Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===5-2=== Hayama dan Tobe sudah ada di dalam rumah bungalo. Mereka berdua sedang memainkan ponsel mereka, terlihat seakan mereka tidak tahu apa yang sebaiknya mereka lakukan berdua. Jemari Hayama menekan tabletnya dengan cepat. Memang, gerakan keren dan menawannya itu memberikan kesan yang gagah. Aku akan mengatakannya sebanyak yang diperlukan, tapi orang yang memakai alat semacam ini tidak tahu mereka terlihat keren, meskipun mereka mesti sadar bahwa bukan mereka yang keren – alatnya yang keren. Permainan kartu berserak di sekitar kaki mereka, tapi tidak mungkin mereka mau memainkannya denganku. Hayama dan Tobe mengobrol dengan bersahabat dari waktu ke waktu, tapi hanya di antara mereka. Aku kemudian mengambil kesempatan untuk meletakkan kasurku di sudut kamar, dan setelah aku mengisi tempatku, aku berbaring dengan gelisah. Aku mencoba mencari-cari ke dalam tasku, tapi tidak terlihat ada suatu alat untuk menghabiskan waktu. Bahkan Komachi tidak bisa mempersiapkan sejauh itu dengan waktu yang begitu singkat, kelihatannya. <!--at such short notice--> Yah, sekarang ini, kira-kira apapun bisa kamu lakukan kalau kamu punya ponsel. Aku menunggu rasa kantuk untuk muncul selagi aku bermain-main dengan ponselku, menekan tombol ini dan itu. Sementara itu, aku dapat mendengar dua lelaki mengobrol dari tempatku berbaring. “Yo, apa yang ente l'hat, Hayato-kun, Porno?” “Nah, aku cuma melihat-lihat buku rujukan. Dalam bentuk PDF.” “Whoa, itu terdengar sungguh pintar, yo!” Aku rasa sama sekali tidak ada yang pintar mengenai obrolan ini. Namun, itu hal yang bagus untuk membawa buku rujukan dalam bentuk PDF. Bayangkan betapa beratnya yang mesti kamu pikul kalau kamu menjadi seorang ensiklopedia berjalan. Aku bahkan tidak bisa ingat isi satu buku pun. “Hayama, kamu pintar sekali,” kataku pada diriku sendiri, tidak begitu peduli entahkah seseorang mendengarku ataupun tidak. Ini adalah cara seorang penyendiri berbicara. Tapi Hayama, yang merupakan jelmaan kebaikan salah arti, tidak akan melewatkan hal tersebut. “Aku tidak sepintar itu, kamu tahu.” “Tunggu dulu, Hayato-kun, nilaimu ngeri. Bahasamu rangking berapa lagi?” Kupikir biasanya kamu memakai kata ‘ngeri’ untuk mengacu pada sesuatu yang buruk, tapi anak muda sekarang memakainya untuk artian yang berlawanan. Itu sama halnya dengan berkata, “Aku sama sekali tidak suka kamu, onii-chan<ref> Itu judul novel ringan Oniichan no Koto Nanka Zenzen Suki Janain Dakara ne‐!! </ref>!” “Yah, nilaiku lumayan, kurasa…” Hayama menjawab dengan senyuman yang samar dan agak dipaksa. Oke, jadi apa orang ini salah satu tipe itu? Tipe orang yang menyatakan hal menjengkelkan seperti nilai ujian dan kepintaran itu dua hal yang berbeda? “Kamu bilang cuma lumayan, Hayato-kun, tapi kamu dapat rangking atas bukan?” “Tapi Yukinoshita‐san masih di atasku, kamu tahu.” … Oke, aku paham. Aku benar-benar paham sekarang. Aku sedang membicarakan tentang kenapa aku selalu mendapat peringkat tiga. Sebenarnya peringkat pertama dan kedua sudah tidak dapat digeser lagi. Tampang bagus, kepribadian bagus dan otak pun bagus… sungguh menyeramkan. Itu seperti Goku dan Vegeta melakukan gabungan Potara.<ref> Goku dan Vegeta adlah tokoh protagonis Dragon Ball Z. Ketika mereka mengeluarkan jurus gabungan Potara, kekuatan mereka bergabung. </ref> Kenapa orang ini bisa hidup? Setidaknya kasih aku menang dalam bahasa Jepang, sialan. Persis saat aku berniat untuk tertidur, pintunya terbuka lebar. Terdapat suatu helaan. “Aku baru keluar dari kamar mandi…” Totsuka, yang sudah kembali bersama kami, menutup pintu di belakangnya. Saat dia berpapasan di sampingku, mengelap rambut yang masih sedikit basah dengan handuk, bau samponya tercium darinya. Totsuka duduk dan mulai mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut yang diambilnya dari tasnya. Baru saja berendam di air, kontras antara rambut lembab dengan kulit memerahnya begitu anehnya merangsang. Aku berakhir menatapinya meskipun aku tidak mau melakukannya, merasa terpikat. Akhirnya, Totsuka menjentikkan rambutnya hanya untuk memastikan rambutnya sudah tidak basah, sebelum menghela puas. “Aku sudah selesai…” “Kalau begitu, ayo kita tidur,” sahut Hayama pada Totsuka. Tobe dan Totsuka juga mulai bersiap-siap untuk tidur. Aku tidak perlu melakukannya karena aku sudah meletakkan kasurku. Pak, aku pasti seorang peramal. Dengan usaha besar, Totsuka mengangkat kasurnya dan meletakkannya di sampingku. Selagi dia menepuk bantalnya, dia melirik ke arahku dari sudut matanya. “Apa… tidak masalah aku di sini?” “…ya.” Ketika kami cukup lama terus menatap satu sama lain, aku dapat merasakan suasana kecanggungan pertemuan kami di kamar mandi. Itu memalukan untuk diingat. Totsuka melihatku dengan jelas… Aku harus bertanggung jawab. Tapi Totsuka sendiri tidak terlihat begitu kuatir, dan dia berbaring ke atas kasurnya dengan agak riang. Hei, ayolah. Dalam posisi seperti itu, kami akan berciuman kalau dia berpaling kemari. Setelah selesai mempersiapkan tempat tidurnya, Hayama menjulurkan tangannya ke arah saklar lampu. “Aku matikan lampunya dulu.” Dan dengan suara ping, bola lampu tersebut mati. “Hayato‐kun, Pak,” kata Tobe. “Ini terasa seperti malam karya wisata sekolah, yo.” “Ya. Semacam itu.” Itu sahutan yang cukup asal-asalan. Mungkin Hayama juga agak lelah. “…ayo kita mengobrol soal siapa yang kita sukai,” saran Tobe. “Aku lagi tidak ingin.” Mengejutkannya, Hayama menolak tanpa alasan pasti. “Ahaha… itu agak memalukan,” Totsuka tertawa pelan, terdengar tidak nyaman. “Kok begitu?ǃ Jangan malu-malu. Utarakan saja, yoǃ Aku pahamǃ Aku akan bilang dulu siapa yang kusukai.” Orang ini cuma berpura-pura mengajak mengobrol; dia hanya benar-benar ingin membicarakan tentang dirinya… Hayama dan Totsuka pastilah mendapat kesan yang sama sepertiku, karena aku mendengar sebuah helaan bersama dengan suatu tawa datar. “Sebenarnya, aku‐” Tidak banyak yang perlu didengar. Tobe akan memberitahu kami semua tentang cintanya terhadap Miura. “‐merasa Ebina‐san itu agak manis.” “…sungguh?!” ujarku setelah mendengar kata-kata tak terduga itu. “Huh?” Tobe merasa ragu saat dia menjawabku, seakan untuk sesaat dia tidak tahu suara siapa yang berbicara padanya. “Y‐ya. Oh iya, Hikitani‐kun masih mendengarkanǃ Kupikir kamu sudah tertidur karena kamu tidak bersuara!” “Ya, tapi aku kaget,” kata Totsuka. “Kupikir kamu suka Miura-san, Tobe‐ kun.” “Nah, Yumiko tidak membuatku jatuh cinta… dia membuatku takut.” Jadi dia juga berpikir dia itu menakutkan. Itu berarti kalau dihitung-hitung hampir semua orang takut padanya. Whoa whoa, bukankah ini berarti semua orang percaya dengan hantu sekarang? Sekarang, dia sudah menyebarkan begitu banyak ketakutan sampai kamu bisa menyebut kelas kami kelas angker. “Tapi, kamu cuma berbicara dengan Miura-san saja, bukan?” tanya Totsuka. “Oh, ya… itu, err, kar'na aku harus? Dia yang ingin mendapatkan putrinya, harus menaklukkan ibunya dulu – semacam itu.” “Aku tidak merasa Miura akan senang kamu berkata begitu,” kataku. Tapi mengejutkannya aku bisa agak memahami Tobe. Tidak dapat berbicara pada gadis yang kamu sukai itu adalah sesuatu yang bisa dipahami para lelaki dengan sangat baik. “Yui juga agak baik, tapi dia agak bloon, ente tahu?” Oh, ya. Dia agak bloon. Tapi bagi seseorang setolol dia untuk berkata begitu sama saja maling teriak maling. “Dia juga jelas populer, jadi akan ada banyak saingan.” … Yah, benar, kurasa. Gadis baik itu populer. Itu menakutkan bagaimana lelaki yang tidak populer dan tidak tahu apa-apa itu begitu tertarik dengan mereka. Mereka akan memancingmu sampai kamu terperangkap. Kamu akan berakhir gusar <!--blue in the face-->seperti Grander Musashi<ref> Komik manga tentang memancing ikan. </ref>. Itulah kenapa aku tidak akan kaget aku tidak akan gemetaran aku tidak akan lengah aku tidak akan syok aku tidak akan gemetaran aku tidak akan kaget. Apa apaan? Aku sedang gemetaran macam kesetrum. Tidak menghiraukan helaan pelanku, Tobe melanjutkan. “Ebina‐san itu, ya, banyak lelaki dibuat kecut olehnya jadi sebenarnya itu memberiku peluang yang lebih besar, ente tahu?” Memang benar Ebina-san bukan saja termasuk ke dalam kasta atas sekolah, dia juga memiliki wajah yang imut pula. Hanya saja hobinya yang unik membuat para lelaki menjaga jarak darinya. Namun, dia tidak merahasiakan hobinya, dan orang pasti akan mendapat kesan bahwa sikap terang-terangannya itu adalah sebuah taktik proteksi baginya. Jika dia benar-benar hobi, dia akan merahasiakannya, kurasa. Nah, mungkin aku terlalu banyak berprasangka. Mungkin dia sadar dia hanya berbicara mengenai dirinya. Tobe menanyakan kami semua secara langsung dengan sebuah pertanyaan. “Bagaimana dengan kalian?” “Maksudmu gadis mana yang kusukai?” Totsuka berpikir mengenainya. “Gadis, huh? Hm. Tidak ada yang kusukai.” Totsuka tidak jatuh cinta dengan gadis. Ja-jadi apa dia jatuh cinta dengan seorang lelaki, ya? Jantungku berdetak kencang. Untuk beberapa alasan, Tobe mengabaikanku sepenuhnya. “Bagaimana denganmu, Hayato‐ kun?” katanya pada Hayama. “Aku, aku… oh, tidak jadi.” “Tunggu sebentar, Hayato-kun. Tidak boleh begitu. Kamu menyukai seseorang, bukan? Kamu harus mengatakannya, pak.” Hayama tidak mengatakan apapun. “Beritahu kami inisialnya saja,” desak Tobe. Hayama menghela pasrah. “Y,” katanya, setelah jeda yang berkepanjangan. “Y, huh. Tunggu, apa itu berarti‐” “Sudah cukup. Waktunya tidur.” Suara Hayama terdengar marah untuk sekali ini, seakan dia tidak akan mengizinkan desakan apapun lagi. Itu jarang untuk melihat Hayama, yang biasanya begitu ramah pada semua orang dan kawan-kawan, begitu marah. Dengan kata lain, sikapnya terhadap Tobe mungkin menjadi bukti bahwa dia ternyata masih seorang manusia. “Aku tidak bisa tidur sekarang karena penasaranǃ Kalau aku mati karena insomnia, itu salahmu, Hayato‐ kun!” Tobe menghilangkan amarah Hayama dengan lelucon kecil. Orang ini memiliki kemampuan mengendalikan suasana sehingga keadaannya tidak akan terlalu memburuk. Membuat lelucon adalah taktik umum untuk menghindari suasana ataupun hubungan yang buruk. Selama sesaat selagi kegelapan yang sunyi merajalela, aku menatap hampa ke dalam kegelapan. Persisnya mengacu pada siapa ‘Y’ ini yang Hayama sebutkan? Sejumlah nama muncul dalam pikiranku.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information