Difference between revisions of "The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 2 Chapter 1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(Sedikit update)
m
Line 741: Line 741:
   
 
"Elly yuk kita makan sama-sama!"
 
"Elly yuk kita makan sama-sama!"
  +
  +
  +
<noinclude>
  +
{{TWGOK ID:Navbox|prev=The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 2 Prologue|next=The World God Only Knows Bahasa Indonesia:Volume 2 Chapter 2}}
  +
</noinclude>

Revision as of 12:26, 3 April 2012

Status: Incomplete

15% completed (estimated)

   

Chapter 1: Permainan yang Terkutuk

Di dunia ini terdapat orang-orang dengan indra penciuman yang bagus.

Seorang produser besar yang sudah membesarkan banyak penyanyi terkenal pernah mengatakan 'seseorang yang nyata! (!) pasti akan kelihatan bersinar'. Ini bukan sebuah hiperbola tetapi di mata seorang produser!(!), pemusik yang memiliki bakat akan kelihatan seperti mereka yang diselimuti cahaya.

Tidak peduli apakah mereka mengadakan pertunjukan di rumah yang sangat kecil atau di tepi jalan, seorang produser yang memiliki kemampuan dapat menggunakan matanya untuk mencari penyanyi yang memiliki kesempatan untuk menjadi terkenal(!), dan produser membuat keputusan mereka berdasarkan seberapa banyak kilauan yang dimiliki penyanyi(!).

Dengan kata lain ini adalah 'seni pengenalan'.

Seorang chef susi dari sebuah toko tua di Ginza berkata,

'ketika sedang berjalan di pasar ikan, kaki secara alami akan menuju ke tempat ikan terbaik hari itu'

Ini seharusnya dipanggil indra ke-enam. Hanya seorang chef yang sudah berlatih dengan kerasnya dalam seni membuat susi mampu memiliki naluri seperti itu. Untuk orang biasa, ini hanya dapat digambarkan dengan luar biasa.

Badan akan mampu bergerak dengan sendirinya.

Dengan kata lain, badan akan 'bertindak secara alami' berdasarkan pengalaman.

Presiden dari perusahaan yang mengurus para komedi (!) mengatakan bahwa.

'saya mampu (!) mencium sesuatu dari orang-orang muda yang terus berkembang'

'Bau itu, ya..., itu bukan bau yang bagus atau tidak, tetapi aroma nya. Semua orang memiliki aroma yang agak sedikit berbeda. Mungkin (!) berbau asam'

Eh? Bukanlah hal tersebut dikarenakan seseorang tidak mandi.

Seseorang harus tidak terburu-buru dalam membuat kesimpulan seperti itu. Sekurang-kurangnya presiden ini mengembangkan (!) beberapa komedian yang hebat, dan memperoleh keuntungan besar ketika menjalankan bisnis nya. Ini mungkin karena dia mampu mencium 'bau' untuk mengetahui bakat orang lain.

Dengan kata lain, dia mampu 'mengendus' bakat.

Berikut merupakan contoh yang lebih radikal,

"Biar aku memberitahu-mu. Seorang malaikat berbisik kepadaku bahwa 'tiket ini pasti naik~', (!) fufu"

Pemain saham (!) yang genius berkata seperti ini. Untuk orang biasa mungkin akan berfikir 'ini benar-benar tidak masuk akal', tetapi dia benar-benar menjadi lelaki yang sangat kaya raya. Dari hal ini (!), seseorang nunkin berfikir bahwa dia benar-benar mendengar bisikan malaikat di telinganya.

Mungkin hanya itu (!).

Walau bagaimana pun juga, apakah ini adalah hasil yang didapat dari bakat, kerja keras, atau pengalaman, kemampuan ini tidak jauh berbeda dari kekuatan stres bagi orang biasa, dan mereka menggunakan naluri ini untuk dikembangkan menjadi target (!).

Jika kemampuan ini dapat di jelaskan dengan memiliki indra penciuman yang tajam.

Maka itu dapat diterima(!).

Katsuragi Keima yang memiliki 'naluri itu'.

Dan dia memiliki pemberkatan dari surga(!).

Ini benar-benar sebuah kebetulan bahwa dia akan turun dari halte kereta api yang sebelumnya terjebak karena gangguan listrik, menyebabkan kereta api tidak dapat jalan.

Keima, yang datang jauh-jauh untuk membeli game Bishoujo dan Elsie, yang menemaninya keluar, hanya bisa mendengarkan siaran audio dari petugas stasiun. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Silakan mengambil transportasi alternatif lainnya. Mereka turun tiga halte sebelum tujuan mereka dan berjalan keluar melalui pintu. Keima menggunakan PFP untuk memeriksa sesuatu. Sepertinya halte bus di dekat stasiun memiliki bus yang akan lewat di rumahnya.

Di bawah tungku yang mirip nyala matahari musim panas(!), Keima yang sedikit tidak sabar melengkungkan punggungnya dan berjalan keluar.

Tangannya memegang sebuah tas penuh dengan permainan.

Elsie menghalangi sinar matahari dengan tanganya dan tampak sedikit bermasalah dengan panas yang tercermin dari jalan aspal akan membuat siapa pun yang berdiri di sekitar jalan berkeringat tidak keruan(!).

Keringat mengalir melewati wajah putih Elsie.

Omong-omong ...

Elsie mulai berpikir bahwa. Dia tidak pernah turun di pemberhentian ini. Tempat ini memberikan sebuah perasaan yang sunyi karena tampak seolah-olah tidak ada siapa pun di sekitar situ.

Cahaya matahari sungguh kejam dan pemandangan ini secara jelas dibagi menjadi cahaya dan bayangan.

"... Banyak sekali toko yang tidak buka."

Elsie bergumam, dan dengan demikian Keima yang sedang berjalan kaki sedikit di depan, dengan tidak sabar melihat ke belakang.

"Elsie, apa yang kamu lakukan? Mari kita pergi! "

"Ah, baik, Kami nii-sama!"

Elsie berlari dan mengejar Keima, dan keduanya berjalan bersama berdampingan. Setelah berjalan sekitar 200m,

"Eh? Kami nii-sama, tidak-kah kita seharusnya pergi ke jalan ini, "

Keima tiba-tiba pergi ke jalan yang bercabang dan Elsie memunculkan keraguan dengan heran. Mereka seharusnya berjalan kaki 100 meter sebelum tiba di halte bus.

Namun, Keima,

"... Eh, ini."

Menjawab dengan cara yang tidak jelas dan langka. (!) "Aku tidak tahu kenapa."

Bahkan dia sendiri memiringkan kepalanya dengan cara yang bingung, (!) "Tapi seperti aku perlu berjalan di sini."

Ketika dia mengatakan itu, ia terus berjalan maju dengan cepat.

Elsie bergegas mengejarnya.

"Tu, tunggu aku Kami nii-sama!"

Keima berpaling 2, 3 kali dari jalan ke jalan, dan dia sedang berjalan kaki secara cepat dan lebih cepat.

Dia tidak berlari.

Meski begitu, sepertinya dia ditarik karena sesuatu ketika ia dengan cepat mengerakan kakinya. Kecepatan Nya sendiri sudah sangat cepat.

Saat bagian bawah tubuhnya yang terlalu cepat, tubuh bagian atas yang memegang tas miring ke belakang karena tidak bisa mengimbangi.

"Hau? Oh? "

Bahkan Keima sendiri membelalak matanya dan menyeringai. Saat bagian atas tubuhnya tidak bisa mengikuti kakinya yang terus bergerak maju, ini terlihat sangat misterius.

"Ka, Kami nii-sama?"

Elsie mulai panik serta memukul-mukul lengannya di ketika ia mengejar Keima dengan secepat yang dia mampu. bagaimanapun Keima sendiri tetap menyusuri jalan.

Dan dia masuk semakin dalam dan semakin dalam.

Dia memasuki bagian dalam dari sebuah lorong gelap, dan kegelapan di dalam bahkan ada sedikit luar biasa. kemudian, (!) "!"

Kaki Keima tiba-tiba berhenti, dan rasanya seperti dia berhenti mengarahkan kakinya.

Dia kembali berekspresi tenang seperti biasa.

"Ho, haa."

Elsie akhirnya berhasil mengejar ketinggalan saat dia menekan ke lututnya dan terengah-engah berat. kemudian,

"Fuu."

Dia menarik napas panjang dan kemudian berdiri.

"Sungguh ~ apa yang salah bersamamu Kami nii-sama?"

Elsie mengangkat kepalanya dan melihat Keima mendorong kacamata ke atas dan menggosok di sekitar alis.

"Elsie ..."

Keima mendorong kacamatanya kembali ke posisi semula dan memberikan pertanyaan.

Suaranya tentu saja serak.

"Itu toko."

Dia mengulurkan jarinya yang kurus putih.

"... Oh."

Elsie melihat di mana Keima menunjuk-ke serta menanggapi.

"Apakah kamu merasa bahwa toko itu bersinar? Emas, tidak, merah muda? "

"Eh?"

Mendengar Keima mengatakan hal ini, Elsie mengerutkan keningnya.

"Ah?"

Dia secara naluri melihat kembali pada Keima, dan kemudian terus memandang toko itu dengan saksama. kemudian,

"Yah,"

Dia menggunakan jari-jari di kedua tangannya untuk menekan kedua pelipis dan merenung sejenak.

"Tidak"

(Apa dengan Kami nii-sama?)

Pikirnya. The '10, 000 Old Bookstore' (Tl note: ya, ini nama toko nya jadi tidak diterjemahkan) yang ditulis pada papan nama toko yang berada di dalam gang bahkan tak bercahaya sama sekali, tetapi diselimuti suasana yang tak menyenangkan. Tampaknya bahwa rumah itu sendiri agak goyah. toko itu memiliki sebuah dinding bagian luar dengan tanaman merambat yang merambat di atasnya dan sebuah pintu kaca yang tertutup rapat, dan tampak sangat gelap.

Bahkan jika pintu toko tersebut sudah terbuka, Elsie tidak ingin masuk sama sekali.

"..."

Namun, tidak diketahui apa yang sedang terjadi karena Keima tidak beranjak sejak saat itu seraya terus memandang itu, toko '10 000 Bookstore Old '. Dia sedikit menahan napas.

Ada rona senang pada ekspresi nya.

"..."

Kemudian, dia mulai melangkah maju dengan langkah yang ringan. Saat ini, dia tidak teerasa seolah-olah ia diseret berkeliling oleh sesuatu, yang bukan dari keinginannya sendiri.

"... Kami nii-sama?"

Saat Elsie memiringkan kepalanya dan memanggil Keima, kepala Keima sudah berada di pintu. Untuk beberapa alasan, Elsie mempunyai perasaan jelek tentang ini.

"Ah, tung ..."

Sebelum Elsie menyelesaikan kalimatnya, semuanya sudah terlambat.

"Fu, fufu."

Keima mengeluarkan beberapa suara tawa yang misterius.

Lalu berjalan ke toko.

Sedangkan Elsie,

"Hau ~"

Dia mulai bimbang sejak sekarang, tapi karena kepribadiannya, ia tidak bisa begitu saja meninggalkan Keima sendirian dan mengumpulkan keberanian untuk mengikutinya. (!) (Kami-sama nii Toko ini sepertinya! agak aneh ~)

Hatinya sedang menangis sedikit. Bukan berarti dia memiliki perasaan seperti ini karena dia adalah iblis. Siapa saja dengan penilaian yang normal akan berpikir tentang hal ini.

Toko ini ini tidak lazim.

Ruang apa yang penuh sesak ini memiliki 7 rak buku yang besar di dalamnya, dan setiap rak buku diisi dengan buku secara berantakan. Begitu memasukinya, datanglah suatu perasaan tekanan yang tidak normal, karena hanya ada buku, buku, buku dan buku saja, di dalamnya.

Pemandangan dalam toko tersebut sangat berantakan sehingga siapa pun yang melihatnya akan terpana.

Buku memasak di letakkan di samping majalah kuno, dan buku tulis sekolah yang berumur 30 tahun. Terdapat juga ensiklopedia dan novel detektif di mana halaman sampul nya nyaris lepas. Setiap buku kelihatan sangat berantakan, tidak ada keinginan untuk membiarkan siapa pun mengambilnya(!).

Buku-buku tersebut di tumpuk sangat tinggi sampai mencapai langit-langit, dan malahan jika halaman di dalam buku-buku tersebut sangat berantakan, buku-buku tersebut tidak disusun lagi dan langsung dimasukkan ke dalam rak buku. Buku Origami, file-file dokumen, diary dengan sampul berbahan kulit, buku bahasa asing dengan gembok, buku Origami jepang, buku horor dengan sampul pintu gerbang sihir, dan malahan buku dengan bahasa yang tidak diketahui.

Di toko itu tidak hanya terdapat buku-buku saja.

Ada juga records tua yang dilupakan berada didalam toko(!), patung Budha, lilin altar, borgol yang berduri, botol anggur barat yang tidak diketahui asal usulnya, kamera yang sudah usang, dan boneka kotak-kotak yang berdebu.

Malahan barang-barang tersebut dapat diletakkan secara berantakkan.

Apakah semua itu untuk dijual?

(...)

Elsie kelihatan sedikit takut pada saat dia menundukkan lehernya dan melihat ke belakang <!>

Dan kemudian,

"Ehh?"

"Eh!"

Dia tidak bisa menahan untuk berseru.(!) Hal ini dikarenakan seorang pria tua yang seperti bos dan memiliki kerutan di seluruh wajahnya sedang melihat Elsie pada saat mata mereka berdua bertemu.

Elsie berpikir bahwa pria itu semcam dekorasi.

Hanya pada saat pria tersebut tersenyum Elsie baru sadar bahwa pria tesebut hidup. Giginya hampir tidak ada, hanya terlihat 2, 3 gigi saja yang masih tersisa. Pria itu memakai topi di kepalanya dan sedang duduk di samping kashir dengan posisi duduk seiza (Tl Note: posisi duduk bersila).

Bola matanya berwarna kuning, pada saat bersamaan memberikan senyuman yang misterius.

Kepala pria tua itu gemetaran sehingga kepalanya tidak seimbang dan nyaris tumbang.(!)

(Apakah, apakah dia seorang manusia?)

Elsie gemetaran. Dia mengalihkan pandangan nya, dan Elsie sendiri masih dapat merasakan pria tersebut memandanginya, dan dia sangat ketakutan sehingga Elsie tidak berani melihat kebelakang nya.

Omong-omong.

Apa yang menyebabkan semua hal ini?

Pada saat Elsie menginjakan kalinya di toko itu, dia merasakan bulu kuduknya berdiri.

Sekarang, adalah pertengahan musim panas.

Sudah jelas bahwa di luar sana cuacanya sangat cerah.

Untuk berbesar alasan, bos sedang memakai pakaian yang tebal.

Saat itu juga bulu kuduk Elsie semakin berdiri.

Kenapa toko ini sangat dingin?

(Ka, kami nii-sama.)

Pada saat dia melihat Keima, mata Elsie berkaca-kaca, seolah-olah dia membutuhkan pertolongan.

Tetapi Keima yang kena pengaruh hipnotis, dan sepertinya tidak ingin diganggu oleh Elsie. Semenjak tadi dia terus bolak-balik di dalam toko yang sesak ini, dan berjalan-jalan dengan penuh tenaga.

Dia mengejang hidungnya(!), dan untuk sementara ia kelihatan sedang mencari di rak buku tertentu, hanya untuk berlutut di lantai dan kemudian memanjat ke area dekat dengan langit-langit.

Setelah itu, dia keluar dari rak buku, dan menghilang.

Bagi Elsie, kelihatan seperti telinga Keima menjadi telinga anjing dan di belakangnya tumbuh ekor.

Dia kelihatan sangat senang sampai matanya bersinar-sinar.

"Ya! Barang itu pasti di sini! Pasti ada sesuatu di sini, aku mampu mencium nya!"

"Ada apa denganmu kami nii-sama?"

Elsie melipat lengan nya dan kelihatan sangat cemas.

"fufu, bau ini tidak tersembunyi sama sekali, letaknya pasti di sekitar sini"

Jawabnya sangat abnormal pada saat itu, ia berlari ke sudut ruangan. Malahan di toko yang misterius ini terdapat logam yang compang-camping dan buku, sudut tersebut kelihatan sangat tidak alami. Elsie tidak bisa menahan untuk berseru tetapi menarik kerah baju Keima untuk menghentikan nya.

"Ka, kami nii-sama!"

Tetapi Keima,

"Pergi sana~! Lepaskan aku, Elsie! Tidaklah kamu mendengarnya? Bisikan anak itu. Dengar! Ia berkata 'Aku disini! Kemari selamatkanlah aku! Kemari selamatkanlah aku!'."

"Wa~kami nii-sama tidak normal. Kamu akan jatuh ke dunia yang lain!"

"Tunggu! Aku akan menyelamatkan kamu sekarang juga!"

"It, itu hanyalah halusinasi semata, am, ambulans! Siapa saja tolong panggil kan ambulans!"

Keima mengguncang ke samping Elsie yang menahanya dari belakang dan masuk ke tumpukan barang yang sangat banyak dengan cara tiarap.

Setelah beberapa saat.

"Hey !"

Tepat di depan Elsie yang membatu.

"Fu, fu fu fu."

Plak.

Plak plak.

Keima yang mendapat di tumpukan tersebut secara perlahan bangun.

Matanya bersinar di ruangan yang memiliki cahaya sedikit(!). Walaupun geraknya agak sedikit aneh, wajah keima menunjukan senyuman kemenangan.

"Ketemu !"

Dia mengangkat kotak itu ke atas.

'Favor of Western Lantern'(T/L Note: kalau di terjemahkan menjadi 'Kebaikan Lampion Barat', karna tidak terlalu keren, makanya digunakan kata EN)

Terdapat label seperti itu di kotaknya, dan bungkusanya kelihatan sedikit aneh, hanya terdapat gambar gadis berambut putih. Ini seharusnya game bishoujo, sejujurnya, game tersebut tidak kelihatan begitu menarik. Meskipun demikian, untuk berberapa alasan, Keima kelihatan seperti seorang anak kecil yang menemukan harta berharga, pada saat bersamaan membuang debu yang ada di kotak itu seraya berjalan di kasir.

"Berapa harganya?"

Dia kelihatan serius ketika dia menyerahkan kotak itu ke bos yang masih menggoyangkan kepalanya.

“...”

TWGOK 02 008.jpg

Bos terus tersenyum, dan Keima tanpa mengubah pendirianya berkata.

"Aku mengerti alasan untuk hal ini, dan aku pasti mengeluarkan uang sebanyak yang ku mampu. Tetapi, aku tidak akan begitu saja mengeluarkan uangnya. Dengan kata lain, aku mengajukan dua persyaratan. Pertama, jangan membohongi ku. Kedua, aku tidak ikutan <!> jika kamu ingin mencurangiku. Semenjak barang ini diletakkan di toko, sekurang-kuranya hal ini berarti bahwa barang ini untuk dijual kan?"

"..."

"Katakan harganya."

Keima mendekatkan wajahnya.

"Sebutkan harganya sehingga aku tidak perlu menawarnya."

Bos terdiam untuk sesaat dan akhirnya mengacungkan jarinya yang gemetaran di hadapan Keima.

"...1?"

Keima memiringkan kepalanya. Bos memberikan acungan jempol nya dan Keima berfikir sejenak.

"1? 10,000 yen?"

"..."

Bos menggelengkan kepalanya dan Keima kelihatan kena curangi.

"Apakah kamu ingin lebih dari 10,000... eh? Bukan itu kah?"

"..."

Bos tidak mengatakan apapun, tetapi dari suasananya dapat dirasakan bahwa dia ingin lebih rendah. "Kamu benar-benar orang yang hebat."

Elsie yang diam dari tadi dan melihat semua ini, meletakkan tanganya di dadanya seraya berkata.

"Kami nii-sama, tolong mulailah untuk menaruh sedikit rasa curiga, tolonglah?"

Kemudian, semuanya sudah terlambat. Pada saat bersamaan, Keima mengambil 1 yen untuk membeli game ini, game yang disebut-sebut game fantasi bishoujo, dengan nama "Favor of the Western Lantern" "1.000 yen?"

Keima mengatakanya secara curiga, tetapi bos menggelengkan kepalanya lagi. Keima agak bingung.

"...100 ...10 yen, jangan-jangan,"

Dia menghela napasnya sejenak.

"1 yen?"

Fufu.

Bos tertawa dan menganggukan kepalanya. Keima pada saat itu juga merasa senang.

"AKU MEMBELINYA!"

Dan berteriak.

"ITU BENAR-BENAR MURAH!"

Dia tertawa dan langsung menjabat tangan bos.

"Kamu benar-benar orang yang hebat."

Elsie yang diam dari tadi dan melihat semua ini, meletakkan tanganya di dadanya seraya berkata.

"Kami nii-sama, tolong mulailah untuk menaruh sedikit rasa curiga, tolonglah?"

Kemudian, semuanya sudah terlambat. Pada saat bersamaan, Keima mengambil 1 yen untuk membeli game ini, game yang disebut-sebut game fantasi bishoujo, dengan nama "Favor of the Western Lantern"

Setelah itu,

Sebuah porolog dari cerita horor dimulai.

Setelah berberapa waktu,

Pemandangan berubah ke rumah Katsuragi Keima. Lokasinya di koridor depan kamarnya.

"Game bishoujo sangat dalam. Malahan aku kadang-kadang terkejut dan terkagum-kagum dengan kekomplekan nya"

Di saat Keima mengatakan itu, Elsie bicara,

"Ng, ngomong-ngomong, Kami nii-sama, saya merasakan bahwa sesuatu, erm,"

"Aku telah menaklukan atau menginspeksi lebih banyak game dari pada orang lain. Baik itu masa lalu maupun masa depan. Tidak akan ada seorangpun yang akan lebih mencintai game bishoujo dariku. Itu karena aku adalah 'Dewa'."

"Itu"

"Meskipun demikian."

Keima mengacungkan jarinya ke langit, tidak memperdulikan kata-kata Elsie.

"Aku punya dua genre yang tidak dapat ku tangani, meskipun ini sudah memang sewajarnya."

Setelah mengatakan hal itu, dia mengambil tisu dan pura-pura mengelap air matanya.

"Apakah kamu tahu dua genre itu?"

"Un, itu."

"..."

"Aku tidak tahu, tapi itu"

"Itu!"

Keima mengindahkan Elsie dan langsung mengatakan.

"Ruang dan waktu"

"...Waktu?"

Elsie yang penasaran dan menanyakanya ke Keima. Sedangkan Keima sendiri menganggukan kepalanya.

"Betul sekali. Dengan kata lain 'Jendela Dewa' yang setiap tubuh mahluk hidup miliki"

"?"

Elsie kelihatan sangat bingung.

"Jendela dewa?"

Untuk berberapa alasan, terasa seperti seluruh situasinya sangat sulit untuk dipahami.

Keima tertawa.

"Tidak, ini tidak sulit sama sekali. Penjelasan lebih mudahnya adalah 'Sebelum aku lahir... Pada saat aku main game ketika aku tumbuh dari bayi ke anak-anak, mustahil untuk memainkan semua game itu,' dan juga 'game friendship yang sudah langka dan dijual di ruang lingkup yang kecil, yang unik, langka, atau produk yang ditarik oleh perusahaan(!) sangat sulit untuk didapatkan' hanya pengertian mudah seperti ini.

"..."

"Sudah banyak game yang dijual di jepang. Hampir tidak mungkin bagiku untuk memiliki semua game ini."

"Eh?"

Elsie sedikit terkejut.

"Bukankah kamu sudah memiliki semua game itu kami nii-sama?"

Keima sedikit mengeluh dan melihat ke Elsie.

"Bagaimana itu mungkin?"

"Saya berfikir bahwa semua koleksi yang kami nii-sama miliki adalah game"

Elsie menggunakan tanganya untuk ditekankan ke wajahnya pada saat bersamaan mengingat kamar Keima yang digunakan sebagai gudang penyimpanan game bishoujo. Ruangan itu disusun dengan game secara rapi yang jumlahnya sangat banyak. Bagi Elsie, jika seseorang memberitahunya bahwa semua game yang ada di dunia ini ada disana, maka dia tanpa ragu-ragu lagi akan langsung mempercayainya.

Juga, disana tidak hanya ada game saja melainkan versi 'initial limited edition' dan 'director's cut' dari game, dan Elsie sendiri tidak mampu untuk membedakan semuanya yang terdapat di dalam koleksi Keima.

"Aku berharap begitu."

Keima mengatakan itu dengan nada yang rendah diri.

"Sekuat apapun aku berusaha, akan selalu ada game yang tidak bisa didapatkan olehku."

Sekuat apapun.

Dia menambahkan,

"Koleksi game bishoujo ku bukan berdasarkan genre semata. Di dalam benakku baik itu organisasi atau individu manapun, tidak ada seseorang yang mengoleksi lebih dariku."

"Jadi begitu."

Saat ini Elsie tiba-tiba berfikir akan sesuatu,

"Jika seperti itu, maka semuanya benar."

Kelihatan seperti Elsie tidak ingin menyerah, tetapi Keima berbicara duluan,

"Aku tidak terlalu berusaha untuk memaksakan keadaan. Sangat disayangkan, tetapi diantara semua game yang belum dapat kukoleksi, kebanyakan data game tersebut lebih berharga daripada karya itu sendiri. Sebagai contohnya, game yang sama dengan sedikit moditifikasi, atau game yang tidak terlalu terkenal, atau game yang tidak bisa dilanjutkan karena bug yang sangat serius."

"Eh, oleh karena itu."

"Tetapi diantara karya-karya yang tidak mampu ku koleksi, terdapat karya-karya yang sangat mengagumkan."

" Nah."

"Kenyataan inilah yang membuatku tidak dapat untuk tidur dan makan dengan tenang. Ah, pikir-pikir tentang seberapa banyak karya yang mengkagumkan dan masih belum ku sentuh, untuk menaklukkan gadis-gadis imut yang sedang menungguku."

Ahh.

Keima menekan dadanya dan menunjukan ekspresi kesakitan.

Dia kelihatan seperti seorang astronot yang impianya tidak ada seorang pun lakukan yaitu mendarat di planet mars.

Romans yang tidak pernah berakhir, kehausan akan ilmu pengetahuan, jelas terpampang di wajahnya.

Dia adalah seorang petualang, penjelajah, peneliti, dan seseorang yang mencari kebenaran.

Di jaman yang damai ini, tidak semua orang mampu menunjukan ekspresi seperti ini. Apabila dilihat dari sudut lain, wajahnya kelihatan sangat macho.

Walaupun demikian, ia hanya tertarik dengan game bishoujo.

"Aku selalu mendengar kabar burung tentang beberapa game bishoujo langka yang dikutuk di dunia ini."

Keima secara tiba-tiba mengalihkan pembicaraannya.

"Game itu sendiri, melalui jaringan publikasi yang khusus."

"..."

Elsie yang memiliki firasat buruk tentang ini, diam-diam menarik lengan baju Keima. Ekspresi Keima yang kelihatan seperti penuh akan kenangan dan kelihatan dia sedang menantikanya.

"Game itu sendiri memiliki naskah yang menakjubkan, pemeran wanita utama yang misterius. Graphis dan musiknya agak ketinggalan jaman, tetapi potensi yang dimiliki game tersebut tidak kalah oleh hasil karya yang menakjubkan lainya. Artefak yang tidak dapat digantikan sepanjang sejarah galge, dengan kata lain, itu merupakan hasil karya yang menakjubkan yang mungkin tidak akan ada."

"Ka, kami ni-sama."

"Aku sangat menyesal bahwa aku tidak lahir duluan, pada saat game sudah selesai duluan sebelum aku lahir. Fu"

Dia tertawa.

"Ketawakanlah aku Elsie. Semua orang memanggilku 'Dewa', tapi seorang manusia tidak dapat mengatasi batasan biologis."

Elsie tidak dapat tertawa.

Ekspresinya benar-benar kaku.

Keima melanjutkan,

"Bagaimana ia berakhir seperti ini? Aku sendiri tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi game ini di produksi oleh perusahaan kecil dan jumlahnya terbatas. Setelah game tersebut di rilis, terdapat sekandal yang menyebabkan game tersebut dikembalikan, dan kebanyakan produknya dicabut dari pajangan"

Lalu dia mengerutkan keningnya

"Berdasarkan orang-orang yang mengetahui situasi tersebut, penjualan produk tersebut tidak bermasalah. Tetepi,"

Dia berhenti sejenak,

"Kabar angin mengatakan bahwa versi inisial, edisi spesial yang hanya ada 10 buah memiliki sebuah masalah. tetapi itu hanyalah sebuah kabar angin saja."

Matanya berbinar-binar.

"Versi aslinya akan memberikan pengalaman dunia lain kepada mu."

"AH?"

"Ini adalah game yang penuh dengan misteri, jadi aku tidak pasti apakah misteri itu benar atau palsu. Tetapi, versi originalnya memiliki sebuah desain jauh melampaui apa yang diharapkan. Apakah desain disini berarti keaslian atau sistemnya, aku sendiri tidak pasti."

"Ka, kami ni-sama."

Suara Elsie yang sedikit gemetaran, dan Keima tersenyum.

Matanya kelihatan seperti terjangkit demamnya.(!)

"Favor of the Western Lantern."

Dia secara cepat mengangkat softwere (T/L Note: arti yang lebih mendekati disini seperti CD PS 1 atau sejenisnya) di tangan kananya tepat di depannya.

"Ini adalah versi aslinya."

Pada saat melihat bungkusan yang misterius itu, Elsie nyaris saja teriak. Keima melepaskan tangan Elsie dan langsung masuk ke kamarnya.

Dia menutup pintunya secara perlahan dan mengeluarkan kepalanya.

"Jadi untuk menaklukan game ini, aku perlu mengurung diri sebentar. Tolong jangan ganggu aku!"

"Nii, nii-sama!"

Sebelum Elsie mampu menghentikannya, pintunya sudah ditutup. Setelah itu,

"Tolonglah kami nii-sama! Buka pintunya! Saya memiliki firasat buruk tentang ini!"

Tidak peduli seberapa banyak Elsie mengetuk atau mengguncang pintunya, pintu tersebut tidak akan dibuka. Dia dengan sedih menundukan kepalanya, dan kelihatan sangat murung.

Depresi yang mengerikan didalam hatinya terus berkembang, dan kelihatan tidak akan membaik.

"...?"

Pada saat tersebut, Elsie melihat sesuatu dan memungutnya. Dia memungut sesuatu di lantai dan terus memandanginya.

Apa ini?

Kemudian...

Bulu kuduknya berdiri.

Benda tersebut adalah sehelai rambut yang tidak pernah dilihat sebelumnya.

Dan rambut tersebut seharusnya tidak ada di rumah, rambut berwarna putih dengan panjang yang tidak alami.

Pada saat bersamaan, ketika Keima mengurung diri di kamarnya, dan ketika Elsie memungut rambut berwarna putih, di kuil tertentu yang letaknya jauh dari kota Majima, seorang miko (T/L Note: bagi yang tidak tahu apa itu miko, wiki dan google adalah teman kalian) tiba-tiba membuka matanya.

Dia sedang duduk seiza di dalam kamar berlantaikan kayu, kedua lututnya sedikit terpisah, dan tangannya diletakkan di atas lututnya. Belakang yang tegak, dan posisi seiza tersebut menunjukkan keheningan dan disiplin.

Umurnya sekitar 25 tahun.

Lilin altar yang dekat menyinarinya dan bayangan hitam.

Rambutnya panjang warna hitam, wajah yang pas dan cantik, dan mata yang bersinar, hal ini kurang lumrah untuk seorang miko, tetapi dia memakai lipstik di bibirnya. Dengan kulit putih sebagai latarnya, kilauan dari lipstik membuatnya kelihatan sangat menarik perhatian.

Juga, dadanya yang bahenol secara ketat didukung oleh pakaian mikonya. Sosok rasio nya yang sangat menarik perhatian. Kemeja di depan dadanya sedikit terbuka, dan seseorang secara samar-samar bisa melihat dada seputih salju. Wajahnya juga agak unik. Walaupun kelihatan lembut, ia memberikan kesan yang suci.

"Nenek!"

Miko ini secara tiba-tiba berteriak.

"...Jadi apakah kamu juga mengetahuinya?"

Setelah mendengar dia menanyakan itu, suara serak yang berasal dari ujung kamar yang gelap.

"Un. Kelihatanya seseorang mendapatkan itu lagi."

Miko itu menyipitkan matanya dan melihat di sekitarnya, dan seorang nenek tua keriput duduk disana. Kelihatan seperti usianya sudah lebih dari 100 tahun.Pakaian yang dikenakanya sudah sangat ketinggalan jaman dan dia sangat kecil, dia mampu menyembunyikan keberadaanny supaya dia tidak dapat ditemukan. Nenek tua tersebut perlahan-lahan membuka matanya yang terpejam, dan melirik ke arah miko.

"Menurutmu bagaimana?"

Miko secara tegas mengerutkan keningnya.

Dan melipat lengannya.

"Rasanya tidak bagus...mungkin 'otak' nya berada disana."

Jarinya yang putih dan langsing Menjangkau lengan baju nya.

"Un."

Nenek tua menganggukkan kepalanya,

"Malahan aku dapat merasakan bahwa baunya tidak mengenakkan."

"...Iya, sangat tidak mengenakkan.".

Di wajah miko yang cantik memperlihatkan kerutan yang tipis, dan mengatakanya dengan cara yang tenang,

"Lagi pula, benda itu selalu bersembunyi di tempat yang buruk."

"Benda tersebut kembali di dunia ini. Berarti bahwa seserang menghargai benda tersebut."

"Nenek?"

Miko tersebut melirik dengan tajam ke arah nenek tua, yang menganguk lagi.

"Un, nyawa orang itu dalam bahaya."

Miko itu tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya, pada saat itu pula, nenek tua tersebut bertanya,

"kukatakan."

Kelihatan seperti dia mengetahui bagaimana lawan bicaranya tersebut akan menjawab.

Nenek tua itu mengeluh menunjukkan sedikit keengganan dari berhenti.

"...Shino, kemana kamu akan pergi?"

Jawaban miko tersebut singkat, kelihatan sepertu dia tidak ingin nenek tua tersebut mencemaskanya.

"Kemana lagi? Aku akan menghancurkan benda tersebut."

Nenek tua itu pun mengeluh.

"Malahan jika aku tidak menyetujuinya, kamu tidak akan memperdulikanya, kan..."

Miko tersebut memberinya tampilan yang mengejek pada nenek tua sambil melayangkan ekspresi yang tajam, setajam pisau belati,

"Apakah kamu pikir bahwa kemampuanku kurang mencukupi, nenek?"

"Tidak, bukan itu yang aku cemaskan."

"Aku sekarang bukanlah anak kecil dulu yang berumur 6 tahun"

"Un, kamu sudah berlatih dengan keras selama 20 tahun ini."

"Jadi, apakah kamu bimbang akan benda misterius yang masuk di tubuhku ini?"

"Tidak, bukan itu yang aku bimbangkan. Menurut ramalanku, sebentar lagi kamu akan menemukan orang yang mampu mengurusnya."

"Jadi, apa yang kamu bimbangkan?"

"Bukan, itu?"

Melihat neneknya yang kelihatan ingin berbicara lebih,

"Jangan katakan itu! Nanti aku akan mendengarkan nasehatmu. Aku berangkat dulu!"

Miko tersebut sedikit menaikkan kerah lengan bajunya, dan cepat-cepat menuju pintu keluar.

"Ah."

Nenek tua itu menjerit, tetapi miko itu tidak menoleh kebelakang.

Dan kemudian,

"!"

Pada saat miko keluar dari kamar.

"KYAAAHHHH!!!"

Dia mengeluarkan jeritan yang sangat kuat. Keberadaan akan nenek tua itu menghilang dari belakangnya(!). Kelihatannya dia lupa bahwa ada tangga diluar.

Setelah berberapa saat, suara sesuatu mendarat di lantai dapat didengar.(!)

Nenek tua itu tanpa sengaja menutup matanya dan melengkungkan lehernya ke bawah.

Dan kemudian

"Sigh"

Dia mengeluh seraya dengan berat hati membuka matanya dan menggelengkan kepalanya.

"Inilah apa yang aku takutkan... keperibadian yang bersifat menuruntukan kata hati mu itulah yang membuat ku cemas."

...Pada saat kejadian misterius yang tidak wajar tersebut, hampir semua orang tidak menyadarinya terkecuali Elsie.

Pada saat istirahat makan siang. Elsie yang dipuja dan disayangi setiap orang, diajak makan bersama oleh teman-temanya.

Namanya adalah Takahara Ayumi, Kosaka Chihiro, dan Terada Miyako.

"Elly yuk kita makan sama-sama!"