Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===2-2=== Komachi menyeret kakinya ke lantai bawah dari ruangannya, telah akhirnya terbangun. Menilai dari penampilannya, dia jelas sekali sudah menghabiskan waktu tersebut untuk masuk dan keluar dari alam mimpi, dan satu-satunya pakaian yang dikenakannya di atas pakaian dalamnya adalah T-shirt bekasku. “Lagi istirahat?” tanyaku. “Yap, Aku sudah menyelesaikan kira-kira semuanya k'cuali resensi buku dan projek penelitiannya,” kicaunya. “Kerja bagus. Ingin minum sesuatu? Kopi atau teh jelai atau Kopi MAX…?” “Jadi kopi dan Kopi MAX itu berbeda sekarang… ‘ke, aku mau teh jelai.” Kopi MAX bukan sekedar kopi. Itu wajar. Kopi susu <ref> Café au lait </ref> dan Kopi MAX itu berbeda seperti langit dan bumi. Dari sudut pandangku, yang pertama itu digolongkan sebagai kopi, sedangkan Kopi MAX digolongkan sebagai susu kental manis. Anomali dalam dunia kopi – itulah Kopi MAX. Omong-omong, anomali dalam dunia novel ringan itu Gagaga Bunko <ref> Penerbit Oregairu </ref>. Aku pergi ke dapur, mengeluarkan sebotol teh jelai yang didinginkan dengan baik dari kulkas dan menuangkan secangkir untuknya. “Mari.” “Terima kasih.” Komachi mengambil cangkirnya dengan kedua tangan dan meneguknya dengan nikmat. Membuat helaan puas yang dalam, dia meletakkannya ke atas meja.<!--she put the cup down.--> “Kamu tahu tidak, onii-chan.” Komachi tiba-tiba menjadi serius. “Aku belajar sangat, sangat keras.” “Tentu, kurasa. Tidak seperti kamu sudah selesai.” Dia masih menyisakan resensi buku dan projek penelitiannya. Juga, ketika berbicara soal belajar untuk ujian seleksi masuk, tidak pernah berakhir adalah akhirnya – itulah Gold Experience Requiemku <ref> Meme JoJo’s Bizarre Adventure. Referensi pada Stand Giorno Giovanna pada bagian 5 manga tersebut. </ref>. Namun, kamu bisa bilang dia telah bekerja keras untuk menyelesaikan hampir semua PRnya selama beberapa hari terakhir ini. “Karena aku bekerja begitu keras, aku pikir itu bagus untuk memberi diriku sendiri hadiah.” “Jadi kamu itu wanita karir?” Omong-omong, kata-kata “memberi diriku sendiri hadiah” itu benar-benar berbau seperti sesuatu yang akan dikatakan oleh seorang wanita jomblo. Selama sesaat, wajah Hiratsuka-sensei muncul di dalam otakku. “Yang penting, aku perlu hadiah. Jadi itulah kenapa kamu harus ikut bersamaku ke Chiba, onii-chan.” “Aku salut dengan logikamu. Lompatan topiknya begitu tinggi sampai kamu bisa menang Lomba Manusia Burung <ref> Ing ː Birdman Rally yang merupakan sebuah lomba dimana masyarakat umum merakit pesawat layang, tongkat terbang dan pesawat bertenaga manusia buatan rumah, yang berkisar dari pesawat yang benar-benar serius dibuat sampai hanya sekedar kostum, dan melompati sungai- atau dermaga, dan bertanding melihat sejauh mana bisa terbang dan sebagai hiburan. </ref>,” kataku. Komachi menggembungkan pipinya dan cemberut. Entah kenapa, kelihatannya dia tidak akan menerima jawaban tidak. “Oke, aku mengerti. Apa ada sesuatu yang kamu mau? Kalau terlalu mahal, aku mesti menolaknya<!--pass.-->. Aku cuma punya 400 yen dalam dompetku <ref> Sekitar Rp.45000 </ref>.” “Murah pun barangnya, kamu juga harus menolaknya…” gugam Komachi. “Aku benar-benar tidak mau sesuatu yang bisa dibeli dengan uang,” tegasnya. “Cuma bepergian dengan onii-chanku saja sudah cukup. Ah, poin Komachi cukup tinggi barusan!” “Kamu begitu menjengkelkan…” Tapi kelihatannya dia benar-benar tidak menuntut dibelikan sesuatu. Intinya<!--the point.--> dia tiba-tiba merasa ingin berjalan-jalan denganku untuk bersenang-senang. Itu semua bagus jika dia melakukan itu dengan temannya, tapi, yah, aku tidak suka pemikiran akan seseorang mencoba untuk merayunya ketika dia berada di Chiba dengan gadis lain. Sebenarnya, ada sebuah tempat di dekat Stasiun Chiba yang menuju ke sebuah distrik hiburan, atau sebaliknya dikenal sebagai “Jalan Pria Hidung Belang<!--pick up street.-->”. Dulu, ada preman dan badung yang bertengger di dekat sana, dan sejak saat itu aku tidak pernah berada di dekat sana. Lagipula, jika dia melakukan hal-hal yang aneh dengan lelaki untuk bersenang-senang, aku tidak ada pilihan selain melumuri tanganku dengan darah. Sebaiknya memberitahu Komachi hal itu<!--as much.-->. “Aku tidak keberatan untuk bepergian, tapi ganti bajumu. Kalau kamu pergi ke luar dengan penampilan seperti itu, aku harus mengacungkan sinar laser untuk menghentikan tatapan mesum lelaki di jalan. Ah, apa poin Hachimanku tinggi barusan?” “Tidak tahu ya… aksi siscon itu jujur saja menjijikan. Ditambah lagi, caramu begitu buruk.” Adik kecil tercintaku mundur dua langkah penuh. …oh, benarkah? Kupikir aku mendapat sekitaran 80.000 poin. Hanya untuk mata Hachiman – Aku diam-diam mengunci kritikannya di dalam hatiku. Sistem penilaian Komachi itu keras, itulah kenapa. Saudara yang hidup di Chiba punya kemungkinan besar menjadi seorang siscon. Adik kecilku seimut ini, jadi aku tidak ada pilihan lain <ref> Kousaka Kirino dan Kosaka Kyousuke dalam Oreimo berasal dari Chiba </ref>. Orang-orang sering bilang sesuatu seperti, “Aku punya adik kecil, tapi dia sama sekali tidak imut,” tapi kamu tahu bagaimana kebenarannya. Mereka hanya bilang adik mereka tidak imut karena mereka ada ikatan saudara. “Aku tak tahu apa yang akan kita lakukan di Chiba, tapi aku tidak keberatan pergi ke sana, kurasa,” kataku. “Oooh, terima kasih. ‘ke, kalau begitu, aku siap-siap dulu. Kamu sebaiknya ganti baju yang lebih mudah untuk bergerak, onii-chan.” Baju yang mudah untuk bergerak. Kenapa, apa kita mau pergi mengebor atau apa? Mau menggali sesuatu? Itu terdengar cukup mirip dengan bowling<!--Clothes that are easy to move around in. What, were we going boring or something? As in digging up stuff? That sounded close enough to bowling.-->. Namun, ketika orang bilang ‘baju yang mudah untuk bergerak’, yang paling mudah untuk bergerak itu tidak memakai apa-apa, menurutku. Ada orang seperti itu di SD ketika kami lomba lari 50 meter. Mereka bilang, “Aku akan serius berlari,” selagi mereka berlari tanpa alas kaki. Dan waktu kubilang orang, maksudnya itu aku. Melepas kaos oblongku dan memakai celana jeans, aku dengan malas memilih sepotong kaos untuk kukenakan. Aku baru saja memakai sepatuku ketika Komachi mulai mengacau balaukan rumah dan mengobrak-abriknya. Sedang apa dia berkeliaran tak henti-hentinya? Dia sudah melakukannya selama beberapa saat sekarang. Namun, aku harus mengakui dia itu seperti seekor hewan mungil dan meteran keimutannya melonjak tinggi sekali. Selagi aku menunggu-nunggu dengan menatap kosong ke arah langit-langit (salah satu kemampuan spesialku), Komachi juga sudah selesai berganti baju. Lagi-lagi, dia berganti baju di depanku seperti yang biasa dilakukannya, tapi kelihatannya dia benar-benar sedang mengabaikanku – begitu seperti biasanya. Akhirnya, dia berpose di depan kaca cermin dengan tangan di atas dagunya. Ya, ya, dia imut sekali<!--Yes, yes, she was cute and everything.-->. Sekarang apa dia bisa lebih cepat sedikit? Setelah lama menunggu, Komachi memakai topi lelaki penjual koran<ref> [http://www.worldwidehat.com/buy-hat-cap/newsboy-cap-hat/newsboy-cap-hat-046.jpg Newsboy cap] </ref> pada kepalanya dan berpaling ke belakang untuk menghadapku. “’ke, ayo kita pergi!” ujarnya selagi dia menenteng tas bawaannya dengan kedua tangannya. Ada dua tas. Tasnya diisi sampai penuh, jadi tasnya terlihat lumayan berat. Ketika aku tanpa berkata-kata mengulurkan tanganku, Komachi dengan agak riangnya menyerahkan salah satu tasnya padaku. Jangan begitu senang. Dia itu salah satu tokoh perempuan agak dungu yang lagi marak-maraknya belakangan ini. Aku memastikan pintunya tertutup dengan aman sebelum kami pergi, dan kemudian kami berangkat ke stasiun. “Ay'lah, ada apa dengan semua barang ini?” tanyaku pada Komachi, menunjuk ke arah tas yang sedang kupegang selagi kami berjalan beriringan. “Untuk apa aku membawa ini? Apa aku itu supir pribadimu?” Sebagai balasannya, Komachi diam-diam meletakkan jari telunjuknya pada mulutnya. “Itu-ra-ha-si-a!” lantunnya, mengedipkan matanya selagi dia mengucapkannya. “Kamu begitu menjengkelkan…” “Heh, onii-chan. Rahasia-lah yang membuat wanita memang seorang wanita<ref> A secret makes a woman, woman </ref>.” “Apa kamu sedang mengutip Sherry? Aku ingat itu dari Conan<ref> Komik Detektif Conan, dan aku tahu Vermouth yang mengucapkan "a secret makes a woman, woman" bukan Sherry a.k.a Haibara </ref>…” Ini cenderung terjadi di antara kakak-beradik ketika membicarakan tentang manga – terutama manga yang dibeli dan saling berbagi waktu SD. Tren ini makin marak<!--striking--> lagi kalau itu manga yang terkenal pada baik lelaki maupun perempuan. Tentu saja, itu gampang untuk memahami<!--get--> referensi semacam ini. …yah, ketika aku sedang membaca, dia akan mengintip bacaanku, jadi ibuku akan melihat itu dan berkata hal-hal seperti, “Kasih Komachi baca.” Suatu waktu ini ketika aku sedang mendengar lewat earphoneku, dia mengatakan sesuatu seperti, “Kasih Komachi dengar lewat satu telinga.” Sungguh lawak. Apa dia pikir kami itu pasangan mesra atau semacamnya? Atau mungkin anak SMA laki-laki di kereta api sewaktu pulang. Kalau Ebina-san melihat itu, dia akan menggila… Aku menuntun Komachi, yang sedang memainkan ponselnya selagi dia berjalan, menuju ke sisi trotoar dan kemudian memantau jalan raya yang senyap itu. Matahari bersinar terik di sepanjang jalan menuju ke stasiun, selagi kucing-kucing liar tidur dengan nyenyak di bawah bayang-bayang. Bau asap obat nyamuk bakar dari sebuah kebun entah dimana melayang ke arah kami, bersama dengan suara sebuah program televisi. Selagi Komachi dan aku berjalan bersama-sama, sekumpulan anak SD menaiki sepeda gunung melintasi kami dari samping. Mereka kelihatannya sedang bersenang-senang. Entah untuk alasan apa, Komachi dan aku melihat mereka pergi sebelum mulai berjalan melintasi jalurnya lagi. Laju berjalanku sedikit lebih lamban dari biasanya, jadi aku mencocokkan kecepatanku dengan kecepatan Komachi sampai kami tiba ke stasiun. Kami sampai di stasiun, dan aku baru saja akan pergi ke arah palang tiket ketika Komachi mulai menarik-narik lengan bajuku tanpa henti. “Onii-chan, ke sini! ke sini!” “Huh? Kalau kita mau ke Chiba, maka kereta api…” sahutku, sambil berpaling ke belakang. Sebagai balasannya, Komachi menarik lenganku dan menunjuk. “Sebelah sana!” Dia berakhir menyeretku sepanjang jalan sampai ke bundaran bus. Sebuah minivan yang tak kukenal terparkir di depanku. Di depan pintu pengemudi berdiri sesosok gelap. Dari bentuk tubuh montok itu, aku bisa dengan jelas melihat bahwa dia adalah seorang wanita. Dia mengenakan celana denim pendek dan kaos hitam ketat dengan lengan bajunya tersingsing, dan kakinya memakai sepatu sneaker yang didesain seperti sepatu gunung. Rambut panjang hitamnya diikat rambut poni, dan dia mengenakan topi bewarna kuning kecoklatan. Karena dia mengenakan kacamata hitam pada matanya, aku tidak ada cara untuk melirik ekspresinya. Tapi ketika dia menghadapku, bibirnya meliuk masam. Aku mendapat perasaan buruk soal ini. <br /> <center>× × ×</center> <br />
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information