Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 2 5 Mei
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===05 Mei(Selasa) 21:42=== Saat melengkapi catatan yang kudapat dari Miyazaki-kun tanggal 2 Mei lalu, hasilnya ternyata seperti ini. {| style="border:1px solid black; width: 350px; padding: 10px;" |00-01 |01-02 |23-24 |style="width: 50%;"|hari ke-1 |- |02-03 |03-04 |04-05 |hari ke-2 |- |11-12 |13-14 |15-16 |hari ke-3 |- |09-10 |16-17 |20-21 |hari ke-4 |- |06-07 |08-09 |19-20 |hari ke-5 |- |05-06 |07-08 |17-18 |hari ke-6 |- |12-13 |14-15 |18-19 |hari ke-7 <span style="float:right;">Selesai</span> |} Tiga sel yang tersisa, «10-11», «21-22» dan «22-23» menandakan waktu yang dimiliki [Kazuki Hoshino] hari ini. Jika aku tidak menghentikan 'Sevennight in Mud' hari ini, waktu milik [Kazuki Hoshino] akan menyusut menjadi 0. Sekarang pukul 21.43. Dengan kata lain, [Kazuki Hoshino] punya sisa waktu 1 jam 17 menit sampai pukul 23.00. Hingga saat itu tiba kami harus melakukan apa pun yang kami bisa lakukan. Persipan untuk hal ini sudah selesai. [Riko Asami] berhasil mengontak «Asami-san». «Asami-san» menerima permintaan kami untuk menemuinya dan menyatakan waktu dan tempat pertemuan. Dan kini kami sedang berhadapan dengan Riko Asami. Waktu yang disarankan «Asami-san» adalah sekolah kami. Sekolah memang memiliki sistem keamanan, tapi alat itu tidak akan aktif hanya karena pagar sekolah dipanjat. Sekolah kosong karena liburan Golden Week. Ia berdiri di tengah-tengah lapangan sekolah seorang diri. "Kenapa kalian pikir aku memutuskan untuk menemui kalian?" Seperti dugaan, suara bisikannya sangat berbeda dari gaya bicaranya yang biasa. "Lagipula, aku tahu tujuan Maria-san. Kau datang untuk mencegahku bunuh diri dan merebut 'box' milikku, 'kan? Meski ini merepotkan untukku, aku memutuskan untuk bertemu denganmu. Kau tahu kenapa?" kata Asami-san yang entah mengapa tampak tidak bisa memfokuskan matanya. "Aku ingin menemuimu sekali lagi untuk terakhir kalinya pada saat terakhir. Aku ingin melihat orang yang kukagumi; orang yang mencapai sesuatu yang selama ini tidak bisa kucapai : menciptakan diri yang sempurna." "Kau salah." Maria menyelanya dengan suara yang tegas. "Kau ingin aku mencegahmu melakukan tindakan bodoh seperti membuang-buang nyawamu." Riko Asami mendengarkan Maria dengan tenang. Kemudian mulutnya sedikit berkerut ke atas. "Aku takut kata-kata klise seperti itu tidak mempan untukku. Sayang sekali... Aku tidak ingin kau mengatakan hal semenyakitkan itu." "Hmpf, lalu kenapa kau menemui kami? Kau kir aku tidak bisa lihat kalau kau takut mati?" "Kau lebih seperti jaminanku." "...jaminan?" "Kupikir kau akan membunuhku saat aku menyadari ketakutanku untuk melakukan bunuh diri." Riko Asami bicara tanpa peduli. "......" Aku berpikir, mengapa? Mengapa pertukaran kata mereka—membuatku sangat <u>jengkel</u>? Seharusnya ada perasaan lain yang aku rasakan. Ketegangan, ketakutan, simpati—perasaan-perasaan itu akan jauh lebih wajar. Akan tetapi, mengapa aku malah merasakan kejengkelan? Aku terus berpikir---dan sadar. —Oh tidak, ini tidak... "Asami-san." Aku mungkin tanpa sadar telah menyadarinya. Tidak heran aku merasa jengkel! <u>Basa-basi</u> ini sama sekali tidak ada artinya, bukan? "Kau sudah bertemu dengan Miyazaki-kun selama 'Sevennight in Mud', kan?" Asami-san mengangguk pelan mendengar pertanyaanku yang mendadak. "Untuk membuat kami percaya bahwa tidak ada jalan keluar dari 'Sevennight in Mud', Miyazaki-kun berbohong kepada kami dengan mengatakan bahwa sang 'owner' telah mati. Dia mencoba membuatku menyerah untuk menyempurnakan 'box' ini." "...Jadi?" Asami-san mendesakku untuk meneruskan, dan aku mengangguk. "Aku yakin Miyazaki-kun yakin bahwa kami tidak bisa menemukanmu. Tapi kau masih hidup. Jadi dari mana timbulnya keyakinan itu?" Asami-san terlihat ragu sejenak dan berkata: "...Itu karena aku janji untuk bersembunyi saat aku bertemu dengannya. Jadi, Nii-san—" "Mengapa?" Aku memotongnya dan bertanya. "<u>Mengapa kau, yang sudah siap bunuh diri untuk menghentikan 'Sevennight in Mud,' harus bekerja sama dengan Miyazaki-kun, sekutu [Riko Asami] yang menginginkan penyempurnaannya</u>?" Ia tetap terdiam. "Bukankah ini sedikit tidak cocok?" "...Kau tidak akan mengerti masalahku, Kazuki Hoshino." Aku tidak tahan lagi. Kebencian ini sudah tidak bisa kutahan lagi. "Memuakkan! Hentikan gaya bicara aneh itu sekarang!" "......Ini cara bicaraku yang asli. Mungkin kau tidak tahu, tapi sejak SMP—" "Tidak bisakah kau hentikan aktingmu sekarang juga? Lagipula kau tidak mau bersembunyi lagi karena kau sudah memutuskan untuk muncul di hadapan kami, kan? Jadi," "Hentikan nada bicara itu sekarang juga, 'O'!" Maria membelalak dan melihat Asami-san—bukan, 'O'. Ekspresi di wajah Asami-san menghilang. Aku sudah tidak merasakan apapun dari Riko Asami dalam wajah yang kini menjadi tidak manusiawi itu. "Kau mulai beraksi sejak tanggal 30 April, kan? Selera burukmu itu memang sudah melampaui batas! Kalau sekarang kupikir-pikir, waktu itu hanya aku yang merasa bahwa Asami-san aneh. Keesokan harinya, Haruaki sudah lupa tentang tingkah anehnya. Itu karena sifatmu yang membuat semua orang selain 'owner' lupa akan dirimu, kan? Kau tidak pernah masuk ke dalam kelas karena Miyazaki-kun sedang ada di sana, benar ‘kan?" Asami-san masih mendengarkanku tanpa menunjukkan ekspresi apapun. "Miyazaki-kun hanya bisa berbohong tentang kematian Asami-san, karena dia tahu bahwa tubuh adiknya itu telah diambil alih olehmu, 'O'. Jika makhluk tidak manusiawi sepertimu mengatakan hal seperti «Aku tidak akan muncul lagi» setelah mengambil alih tubuh Asami-san, dia pasti akan mempercayainya. " Asami-san masih belum mengubah ekspresinya. "Dia mungkin sudah lupa akan keberadaanmu, namun sepertinya ia belum melupakan fakta bahwa saudaranya sedang diambil alih oleh seseorang. Jadi, satu-satunya jalan bagi Miyazaki-kun adalah menyempurnakan 'Sevennight in Mud’. Dengan itulah kau membuatnya menjadi musuh-[ku]. Dengan itulah kau mempersiapkan panggung agar [aku] dan [Riko Asami] bisa saling bertarung." Aku membersut pada Asami-san dan menyatakan: "Dengan demikian, kau menikmati pengamatanmu terhadapku." Saat aku selesai bicara— "Huhu" Ekspresinya yang hampa itu runtuh. Riko Asami lenyap tak berbekas. Tidak, tubuhnya masih tetap sama. Tapi sekarang sudah jelas. Riko Asami tidak mungkin ada di balik ekspresi itu. Tidak ada manusia yang sanggup membentuk senyum sejelek itu. "Oh, aku sungguh harus memujimu!" "O" bertepuk tangan sambil mempertahankan senyumannya. Dia bisa tetap tenang karena dia tahu dengan pasti bahwa dia berada di luar jangkauan kami, bahkan setelah kami menemukannya. "...Kelihatannya kau cukup tehibur, 'O'." Kata Maria sembari mengerutkan alisnya. "Terhibur? Huhu, tentu saja! Pengamatan kali ini benar-benar berharga. Sungguh menyenangkan melihat bagaimana Kazuki Hoshino bereaksi saat tubuhnya dicuri, bagaimana ia berpikir, bagaimana ia menderita! Aku tidak mengira kau akan terang-terangan menganggap [Riko Asami] sebagai «musuh» dan menyakitinya. Huhu, dibandingkan dengan kali terakhir ini waktu yang sangat singkat, tapi membuahkan hasil yang sangat memuaskan." "Dasar mesum." Namun, cercaan Maria tak membuat "O" berhenti tersenyum. "Baiklah—<u>Akan kuserahkan 'box' ini padamu </u>." Aku tidak bisa langsung mencerna kata-katanya. Apa yang baru saja dia katakan? Menyerahkan 'box' pada kami? Mengapa? Kami bahkan belum mulai menegosiasikan 'box' ini... "......apa yang kau rencanakan?" Maria bertanya mewakiliku. "Oh? Apa mungkin sikapku aneh?" "Apa kau mau bilang kau hanya berpura-pura tenang dan kini kau tersudut karena kami sudah menemukanmu?" "Jawabanmu meleset jauh. Kenapa aku harus tersudut? ...Oh, sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Tujuanku bukan untuk menghalangimu, tapi untuk mengamati Kazuki Hoshino, tahu kan? Aku bisa menikmati pengamatanku padanya lebih dari cukup dalam 'box' ini. Aku sudah mencapai tujuanku. Jadi aku tidak punya alasan untuk tidak memberikanmu 'box' yang sudah tidak berguna ini." Setelah ia mengatakannya, sekarang sudah jelas. Tujuan "O" bukanlah untuk menyempurnakan 'Sevennight in Mud'. Tidak, jika ‘box’ sempurna, maka--- "Ah...!" "Oh, kelihatannya kau sadar meski aku tidak menyebutkannya. Kasihan sekali." "O" mengatakannya dengan muka berseri-seri.Tentu saja dia senang melihat wajahku yang pucat pasi. "Tepat sekali, 'box' yang kalian sebut 'Sevennight in Mud' tidak dimaksudkan untuk sempurna sejak awal. Riko Asami adalah manusia yang cukup menarik, sungguh. Tapi <u>aku tidak akan pernah mengorbankan obyek penelitianku yang berharga hanya untuk satu ikan teri.</u> Membiarkan [Riko Asami] mengambil alih «Kazuki Hoshino»? Mana bisa kubiarkan." "O" tertawa. "Jadi, kau menemukanku atau tidak pun, aku tetap akan memberikan 'box' ini. Memberikan 'box' dengan sukarela sama sekali tidak aneh." Aku memandang [Riko Asami] sebagai musuh demi mendapatkan diriku kembali. Demi hal ini, aku menyakiti [Riko Asami] dan membuatnya menderita. Aku sampai melibatkan Miyazaki-kun dalam masalah ini. Bahkan aku sempat mengkhianati Maria. Akan tetapi, Meski aku sudah melewati itu semua, "Semua itu sia-sia saja." Selama ini aku hanya menari dalam pipa "O"? Kalau begitu, apa artinya satu minggu ini... "Menurutku tidak sia-sia." Mendengar sangkalan ini, aku langsung menoleh padanya. Maria, yang baru saja menyatakan itu, memberikan "O" sebuah senyuman yang menantang. "Apa maksudmu?" "Kau tidak mengerti? Tujuan Kazuki adalah untuk mendapatkan kembali kehidupan sehari-harinya. Wajar saja kalau dia mempertaruhkan segalanya untuk meraih tujuan ini. Karena itu, tidak ada yang akan berubah. Bahkan seandainya dia sudah menduga bahwa kau tidak berniat menyempurnakan 'Sevennight in Mud,' tindakannya tidak akan berubah." "Mengapa begitu?" "O" bertanya dengan penasaran. "Itu sudah jelas." Maria berkata seolah-olah menertawakan 'O'. "<u>Orang tidak akan pernah bergantung pada hal selemah kehendakmu </u>." Aah, aku mengerti. Keputusan untuk menyerahkan "box" padaku hanyalah keputusan yang dia ambil "karena ini berakhir dengan sangat menyenangkan baginya." Aku tidak akan pernah bergantung pada hal seperti itu dan tidak melakukan apa-apa. Kalaupun usahaku sia-sia, aku pasti akan mempertaruhkan segalanya untuk menemukan solusi bagi "box" ini. "Begitu. Tapi selain untuk Kazuki-kun, untukmu semua usahamu ini sia-sia. Lagipula, 'box' ini sudah tidak bisa digunakan lagi." "Pemikiran yang sangat dangkal. Kemunculanmu ini membantuku untuk minimal satu langkah lebih maju. Kau baru saja membuktikan bahwa aku akan bertemu 'O' atau 'box' saat aku bersama Kazuki." "Hm...?" Mendengar kata-katanya, "O" membelalakkan matanya. "Apa kau serius?" Maria menjawab dengan heran. "Hei, aku sudah menghabiskan seumur hidupku untuk mengejar 'box’. Kenapa kau masih meragukan kata-kataku?" "Tidak, bukan itu maksudku! Aku tidak peduli dengan kebodohanmu. Aku menanyakan apakah ‘bukti bahwa kau bisa bertemu denganku saat bersama Kazuki-kun’ memiliki arti tertentu." Maria membelalak mendengar kata-katanya. Perlahan-lahan wajahnya memucat. "Kau belum sadar... atau, kau belum memikirkannya dalam-dalam?" "O" berkata sambil tersenyum. "Bukti ini tidak ada artinya. <u>Lagipula kau bermaksud meninggalkan Kazuki-kun, kan</u>?" A...pa...? "Ja-Jangan bicara omong kosong!" "Huhu, bukankah muka pucatnya itu adalah bukti terbaik untuk kata-kataku? Kau tahu, Kazuki-kun? Dia berencana membiarkan [Riko Asami] menggunakan 'box' miliknya!" "Menggunakan 'Flawed Bliss'...?" Karena aku telah menyentuh 'box' itu, aku tahu. Karena aku telah melihat dasar lautan itu, aku tahu. Membiarkan seseorang menggunakan "box" miliknya. Hal ini sangat tabu. Bahkan aku pun tahu bahwa menggunakan "box" miliknya adalah suatu kesalahan yang sangat fatal. "Jika dia melakukan itu, dia akan melupakan kalian. Setelah kehilangan ingatannya, dia tentu akan pergi menjauh dari kalian." "K-Kenapa kau tahu soal hal seperti itu!" "Karena selalu seperti ini saat ia membiarkan seseorang menggunakan 'box'-nya." Aku melihat Maria. Melihatnya yang sedang menggigit bibirnya sendiri, aku sadar bahwa ‘O’ mengatakan kebenaran. "Kenapa kau mau menggunakan 'Flawed Bliss'...?" "...Bukankah sudah kubilang? Aku tidak bisa menerima bahwa kemalangan tak terhindarkan telah menanti Asami." Demi itu kau tidak keberatan mengabaikan keinginanmu sendiri...? Aah, aku tahu. Ia selalu seperti ini. Ia adalah orang yang bahkan sanggup membuang nyawanya sendiri demi menyelamatkan orang lain. "Aku ini sebuah 'box.' Aku bukan manusia. Aku harus ada demi menyelamatkan orang lain. Benar, karena itu—" Maria kembali menunjukkan ekspresinya yang mengesankan dan menyatakan dengan tegas : "<u>Aku harus tetap menjadi [Aya Otonashi]</u>" Tapi, di mana perasaan [Maria Otonashi] dalam kata-kata itu? «—jangan kehilangan aku dari pandanganmu lagi» Bukankah itu perasaan Maria yang sesungguhnya? Bukankah itu perasaan asli gadis yang tidak sanggup lagi menahan kesendiriannya? Hal ini salah. Mengabaikan perasaan sendiri tidak dapat dibenarkan. Tetapi aku tidak bisa mengatakan padanya bahwa ia salah dengan sembrono. Meski aku tidak tahu apa yang membuatnya begitu yakin, aku tidak bisa membiarkannya. "Maria." Karena itu aku hanya dapat mengucapkan namanya. Karena hanya aku yang bisa memanggil, dan melawannya dengan perasaanku sendiri. "<u>Aku tidak menginginkan itu</u>." Wajah Maria sedikit menegang. "Aku tidak ingin kau lupa tentang diriku dan menghilang!" "......Kazuki." "Itu kejam! Sementara kau menyuruhku untuk tidak kehilangan kau dari pandanganku, kau mau kehilangan aku dari pandanganmu! Itu kejam sekali!" Setelah mendengar teriakanku, Maria memandangi tanah dan menggigit bibirnya. "......Tapi kalau tidak, Asami akan—" Aku menggenggam tangan kanan Maria secara paksa, membuatnya menghentikan kata-katanya. Ia memandangku dengan mata lebar. "Asami-san akan baik-baik saja." "...Mengapa kau bisa berkata begitu?" "Karena aku mempercayai sesuatu yang kau mungkin tidak bisa percayai dan mungkin akan membuatmu tersinggung." Aku menyalurkan lebih banyak kekuatan pada genggamanku. "Aku percaya bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan kehidupan sehari-hari." Aku menyadari bahwa jemarinya lebih rapuh dari yang aku kira. Tidak, bukan hanya jemarinya. Seluruh tubuh Maria rapuh. Berkebalikan dengan sifatnya. "Jadi Asami-san akan baik-baik saja, bahkan walaupun 'Sevennight in Mud' hancur. Tidak mungkin hanya masalah yang akan menunggunya!" "......kau ingin aku mempercayai hal itu?" Ia berbisik. Sudah kuduga ini akan ditolaknya. Maksudku, dia ‘kan mencari "box". Tidak mungkin dia bisa menerima pendapatku, yang mempercayai kehidupan sehari-hari, sementara dia mencari "box" yang membawa kehancuran pada kehidupan sehari-hari. Meski demikian, aku percaya pada kehidupan sehari-hari. "Dia cuma harus menemukan harapan." "...Apa?" "Aku akui bahwa masalah mungkin telah menunggu Asami-san. Tapi harapan pun ada dalam masalah ini! Setidaknya aku tahu satu." "Harapan apa...?" "Ada satu orang yang begitu menghargai Asami-san. Tidak bisakah ini menjadi harapannya?" Aku menyadari keraguan samar yang mulai muncul dalam raut wajahnya. "...Tentu saja ini akan bekerja kalau tidak ada yang sudah terjadi. Tapi Asami pasti akan masuk penjara untuk waktu yang sangat lama karena insiden itu." "Tapi, jika mereka berdua menggabungkan kekuatan, mereka akan baik-baik saja. Jika mereka sadar betapa berharganya mereka bagi satu sama lain, mereka akan baik-baik saja! Apa kau tidak setuju?" "......" "Mungkin hanya kesombongan yang membuatku mengatakan bahwa aku memahami Asami-san. Tapi masih sisa satu jam untuk [Riko Asami]. Kau masih bisa memastikan perasaannya sebelum mengambil keputusan! ...Tidak, jangan cuma memastikan, bantulah ia menemukan harapan. Aku yakin, harapan ada." Aku menekan tangannya sedikit lebih erat. "Kau mungkin juga akan memberikannya kebahagiaan sejati, daripada sebuah ilusi!" Setelah berkata demikian, aku melepaskan tangannya. Maria menatap lekat-lekat tangannya. "......U-Umm, sekarang Golden Week, kan?" Mendengar kata-kata yang mendadak kuucapkan, Maria menaikkan sebelah alis dan mengangkat kepalanya. "Karena semua ini kita tidak punya waktu untuk menikmati liburan, kan? Tapi, kau tahu ‘kan, besok masih libur, jadi umm..." Aku memejamkan mata, menguatkan diriku, dan bicara. "Jadi, umm... ayo kita pergi ke suatu tempat besok. Err... benar, ayo pergi makan strawberry tart. Kau pernah bilang kalau kau suka itu, kan?" Maria membelalakkan matanya. Sejak tadi wajahnya kaku, namun kini pipinya seolah-olah hal ini bohong. "Huhu... kau bilang apa?" "K-Kau tidak mau?" "...Ini artinya kau menghabiskan setiap hari Golden Week denganku, lho?" "Eh? Memangnya ada yang salah dengan itu?" Saat aku berkata sambil menelengkan kepalaku, Maria tersenyum masam untuk suatu alasan. "Jangagn dipikirkan." "Mh? Jadi, kau mau janji?" Janji. Ketika aku mengucapkan kata ini, mulutnya menegang lagi. Maria menunduk sejenak. Ia merenungkan arti dari janji itudan kembali membuka matanya. Mulutnya rileks. Ia menyunggingkan kedua sudut mulutnya dan berkata padaku dengan suara yang bersemangat namun lembut: "Aku janji. <u>Aku menjanjikanmu sebuah masa depan di mana kita bisa pergi makan strawberry tart dengan tenang besok.</u>" Ya, tidak ada yang kukhawatirkan lagi. Demikianlah, aku menunggu saat pergantian terakhir.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information