Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 1=== …Shikigami Yakou……!? Kakugyouki, yang telah dikatakan Investigator Mistis, menamakan dirinya sebagai Hishamaru. Harutora memiliki kesan pada kedua nama tersebut, dan ia ingat bahwa mereka adalah shikigami khusus yang terkenal dari seluruh shikigami Yakou, namun kenapa shikigami Yakou berada disini? Pikirannya bingung dan tatapannya menatap dengan intens terhadap oni yang ada dihadapannya, tak mampu bergerak. “Be-benarkah? Apakah itu Kakugyouki sungguhan? Tidak mungkin!?” “Diamlah, Tenma, bagaimana aku bisa tahu itu sungguhan atau bukan!” Kyouko menegur Tenma yang panik disebelahnya, namun keterkejutan dirinya jelas terdengar dari suara marahnya, ia hanya menegur yang lainnya untuk membuat dirinya tetap tenang. Tatapan Touji tenang, dan ia bertanya pada Natsume yang terbaring diarena: “Natsume! Bisakah kau mengetahuinya?” Namun Natsume, yang terbaring diatas tanah dan berada pada jarak yang cukup dekat untuk melihat figur aneh tersebut, tidak mampu menjawab pertanyaan untuk sesaat. Pikirannya tertutup lumpuh, dan apa yang bisa dilihat olehnya dari posisi sedekat ini adalah tubuh raksasa Kakugyouki. Ia menjawab lamat-lamat “Aku tidak tahu……”, tatapannya masih berada pada oni yang ada didepannya. “Aku tidak tahu, Kakugyouki adalah shikigami pembantu, yang mana wujudnya harus dimaterialisasikan! Terlebih lagi, itu adalah ‘iblis’ kuno yang hidup beberapa abad lalu – rumornya adalah oni sungguhan. Berdasarkan rumor yang beredar tersebut, penampilan luarnya dapat berubah secara berkala…… Ke-kecuali untuk karakteristik spiritual dari lengan satunya……” Sang Investigator tak mampu untuk tak menyeringai mendengar penjelasan Natsume. Natsume dapat melihat ‘link’ kekuatan spiritual antara sang Investigator dan oni tersebut, dan oni ini – Kakugyouki – pastinya adalah shikigami yang ia gunakan. “Aku mewujudkannya, tapi kau masih tidak menunjukan tanda-tanda bangkit……” “Sungguh menyusahkan, Natsume-kun. Sepertinya ini akan cukup memakan waktu.” Sang Investigator mengeluarkan dua macam suara yang berbeda dengan satu dan yang lainnya dengan tatapan yang terpesona, dua suara yang jelas-jelas berbeda. “Ada apa? Keberadaan Hishamaru dan Kakugyouki tidak diketahui setelah kematian Yakou, dan mereka masih tidak diketahui bahkan hingga hari ini! Apa yang sedang kau mainkan?” “Aku tidak berniat menjawab pertanyaan yang kau tanyakan, Rajaku.” “Tak apa, Kakugyouki – keadaannya sederhana, Natsume-kun. Sebagaimana Yakou telah bereinkarnasi didalam tubuhmu, aku adalah reinkarnasi Hishamaru, dan itulah mengapa Kakugyouki berada disisiku. Kami selalu mengumpulkan rekan, menunggun tuanku untuk bangkit.” Sang Investigator bagaikan kesurupan, berbicara untuk Kakugyouki – oni yang ada dibelakangnya – dan reinkarnasi Hishamaru – dirinya – diwaktu yang bersamaan. Natsume tanpa sadar menatap dengan tertegun. “……Ini, bagaimana hal bodoh semacam ini……” “Itu tak berguna, Raja. Realita terpampang dihadapannmu, tak bisa dipungkiri.” “Hishamaru, cukup berbicara, mari bereskan bocah tengil itu terlebih dahulu.” Senyum sadis muncul dari mulut sang Investigator, seperti kucing yang menyiksa tikusnya. Disaat yang bersamaan Kakygyouki mengambil aksinya. Targetnya adalah – Harutora. —Apa? Tubuh Kakugyouki sangatlah besar, dan sangat sulit membayangkan pergerakannya yang cukup lihai. Kepalan tangannya mendekat dalam hitungan jarak, berayun menuju bangku penonton – tepat pada pembatas dimana Harutora berdiri. Pola didinding pun berkilat denga intens, dan yang awalnya pelindung tersebut tak berwarna dan transparan kini menyala dengan kilatan-kilata yang tak terhitung, udara pun bergoncang kuat. Bentuk dari pelindung Omnyouji Kelas Pertama Nasional pun terdistorsi, retak. Meskipun begitu, pelindung dari lapangan latihan sihir yang menjadi kebanggaan Akademi Onmyou tidak mengalami keretakan sedikit pun, namun tak mampu menghalang gelombang kejut fisik yang intens. Harutora yang berdiri menaikan kakinya di pagar pembatas tersebut pun kehilangan keseimbangannya karena goncangan yang terjadi pada arena tersebut dan terjatuh. “Ah!?” Harutora terjatuh ke dalam arena dari pagar pembatas tersebut. Arena tersebut secara khusus dipasang untuk tidak bereaksi terhadap manusia tanpa pemikiran keselamatan. “Harutora!” Natusme menjerit kaget ketika ia melihat Harutora terjatuh, dan Kyouko dan Tenma pun turut berteriak. Touji mengutuk, dengan cepat berlari menuju bagian depan bangku penonton. “H-h-h, Harutora-sama!” Kon dengan segera mengejar Harutora dengan takut, menghantam pelindung sebagai hasilnya. Touji yang dengan segera menarik kon dari ekornya, berteriak: “Masuklah lewat pintu masuknya!” dan melemparnya. Kon dengan segera mengambil kesempatan tersebut untuk segera pergi dari bangku penonton, dan melihat demikian, Kyouko juga turut memerintah Hakuou dan Kokufuu untuk segera pergi dan mengejar Kon. Shikigami masih dikendalikan dari luar pelindung arena setelah mereka memasuki area tersebut. Sebenarnya ia masih belum memikirkan tindakan apa yang kaan shikigaminya dan Kon lakukan setelah mereka memasuki arena, dikarenakan pikirannya saat ini masih kosong, bingung karena keadaan. Tenma berlari ke depan bangku penonton seperti Touji. Kyouko pun turut serta setelahnya. “Hei, apa kau baik-baik saja!?” “Harutora-kun!” Harutora mendengar suara yang memanggilnya dari atas. Ia menahan rasa sakit dari jatuh tersebut, berdiri didalam arena. Ia tepat berada pada kaki Kakugyouki tersebut. “…!” Kakugyouki menendang dengan kaki kanannya, menyapu menuju Harutora dan membiarkannya pergi tanpa persembunyian. Ia dengan segera menghindar dan menghalangnya dengan shakujou, namun itu tidak pasti apakah tindakan tersebut efektif atau tidak. Sebelum ia menyadarinya, ia tengah melayang diudara seolah-olah seperti ia telah ditabrak oleh mobil. [[File:Tr2 275.png|thumbnail]] “Harutora!” Natsume berteriak kembali. Tepat setelah, tubuhnya terpental ke tanah, tepat setelah melakukan beberapa jumpalitan dan berguling-guling, akhirnya tubuhnya pun terkapar ditanah. Seluruh tubuhnya terasa lumpuh, dan rasa kejut terbakara yang kini dirasakannya masih terasa ditempat dimana ia terkena pukulan. Rasa lumpuh sesaat itu pun berubah menjadi rasa sakit yang intens mengalir melalui tubuh Harutora bagaikan tersengat listrik. Desahan ringan pun terdengar dari mulut Harutora. …Tidak, tidak bagus! Sekarang bukanlah saatnya mengerang kesakitan! Ia, dengan bantuan shakujounya mencoba untuk berdiri. Pertama ia mengecek posisinya, terkejut bahwa tendangan tersebut telah membuatnya menyebrangi seluruh arena. Dan sekarang, Kakugyouki tersebut pun mulai menyiapkan serangannya kembali untuk menendang. Ia berdiri sebelum sang lawan mempersiapkan serangannya – tidak, lawannya sebenarnya tidak benar-benar mengejarnya. “Ugh……” Ia berdiri dengan gemetar, suara lengkingan pun terdengar ditelinganya. Touji dan yang lainnya berteriak dari kursi penonton, dan Natsume pun turut menyuarakan sesuatu kepadanya, namun ia tidak mengetahui apa yang mereka katakana. Seluruh tubuhnya terasa panas, jantungnya terasa berdetak dua kali atau entah berapa kali lebih cepat, berdetak dengan intens seolah-olah ingin meledak. “……Itu benar-benar bukan palsu, huh……” Telinganya menangkap apa yang ia gumamkan, dan hingga kemudian ia mengonfirmasi bahwa gendang telinganya masih berfungsi. Ia mencoba menggerakan tubuhnya, mengabaikan rasa sakit yang diberikan dari setiap gerakan yang ia buat. Sebuah keberuntungan bahwa tulang-tulangnya tidak ada yang patah, sungguh keberuntungan diantara ketidakberuntungan lainnya. Namun— “Ada apa? Mencoba untuk melawan!” “Haha, Kakugyouki, jangan seperti itu.” Disaat yang bersamaan ketika sang Investigator mengejek, Kakugyouki melompat. Lebih lima meter tingginya hingga hampir membentur langit-langit arena tersebut, dan adegan mengejutkan tersebut membuat Harutora tak mampu untuk tidak diam ternganga – hingga kemudian, penglihatannya tiba-tiba menggelap. Sebuah bayangan menutupinya. “—Sial!” Harutora berlari dengan seluruh kemampuannya, berlari menuju sampingnya. Kakugyouki dengan segera menjatuhkan dirinya tepat disebelahnya sebagaimana ia melompat. Lantai pun berguncang karena dampak dari guncangan, dan Harutora terhuyung-huyung. Kakugyouki pun menendang kembali. Udara disekitarnya pun menimbulkan suara ringan, dan Harutora pun mengayunkan shakujou ditangannya dengan refleks. Dampak dari tendangan yang diberikan membuat Harutora melayan, namun kali ini ia tidak memberikan celah pada sikap berdirinya. Dengan segera ia mendapatkan kembali keseimbangannya sebagaimana ia terjungkal, membiarkan kakinua menyentuh tanah. Medkipun ia telah tergelincir beberapa meter ke belakang, kaki-kakinya masih tetap seimbang dan ia tidak lagi tersungkur ke tanah. …Benar! Shakujou ini… Shakujou ini telah menghadang tendangan Kakugyouki. Serangan yang baru saja dilayangkan tersebut, tidak menyebabkan luka karena ia telah mengayunkan shakujou tersebut dalam bentuk pertahanan. Tentu saja, tongkat kecil tersebut tidak mampu menghalang serangan dari raksasa tersebut dari sudut pandang fisik, namun ketika shakujou tersebut menemui tendangan Kakugyouki, ia merasakan shakujou tersebut memantulkan dampaknya kembali. Sihir telah diberikan pada shakujou ini. …Kerja bagus, Ohtomo-sensei! Sekarang aku melihatmu dengan berbeda! Sayangnya, ia tidak bisa bersantai. Kakugyouki tidak memberikan Harutora jeda saat ini, menendang kembali dengan cepat dan terus-menerus. Harutora dengan susah payah menangkis serangan tersebut. Rasanya seperti ia sedang berdiri ditengah-tengah jalan raya yang mengharuskan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, sebagaimana tiap-tiap tendangan Kakugyouki memberikan desiran angina yang hampir-hampir menarik seluruh tubuhnya. Ia mengelak serangan tersebut pada kecepatan yang gesit, tiba-tiba berdiri dan menyelam, berusaha untuk menghindari serangan Kakugyouki dengan shakujou sebagai perisai. “Hm.” “Oh sayang, tidak buruk. Mainan yang kini ada ditanganmu cukup menarik.” Sang Investigator tertawa. Diamlah dan mati kau, sialan! Harutora berteriak marah didalam hatinya, namun ia tidak memiliki energi untuk mengeluarkan suaranya. Shakujounya masih terpegang, namun tangan yang menggenggam shakujou tersebut telah lama mendekati ambang batasnya dan kini mulai terasa mati rasa. Hingga kemudian. “Stop!” Natsume berteriak, dan Kakugyouki secara serentak pun turut berhenti. “Tolong, jangan terus bertarung……!” Ia menundukan kepalanya dari tempat dimana ia terbaring, suaranya terdengar pahit. Harutora ingin memangggil Natsume, namun napasnya menghentikannya untuk melakukan hal tersebut. Ia menggunakan sisa-sisa kekuatannya untuk fokus bernapas terlebih dahulu, dan bahkan ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Sang Investigator hanya ber’hmph’ ria. “Oh, Raja……” “Sepertinya akhirnya kau mau mulai untuk bekerja sana. Aku akan memenuhi perintahmu, Rajaku.” Kakugyouki perlahan merilekskan kuda-kudanya ketika mendengar hal tersebut, bergerak mundur dari Harutora. Harutora menggertakan gigi-giginya dan menahan, tak sadar terduduk dilantai. Kekuatannya pun secara drastis habis terpakai atas serangan-serangan keras tersebut. “Apa kau mengerti sekarang?” “Kau harus menerima takdirmu, dan juga kami, tentunya. Kami selalu menunggu, dan akan terus melayani dimasa depan nanti. Apakah kau mau mengakui kami?” Sang Investigator bertanya, nadanya terdengar cukup arogan. Natsume menundukan kepalanya, dalam diam mendengarkan apa yang dikatakannya. Helaian rambutnya yang terurai pun menutupi wajahnya, menyembunyikan ekspresinya, dan pipi putih yang terekspos dibaliknya pun dengan pelan bergerak. Harutora mengambil napasnya dalam— “Tunggu, Natsume.” Mendengar kalimat tersebut, Natsume menoleh. Mata hitamnya yang berkaca-kaca menatap Harutora dari celah-celah poninya yang terkulai. Harutora menunjukan senyuman tabah pada teman masa kecilnya. Ia berusaha dengan sangat meregulasikan pernapasannya, memaksa untuk menelan salivanya. Ia mendorong hal-hal sepele seperti rasa sakit dan lelah jauh ke belekang pikirannya, berdiri dengan bangga, dan menaruh shakujounya diatas tanah, menyuarakan bunyi metalik. “Kau tidak perlu memerdulikan perkataan orang gila ini, dan kau tidak perlu untuk bergantung pada kehidupan masa lalumu sebagai subjek untuk membantu. Bukankah teman-temanmu saat ini ada disini semua?” “……Harutora……” Untuk sesaat Natsume melupakan keadaan disekitarnya, matanya lurus menatap hanya kepada Harutora. Harutora pun membalas tatapannya, sambil bernapas terengah-engah. “Maafkan aku atas perkataan yang kukatakan padamu siang tadi. Aku tidak peka, tapi aku tidak berpikir bahwa apa yang kukatakan itu salah. Kau memang butuh keberanian, bahkan keberanian yang lebih dari apa yang kukatakan saat siang tadi. Jadi…” Harutora berbicara dengan memaksa dirinya. Ia jelas-jelas memaksakan diri – gugatan tersebut memanglah sulit dan menyakitkan, namun ia masih terus berbicara dengan terus terang. “Jadi, janganlah terpengaruh dengan rumor bodoh masa lalu tersebut, janganlah kau tanggung semuanya sendiri, dan jangan berpura-pura. Bahkan jika ada orang-orang yang takut padamu dan orang-orang yang merasa bermasalah karenamu, pasti masih ada orang yang mau untuk memberikan tangannya padamu. Jadi, janganlah takut untuk berteman dengan yang lainnya. Beranilah dan bergantunglah pada kami.” “…………” Mata Natsume melebar sebagaimana dengan sungguh ia menatap Harutora. Ia telah mendengarnya, karena Harutora benar-benar merasa seperti itu. Ia pun merasa kekuatannya kembali, nyeri diubuhnya berkurang, dan kekuatannya yang hampir habis kini muncul kembali. Tuan dan shikigami. Kekuatan dari dua orang yang saling berinteraksi melalui ikatan yang ada diantara mereka. Saling menguatkan satu sama lain. Namun— “Bodoh!” “Sangat.” Sang Investigator mencerca, suara dan nandanya denga jelas menunjukan kegagalannya dalam mengerti. “Kau membingungkan sang Raja, kau bocah tengil! Sudah kuduga, aku tak bisa membiarkanmu sendiri!” “Benar, Hishamaru, mari kita urus bocah ini sesegera mungkin.” Kakugyouki yang telah mundur sekali lagi berlari menuju Harutora. Harutora menaikkan shakujounya, berusaha menahan serangan sang raksasa yang menyebabkan arena berguncang. Beranilah dan bergantunglah pada bantuan teman-temanmu. Kalimat yang bukan hanya untuk Natsume seorang saja, sebagaimana hal tersebut juga sesuai dengan dirinya yang masih belum dewasa. Disaat yang bersamaan sebagaimana Harutora melawan Kakugyouki, ia melihat figur mereka perlahan mendekati dari ujung matanya. “Lakukan, aku mengandalkan kalian!” Teriak Harutora, dan Hakuou dan kokufuu, yang mana telah melingkari titik buta arena terseubt, dengan segera menyerang Kakugyouki. Katana dan tombak pun menyerang kaki Kakugyouki. Raksasa tersebut meneriakan erangan tanpa kata, pergerakannya menjadi tidak beraturan, dan Harutora dengan segera langsung bergerak maju mengayunkan shakujounya untuk menyerang. “Ambil ini!” Lingkaran kecil pada bagian atasnya pun bergemerincing, menghasilkan bunyi. Lingkaran-lingkaran tersebut menbentuk sebuah pedang dengan menggunakan aura, seperti Gulotin yang melingkar diudara. Ia mengayunkan shakujounya, memukul tangan kanan Kakugyouki yang mencoba menopang tubuhnya. Kulit berwarna kehitaman tersebut pun robek, menghasiljan reaksi ‘lag’ yang intens. “Ha-harutora.” “Jangan khawatir, Natsume! Ini kecil dibandingkan dengan laba-laba itu!” Ia berteriak, setengah dari keyakinananya dan setengah lagi untuk memaksanya. Oni ini memanglah shikigami yang menakutkan. Bagi Harutora, Tsuchigumo saat itu dan Kakugyouki yang ada didepannya saat ini adalah monster yang tidak pernah terbayang olehnya. Namun, pada akhirnya keduanya adalah shikigami. Tidak peduli sekuat apapun shikigami tersebut, mencari tahu kekuatan sang pengendali berarti adalah kesempatan menang. Ia tidak merasakan rasa mengerikan yang diberikan oleh Dairenji Suzuka dari sang Investigator yang kini menjadi lawannya. Harutora mengayunkan kembali shakujounya, mengambil kesempatan pada momen Kakugyouki yang berhenti bergerak dikarenakan ‘lag’. Ia melingkari bagian samping, menyayat pada perut Kakugyouki. Setiap kali ia menyerang, ia dapat merasakan shakujounya sedikit banyak menyerap aura dan mengembalikannya lebih keras pada lengannya. …Jadi ini seperti ini, tidak heran shakujou begini mudah digunakan……! Ketika ia bertarung dengan Armored Juggernaut, Natsume telah memberikannya ‘Pedang Pelindung’, dan sensasi yang diberikan keduanya serupa. Sihir yang diberikan oleh Ohtomo pada shakujou ini sama memiliki macam sihir yang sama dengan Pedang Pelindung tersebut. “A-ada apa, berpikir kaau begini memalukan! Gunakan seluruh kekuatanmu, Kakugyouki!” Sang Investigator berteriak dengan suara serak. Shikigami berlengan satu tersebut mengikuti perintah tuannya, berbalik menyerang tanpa menghiraukan luka ditubuhnya. Kakugyouki dengan siap berbalik mengarah pada dua Yaksha dibelakangnya, menendang dengan kaki yang terluka. Harutora melompat mundur, menghindari serangan. Hakuou dan Kokufuu menyayat kembali dengan senjata mereka, yang mana punggungnya tersayat, jatuh runtuh ke tanah. Kesempatan bagus. Momen ketika dimana Harutora memikirkan hal ini, Kakugyouki yan gterjatuh tidak terduga mengayunkan lengan kanannya, tidak berencana untuk menjaga tubuhnya sendiri. Lengan kasar tersebut beberapa kali lebih besar dan tubuh Harutora tersapu ke tanah. Harutora dengan segera menaikkan shakujounya untuk menghadang, namun tidak mampu menghalang dampaknya, menabrak keras dinding yang mengelilingi arena. Walaupun shakujou telah menyerap sebagian dari kekuatan serangan shikigami Kakugyouki, hanya dampak fisik dari menabrak dinding membuat Harutora megap-megap. Rasa nyeri yang intens menyerang seluruh tubuhny, pandangannya pun sedikit kemerahan, dan paru-parunya pun terasa berhenti bekerja. Ini adalah keberuntungan dari sebagian ketidakberuntungan mengetahui ia tidak kehilangan kesadarannya, dan ia dengan perlahan menurunkan tubuhnya, menopang dirinya dengan lutut dan shakujounya. Serangan tersebut cukuplah kuat, dan ia bahkan tidak bisa menggerakan jari-jarinya dengan rasa sakit yang baru saja menyerang tubuhnya. Kakugyouki menaikan lengan kanannya yang telah mengenai Harutora dari tempat dimana ia telah runtuh ke tanah. Hakuou dan Kokufuu dengan segera menyayatkan senjata mereka untuk membantu, namun Kakugyouki tidak menghiraukan mereka sama sekali. Wajah yang berada dibalik topeng tersebut mematuhi perintah tuannya, dan hanya ada Harutora dimatanya. …Sial! Serangan datang dari atas, dan ia tidak bisa menghindari serangan tersebut, atapun energi untuk menghalangnya. Namun, sebagaimana wajahnya memucat karena ketakutan, figur kecil melintas dihadapan Kakugyouki. Itu adalah Kon. Sebuah ledakan dari api biru pucat. Api rubah Kon terhalang oleh topeng tersebut, hampir tidak memberikan bekas, namun cukup untuk mengalihkan fokus dari Kakugyouki, menghasilkan efek gangguan. Kon yang menggunakan api tersebut dengan segera bergegas menuju Harutora, menyambarnya dan berguling ke samping – kepalan Kakugyouki dengan segera mengikuti, memukul terhadap tempat Harutora berlutut. Harutora mengeratkan rahangnya sebagaimana dampak yang menggelora menyerangnya. Ia berdiri, bersandar pada dinding dibelakangnya, memaksa kaki-kakinya untuk tetap stabil diatas tanah. “Hah!” Dengan paksa shakujou tersebut menusuk topeng Kakugyouki yang terbaring didekatnya. Ia mengumpulkan seluruh kekuatan spiritualnya, menggunakan seluruh tenaganya. Serangan kekuatan penuh Harutora memukul topeng Kakugyouki. Disaat itu. Kakuyouki melolong dengan sangat. Wajah yang tampak mirip seperti wajah manusia tampak dari balik topeng Kakugyouki. Namun, wajah tersebut terlihat sangatlah buruk, terasa kurang nyata, seperti boneka yang dimana wajahnya dengan serampangan ditambahkan, jelas terlihat seperti bukan makhluk hidup. Wajah penuh duka yang muncul berteriak dengan seluruh genapnya. Ini adalah kali pertamanya Kakugyouki mengeluarkan suaranya, dan kekesalan, kemarahan, dan panik terdengar dari suara tersebut. “Ini……” Harutora menusuk topeng tersebut dengan sekali serang, mengukir lubang didahi sang oni. Darah mengalir keluar dari luka, dan Kakugyouki dengan marah terbangun, berteriak pada atap. Teriakan tersebut seperti tangisan bayi – tulus, kuat, dan merupakan lolongan yang penuh duka. Hingga kemudian. “Harutora-sama!” Kon merentangkan tangannya, menyambar Harutora dan terbang dari Kakugyouki dengan seluruh kekuatannya sebagaimana ia hamoir membawa dirinya. Kakugyouki tidak mengejar, namun malah menginjak-injak tanah dengan seluruh kemampuannya, berbalik mundur ditengah udara. Ia menedang ke arah langit-langit dan dipukul mundur oleh pelindung, menyebabkan arena terguncang untuk sesaat sebgaimana dengan cekatan turun seperti kucing ketika jatuh. Ia memukul dinding, menghantam tanah dengan dahinya, dan meronta-ronta dengan lengan kanan dan kakinya, benar-benar diluar kendali. Hakuou dan Kokufuu dengan segera mundur dari Kakugyouki, hampir terkena pada serangan menggilanya. “A-ada apa! Kenapa benda itu menggila!” Harutora berteriak dengan terkejut, namun kon yang susah payah untuk terbang tidak memiliki energi untuk menjawab. “Ka-kau idiot!” Sang Investigator berteriak, tatapannya bukanlah tatapan santai lagi. Bahkan sikap gilanya telah hilang tanpa jejak. “To-topeng tersebut adalah segel Kakugyouki! Dengan ini, aku bahkan tidak bisa mengontrol Kakugyouki! Ia tidak akan berhenti marah sampai ia menghancurkan sekelilingnya!” Suara rendah yang ia sebutkan sebagai Kakugyouki tidak terdengar kembali, hanya meninggalkan suara dirinnya dengan penuh teror dan putus asa, yang mana lebih memiliki keaslian daripada apapun yang ia katakan. “Apa yang kau bilang!” Harutora melihat ke arah Kakugyouki dari nbalik lengan kecil Kon. Kakugyouki tersebut tidak lagi mengincar siapapun – bahkan tidak dirinya – dan hanya menghancurkan sekitarnya tanpa peduli sambil berteriak, pergerakannya bahkan lebih ganas dan sembrono dibandingkan ketika dirinya ditutupi oleh topeng. Mereka tak berdaya – mungkin lebih tepatnya mereka tidak bisa melakukan apa-apa, sebagaimana bahkan mendekati saja terlihat sulit. “Sial, sial, kau bocah sialan! Lihat apa yang telah kau perbuat!” Sang Investigator menggertakan gigi-giginya, terus-menerus mengutuk. Namun, wajahnya pucat, dan kejadian tersebut sudah jelas tidak bisa terelakan. Ketika kepalan Kakugyouki jatuhh didekatnya – “Eek!” rasa kaget membuat tubuh sang Investigator gemetar, dan ia mundur sambil terhuyung-huyung, dan melarikan diri menuju pintu keluar tanpa memedulikan apapun. “Sialan—!” Harutora memiringkan tubuhnya dalam lengan Kon, menghindari shikigamiyang mencoba menghentikannya dan menjatuhkan dirinya ditengah udara. Namun ia tidak mampu mengejar. Sang Investigator berada disisi lain arena, dan Kakugyouki yang mengamuk telah menghalangi ruang diantara mereka. Sang Investigator telah berdiri disekitar pintu keluar semenjak ia mulai mengendalikan Kakugyouki, memastikan jalan keluar. Harutora hanya bisa berdiri dengan khawatir dan melihat figur berjas tersebut menghilang melalui pintu keluar Hingga kemudian— “Harutora-kun!” “Tenma?” “Kau juga cepat dan pergi dari sana! Shikigami tersebut telah kehilangan kendali, jadi ambil kesempatan ini untuk kabur sebisa mungkin!” Aksi Kakugyouki saat inidapat dideskripsikan tidak memiliki tujuan, dan hanya dengan jahatnya menghancurkan segala yang ada disekitarnya, terlihat semaunya. “Tapi bisakah kita membiarkan hal itu menghancurkan arena?” “Itu tidak akan menghancurkan pelindung disini, jadi shikigami tersebut tidak bisa meninggalakan tempat ini, kita tidak perlu khawatir untuk mengurusinya!” Harutora mengangkat kepalanya untuk berteriak ke arah kursi penonton, dan Kyouko turut berteriak menjawab pertanyaan tersebut disebelah Tenma. Shikigaminya telah mulai meninggalkan arena pertarungan. “Harutora-sama, mari pergi!” Dari keadaan yang ada dihadapannya, Harutora tidak mampu untuk menghentikan Kakugyouki yang mengamuk bahkan jika ia tetap berada diarena. Bahkan Kon yang berada disisinya turut mendesak tuannya. Namun— “Harutora!” Teriakan keras bagaikan tembakan terdengar dari Touji, dan teriakan tersebut bukan untuk mendesak Harutora untuk segera meninggalkan arena. Sebenarnya, itu justru berkebalikan. Suara tersebut untuk memberanikannya dan memberikannya dorongan dari belakang. Ketika ia mengerti maksud Touji, sesaat listrik pun seperti menjalari tubuh Harutora. …Natsume! Setelah sang Investigator melarikan diri, hanya Natsume yang masih tertinggal diarea tersebut. Ia terbaring ditanah, tangan dan kakinya terikat, susah payah merangkak ditanah dan mencoba untuk mencari perlindungan denga bersembunyi dekat dinding. Kakugyouki berteriak dibelakangnya, dan Harutora telah melebarkan kakinya dan berlari maju sebelum ia memiliki waktu untuk berpikir. Ia memusatkan dirinya untuk berlari. Kakugyouki meronta-ronta tanpa mendiskriminasi, menghancurkan lantai dan memukul dinding dengan momentum yang cukup untuk membuat udara disekitar mendidih. Dengan amukan yang menghancurkan seperti itu, Harutora bahkan tidak memiliki waktu untuk berteriak pada Natsume, hanya bergegas berlari untuknya. Ia bahkan menjatuhkan shakujou yang ada ditangannya ke samping, berlari sekuat tenaga menuju Natsume. Kakugyouki lompat dihadapannya, teriakan menggelegar pun datang dari mulutnya. Teriakan penuh amarah keluar, dampaknya menghantam Harutora. Harutora pun merinding, kulit yang ada pada seluruh tubuhnya terasa mati rasa seolah-olah ia telah tersengat listrik, namun ia tidak menghentikan kakinya, merentangkan tangan kanannya dan mencari-cari kotak jimat yang berada pada pinggangnya. Jari-jarinya membuka penutup dari kotak tersebut – dan dengan segera mengeluarkan jimat tersebut. [[File:Tr2 283.png|thumbnail]] ''“Order!”'' Itu hampir bisa dideskripsikan sebagai satu-satunya kemampuan Harutora – dengan cepat melempar jimat tersebut. Kyouko dan Tenma pun tak mampu menahan keterkejutannya dari kursi penonton sebagaimana mereka melihat pada pergerakannya dan pelemparan jimat yang tanpa ragu. Ia melemparkan jimat pelindung yang bersinar diudara, membentuk pelindung sihir dan menghalang pergerakan Kakugyouki. Namun itu hanya bertahan beberapa detik. Ketika Harutora mencoba untuk memutari tubuh Kakugyouki, lengan kanan Kakugyouki dengan paksa diayunkan untuk meninju lantai yang hampir rusak tersebut, menghancurkan pelindung jimat pelindung dan meninggalkan tanda lima jari ditanah. Lalu, mendekati Harutora. Disaat itu— Kon menerobos diudara seperti anak panah yang dilemparkan, ujung wakizashinya menusuk mata kiri oni tersebut. Kakugyouki dengan refleks mengayunkan tangan kanannya, melewati kepala Harutora. Kakugyouki berteriak dengan marah kembali. Kon berputar diudara, dengan cepat meninggalkan Kakugyouki. Harutora mengambil kesempatan tersebut untuk bergegas menuju Natsume. “Natsume!” Harutora berlutut disisi Natsume, mengangkatnya langsung tanpa memikirkan untuk melepaskan ikatan yang ada ditangan dan kakinya terlebih dahulu. Masalah masih belum terselesaikan. Ia dengan segera bergegas menuju pintu keluar, namun Kakugyouki menghalangi jalannya kembali. Kakugyouki, yang seharusnya sudah menggila, ‘mengidentifikasikan’ Harutora dan mengaum, menunjukan taringnya pada Harutora. …Sial, aku tidak bisa kabur? Harutora menggendong Natsume pada lengannya, terdiam ditempat. Shakujou telah dilemparkan ditengah arena, dan bahkan jika ia membawa shakujounya ditangannya saat ini, ia tidak akan bisa melindungi Natusme sambil menghadang serangan. Kon dengan cepat terbang menghampiri Harutora untuk melindungi tuannya dan menghadapi Kakugyouki, namun figurnya terlalu kecil dibandingkan dengan raksasa yang mendekati dirinya dihadapannya. Ia hanya mampu untuk menggunakan momen tersebut untu berlari melewati bagian bawah Kakugyouki sambil membawa Natsume. Sebagaiman Harutora meyakinkan dirinya – Natsume berbicara dari balik lengan Harutora: “Itu tidak perlu.” Seragam yang ada ditubuhnya berantakan dan rambut hitamnya kusut dikarenakan dirinya tadi yang merangkak, kontras kuat nan mengejutkan dengan penampilan dirinya yang cantik bagaikan boneka porcelain. Kedua matanya berisi kilat kuat dari balik rambut hitamnya, seperti bintang yang samar-samar berkerlap-kerlip. Harutora menatap Kakugyouki. “Harutora-kun, sobeklah empat jimat yang menempel pada tubuhku.” Harutora dengan segera mengerjakan apa yang dipintanya tanpa bertanya. Kakugyouki pun semakin mendekat, napas membakar pun berhembus keluar dari mulut sang raksasa. Namun, Harutora tidak bergerak sama sekali, sebagaimana Natsume yang berada dilengannya membebaskan dirinya dari segala rasa takutnya. Natsume dengan tenang dan memaksa memanggil didalam gendongan shikigaminya. Ia memanggil shikigami yang lain. “Aku perintah kau dengan nama Tsuchimikado Natsume. Datanglah, Hokuto. Kuperintahkan kau untuk menyerang—“ Beberapa detik kemudian, cahaya emas muncul diatas kepala Harutora dan Natsume. Cahaya pun terkeluarkan, secara bertahap meluas keatas, dan tubuh raksasa panjang bergoyang seakan-akan mematahkan rantai yang mengikatnya. Sebuah kilat cahaya emas melonjak perlahan diudara. Seekor naga. Binatang penjaga Tsuchimikado yang telah diwariskan pada pewaris utama keluarga Tsuchimikado yaitu Natsume – shikigami pembantu, Hokuto. Kyouko dan Tenma menyaksikan pertarungan tersebut dengan napas tertahan dari kursi penonton ternganga, dan mulut Touji pun menipis, matanya melebar melihat kejadian yang ada didepannya. Bahkan Kon yang berada disisi Harutora melebarkan matanya, tubuhnya gemetar, menunjukan bagaimana terkejutnya Kon. Hokuto tidak menghiraukan pandangan terkagum-kagum yang ditujukan padanya sama sekali, dengan nyaman merentangkan tubuhnya diudara. Sang naga terlihat seperti menikmati kebebasannya, dengan jelas terlihat riang, dan sama sekali mengabaikan oni yang napas tertahan didepannya. Untuk mendeskripsikan sikapnya lebih baik, itu adalah kemalasan, dan untuk mendeskripsikannya dengan buruk, itu adalah kelambanan. Perbedaan keduanya seperti angin yang melambai-lambai, dan ia menjelajahi luasnya arena sesuka hati. Terdapat banyak kesempatan untuk melukai seluruh tubuh naga tersebut, namun sang oni tidak mengayunkan tangan kanan kasarnya. Terlebih lagi, sang oni tidak mampu untuk tidak mengerang dan melangkah mundur seolah-olah ia ketakutan. Sang naga baru saja muncul, namun aura sang naga memberikan rasa kehadiran yang sangat. Harutora yang telah mengalaminya hanya bisa melihat dengan takjub, bahkan merasa seperti kehadiran Hokuto membuat Kakugyouki yang kuat dan mengancam dengan instan menjadi amat kecil. “……Hokuto!” Natsume memerintah kembali, dan Hokuto hanya bisa memutar tubuhnya dengan pasrah. Dengan cekatan mengambil persiapan bertarung ditengah udara bagaikan panah yang telah dipersiapkan. Kilat api pun terlihat dari mata tenangnya, memberikan peringatan pada sang musuh terhadap kehancuran yang akan datang. Ekspresi Kakugyouki pun mengeras. Dalam sekejap, seperti serangan pedang dari tuannya – sisik emas Hokuto bersinar, dan tubuhnya yang tertekuk tiba-tiba memanjang, bergegas lurus menuju Kakugyouki dengan menggunakan kekuatan pantulan. Seperti longsor salju yang menuruni gunung, Hokuto telah mendekati Kakugyouki saat dimana Kakugyouki baru menyadarinya. Kakugyouki mengangkat lengan kanannya, mencoba untuk berlindung dari serangan Hokuto, namun sebelum tangannya terangkat, tubuh bergelombang Hokuto berputar, berbalik arah. Keduanya saling tumpang tindih untuk sejenak. Taring sang naga pun telah menggigit leher sang oni. Darah pun keluar bagaikan air mancur, menghilang menjadi kabut sebelum mengotori lantai. Figur raksasa sang oni menjadi samar-samar, berosilasi dan berkerlap-kerlip dengan intens. Kakugyouki pun menghilang karenanya. Aura yang membentuk sang oni dengan cepat tercerai-berai. “……Apa kita menang?” Mereka dengan tidak terduga menang dengan mudahnya – sebagaimana Harutora berpikir demikian, kekuatan tubuhnya menghilang dengan segera. Ia terhuyung-huyung sambil menggendong Natsume, namun untungnya Kon dengan cepat datang membantunya. “……Apa kita mengalahkan Kakugyouki?” Lebih tepatnya, itu adalah tindakan Hokuto, bukan mereka, namun Natsume masih menjawabnya: “Iya.” Ia perlahan mengangguk. “Ha-ha-harutora-sama, pertarungan ini luar biasa!” “Ah, aku tidak…… sebaliknya, aku sudah mencapai ambang batas……” Kaki Harutora terasa lemas kembali, dan ia terduduk ditanah dengan bantuan Kon. Setelah terduduk, ia masih tidak berani untuk percaya bahwa pertarungan telah selesai. Namun kini permasalahan telah selesai. Sang Investigator telah kabur, dan sayangnya Harutora tidak bisa mengejarnya sekarang. Itu tak ada pilihan, ia hanya bisa puas untuk saat ini, dan meninggalkan sisanya untuk orang lain – membiarkannya untuk diurusi oleh seseorang yang memiliki cukup kekuatan untuk berdiri. Diatas Harutora dan yang lainnya, Hokuto, yang telah memusnahkan sang musuh, menunjukan sikap senang penuh kemenangan, berkeliaran dengan bangga diudara. Touji melompat ke dalam arena dari bangku penonton, dan Tenma dan Kyouko mengikuti nya setelah ragu untuk sesaat. Ketiganya bergegas menuju Harutora dan Natsume, dan mengabaikan Touji untuk sesaat, dua yang lain mengenakan ekspresi yang sama seperti Harutora, ekspersi dimana mereka masih belum perrcaya kalau pertarungan telah selesai. Namun, ketika melihat Harutora dan Natsume hidup dan selamat, kerutan yang ada diwajahnya pun akhirnya merileks. …Kita berhasil. Harutora dengan sangat mengapresiasi fakta tersebut. Puas dan senang pun membubuhi dirinya, dan tak ada momen yang paling indah selain momen saat ini dihati Harutora kini. Hingga kemudian, Natsume tiba-tiba ambruk diatas Harutora, dengan ringan membenamkan wajahnya pada dada Harutora. [[File:Tr2 291.png|thumbnail]] Apa ia pingsan? Pikir Harutora, sedikit panik. Namun. “Natsume? Kau baik-baik saja?” “……Yah.” Suara pelan dari dadanya pun menjawab panggilannya, tidak lagi suara tegas ketika ia memanggil Hokuto. Harutora heran, dan ketika ia berpikir untuk ingin melihat wajahnya lebih jelas, ia menolehkan dirinya. “Na-natsume?” Ia memanggil dengan khawatir. “……Aku sangat senang kau datang untuk menyelamatkanku, terima kasih……” Ucap Natsume dengan serak. Setelah berkata demikian, ia membenamkan kembali wajahnya pada dada Harutora seolah-olah unutk kabur. Sensai lembut dengan bisikan halus menusuk Harutora. Detak jantungnya berdegup kencang. “Uh, oke.” Ia menjawab dengan kesulitan yang bahkan menurut dirinya terasa sangat komikal. Kon yang berada disisinya dengan miwterius terlihat kesal, dengan jengah menatap dari ujung matanya pada Harutora dan Natsume yang membenamkan tubuhnya pada Harutora. “……Seperti yang kupikirkan, ini…… berbeda.” Hingga kemudian, gumaman pelan Touji memotong keheningan yang ada diarena tersebut. Harutora dan Natsume menoleh ke sumber suara, dan Kyouko dan Tenma berhenti. Touji berhenti ditempat dimana Kakugoyuki itu telah menghilang, melihat ke tanah dengan ekspresi suram. Lalu, ia berlutut. “……Aku berpikir ada hal yang aneh sebelumnya. Shikigami tersebut sangatlah kuat…… Namun oni yang sesungguhnya tidaklah hanya memiliki kapasitas seperti itu.” Touji mengambil jimat rusak yang hampir tersobek sebagaimana ia berkata demikian. “……Apa, apa maksudnya itu?” Harutora memiringkan kepalanya karena ia gagal untuk mengerti, namun ekspresin yang lainnya berubah ketika melihat jimat tersebut. “Sebuah jimat shikigami?” “Dan itu juga…… sebuah jimat shikigami baru? Terlebih lagi, itu hanyalah jimat biasa yang dijual dipasaran." Natsume dan Kyouko berucap dengan kebingungan. “Pe-pelan, bagaimana jimat shikigami ini dijual dipasaran? Kakugyouki bukanlah tipe buatan manusia, seharusnya ia adalah tipe pembantu, bukan?” Tenma juga mengeluarkan keraguannya, dan hingga kemudian Harutora menyadari apa yang salah. Ketika shikigami tipe pembantu mengambil bentuk sebagai wujud spiritual, situasi yang paling sering dijumpai adalah dengan beberapa objek yang termaterialisasi sebagai objek intinya, seperti pedang yang berlumuran darah, busana liturgis yang biarawan pakai, atau terkadang bahkan dalam bentuk manusia, dengan aura disekitarnya yang menghasilkan aura spiritual yang sangat. Namun, jimat shikigami ada jimat yang digunakan sebagai wadah dari shikigami, alat yang digunakan dalam shikigami buatan manusia. Dikarenakan hal tersebut memiliki jimat shikigami – dan terlebih lagi ‘jimat shikigami baru yang dijual dipasaran’ – sebagai wadahnya, itu berarti oni tersebut – shikigami tersebut yang muncul dengan wujud oni – adalah shikigami buatan manusia. Dengan kata lain… “……Kakugyouki tersebut palsu?” Natsume bergumam bingung. Tidak ada diantara mereka yang mengangguk membenarkan, namun juga tidak ada yang berbicara untuk tidak menyetujuinya. Lalu……
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information