandangannya, tetapi jika ia melakukan itu, ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi padanya setelahnya.

Dengan enggan, melihat kesempatan ketika guru membelakanginya, ia menggerakkan tangan kanannya ke atas (gerakan ini tidak secara virtual, melainkan gerakan di dunia nyata) dan meng-klik ikon pesan dengan jarinya.

Tiba-tiba, Bubibaborobubiro! Suara tanpa karakter dan grafik penuh warna primer menghantam pendengaran dan penglihatan Haruyuki. Selanjutnya, menggantikan pesan tertulis, sebuah pesan suara terdengar.

“Buta-kun[1], ini adalah perintah instruksi untukmu hari ini! (Terdengar tawa Gyahaha di background-nya) Dua roti yakisoba, satu roti krim melon, tiga yogurt stroberi, bawa mereka dalam waktu 5 menit setelah istirahat siang ke atap! Terlambat berarti hukuman roti daging! Mengadu berarti hukuman daging babi panggang! (Terdengar tawa keras sekali lagi)”

-Ia melihat ke samping kirinya saat merasakan pandangan melecehkan, konsentrasi-nya memuncak. Setelah melihat, tanpa diragukan lagi Araya dan anak buahnya A dan B yang mengirim ancaman yang sekaligus mengejeknya itu.

Mustahil untuk merekam pesan dengan suara dan efek visual seperti ini selama kelas berlangsung, jadi mereka pasti telah membuatnya sebelumnya. Dasar kumpulan orang yang suka buang2 waktu, dan apa ini 'perintah instruksi', artinya sama, bodoh!!

Ia mulai memaki mereka dalam pikirannya; mengatakannya dengan keras atau mengirimnya lewat pesan balasan, tentu saja bukan sesuatu yang Haruyuki bisa lakukan. Jika Araya adalah seorang idiot level kecoak yang tidak akan punah tidak peduli berapa jauh zaman berlalu, maka Haruyuki yang di bully olehnya adalah orang bodoh yang terikat pada nasibnya.

Sebenarnya, jika ia punya sedikit keberanian dan kemauan untuk mengambil tindakan, maka ia bisa menggunakan mail ini dan belasan barang «bukti» lainnya yang ia simpan dan memberikannya kepada pihak sekolah, dan kemudian mereka akan dihukum dengan mudahnya. Namun, Haruyuki tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Meskipun Neuro Linker dapat dikatakan telah menjadi hal yang biasa untuk semua orang dalam negara, dan setengah dari kehidupan nyata dijalani di dunia virtual, manusia masih mempunyai «tubuh fisik» sebagai belenggu dan tetap ada dalam tingkat rendah[2]. Kita tetap merasa lapar setiap jam makan dan masih harus pergi ke toilet - dan tetap merasa sakit jika dipukul, menangis ketika kesakitan akan terasa sangat menyedihkan seperti ingin mati saja.

Linker Skill akan menentukan kemajuan dan kenaikan pangkat seseorang di sekolah, itu hanya bualan saja sebagai strategi promosi perusahaan network besar. Yang menentukan penilaian akan seseorang pada akhirnya adalah parameter sederhana seperti penampilan dan kekuatan fisiknya.

Seorang murid kelas lima SD dengan berat melebihi 60kg, yang dalam lari 50 meter tidak pernah bisa mencapai waktu dibawah 10 detik, dan hal itu akhirnya menjadi kesimpulan bagi Haruyuki yang berumur 13 tahun.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, ibunya memberikan 500 yen lewat Neuro Linker-nya untuk membeli makan siang, tetapi uang itu selalu dihabiskan untuk membeli roti dan jus untuk geng Araya. Ia mempunyai sisa simpanan sekitar 7000 yen, tetapi jika ia menggunakannya, ia tidak akan bisa membeli game yang keluar bulan ini, yang mana hanya bisa dimainkan dengan menggunakan Linker.

Badan besar Haruyuki mempunyai pengkonsumsian energi yang buruk, jika ia tidak makan satu kali saja, perut kosongnya akan membuatnya pingsan, tetapi hari ini ia bisa menahannya. Lagipula, selama istirahat siang ketika ia bisa menggunakan «Full Dive», setidaknya masih ada satu hal yang cukup berarti untuk dilakukan baginya.

Sambil membungkukkan tubuh bulatnya sebisa mungkin, Haruyuki menuju ke bangunan kedua sekolah dimana kelas-kelas khusus berjajar. Baru-baru ini, dari percobaan praktik Fisika hingga Pelajaran Memasak, semuanya diadakan dengan menggunakan kelas virtual yang mana membuat ruangan-ruangan itu menjadi tidak berguna, jadi tidak banyak orang yang datang kesini. Terutama pada saat makan siang, disana tidak ada satu siswa pun yang terlihat.

Di sisi koridor yang berdebu itu terdapat toilet laki-laki, tempat itu adalah tempat perlindungan tersembunyi bagi Haruyuki. Ia berjalan terhuyung-huyung masuk ke dalam, berhenti sejenak untuk mengambil nafas kemudian melihat ke cermin di atas tempat cuci tangan.

Apa yang terpantul dari kaca berkabut tersebut, seperti yang sering terlihat di drama TV, sangat terlihat dari penampilannya, seorang «anak gendut yang sering di-bully».

Rambutnya yang tidak tertata rapi, bentuk pipinya yang tidak punya sudut tajam. Di sekitar leher gendutnya, tergantung dasi dan Neuro Linker perak yang seakan-akan membuatnya terlihat seperti digantung.

Ia harus melakukan sesuatu dengan penampilannya itu, ia pernah sekali hampir tidak makan dan berlari seperti orang gila. Tapi hasilnya, selama jam makan siang ia pingsan karena anemia, dan menjadi tragedi terburuk bagi jam makan siang beberapa siswi yang ada di sekitarnya.

Setelah itu, Haruyuki memutuskan untuk membuang dirinya yang asli - paling tidak selama ia masih menjadi seorang pelajar.

Ia memalingkan matanya dari cermin setelah sepersepuluh detik, kemudian berjalan ke bagian dalam ruangan, dan masuk kedalam kamar kecil. Ia memastikan untuk mengunci pintunya, kemudian menurunkan tutup duduk toilet dan duduk di atasnya. Ia sudah terbiasa dengan potongan plastik yang berada di bawah tubuhnya itu. Ia menyandarkan punggungnya di tangki air, rileks sejenak, dan memejamkan matanya.

Kata-kata yang diucapkannya bagaikan mantera sihir yang melepaskan jiwanya dari tubuhnya yang berat.

"Direct Link"

Ketika Neuro Linker menerima perintah suara, kadar koneksi kuantum meningkat dari mode penglihatan dan suara ke mode seluruh indera. Perasaan Haruyuki tentang tubuh beratnya dan perutnya yang keroncongan akibat kelaparan menghilang.

Permukaan kasar tutup toilet, dan sempitnya seragam sekolahnya juga menghilang. Suara riang murid-murid dari halaman sekolah, bau zat pembersih, dan pintu di depannya sekarang, meleleh ke dalam kegelapan. «Full Dive».

Bahkan perasaan akan adanya gravitasi pun menghilang. Haruyuki jatuh ke dalam kegelapan.

Namun dengan segera, sebuah perasaan seperti mengambang perlahan-lahan dan cahaya pelangi membungkus seluruh tubuhnya. Dari ujung tangan dan kaki, «Avatar» yang di gunakan untuk Full Dive akhirnya terbentuk.

Kuku hitam pada kaki dan tangannya. Lengan yang berisi, tubuh yang seperti bola dengan warna pink cerah. Ia tidak bisa melihat dirinya sendiri, tetapi seharusnya ada hidung datar di tengah wajahnya, beserta telinga besar yang menggantung. Dengan kata lain, avatar itu menyerupai seekor babi pink.

Avatar dengan bentuk menggelikan itu, mendarat di tengah rancangan rekomendasi para peneliti pendidikan dengan bunyi mengebruk. Tempat itu bagaikan hutan yang muncul di dalam dongeng-dongeng.

Jamur besar tumbuh di mana-mana, matahari bersinar terang menyinari halaman rumput melingkar, dan di tengahnya terdapat sebuah mata air, memancarkan air jernih bagaikan kilauan kristal.

Di pinggirannya, bagaikan pohon besar dengan bagian tengahnya yang kosong, banyak roda bertumpuk ke atas. Tempat itu digunakan untuk konservasi dan relaksasi, setiap lantai dipisahkan satu sama lain dan dihubungkan dengan tangga.

Dunia virtual dimana Haruyuki berada ini adalah jaringan lokal SMP Umesato distrik Suginami, jaringan lokal tempat Haruyuki menuntut ilmu.

Terlihat beberapa siswa yang berjalan atau berbicara dalam hutan dengan dua atau tiga orang lainnya sambil tertawa, kebanyakan dari mereka non-manusia. Sekitar setengahnya adalah binatang lucu, berjalan dengan dua kaki, sisanya seperti peri bersayap(tapi tidak bisa terbang), robot timah, pengguna sihir yang memakai jubah. Mereka semua adalah avatar siswa-siswi SMP Umesato atau guru yang juga melakukan diving ke dalam jaringan lokal itu.

Avatar para siswa bisa dipilih dari banyak sumber pilihan, dan bisa diubah. Jika kamu mempunyai ketekunan, kamu juga bisa menggunakan aplikasi software editing yang disediakan dan mulai dari awal membentuk avatarmu dari nol. Meskipun itu hanya keterampilan dan perasaan siswa SMP, avatar Ksatria Hitam buatan sendiri yang mulai dipakainya pada bulan April, menarik banyak perhatian.

-Tapi momen kebanggaan itu hanya bertahan sejenak. Haruyuki menghela nafasnya dan melihat ke bentuknya yang sekarang. Dalam sekejap mata, Araya mengambil avatar Ksatria Hitam itu, sehingga Haruyuki dipaksa menggunakan avatar standar berbentuk babi itu.

Secara alami, babi pink ini tidak kehilangan keunikannya, karena tidak ada satu orang-pun mau memilih avatar ini. Sama seperti di dunia nyata, Haruyuki membungkukkan tubuh bulatnya sebisa mungkin ketika berlari menuju sebuah pohon.

Kemudian, di tepian mata air, ia menyadari kerumunan yang luar biasa ramai. Ketika berlari, ia melihat ke mereka, dan melambatkan kakinya tanpa berpikir. Di tengah kumpulan siswa tersebut, ia melihat sebuah avatar langka yang jarang terlihat.

Avatar itu tidak berasal dari pilihan avatar-avatar standar. Gaun hitam bertaburkan permata transparan. Tangannya yang memegang sebuah payung hitam. Di belakangnya, terdapat sayap kupu-kupu Black Swallowtail dengan corak warna pelangi yang sepanjang sayap tersebut.

Rambut panjang lurusnya menutupi wajah yang putih bagaikan salju itu, kecantikan itu begitu sempurna sehingga sulit dipercaya bahwa itu adalah buatan. Haruyuki pun tidak bisa menandingi kemampuan desain yang bagaikan milik seorang profesional itu.

Menyandarkan tubuh lembutnya pada sebuah jamur besar dan mendengarkan pembicaraan avatar-avatar yang ada di sekelilingnya dengan ekspresi lesu. Haruyuki mengenalinya, dia adalah siswi tahun kedua yang juga wakil ketua OSIS. Hal yang mengejutkan adalah kecantikannya ini adalah replika yang hampir sempurna dengan diri aslinya, karena itulah ia diberi julukan -

«Snow Black», «Kuroyukihime». Keberadaan orang itu dan dirinya sendiri, saat tahu mereka berdua adalah sesama murid SMP Umesato, terasa seperti sebuah kebohongan baginya. Melihat dengan pandangan virtual seperti ini membuatnya semakin tersiksa oleh kesadaran akan dirinya yang seperti kurcaci itu, jadi ia memaksa untuk memalingkan wajahnya dan menatap lurus.

Tempat yang ia tuju dengan berlari sekuat tenaga adalah sebuah pohon yang diatur sebagai ruangan relaksasi. Singkatnya, tempat itu bisa dikatakan sebagai game corner, tentu saja tanpa satu software pasaran pun seperti RPG atau game pertarungan. Tempat itu diisi dengan game bergenre kuis, puzzle dan game bertipe pendidikan lainnya, serta game olahraga, meskipun begitu, tetap banyak siswa yang mengisi setiap pojoknya, sehingga dapat terdengar suara sorak sorai.

Mereka semua melakukan Full Dive dari tempat duduk di kelas mereka atau dari kafetaria sekolah. Selama saat itu, tubuh asli mereka ditinggalkan tanpa penjagaan, mengisengi seseorang pada saat dive tentunya adalah sebuah pelanggaran tingkah laku, tetapi yang peduli akan hal itu hanyalah Haruyuki. Ia pernah melakukan dive pada jaringan lokal dari ruangan kelasnya, ketika ia kembali, celana seragam sekolahnya sudah hilang. Itu sesuatu yang terjadi padanya kurang dari satu bulan setelah masuk sekolah.

Menyembunyikan tubuh aslinya di toilet, menghindari pandangan orang lain di dunia virtual, ia menaiki tangga yang dipahat di dalam batang pohon. Semakin tinggi lantainya, maka semakin kurang populer gamenya.

Ia melewati baseball, basket, golf, tenis, dan dimana ia tiba setelah mengabaikan lantai sepakbola adalah ruangan «Virtual Squash Game».

Di sana tidak ada satupun siswa. Alasan ketidakpopuleran game ini sangat jelas. Squash mirip dengan tenis, tetapi kamu hanya memukul bola dengan raket menuju tempat persegi dengan dinding yang keras pada semua sisinya, kemudian kamu melanjutkan untuk mengembalikan bola yang memantul, itu adalah permainan yang kesepian.

Biasanya, genre game yang Haruyuki suka adalah FPS (First Person Shooting) dimana ia memegang machine gun dan lari ke medan perang, disana ia mempunyai skill diatas rata-rata dibandingkan dengan orang Amerika. Tentu saja genre ini juga populer di Jepang, tetapi tidak mungkin network sekolah mempunyai game berjenis ini, juga - ketika di SD, ia menggunakan pistol satu tangan untuk membunuh kebanyakan teman laki-laki dari kelasnya di dalam game, besoknya ia menderita akibat dibully hingga mendapatkan kenangan yang sangat menyakitkan. Setelah itu, Haruyuki bersumpah tidak akan pernah memainkan satu game pun, tidak masalah genre apapun, dengan anak-anak di sekolah lagi.

Ia berjalan ke sisi kanan lapangan kosong dan menyentuh control panel dengan satu tangan. Ia memasukkan ID siswanya, kemudian level permainan dan high score miliknya dibacakan oleh sistem.

Selama semester pertama, Haruyuki menghabiskan kebanyakan jam makan siangnya pada game ini untuk menghabiskan waktu. Hasilnya, score miliknya meningkat menjadi angka yang mengejutkan. Ia mulai menjadi bosan dengan game itu, tetapi tidak ada tempat lain yang bisa ia datangi. Tangan kanan berwarna pink dengan kuku hitam memegang erat raket yang melayang dari panel.

Setelah muncul kata-kata Game Start, sebuah bola jatuh entah darimana. Ia memukulnya dengan raket dan menumpahkan segala kemurungannya hari ini dengan segala kemampuannya.

Hanya meninggalkan kilatan, bola itu terbang seperti laser, menghantam lantai dan dinding yang ada di depan dan kemudian kembali. Kecepatan reaksinya lebih cepat dari apa yang bisa dilihat, mengikuti solusi optimal otomatis dari otaknya, ia bergerak satu langkah ke kiri saat memukul dengan cara backhand.

Diri Haruyuki yang sebenarnya tentunya tidak bisa melakukan pergerakan ini. Tetapi ini adalah dunia elektronik yang mana melepaskannya dari keterbatasan fisiknya. Memperhatikan bola dan menggerakkan tubuh diatur oleh komunikasi sinyal kuantum antara otak dan Neuro Linker.

Bola itu kehilangan wujudnya perlahan-lahan dan menjadi lintasan cahaya berbentuk garis. Efek Pon Pon terdengar beberapa kali dalam setiap detiknya, seperti suara tembakan machine gun. Meskipun begitu, tubuh babi Haruyuki bebas melompat di sekelilingnya, raket nya berlanjut berputar ke dalam segala arah.

Sial - Aku tidak butuh kenyataan.

Pikirannya harus tidak ragu ketika menantang game ini pada batas kecepatannya, tetapi pikirannya yang penuh dengan kemarahan masih berteriak.

Kenapa sekolah dan kelas yang seperti omong kosong itu masih dibutuhkan? Manusia bisa hidup di dunia virtual, dan orang dewasa yang sebenarnya melakukan hal itu sangat banyak. Di masa lalu, percobaan dilakukan dimana kesadaran manusia seluruhnya diubah menjadi data elektronik, dan mereka membangun dunia nyata yang berbeda.

Meskipun begitu, untuk belajar hidup berkelompok, membangun perasaan tolong menolong, dan alasan bodoh lainnya, anak-anak dilempar kedalam sangkar realita bersama-sama. Untuk orang seperti Araya , semua itu mungkin baik-baik saja, mereka dapat melepaskan stres mereka secukupnya, dan menyimpan uang jajan mereka. Tetapi, untuk aku - lebih dari ini, apa yang bisa aku lakukan. Dengan suara Pipon, level game yang terlihat di bagian samping meningkat.

Bola itu tiba-tiba bertambah cepat. Sudut pantulannya menjadi tidak teratur, dan bola itu datang dari arah di luar perkiraannya.

Reaksi Haruyuki mulai menjadi lambat.

Lebih - lebih cepat lagi!

Dunia virtual, dunia nyata juga, melewati semua dinding, pergi ketempat dimana tidak ada satu orangpun -

Cepat!

Dengan mulus, raketnya memotong udara. Bola itu menjadi cahaya yang menggores pipi Haruyuki, melewatinya dan menghilang. Dengan efek suara yang terkesan sedih namun lucu, kata-kata Game Over jatuh kebawah, dan memantul di lapangan.

Tanpa melihat pada high score-nya, Haruyuki terkulai lemas menghadap panel untuk mengulang game tersebut.

Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mengejutkan di tempat persembunyian Haruyuki.

"Ah - !! Kau bersembunyi di tempat ini ya!!"

Suara teriakan bernada tinggi itu mengebaskan telinga Haruyuki, tidak, otaknya dengan jeritan.

Terkejut, Haruyuki dengan tegang memutarkan tubuhnya. Ia melihat avatar siswa bertipe binatang yang mirip dengan miliknya.

Meskipun begitu, avatar itu tidak mempunyai satu partikel humor pun seperti babinya Haruyuki. Gemulai dan langsing, kucing yang di penuhi bulu perak keungu-unguan. Pita biru laut terikat di telinga dan ujung ekornya. Avatar Itu tidak di buat dengan polygon dari awal, tetapi banyak dari parameternya itu dibuat lebih baik lagi.

Warna kemarahan mengambang dalam mata emasnya, mulut kucingnya yang mempunyai banyak gigi kecil terbuka lebar dan berteriak lagi.

"Haru selalu menghilang selama jam makan siang belakangan ini, jadi aku mencarimu! Main game boleh-boleh saja, tetapi kau tidak harus bermain game yang tidak terkenal seperti ini, pergilah bermain dengan semua orang di bawah!"

"... Ini pilihanku,jadi jangan ganggu aku."

Tentu saja hanya itu yang bisa dijawabnya, Haruyuki memutar lagi tubuhnya ke lapangan. Bagaimana pun kucing berwarna perak itu memanjangkan lehernya, memandang sekilas pada tampilan Game Over, kemudian berseru dengan suara bernada tinggi.

"Apa, apaan ini... Level 152, skor 2.630.000!? Kamu..."

- Mengagumkan!

Meskipun malu, Haruyuki sesaat mengharapkan perkataan itu, tetapi kucing tanpa diundang itu meng khianati ekspektasinya.

"Kamu bodoh yah!? Apa yang kamu lakukan tanpa makan siang! Disconnect sekarang juga!!"

"...Tidak bisa, masih ada 30 menit waktu istirahat yang tersisa. Kamu yang harusnya pergi dari sini."

"Begitu, jika seperti itu kelakuanmu, maka aku harus menggunakan bertindak kasar."

"Coba saja."

Setelah menjawab dengan bergumam, Haruyuki memegang raketnya lagi. Avatar jaringan sekolah tidak mempunyai «impact determination»[3]. Untuk mencegah perbuatan tingkah laku yang tidak pantas, siswa tidak bisa menyentuh avatar siswa lainnya. Tentu saja, memaksa seseorang untuk log out di luar pertanyaan.

Avatar kucing itu, setelah menjulurkan lidah kecilnya keluar sampai batas untuk berkata Beeee~, berteriak.

"Link Out!"

Tiba-tiba, dengan meninggalkan sebuah cahaya berpusar dan bunyi seperti bel, kucing itu menghilang.

Orang yang berisik itu akhirnya hilang juga, Haruyuki menghembuskan desahan pendek dari hidungnya setelah merasa sedikit kesepian. Pada saat itu.

Bang! Serangan yang seakan serius itu menghantam kepalanya dan pemandangan sekelilingnya menghilang. Kemudian dari dalam kegelapan, sekumpulan cahaya menarik pandangannya kembali ke pemandangan dunia nyata.

Ketika merasakan bobot berat nya, Haruyuki mengedipkan matanya berkali-kali, mencoba untuk memusatkan penglihatannya.

Awalnya terlihat kamar kecil untuk laki-laki. Bagaimana pun, daripada pintu biru abu-abu di depannya, Haruyuki melihat sesuatu yang tidak ia harapkan.

"Kamu... Kenapa...!?"

Yang berdiri di depannya, adalah seorang siswi. Warna jaket dan pitanya menunjukkan dia sama-sama siswa tahun pertama.

Dia kecil, kurang dari ⅓ berat Haruyuki. Rambut pendek yang dipotong di pinggirnya di naikkan di sisi kanan dengan penjempit rambut berwarna biru. Bentuk penjepit rambut kecilnya yang seperti kucing, tidak sebanding dengan mata besarnya yang terbakar oleh kemarahan saat menatap Haruyuki.

Tangan kirinya memegang sebuah keranjang kecil, dan tangan kanannya memanjang di atas kepala Haruyuki, dengan tinjunya yang kecil. Melihat itu, Haruyuki akhirnya mengerti kenapa ia tiba-tiba disconnect dari keadaan Full Dive. Siswa perempuan ini memukul kepalanya dengan tinjunya itu, dan getaran yang dihasilkannya mengaktifkan sistem keamanan Neuro Linker yang menyebabkan Link Out otomatis.

Biasanya, sistem keamanan itu akan aktif hanya dengan menggoyangkan bahu atau berteriak keras, tetapi untuk gadis yang sensitif, jika seseorang yang mendekat dalam satu meter dari mereka, mereka mengatur sistem itu untuk melakukan Link Out. Alasan Haruyuki tidak menyadari penyusup hingga ia dipukul di kepala sejak ia bersembunyi di toilet, ia mengatur tingkat keamanannya pada tingkat terendah.

"Apa yang kamu..!!?"

Terkejut dan kagum, Haruyuki berteriak pada satu-satunya gadis di sekolah ini yang ia bisa bicara tanpa merasa panik.

"Apa yang kamu lakukan! Ini adalah toilet laki-laki! Pintunya terkunci... apa kamu bodoh!!"

"Kamu lah yang bodoh."

Teman kecil Haruyuki masih memakai rok ketika memanjat dinding toilet laki-laki, gadis kuat ini adalah Kurashima Chiyuri, setelah menjawab dalam suara mendongkol, dia menarik kembali tangan kanannya dan membuka kunci pintu di belakangnya.

Dengan gerakan yang lembut, dia melompat keluar dari kamar kecil itu. Mata Haruyuki menyipit karena pantulan sinar matahari dari rambut berwarna kastanye[4] milik Chiyuri, Chiyuri akhirnya membuat senyuman kecil di wajahnya, dan menambahkan.

"Hey, cepat keluar."

"...Aku tahu."


Menelan keluhannya, Haruyuki berdiri dan penutup tempat duduk toilet itu berbunyi seketika. Ketika mengejar Chiyuri yang menuju pintu keluar, ia menanyakan pertanyaan lainnya.

"...Bagaimana kamu bisa tahu aku ada di sini?"

Jawaban nya tidak datang dengan segera. Setelah menjulurkan kepalanya keluar dari toilet laki-laki untuk mengecek keadaan diluar, Chiyuri berjalan di koridor dan menjawab dengan pendek.

"Tadi aku ada di atap juga. Jadi aku mengikutimu."

Itu artinya -.

"...Kamu melihatnya."

Haruyuki berhenti setelah berjalan satu langkah ke koridor, dan membisikkan itu.

Ia terlihat seperti mencoba menemukan kata-kata yang tepat, Chiyuri menyandarkan punggungnya pada dinding, kemudian akhirnya mengangguk.

"...Aku tidak akan mengatakan apapun tentang orang-orang itu. Karena Haru bilang semuanya akan baik-baik saja... aku tidak punya pilihan. Tetapi kamu harus makan siang. Hal ini tidak baik untuk tubuhmu."

Dengan senyum yang dipaksakan, Chiyuri membuka keranjang di tangan kirinya.

"Aku membuat makan siang. Tapi aku tidak jamin ini enak, lho."

- Begitu menyedihkan, pikir Haruyuki.

Hatinya yang mencoba menemukan lebih dari sekedar perasaan kasihan dalam kata-kata dan tindakan Chiyuri, tanpa diragukan lagi terasa menyedihkan. Karena Chiyuri sudah mempunyai pacar. Ia berkebalikan dari Haruyuki dalam segala hal, seorang teman masa kecil yang lain.

Mulutnya bergerak sendiri, suara datar aneh keluar, Haruyuki mendengar suaranya sendiri.

"...Sisa dari yang dibuat untuk Taku kan?"

Wajah Chiyuri tiba-tiba menjadi suram. Haruyuki tidak tahan menatap matanya dengan alis terangkat, jadi ia menundukkan kepalanya.

"Itu tidak benar, Ta-kun membeli makan siang di sekolah. Ini... sandwich yang dibuat dengan salad kentang, daging, dan keju. Ini kesukaan Haru, kan?"

Haruyuki menjulurkan tangan kanannya untuk mendorong keranjang putih yang masuk dalam pendangannya.

Namun, tubuh aslinya yang lamban melakukan gerakan yang berbeda dengan yang diinginkannya, gerakan yang tiba-tiba itu memukul keranjang itu hingga terjatuh dari tangan Chiyuri. Menghantam lantai dengan tutupnya yang terbuka, dari dalam kertas berwarna air, satu atau dua sandwich berbentuk segitiga jatuh berantakan.

"Ah..."

Haruyuki ingin meminta maaf secara refleks, tetapi isi kepalanya menjadi panas dan kata-kata yang harusnya ia ucapkan tidak menjadi kenyataan. Ia tidak dapat mengangkat kepalanya, dan mundur sambil gemetar ketakutan, kemudian ia berteriak dan berbalik badan.

"Aku tidak menginginkannya!!"

Ia ingin log out dari tempat ini sekarang, Haruyuki berpikir dengan perasaan tersiksa, tetapi tentu saja itu tidak mungkin. Paling tidak, seharusnya ia berlari, tapi tubuh aslinya terasa sangat berat, ia tidak bisa melarikan diri dari suara kecil di belakangnya.

Dengan suasana hati terburuk itu, ia mengikuti pelajaran siang dan home room, dan keluar dari ruang kelas.

Ia menghiraukan suara di dalam kepalanya yang menyuruhnya untuk menunggu Chiyuri dua kelas disamping kelasnya, atau di depan sekolah, atau di jalan menuju rumah untuk minta maaf, dan malah berakhir di tempat persembunyiannya yang lain, perpustakaan.

Biasanya, kegunaan tempat seperti perpustakaan telah menghilang. Namun, beberapa orang dewasa berpikir bahwa dalam sebuah sekolah, anak-anak tetap membutuhkan buku-buku dengan media kertas untuk belajar, jadi meski membuang bahan baku dan tempat, buku-buku baru dengan hard cover tersusun rapi di rak.

Namun karena ini, ia mempunyai tempat pribadi yang penting baginya di dalam sekolah, jadi Haruyuki tidak dapat mengeluh. Ia mengambil dua atau tiga buku hardcover untuk penyamaran dan pergi ke pojok membaca di dekat dinding, ia mendorong tubuhnya kedalam kursi yang sempit, dan memasuki kondisi Full Dive dengan suara kecil yang hampir tidak dapat diterima oleh Linker.

Karena baru beberapa menit setelah kelas berakhir, jaringan sekolah masih sunyi. Ia harus pergi bersembunyi di tempat biasa, sambil cepat-cepat melewati lapangan rumput dan memanjat pohon.

Pojok virtual squash tentu saja tidak ada orang. Sejujurnya, ia tidak ingin hanya memukul bola, ia ingin pergi kedalam pertarungan berdarah dimana ia bisa mengeluarkan perasaan tidak jelas yang ada di dalam dadanya secepat mungkin, tetapi mustahil tanpa koneksi jaringan global dan dalam sekolah dimana game tidak diperbolehkan untuk dimainkan.

Perut kosongnya juga sudah mencapai batas, tetapi ia merasa tidak ingin pulang sekarang. Jika ia bertemu Chiyuri di tengah perjalanan pulang, tentunya ia tidak tahu apa ekspresi yang harus dipasang atau apa kata-kata yang harus diucapkan. Tidak, minta maaf harusnya baik-baik saja, tetapi ia tidak punya keyakinan bahwa mulutnya akan mengikuti perintahnya.

- Sama seperti saat itu.

Di masa lalu, ia membuat Chiyuri menangis mirip seperti sekarang, saat ia mulai mengingat masa-masa itu ia memejamkan matanya rapat-rapat. ia menggerakkan tangan kanannya ke panel dan melakukan log in.

Ia meraba raket dan memegangnya, kemudian memutar tubuhnya untuk menghadapi lapangan.

Membuka matanya, ia akan memukul bola yang jatuh dengan perasaan muram -.

Seluruh tubuh Haruyuki membeku.

"Level... 166!?"

Ia baru saja meningkatkan level-nya beberapa jam yang lalu, namun sekarang sudah lebih dari 10 level ditambahkan.

Bagaimana bisa, skor tersebut disimpan dengan ID siswa lain, setelah berpikir sejenak, ia kemudian mengerti. Ketika itu, saat ia dipaksa log out karena Chiyuri memukul kepalanya, game tersebut hanya didiamkan dan tetap terus berjalan. Artinya, ada kemungkinan seseorang melanjutkan permainan dan mengejar skor. Namun bagaimanapun juga...

Siapa orang lain selain dirinya sendiri yang bisa membuat skor yang mengerikan ini!?

Harga diri Haruyuki jatuh dalam sekejap mata, selama ini yang menopangnya adalah teknik game VR-nya dalam keadaan Full Dive. Tentu saja, di luar game bertipe kuis dan board game dimana pengetahuanmu-lah yang mempengaruhi hasilnya, untuk tipe yang memerlukan kecepatan reaksi seperti menembak dan game balap action, ia punya kepercayaan diri bahwa tidak ada satupun di sekolah ini yang bisa mengalahkannya.

Ia tidak pernah pamer. Alasan kenapa ia tidak pamer adalah karena ia belajar dari pengalaman buruk ketika SD. Tidak ada bukti untuk mendukung kenyataan itu, tetapi selama yang ia pikir hingga titik ini - yang membuat skor mengerikan dari game squash ini...

Pada saat yang sama.

Di belakangnya, terdengar sebuah suara. Suara perempuan, tetapi bukan Chiyuri. Dengan nada yang jauh lebih rendah, suara itu terdengar sehalus sutra.

"Kamu yang membuat skor yang mustahil itu?"

Haruyuki dengan penuh rasa takut berputar ke belakang, dan yang berdiri di hadapannya...

Gaun hitam dengan kancing-kancing perak. Payung yang menekan tanah bagaikan sebuah tongkat - atau seperti pedang lebih tepatnya. Kulit putih murni dan mata hitam pekat - «Kuroyukihime».

Meskipun hanya avatar, tidak ada kesan digital pada dirinya, si cantik itu memiringkan kepalanya sedikit, orang paling terkenal di sekolah berjalan maju tanpa mengeluarkan suara apapun.


Senyum tipis muncul dari bibir merah Kuroyukihime, satu-satunya bagian dari tubuhnya yang berwarna, dan Kuroyukihime melanjutkan pembicaraannya.

"Apakah kamu ingin... «Accelerate» jauh lebih cepat, boy?"

"Jika kamu tertarik, datanglah ke lounge[5] sekolah pada jam makan siang besok."

Meninggalkan kalimat tersebut, Kuroyukihime melakukan log out secara tiba-tiba.

Avatarnya hanya berada dalam pandangan Haruyuki kurang dari 10 detik. Apakah itu server bug[6] jaringan lokal? Jika ini bukan ilusi, maka apa yang tertinggal adalah hal yang tidak akan pernah terjadi dalam seribu tahun kedepan, namun, skor mengerikan yang mengambang di lapangan tersebut adalah kenyataan.

Haruyuki tidak lagi merasa ingin menantang high score baru itu, jadi ia mengakhiri dive dan berlanjut duduk di pojok membaca sambil mengkhayal. Di dalam telinganya, tiga kalimat dari pernyataan itu terus terulang dalam putaran tiada henti. Ekspresi Kuroyukihime bermacam-macam sama halnya dengan siswi SMP biasa, tetapi eksistensinya yang luar biasa dan bercampur dengan perasaan tidak nyaman adalah sesuatu yang tidak dimiliki siapapun, itu adalah sebagian dari alasan kenapa dia sangat populer bukan hanya di kalangan laki-laki, tetapi perempuan juga.

Haruyuki segera meninggalkan sekolah dengan kaki lemas dan pulang ke rumah dengan kondisi tubuh dalam mode otomatis. Jika bukan karena Neuro Linker-nya, yang dalam mode penglihatan dan suara melakukan navigasi prediksi lalu lintas, ia akan tertabrak mobil dua atau tiga kali.

Kembali ke Gedung Kediaman Bertingkat Kouenji, Haruyuki memanaskan pizza beku dan memakannya dengan minuman soda. Orang tuanya telah bercerai sejak lama, dan ia sekarang hidup dengan ibunya. Ibunya tidak pulang ke rumah hingga tengah malam, dan ia hanya melihat ibunya untuk sesaat ketika ia mendapatkan uang makan siang dari ibunya sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah perut kosongnya diisi dengan makanan cepat saji, Haruyuki kembali ke kamarnya. Biasanya, ia akan menjelajahi Jaringan Global, kemudian ia akan sibuk dengan medan perang di Eropa untuk beberapa jam, tenaganya yang tersisa akan digunakannya untuk mengerjakan PR dan kemudian tidur, tetapi hari ini ia tidak ingin melakukan apapun.

Karena terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, otaknya terasa sangat berat seperti membengkak. Haruyuki mengganti bajunya, melepaskan Neuro Linker-nya dan kemudian jatuh tertidur.

Ia mau bilang kalau tidurnya sangat nyenyak. Tetapi mimpi tentang cemoohan geng Araya, tangisan Chiyuri, dan kata-kata misterius Kuroyukihime terus terulang, membuat dirinya terus terombang ambing.

Apakah kamu ingin - «Accelerate» jauh lebih cepat?

Dalam mimpinya, menggantikan avatar Kuroyukihime, adalah sang wakil ketua OSIS yang sesungguhnya. Ia seharusnya tidak pernah melihatnya selain di panggung pertemuan sekolah, di mana Kuroyukihime tetap memasang wajah lepas tanpa ekspresi, tetapi dalam mimpinya, Kuroyukihime memasang senyum seperti iblis kecil yang mengajaknya pergi entah kemana, dan berbisik ke telinga Haruyuki. 'Kemarilah.'


Referensi[edit]

  1. Bahasa jepang babi
  2. Low level settings, dalam konteks ini berarti: Tubuh asli manusia hanya digunakan sebatas keperluan mendasar saja, seperti makan dan tidur.
  3. Sistem yang mendeteksi kontak fisik lewat avatar, dalam hal ini, karena sistem ini tidak dimiliki jaringan sekolah, maka avatar mereka tidak terlindungi oleh sistem itu.
  4. Cokelat kemerah-merahan
  5. Secara bahasa berarti ruang tunggu atau ruang duduk, di sini Lounge adalah ruangan tempat murid-murid berkumpul untuk makan siang bersama atau sekadar bertemu.
  6. Bug: Sebuah kecacatan pada kode / jalannya sebuah program.