Editing
High School DxD(Indonesia):Jilid DX4 Line.2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Bagian 2 === Jadi, pada hari libur berikutnya—. Rias dan aku — bersama Kunou dan Lint Sellzan-san pergi ke pusat perbelanjaan lokal. Tahun lalu, sebagai anggota budak-budak Gremory, aku bertarung melawan budak-budak Sitri dalam versi game field dari pusat perbelanjaan ini. Rias berkata kepada Lint-san, “Kita sampai, Lint. Kamu bisa pergi menjelajahi tempat-tempat yang ingin kamu lihat.” Sementara Kunou memandang berkeliling di berbagai tempat di pusat perbelanjaan, aku juga berkata kepadanya, “Kamu juga bisa pergi, Kunou. Tapi, jangan berlebihan, dan berhati-hatilah agar tidak tersesat.” Kunou dengan penuh semangat mengangkat tangannya dan menjawab, “Jangan cemas! Aku sudah sepenuhnya membiasakan diri dengan pusat perbelanjaan ini! Ayo Lint-dono, ayo pergi ke game center dulu!” Kunou menarik tangan Lint-san sembari dia dengan riang menunjuk ke arah game mall. “Oh, game center? Aku ingin mencoba yang disebut ‘Permainan Derek’ setidaknya sekali.” “Serahkan padaku! Ise dan Rias-sama bisa menikmati belanja bersama!” Setelah mengatakan itu, Kunou dan Lint-san berjalan cepat menuju ujung lain dari pusat perbelanjaan. ...Anak-anak seusia itu sangat menikmati tempat-tempat seperti department store — Aku ingat bagaimana aku dulu seperti itu juga. Terutama toko mainan dan game center. Aku sering meminta orangtuaku untuk membawaku ke tempat-tempat itu. Mungkin berpikir bahwa perilaku Kunou agak manis, Rias terkikik dan berkata, “Begitulah katanya.” “Ya ampun, Kunou — dia memohon padaku untuk membawanya ke pusat perbelanjaan...” Ada suatu waktu ketika kami semua datang ke pusat perbelanjaan ini, dan saat itu, Kunou melihat ke mana-mana dengan matanya juga. Ada juga department store besar di Kyoto, tapi dia mengatakan bahwa itu adalah masalah yang terpisah, dan ada juga kenyataan bahwa orang-orang di kota asalnya tampak kurang bersedia membawanya ke tempat-tempat seperti itu di dunia manusia. Selain itu, sepertinya dia selalu memiliki seseorang yang menemaninya di Kyoto, jadi mungkin sulit baginya untuk berjalan bebas seperti ini. Kurasa tidak mudah menjadi Putri Ekor Sembilan. Rias berkata, “Hal yang sama berlaku untuk Lint. Dia sama sekali belum terbiasa dengan kehidupan biasa, dan tidak pandai berbelanja, jadi menurutku hari ini adalah kesempatan yang baik untuk membawanya...apa aku membuat masalah untukmu?” ''Apa lebih baik jika Lint-san tidak ada di sini selama kencan kita?'' —Itu mungkin maksudnya. Aku menggelengkan kepala. “Aku senang berada di sini bersamamu, Rias. Sejak aku menjadi [King], aku bahkan belum punya kesempatan untuk berbelanja denganmu seperti ini.” Belum lama ini, kami berdua dulu datang ke sini dan berbelanja bersama. Setelah menjadi [King] — Iblis Kelas Atas, beban kerjaku mendadak berlipat ganda, dan aku bahkan tidak bisa berpikir tentang berkencan. Dan tak hanya dengan Rias, tetapi juga dengan Asia dan gadis-gadis lainnya. Rias memegang tanganku sembari dia berkata, “Pacarku memang hebat — oke, kita akan mengawasi mereka berdua sembari kita berbelanja...dan kencan yang menyenangkan.” “Ya. Kencan seperti ini sesekali tidak terlalu buruk.” Aku meremas tangan Rias sebagai balasan saat kami mulai berkencan. Sambil mengawasi Kunou dan Lint-san yang bermain di mesin Permainan Derek dan Medal Game, Rias dan aku duduk di sudut game center sambil minum milkshake sementara kami membicarakan berbagai hal yang kami temui dalam hidup kami. Kami berbicara tentang sekolah, Iblis, Turnamen, dan juga — tentang keadaan Saji yang baru saja kuketahui belum lama ini. “Apa kamu sudah tahu tentang situasi Saji di rumah?” Aku bertanya pada Rias. Meskipun dia tampak agak terkejut, dia mengangguk seolah-olah dia berhasil menemukan sesuatu. “...Ya...karena kamu bertanya, apa kamu baru mengetahuinya baru-baru ini?” “Ya, aku tahu belum lama ini. Kamu sudah lama tahu ini, Rias?” Rias mengangguk. “Ya, Sona memberitahuku tentang hal itu. Aku tidak memberitahumu karena kalian berteman, jadi kupikir Saji-kun akan memberitahumu sendiri. Dan...juga mengejutkan bagiku bahwa kamu belum pernah ke rumah Saji-kun sebelumnya. Kalau kamu pernah ke rumahnya...dia mungkin akan memberitahumu.” “Hahaha, Xenovia juga mengatakan sesuatu yang mirip denganku. Kukira kami berdua terlalu sibuk dengan sekolah, Pekerjaan Iblis kami, dan berbagai situasi dengan tim [DxD].” Meskipun kami telah menjadi kawan seperjuangan begitu lama, kurasa itu cukup tidak biasa bahwa aku belum pernah ke kediaman Saji sekalipun, mengingat hubungan kami sebagai anak laki-laki pada usia yang sama. Lagipula, aku pergi ke rumah Matsuda dan Motohama selama liburan setelah aku mulai SMA. Rias berkata “Saji-kun...mungkin tidak mau memberitahumu. Meskipun ini hanya tebakanku, menurutku dia tidak ingin kamu khawatir tentang dia. Dan dia tidak ingin kamu terlalu perhatian demi dia.” “...Jadi itu alasannya, ya.” ...Aku memiliki pikiran yang sama persis. Tapi, itu masih membuatku merasa sedikit kecewa. Jika aku tahu, mungkin aku bisa membantunya dengan sesuatu.... ...Baginya, mungkin itu akan dianggap sebagai keprihatinan yang tidak beralasan. Selagi aku merenungkannya, Rias melanjutkan, “Lagipula, alasan kenapa kamu tidak pernah pergi ke rumah Saji-kun — bukan karena kamu entah bagaimana merasakan ada sesuatu yang aneh dalam perilakunya, dan kamu tanpa sadar menahan diri untuk tidak bertanya? Kamu benar-benar bisa membaca suasana hati dan bertindak sesuai.” —. Saji menunjukkan aura bahwa dia tidak ingin aku mengunjungi rumahnya, dan tanpa sadar aku memperhatikan itu, itulah sebabnya aku tidak pernah membahas topik tentang mengunjungi rumahnya ya…. ...Mungkin...itu benar. Dengan pria itu — dia seperti teman dekatku di sekolah dan ketika kita berada di Dunia Bawah, tapi dalam arti tertentu, aura ‘Aku tidak ingin kamu lebih dekat dari ini’ yang dia berikan lebih kuat daripada dengan Kiba dan Gasper. Sepulang sekolah, meskipun pria itu bebas, rasanya tidak pantas bagiku untuk bertanya apakah dia ingin berkeliling dan menelusuri beberapa toko dalam perjalanan pulang. Tapi jika itu Kiba, aku dengan santai mengundangnya dalam usaha seperti itu. Daripada itu karena fakta bahwa kami berasal dari budak-budak yang berbeda, mungkin itu karena atmosfer unik yang ada antara aku dan Saji. Sambil menatap wajahku, Rias bertanya, “Apa kamu merasa tidak yakin tentang bagaimana bertarung melawannya di pertandingan mendatang?” “Jika itu masalahnya, maka pria itu akan memarahiku. Dan ini juga bukan sesuatu yang bisa kukatakan pada budak-budakku.” “Ya. Sairaorg dan yang lainnya mungkin akan menonton pertandingan juga, jadi aku membayangkan bahwa akan ada serangan balasan yang signifikan jika ada keraguan dalam seranganmu.” ...Ya, itu benar sekali. Meskipun aku telah mengetahui situasi Saji, jika itu membuat kepalan tanganku jadi lebih kusam, lalu bagaimana mungkin aku bisa berdiri dengan bangga dan menghadapi Sairaorg-san dan yang lainnya yang telah melalui keadaan malang mereka sendiri sepanjang jalan? Lebih penting lagi, jika aku ragu dan menolak untuk bertarung karena ini, maka aku tidak bisa lagi mengatakan dia...bahwa Saji adalah temanku. “...Kalau aku memberitahu Ravel tentang ini, aku yakin dia akan marah.” Setelah mendengar itu, Rias hanya tersenyum dan berkata, “Gadis itu melakukan yang terbaik untuk membuatmu sukses. Tentu saja dia akan memarahimu.” Ravel benar-benar ketat. Ambisiku juga ambisi Ravel. Itu sebabnya dia menjadi sangat bertekad dan membujukku untuk mengalahkan lawanku. Untuk menginspirasi [King]-nya, manajerku mampu melakukan apa saja. ...Setelah mendiskusikan situasi Saji dengan Rias, rasanya suasana hatiku jadi lebih ringan. “Aku hanya bisa berbicara denganmu atau Azazel-sensei tentang hal-hal seperti ini. Aku sangat bersyukur dan senang mendapat dukunganmu.” Setiap kali aku merasa depresi seperti ini, aku biasa berbicara dengan sensei. Tapi dia sekarang berada di tempat yang jauh, jadi tidak nyaman bagiku untuk berbicara dengannya...walaupun ada metode bagiku untuk berkomunikasi dengannya, saluran itu juga akan terhubung dengan Sirzechs-sama dan yang lainnya, membuatnya sulit bagiku untuk membahas topik seperti itu. Karena itulah saat ini aku sangat menghargai memiliki Rias di sisiku. Rias terkikik saat dia berkata, “Fufufu, itu benar. Asia dan Xenovia benar-benar mengagumimu dari lubuk hati mereka, jadi mereka merasa perlu untuk mematuhi keputusanmu. Dan aku hanya akan menjadi papan gema untukmu. Sisanya adalah sesuatu yang perlu kamu pikirkan sendiri — kamu sudah menjadi [King] lagian.” Sesuatu yang diputuskan sendiri — memang. ...Asia, Xenovia dan yang lainnya semuanya menyatakan kesediaan mereka untuk mengikutiku. Itu menyulitkan aku untuk bertanya kepada mereka topik seperti itu secara pribadi karena aku merasa lebih baik jika mereka tidak melihat sisi lemahku. Mereka mungkin menggunakan metode mereka sendiri untuk mempersiapkan mental untuk pertandingan mendatang juga. Aku tidak bisa memberi mereka masalah baru pada saat seperti ini — untuk mengungkapkan kepada mereka keraguan seorang [King]. Rias mengangkat satu jari sembari dia berkata, “Izinkan aku untuk memberimu saran sebelum pertandingan, atau mungkin menganggapnya sebagai pengingat tentang bagaimana mengalahkan Sona — gadis itu tidak diragukan lagi kuat. Kemampuannya membangun strategi yang efektif sangat luar biasa. Pada saat yang sama, dia sangat lembut...dia adalah gadis dengan usia yang sama denganku.” ''—Seorang gadis dengan usia yang sama.'' ...Tentu, Sona-senpai adalah gadis seusia dengan Rias. Meskipun dia biasanya memiliki suasana ketenangan tentang dia, dia juga memiliki sisi yang bersemangat dalam mengambil inisiatif untuk mewarisi bisnis kakaknya. Pada saat yang sama, dia juga seorang gadis biasa yang sedih karena kehilangan kakaknya. “Ise, aku dapat Giga Rachu-kun!” “Aku dapat Rachu-kun versi Hawaii.” Kunou dan Lint-san mengangkat boneka serial [Rachu-kun] yang mereka peroleh dari mesin Permainan Derek dan menunjukkannya kepada kami. Rias memuji mereka dengan ‘itu luar biasa’ saat dia membelai kedua kepala mereka. Ya, dia benar-benar terlihat seperti seorang ibu! Jadi ketika kami memiliki anak, rasanya seperti ini ya...Lint-san agak besar. Rias mengumumkan kepada mereka berdua, “Baiklah, karena kita sudah selesai dengan permainan, mari kita berbelanja di sana. Mari kita lihat-lihat pakaiannya dulu.” ““Baik~~”” Kunou memimpin Lint-san dengan tangan saat kami meninggalkan game center. Saat dia melihat pemandangan itu, Rias berkata, “Perempuan itu hebat. Di masa mendatang, aku ingin setidaknya satu anak perempuan.” —Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu menggetarkan! T-Tentu saja, aku juga ingin memiliki anak dengan Rias di masa depan! Aku hanya tidak berharap Rias mengatakan itu sekarang. Sudahkah insting keibuannya mengambil alih? Namun, Rias juga mengatakan dengan percaya diri, “Tapi, kupikir anak pertama kita adalah laki-laki. Aku tidak tahu alasannya, tapi aku hanya memiliki perasaan yang kuat tentang hal itu. Ufufu.” Setelah mengatakan itu, Rias mengambil tanganku dan kami mulai berjalan melalui mal lagi. Aku menggenggam tangannya sebagai balasan, sementara pikiran seperti ‘Putraku...mungkin akan menjadi mesum’ mengalir dalam benakku dan membuatku khawatir yang tidak perlu—. Dengan begini, Rias dan aku menjaga Kunou dan Lint-san sambil kami berjalan-jalan di mal — pada saat yang sama, ini membantu mengurangi kekhawatiranku yang muncul dari Saji, dan benar-benar membantu persiapan mentalku untuk pertandingan berikutnya. —Sona-senpai, dan Saji. Aku...tidak akan kalah!
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information