Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Kedua
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===▶Hari Keenam <D> Ruangan Utama=== Ada dua kantong kecil di meja ruangan utama. Isinya sama seperti punyaku, tapi warna dari setiap jamnya berbeda. Hitam dan oranye. Milik Daiya dan Iroha-san. Sisa makanan untuk dua harinya, yang berjumlah untuk empat hari, tentu diambil oleh Kamiuchi Koudai. Tapi meski telah melihatnya, kematian Iroha-san terlihat palsu untukku. Terlebih, dia mati karena tidak menaati aturan waktunya? Memangnya itu mungkin, maksudku, padahal Noitan datang dan memberitau jadwalnya? "Ini jelas-jelas bunuh diri." <!-- kata orang jenius di sekolah --> Kata Kamiuchi Koudai. "Dia tidak bisa menahan situasi ini dan membiarkan dirinya dieksekusi dengan tidak bergerak. Mungkin karena dia lebih baik mati daripada dimakan olehku atau semacamnya. Wow, aku langsung ditolak lagi setelah Maricchi, mereka berdua sangat jahat..." Iroha-san bunuh diri? Iroha-san yang itu? Ini terasa sangat salah. Mungkin aku hanya menghabiskan beberapa hari bersamanya, tapi aku tidak percaya dia akan membuat pilihan semacam itu. Yuuri-san kelihatan sulit menerima kematiannya juga. Dia memegang jam tangan oranye dan hanya menatapinya dengan kaku. Maria melihatnya dengan curiga. "Yanagi." Yuuri-san bergerak terhadap panggilan Maria, masih kehilangan fikirannya. "Tidakkah kamu sedih?" Hanya setelah dia mengatakannya, emosi mulai muncul dalam ekspresinya. Saat air mata membasahi matanya, dia menunduk dan menatapi tanah. "......" Maria terlihat sulit melihatnya seperti itu dan mengalihkan matanya setelah menggelengkan kepalanya. "Baiknya kamu mengajarinya cara menangis, Maricchi." "...hmh." Kamiuchi Koudai menyeringai pada Maria saat dia mengeluarkan kebenciannya. "Dinginnyaaa. ...omong-omong, Hoshino-senpai." Ia memindahkan pandagannya padaku. "Kau si [Revolusioner], 'kan? Jadi kau bisa membunuhku di saat selanjutnya. Yang artinya aku harus membunuhmu di saat ini juga—" —Dong. Ia menusukkan pisaunya ke dalam meja. "Kau mau melawan? Oke, silahkan! Aku akan pakai pisau dan kau tanpa senjata, sih. Ah, kalian juga boleh keroyokan, kalau kalian mau." <!-- Aku lelah sama karakter Anime yang begini. Kenapa kau perlu jelaskan hal semacam itu!? --> "......tiga lawan satu?"<!-- Terlalu banyaaak percakapan yang tidak diperlukan di sini --> "Kalau kalian fikir bisa menang, silahkan." <!-- Tentu mereka akan menang! --> ...Mustahil. Tidak peduli betapa hebatnya Maria dalam bela diri, dia tidak punya kekuatan. Aku tidak yakin kita akan menang melawan Kamiuchi Koudai yang bersenjata dengan kekerasan kecuali kalau kami telah membuat persetujuan. Dan lagi...<!-- Ah sial... Kenapaaa?! --> "Dengan kata lain, sudah diputuskan kalau kau akan mati, Senpai." Kamiuchi Koudai menarik keluar pisaunya dari meja. Lalu ia mnodongkannya padaku dan menaikkan ujung mulutnya. "—atau tidak." Tanpa bisa mengerti maksudnya, aku hanya bisa tercengang. Ia tertawa karena mungkin ekspresiku terlihat lucu. "Tapi begini: membosankan, 'kan kalau aku menang dengan hanya begini? Kita bisa membuatnya sedikit lebih menarik, 'kan?" Aku tidak mengerti yang orang ini katakan. Aku tidak peduli menang atau kalah, seru atau membosankan. "Kita taruhan" Lanjutnya, mengabaikan kebingungan di wajahku. "Hanya memastikannya lagi: kau bisa melakukan [Permbantaian] di blok <E>, 'kan? Aku yakin kau tidak akan [membantai]-ku. Jadi, aku bertaruh untuk itu." "......?" "Seperti yang kubilang, aku akan mati kalau kau [membantai]-ku, 'kan? Kalau itu terjadi, aku pasti kalah. Jadi aku akan menang kalau kau tetap membiarkan waktunya berlalu tanpa [membantaiku], 'kan? Itu saja." "...aku tidak mengerti! Apa-apaan taruhan itu? Kau tidak dapat untung, 'kan? Kau ini ingin [dibantai] olehku?" "Tentu tidak. Bukannya sudah jelas? Tidak seru kalau kemenanganku segampang ini!" "Itu yang tidak aku mengerti!" "Aah... umm, oke. Nekat itu terasa sangat luar biasa - kau mengerti?" Aku hanya bisa mengerutkan dahiku. "Misal, sebut saja aku ikut World Cup, yang tentu mustahil, tapi biarlah: aku membuat sebuah gol. Timku menang. Karena itu aku menjadi bintang besar, tidak peduli betapa payahnya aku sebenarnya. Tetapi, kalau aku jelas-jelas membiarkan musuh memasukkan gol dan Jepang kalah karenanya, aku akan dibenci beberapa orang dan akan dianggap penjahat." Ya, itu akan menjadi pertandingan yang sangat beresiko. Seperti judi. "Kau tipe orang yang ingin menghindari pertandingan semacam itu, 'kan, Senpai? Karena kau tidak ingin dibenci banyak orang. Tapi aku berbeda! Itu akan memacu adrenalin. Aku suka itu." ...Ah, aku faham. Tapi— "...aneh kalau... Mempertaruhkan nyawa orang!" "Yah, memang itu terdengar berlebihan." "Terlebih, memangnya apa yang kamu dapat?" "Tentu «hadiah», 'kan?" "Eh?" Aku tidak pernah mendengar hal semacam itu. "Aku telah menginginkan «hadiah» itu dari awal! Aku yakin kita pernah membicarakannya saat itu." Aku masih ingat kata-kata pertamanya. Aku ingat pernah membacanya beberapa kali dari perangkat portableku. Aku yakin, itu— «'Pagi. ...Oh, ada tiga cewek cantik! Asik!» "......tunggu..." "Aku sudah dapat satu!" Aku fikir tidak ada seseorang yang ingin [Perebutan Kerajaan] dimulai. Aku sangat yakin kalau aku benar soal hal itu. Tapi aku salah. Kamiuchi Koudai telah menikmati situasinya dari awal. "Aku tidak mengerti. Semua tindakanmu selalu berubah-ubah. Memangnya apa yang kamu inginkan?" "Mereka selalu mengatakan itu padaku!" Ia menjawab Maria dengan seringaian yang lebar. "'Apa yang ingin kau lakukan', 'carilah tujuan', 'seriuslah' - fikirkan saja dirimu sendiri! Itu semua hal yang sama, 'kan? Aku lebih baik dari penceramah-penceramah itu. Hentikan keirian mereka ini!" "Oh. Ternyata kau sangat bodoh." "Tutup mulutmu!" Maria langsung diam saat ia menjawabnya dengan dingin. "Oke, kembali ke taruhan kita, Hoshino-senpai. Kita mempertaruhkan nyawa kita - faham? Jadi mari bicarakan soal hadiah. Karena aku terlalu baik, jadi aku melakukan ini, padahal aku bisa langsung menang, aku satu-satunya yang hanya dapat satu, oke?" Ia tidak membiarkanku menolaknya. "Semua yang kau perlu lakukan hanyalah menunjukkan petunjukkan yang baik!" Aku tau ini tidak mungkin membicarakan hal yang baik. Tapi— "<u>Tunjukkan caramu terbunuh Yuuri-chan</u>." Tapi permintaannya jauh dari perkiraanku. "......apa maksudmu?" "Seperti yang kukatakan. Kalau aku menang, kita semua bisa sampai ke blok <C> besok tanpa terluka. Lalu aku bisa menikmati lagi waktuku bersama Yuuri-chan di waktu [Pertemuan Rahasia]. Yah, aku akan bekerja sama dengan Yuuri-chan dan [membunuh]-mu, Senpai." "Apa maksudmu? Yuuri-san [Pangeran], 'kan?" "Dia [Raja]!" Kamiuchi Koudai menyatakannya dengan dingin. "Eh? Tapi itu—" Aku menghentikan kata-kataku. Yuuri-san mengangkat tatapannya dan melihatku dengan wajah yang pucat. "...Yuuri-san...?" "B-Bukan begitu...jangan salah sangka dulu, Kazuki-san!" Kenapa? Kenapa dia meminta maaf dulu padahal aku belum mengatakan apapun? "Singkatnya, begini: Yuuri-chan memalsukan [kelas]-nya. Dia bertukar [kelas] dengan Kaichou." "...untuk apa?" "Bertahan hidup!" Wajahnya Yuuri-san yang memucat mengatakan padaku kalau inilah kenyataannya. "Tidak mungkin Yuuri-chan bisa melawan ancamanku, karena dia sangat ingin bertahan hidup sampai-sampai dia melakukan kebohongan itu! Aku bisa [membunuh]-mu dengan gampang." "......tidak akan." Bisik Yuuri-san. Kamiuchi Koudai menyeringai, bertingkah terkejut. "Kau tidak akan menggunakan [Pembunuhan]? Hehe, kau akan!" "...J-Jangan mempermainkan aku. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu pada Kazuki-san, dan aku tidak bisa. Jadi kenapa kamu sangat yakin akan hal itu...?" "Tidak, maksudku, kau tipe gadis yang mau menyerahkan tubuhnya untuk bertahan hidup, 'kan? Yuuri-chan?"<!-- APA! --> Yuuri-san tidak menjawab dan menegang. "<u>Yuuri-chan pasti akan membunuh untuk bertahan hidup</u>!" "Aku tidak—" "Hei, apa harus kuberitau mereka caramu memohon padaku?"<!-- tadi si Kamiuchi udah kasih tau caranya, 'kan? --> Yuuri-chan melebarkan matanya. "Lelaki berhati lugu kita ini mungkin tidak akan menyukaimu lagi kalau ia dengar hal yang kau bilang padaku." <!-- KAU BARU SAJA MENGATAKANNYA, SIALAN. dan kenapa Kazuki belum sadar juga? Seenggaknya di fikirannya! --> "......hentikan." "Luar biasa. Kau sama sekali tidak punya harga diri, ya? Karena aku hanya anak biasa yang sangat menyukai cewek-cewek, itu cukup mengejutkan buatku~." "H....entikan, hentikan, hentikan...!! Jangan katakan!!" <!-- hanya mendengarnya saja kita sudah tau kalau ini hal buruk --> Yuuri-san langsung menangis. "Kau cepat menangis, ya... Jangan khawatir! Aku hanya bercanda!" Tentu dia tidak langsung berhenti menangis. Kamiuchi Koudai mengangkat kedua tangannya, "Yah, yah." "Yah, terserah kalian mau percaya dia atau tidak. Tapi kusarankan jangan!" Yuuri-san melirik padaku sembari menangis. Aku merasa kasihan pada Yuuri-san, tapi aku rasa mungkin dia akan [membunuh]-ku. Lagipula, dia bahkan memalsukan [kelas]-nya. Kalau dia diancam akan mati, aku ragu kalau dia akan melawan. Yuuri-san sangat ingin bertahan hidup. "Yah, itulah, berkenaan taruhan kita. Kau harus menerimanya. Tapi kalian tidak terlalu mempermasalahkannya, 'kan? Lagipula, kalian tidak akan kehilangan apapun karenanya." Setelah mengakhiri pembicaraan ini, Kamiuchi Koudai mengalungkan tangannya di kedua pundakku dan dengan sok kenalnya mendekat denganku, seperti yang ia lakukan sebelum membunuh. —eh? Saat kumemikirkannya, ia memasukkan sesuatu ke saku celanaku. Saatku melihatnya, ia menekan telunjuknya ke bibirnya. Karena ia merangkul pundakku, Yuuri-san dan Maria tidak bisa tau apa yang sedang terjadi. Setelah berhasil, ia melepasku lagi. Aku memasukkan tanganku ke dalam saku dan merasakan sesuatu yang tipis. Kertas...? Apa ia memberiku sebuah pesan yang ia tidak ingin orang lain mendengarnya...? "Kazuki." Aku langsung mengeluarkan tanganku dari saku. Maria melanjutkannya tanpa memikirkan yang kulakukan. "Aku rasa ini bukan masalah, tapi biar kukatakan sekali lagi:" Maria memfokuskan tatapannya padaku dan berkata, "Jangan membunuh." ...Iya, sih. Aku sudah mengira dia akan mengatakannya. Tidak peduli situasinya seperti apa, tentang siapa, Maria tidak akan melakukan hal yang harus membunuh seseorang. "......aku tidak akan juga. Tapi apa yang harus kita lakukan? Posisiku aman, tapi kamu dan Yuuri-san akan..." "Kamu mau mengorbankan dirimu untuk hal semacam itu? Kamu tidak tau, ya? Kalau kamu membunuh seseorang, bahkan meski hanya dengan [Permbantaian], itu akan merantaimu untuk seumur hidup." Aku tau itu. Setelah aku membunuh Kamiuchi Koudai, aku tidak bisa lagi kembali ke keseharianku lagi. Tapi— «<u>Jangan khianati aku</u>.» Yuuri-san masih menangis. Saatku melihatnya, kata-kata yang pernah kukatakan kembali ke dalam fikiranku. «Aku tidak bisa menemanimu lagi.» Aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang kedua. Jadi, aku harus— "Kamu tidak perlu menyelamatkan kita, Kazuki." Aku mengalihkan paandanganku karena aku merasa tertangkap basah. "Kamu tidak perlu mengorbankan dirimu hanya karena hal semacam itu. Fikirkan saja nyawamu." "...Tapi kalau aku kalah taruhan, apa aku akan terbunuh?" "Jangan khawatir." Maria berkata seperti itu bukan masalah. "<u>Aku akan melindungimu, Kazuki</u>."
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information