Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 2 2 Mei
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===(Sabtu) 2 Mei 00:31=== <i> Tepat 15 menit setelahnya, Otonashi Maria datang dengan '''moge'''-nya. "Ini," katanya saat dia lemparkan helm padaku. Aku menangkapnya, tapi aku tidak tau harus apa lagi. Tapi, karena dia terus menatap aku, aku memilih untuk mengenakannya. "Tunggu apa lagi? Ayo naik." Aku duduk di belakangnya seperti yang dia perintahkan, dan dengan takut mengalungi tanganku pada pinggangnya rampingnya. Otonashi Maria, perempuan yang aku kagumi, hanya diam. Kurang dari 10 menit, dia berhenti di sebuah apartemen lima lantai. Meski enggan, aku melepas pinggangnya, turun dari motornya dan melihat sekilas bangunannya waktu aku lepas helmnya. Itu bangunan dengan tembok bata yang kelihatan seperti kelas atas dan bahkan punya pintu masuk elektronik. Harga sewanya pasti tinggi. Aku ragu dia akan membawa pacarnya ke apartemennya di tengah malam begini kalau dia tinggal dengan keluarganya, jadi aku yakin ia pasti tinggal sendiri. Dan sekarang, dia membawa pacarnya ke kamarnya. Yang artinya...yah, situasi ini saja sudah menjelaskan semuanya. Pastinya. Jantungku berdetak kencang karena senang. Namun, dia tampak tidak peduli dan terus berjalan ke kamarnya, dan terus berjalan ke kamarnya, naik liftnya dan berjalan lurus ke arah pintu nomor ''403''. Hal pertama yang aku rasakan saat aku memasuki ruangannya adalah harum peppermint ringan. Apartemen Studio<ref>Apartemen yang cuma punya dua ruangan : Utama dan Kamar Mandi. Di utama, semua-- kamar tidur, ruang tamu, dapur dst.-- tergabung, nggak ada sekat / pemisah (biasanya), atau sekalinya ada, mungkin pakai rak, atau semacamnya. Dan kamar mandi, tentunya dipisah dengan tembok, seperti biasa.</ref> yang dia tinggali berukuran sepuluh tatami<ref>sekitar 14.4 meter persegi karena mereka di Shinjuku / Tokyo</ref><!-- ada perdebatan panjang antara mr.EEE dan editor lain di sini, dan diakhiri enggak perlu pakai catatan kaki, karena mereka pikir percuma, enggak relevan dengan dunia nyata, authornya yang kelaparan hingga memberikan hal yang berlebihan / terlalu mahal untuk seukuran Maria, dst. Hingga berakhir catatan kaki dihapus. Apa aku harus ikut jejak mereka? #CMIIW -->. Kelihatan jauh lebih besar karena kurangnya perabotan di dalam. "Apa yang menarik di ruangan aku ini? Belum berubah dari terakhir kamu ke sini, 'kan?" "...Ya," jawabku, mencoba terlihat tenang, dan duduk di atas alas duduk. Setelah memberiku intipan kecil dari samping, Otonashi Maria membuka sebuah rak dan kelihatannya sedang mencari sesuatu. "Baiklah, sini tangan-tanganmu, Kazuki." Tanganku? Apa dia mau menciumnya? "Ayolah. Begini," kata dia sambil dia peragakan. Aku mengikutinya. Klik. Apa-apaan itu? Di saatku memikirkannya, aku merasakan sebuah beban ringan mengelilingi lengan kananku. Aku melihatnya. Borgol. "...Ini hanya candaan, 'kan, Otonashi-san?" "Candaan? Yang bercanda itu kamu. Kita sudah sering begini, 'kan?" Sering...? Memborgolku? "Oh? Kamu mau menolaknya malam ini? Ya ampun... parah sekali kamu ini." "A-Aw!" Dengan senyum mempesona dan gerakkan yang yang lancar, Otonashi Maria memaksa tanganku ke belakangku dan memborgol tangan kiriku juga. Lalu, dia memborgol kakiku dan menidurkanku di atas lantai. Aku coba gerakkan tubuhku. Aku mungkin bisa berdiri, tapi selain gerakkan itu, aku sulit melakukan apa-apa lagi. "Hari ini, kita pakai ini juga," ujarnya saat dia keluarkan selembar kain hitam, yang mana dia gunakan untuk menutup mataku, mematikan pandanganku. Situasi apa ini. Tubuhku hampir terkunci sepenuhnya, mataku ditutup, dan aku berguling-guling di lantai seperti ulat—hampir seperti tentara yang disandera oleh musuhnya. ...Hm? Aah, aku paham. "Kelihatannya sudah siap. Kita mulai." Otonashi Maria seharusnya tau kalau ada sesuatu yang aneh pada Hoshino Kazuki, jadi tidak mungkin dia akan merasa nyaman kalau mau lebih intim dengannya. Kalau iya—<u>pada siapa perlakuannya sekarang ini di tujukan</u>? "Yah—" lanjutnya "—<u>kamu bukan Hoshino Kazuki, jadi kamu siapa</u>?" Aku paham. Semuanya sampai sekarang hanyalah jalan yang ditujukan untuk menangkap "aku". "Hehe..." Brilian. Seperti yang aku kira dari Otonashi Maria, dan itu kenapa aku sangat mengaguminya. Aku senang karena rasa takutku akan dikecewakan ternyata tidak ada pendasarannya. "Kenapa kamu tertawa? Aku jadi ragu kamu mengerti situasimu sekarang ini." Aku mencoba melakukan pembelaan terakhir. "Tidak, tidak... Otonashi-san, kamu aneh!" "Tidak perlu akting lagi. Percuma." Aah, jadi percuma ternyata—tapi itu justru membuatku makin tertawa lagi. "Kamu aneh. Kenapa kamu begitu senang walaupun aku baru saja menipu dan menangkapmu?" "<u>Otonashi Maria</u>, boleh aku tanya kenapa kamu pikir aku bukan Hoshino Kazuki?" Tanyaku dengan gamblang, berhenti berakting. "Aku dengar rekaman suara kamu dan merasa ada <span>kotak</span>." Pernyataan secara gamblangnya memberikanku pemahaman—bukan hanya dia mengetahui aku, tapi juga karena dia makhluk yang unik. "Oke, kamu tau soal <span>kotak</span> aku dan kamu dengar pesanku, lumayan, tapi itu saja belum cukup untuk kamu tau sedang berhadapan dengan 'aku' atau 'Hoshino Kazuki', 'kan? Dari kapan kamu tau kalau ini 'aku'?" "Dari saat kamu bilang 'halo' di telepon." "Kamu cuma bercanda, 'kan?" Karena suara kami sama persis, seharusnya mustahil untuknya membedakan kami. "Kazuki mengangkat telepon dengan 'Ya?'. Ia tidak menggunakan 'Halo'. Tentu. Normalnya aku tidak akan begitu peduli kalau hanya perubahan kecil begitu, tapi karena aku tau kalau ia ada sangkut pautnya dengan <span>kotak</span> ini, aku langsung curiga. Hal yang perlu kulakukan hanyalah memastikan kecurigaanku, jadi aku bicara dengan tenang sampai kamu salah bicara. Biar aku beri tau: Kazuki belum pernah ke tempat ini." "Bagus." Karena akan sangat tidak bisa dimaafkan untuk seseorang yang sepayah Hoshino Kazuki sering bersama di kamar wanita luhur seperti Otonashi Maria. "Intinya, kamu menipu aku untuk memastikan apa aku memang benar ada." "Hal semacam itu tidak perlu kepastian lagi. Malah, aku ingin tau <u>kamu punya ingatan Kazuki</u> atau tidak. Heh, sepertinya tidak." "......" Jadi dia selangkah lebih maju dalam masalah kepastian. Aku akui ini hal yang penting. Kalau Ishihara Yuuhei dan Hoshino Kazuki saling membagi ingatan, maka bukan jadi rahasia lagi kalau dia mencoba mengerjakan sesuatu dengan Hoshino Kazuki. Dia tidak akan bisa bekerja sama dengan Hoshino Kazuki. "Biar aku langsung ke intinya saja: kamu siapa?" "Sudah jelas, 'kan? Aku Hoshino Kazuki!" "Jangan main-main dan jawab pertanyaannya." Masih tiduran di lantai, <u>aku</u><ref>Boku (dengan huruf Katakana). ボク</ref> mengangkat bahuku. "Aku tidak main-main: Aku Hoshino Kazuki. <u>Itu adalah identitas yang <span>kotak</span>-ku berikan padaku.</u>" "...Maksudnya?" "Seperti yang aku bilang. <span>Keinginan</span>-ku adalah menjadi Hoshino Kazuki, dan <span>kotak</span> bisa mengabulkan segala keinginan, 'kan? Jadi, aku Hoshino Kazuki. Aku tidak bisa menyebut diriku yang lain lagi." Kata-kataku membuat Otonashi Maria terdiam beberapa saat. "...jadi Hoshino Kazuki, kamu bilang? Itu gila... Kenapa Kazuki? Aku ragu Hoshino Kazuki punya tubuh yang orang inginkan..." "<u>Karena kamu ada di sisinya,</u>" jawabku dengan langsung. "—Aku?" "Ya, aku selalu mengagumimu. Perempuan dalam mimpiku akan ada di sisiku; alasan itu cukup untuk membuatku ingin menjadi dirinya." Otonashi Maria menghela nafasnya. "...Aku tidak pernah mengira kalau aku jadi alasan utama dari semua ini," keluhnya, tapi kembali dapat ketegasannya lagi. "Aku paham kamu ingin menjadi Hoshino Kazuki. Tapi, aku tidak bisa memanggilmu seperti itu." "Kalau begitu panggil saja aku 'Ishihara Yuuhei'." "'Ishihara Yuuhei'? Belum pernah dengar. Itu bukan nama aslimu, ya?" "Entahlah." "Hmph, terserah. Tapi kamu harus beri tau: bagaimana caramu menukar tubuh dengan Kazuki?" "Kenapa kamu ingin tau?" "Aku tidak perlu jawab pertanyaannya." "Oke, aku tidak perlu jawab juga." "Kamu lumayan polos untuk orang yang tangan-kakinya terikat, ya?" "Aku tidak akan terpengaruh hanya dengan itu! Kamu tidak bisa melakukan apa-apa padaku—kamu sakiti aku dan kamu akan melukai tubuh Hoshino Kazuki.." "Penyiksaan yang tidak punya pengaruh pada tubuhnya itu percuma, tapi yah... Aku tidak bisa pakai kekerasan, sih..." Otonashi Maria mengatakannya dengan pelan. "Apa?" "Tidak, jangan hirau... Jadi, kamu tidak mau memberitau aku, ya?" "Hm, jujur, ini mungkin tidak akan ada pengaruhnya, tapi aku tidak mau bilang." "Tidak akan ada pengaruhnya?" "Heh, tentu tidaklah. Apapun yang kamu usahakan, 'Hoshino Kazuki' akan menghilang pada 6 Mei kecuali kamu langsung berurusan dengan <span>kotak</span>-ku. Jadi, apa pengaruh yang bisa diberi dari informasi semacam tadi? Maksudku, kamu boleh berpikiran aku tidak akan memberitau padamu cara mengalahkan <span>kotaknya</span>! Atau kamu mau coba membunuhku? Silahkan, tapi itu juga akan membuat Hoshino Kazuki terbunuh!" Kataku dengan tawaan yang dibuat-buat. Bagaimana, Otonashi Maria? Kamu tidak pernah membayangkan situasimu sepayah ini, 'kan? "Fufu..." Tapi tidak tau kenapa, dia melepaskan tawaan kecil. "...Kenapa tertawa? Apa kamu sudah putus asa hingga hanya bisa tertawa?" "Putus asa? Kamu pikir aku putus asa? Fufu... Bahaya seperti ini hanya bagaikan nyamuk ketimbang apa yang kami lawan sebelumnya. Masalah yang sekarang aku hadapi hanya kamu tidak mau memberitau padaku bagaimana caramu bertukar dengan Kazuki, 'kan? Masa '''itu''' buatku putus asa?" "Aku bilang padamu kalau kamu hanya bisa menyelesaikan semua ini kalau kamu membunuh Hoshino Kazuki—apa kamu tidak dengar?" "Itu kenapa aku tertawa. Karena—<u>itu hanya kebohongan</u>." Aku kehilangan kata-kata. "Aku tau kamu mau menjauhkan aku, tapi aku tidak bisa dibohongi dengan tipu daya payah tadi." "...Kenapa kamu pikir itu hanya tipuan?" "Kamu sendiri yang bilang—kamu Hoshino Kazuki. Tapi Hoshino Kazuki tidak punya <span>kotak</span>, karena itu, tidak mungkin ia jadi <span>pemilik</span>." "Kenapa jadi main kata begitu? Kamu jangan coba lari dari kenyataannya!" "Kamu masih belum paham? Oke, dengar dan coba jawab pertanyaan ini." Otonashi Maria berkata dengan tenang: "<u>Apa kamu percaya sebuah nyawa bisa tinggal dalam tubuh orang lain?</u>" "Y—" Yah— "<u>Kamu tidak bisa langsung menjawabnya, hm?</u>" Aah... Sial. Aku tidak tau kenapa, tapi...aku punya perasaan kalau aku merasa enggan, aku baru saja melakukan kesalahan yang fatal. "'Kotak' mengabulkan <span>keinginan</span>, tapi orang yang terlalu atau kurang memikirkannya secara rasional tidak akan mungkin bisa percaya <span>keinginan</span> itu bisa terwujudkan. Dan seperti yang aku curigai, dilihat dari reaksimu tadi, kamu tidak percaya keinginanmu sendiri dari dalam hatimu. <span>Kotaknya</span> memasukkan keraguan dari si <span>pemilik</span> waktu mengabulkan <span>keinginan</span>—jadi, <u>si <span>pemilik</span> tidak akan bisa mengambil alih tubuh Hoshino Kazuki</u>." "......" "Yang artinya, si <span>pemilik</span> akan terus ada seperti seperti sebelumnya setelah gagal mengambil alih tubuh Kazuki—<u>terpisah dari kamu.</u>" Mengabaikan keheninganku, dia bertanya: "Jadi kamu ini apa, kalau kamu bukan si <span>pemilik</span>?" Aku tidak bisa menjawabnya. "Kalau kamu belum tau, biarku beritau: kamu makhluk buatan karena terdistorsinya <span>keinginan</span>. Kamu hanya tiruan palsu dari si <span>pemilik</span>. Ya—hanya 'dibuat-buat', kalau harus kujelaskan." Dia menyeringai sesaat sebelum dia meneruskan. "Dan karena kamu hanya 'dibuat-buat', aku tidak tertarik padamu." Aku paham sekarang. Jadi itu kenapa—aku tidak sedang memiliki <span>kotak</span>. "Hahaha!" <u>Terus apa?</u> Alasan aku memasukkan <span>keinginan</span> ini ke dalam <span>kotaknya</span> adalah karena aku ingin menghapus si sampah seperti diriku ini. Aku bukan si <span>pemilik</span>? Aku hanya dibuat-buat? Super sekali! Jelas-jelas karena aku bukan siapa-siapa sampai aku bisaa menjadi Hoshino Kazuki. "...Kenapa kamu tertawa, Ishihara Yuuhei?" "Hehe, bukan apa-apa! Tapi, ada hal yang ingin kutanyakan: aku ini dibuat-buat—aku akui—tapi memangnya siapa kamu sampai berkesimpulan begitu? "Siapa aku, kamu tanya...?" Tidak tau kenapa Otonashi Maria tidak bisa bicara. "......kamu hanya dibuat-buat. Dan aku—" "Kamu ini memikirkan apa? Aku hanya ingin tanya karena aku mau tau kenapa kamu begitu tau <span>kotak</span> ini." "...Ah, oh, hanya itu?" Begitu dia mengerti maksudku, suaranya kembali tegas seperti biasa. "Aku adalah <span>kotak</span>. Dan karena aku adalah <span>kotak</span>, aku akan lebih tau soal karakteristik <span>kotak</span>." "...Kamu adalah <span>kotak</span>? Apa itu cuma metafora?" "Silahkan artikan saja sendiri." Sebuah <span>kotak</span>, ya? Kalau benar, maka itu akan menjadikan kami <u>pasangan yang sempurna</u>. "Omong-omong, masih ada yang perlu aku beritau, ya?" "...Tentang apa?" "Oh? Kemarin malam, bukannya aku sudah janji mau langsung bilang padamu? Karena tanggalnya sudah berganti, akan aku katakan sekarang!" Senyuman di wajahku terlalu lebar, sial aku hanya bisa melihat separuh dirinya karena mataku ditutup. "Aku mencintaimu, Otonashi Maria." Dia menyebut dirinya sendiri <span>kotak</span>. Aku merasa itu membuat kamj menjadi pasangan yang serasi, serius—sebagai sesuatu yang harus aku dapatlan, dan sebagai musuhku </i>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information