Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 2=== “Kenapa?” Itu adalah perasaan yang mewarnai hati Harutora. “Aku murid baru yang baru saja masuk kemarin, dan pemula yang amat sangat minim pengalaman, bukan? Apa metode didalam Akademi Onmyou tidak memiliki akal sehat? Ide jahat macam apa yang direncanakan Ohtomo ini? Adakah Onmyouji serandom ini?” “Harutora-kun~? Aku mendengar semua keluhanmu~” Harutora menggumamkan komplainnya tanpa henti sebagaimana ia berjalan menuju lapangan latihan sihir. Kyouko dan yang lainnya sudah lama pergi terlebih dahulu ke lapangan latihan sihir ketika ia sedang protes pada Ohtomo. Karena Harutora kerepotan, ia memaksa Kon untuk pergi duluan dan tertinggal sendiri berusaha meyakinkan Ohtomo – namun sayangnya, ia masih gagal dan hanya bisa jalan bersama Ohtomo dengan langkah berat menuju arena. “Sensei, apa kau serius? Kau tak berencana untuk mengatakan sesuatu dan menengahi semuanya seperti sebelumnya?” “Aku tidak.” “Sebagai pengajar, tidakkah metodemu terlalu tidak bertanggung jawab?” Suara Harutora terdengar marah, namun itu mungkin bukan hal yang tidak mungkin tidak diduga, dan Ohtomo tidak ada niatan sama sekali untuk menjawabnya pertanyaan tersebut secara langsung. “Baiklah, baiklah, ini tidak buruk. Ngomong-ngomong, kau baru saja masuk akademi dan sudah terasa diisolasi, bukan? Bukankah semua orang berpikir bahwa kau bodoh dan mengabaikanmu?” “Uwah, berpikir bahwa kau tidak peduli sama sekali dengan betapa rapuhnya perasaan murid pindahan, berkata demikian.” “Dikarenakan kau memiliki shikigami pelindung, bukankah kau seharusnya mengambil kesempatan ini untuk menunjukan dirimu, dan mengembalikan reputasimu? Apa kau pikir aku sengaja berencana demikian tanpa benar-benar memikirkan murid-muridku?” “Tidak sama sekali! Terlebih lagi, aku pasti akan kalah, dan pasti akan menjadi kekalahan yang spektakuler!” “Kau tidak akan bisa membuat omelet tanpa memecahkan telurnya, dan ngomong-ngomong posisimu tidak akan memburuk bagaimanapun kau membuat malu dirimu.” “Itu terlalu berlebihan! Apakah itu kata-kata yang dikatakan oleh instruktor?” “Jangan salah, Akademi Onmyou mungkin adalah sebuah sekolah, tapi ini hanya sekolah untuk mengajarkan teknik spesial.” Ucap Ohtomo dengan senang, tongkat dan kaki palsunya membentuk suara ''‘thump’'' sebagaimana kuduanya membentur lantai. Orang ini benar-benar tidak bisa dipulihkan. Harutora pun membenamkan wajahnya. “Juga—“ Ohtomo tidak mengubah nadanya yang sembrono. “Natsume-kun adalah murid yang sangat istimewa, terutama shikigaminya. Tidak heran, jika itu adalah hewan penjaga Tsuchimikado, merupakan salah satu hewan spiritual langka yang ada dinegara ini, dan itu sangat kuat meskipun tidak bisa sering digunakan. Onmyouji normal tak akan mampu menyainginya bahkan para spesialis pun.” “……Kenapa kau tiba-tiba menyebutkan Natsume?” “Yah, maksudku adalah Natsume-kun sangat kuat, namun dia masih belum bisa menyaingi salah satu dari Dua Belas Pemimpin Suci. Dia tidak akan mampu mengurusnya jika ia hanya sendiri.” Harutora tidak mampu berkata-kata untuk sesaat dan ia pun menatap punggung Ohtomo yang berhenti didepannya. Ohtomo pernah sekali memberitahukan bahwa ia tahu informasi-informasi penting, namun Harutora tidak menyangka bahwa dia akan membawa-bawa nama Dairenji diwaktu seperti ini. Ia berbalik, bibirnya menunjukan senyum mengejek. “Harutora-kun, kau memanglah orang luar yang tidakk tahu apa-apa, namun kau tidak perlu terlalu merendahkan dirimu sendiri. Kau telah melakukan hal luar biasa bahkan dimata seorang spesialis Onmyouji.” “Aku, Aku tidak melakukan apapun.” “Itu tidak benar. Sihir yang dimaksud tidak selalu harus terlihat hebat dan kuat, dan sebenarnya, sihir kelas dualah yang paling berpengaruh. Bahkan orang luar yang belum pernah menjumpai sihir pun mampu mengeluarkan sihir tanpa sadar.” Ohtomo mengucapkan kalimat yang sama seperti yang dikatakan kepala sekolah , namun itu masih tidak dapat dipahami oleh Harutora yang tidak mengetahui perbedaan dari sihir kelas satu dan kelas dua sama sekali. Namun Ohtomo tidak terlalu peduli, lanjut berkata: “Dengan kata lain, tidakkah kepala sekolah berucap sesuatu? Akademi Onmyou tidak akan mengumpulkan murid-murid yang tidak berkompeten apapun alasannya. Terlebih lagi, proses penilaian entah orang itu dikualifikasi atau tidak sangatlah kompleks, bukan sesuatu yang mudah seperti kau yang mengandalkan dirimu pada keputusan yang kau pilih.” “…………” Harutora terdiam, menatap Ohtomo. Apakah orang ini berencana untuk membodohinya dengan kebingungan-kebingungan lainnya? Namun, ucapan Ohtomo menggerakan hatinya dan ia tidak bisa untuk tidak mengindahkannya. Ohtomo melangkah maju lagi. “Tujuan utamamu adalah menjeadi seorang Onmyouji, bukan?” “…………” “Sebenarnya, aku akhirnya merasa teryakinkan ketika mendengar kalimat tersebut. Aku tahu bahwa kau pasti tidak akan menyerah akan tujuanmu yang ingin menjadi Onmyouji, apapun masalah yang akan kau hadapi dimasa depan nanti. Karena itu, jangan terlalu khawatir. Akademi Onmyou telah mengakui kualifikasimu, dan tidak akan bermasalah untuk mencapai cita-citamu selama kau terus tumbuh berkembang sesuai dengan langkahmu sendiri.” ''Thump, thump,'' suara langkah Ohtomo pun terdengar selama dikoridor. Harutora masih berdiri terdiam sejenak dan kemudian ia mengejar Ohtomo yang telah jalan terlebih dahulu didepannya. Akademi Onmyou adalah misteri, entah gedungnya, kurikulumnya, murid maupun gurunya. Namun elemen yang paling tak dimengerti diantara semuanya adalah ‘Onmyouji’. Namun, adalah tujuannya untuk menjadi seorang Onmyouji. Untuk menghormati janjinya dengan Natsume. Untuk merealisasikan impian Hokuto. “……Ohtomo-sensei.” Harutora memutuskan keputusannya, memanggil Ohtomo. “Yah?” Ohtommo berbalik lagi. “Untuk pertarungan shikigami nanti……” “Ada apa? Jangan khawatir, aku akan menghentikannnya dengan segera sebelum kau terluka.” Harutora menggelengkan kepalanya, mengabaikan candaan Ohtomo. “Ada yang ingin kutanyakan padamu – bisa aku berbicara padamu?” Setelah Harutora meminta permintaanya dan keduanya berbicara, hasilnya adalah Harutora yang mengenakan pakaian perlengkapan kendo dan pelindung miasma sebelum memasuki arena. Kyouko mengerutkan dahi, dan bahkan Kon terlihat terkejut melihatnya. Harutora pun merasa malu, wajahnya memerah dari balik pelindung wajahnya. “Aku tidak berkata aku ingin menggunakan perlengkapan yang berlebihan ini.” “Idiot, dikarenakan aku menyetujui permintaanmu, perlindungan seperti ini adalah normal. Aku yang akan bertanggung jawab jika kau terluka. Ini.” Ucap Ohtomo tertekan, memberikan Harutora pedang kayu. Sebenarnya, pedang kayu ini adalah hal yang diminta oleh Harutora pada Ohtomo - lebih tepatnya, ia hanya menginginkan ‘senjata’ ini. “Aku telah memberikan sedikit mantera pada pedang kayunya juga pelindungmu. Jadi bahkan jika kau terpukul pada bagian kepala. Kau tidak akan terbelah menjadi dua dengan pedang kayumu. Berterimakasihlah.” “I-iya, terima kasih sensei.” Harutora mencoba mengayunkan pedang kayunya setelah ia menerimanya. Ia pernah sedikit berlatih kendo saat sekolah menengah pertama pada kelas edukasi fisik, namun setidaknya akan lebih nyaman untuknya daripada bertengkar dengan tangan kosong. “……Baiklah.” Ia menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan dirinya dan meninggalkan Ohtomo. “Ha-ha-ha, Harutora-sama? Pakaian itu……?” Kon tergagu ketika melihat pakaian Harutora. Dengan canggung mengangkat bahu dari balik baju pelindungnya. “Dengar, Kon, ini adalah rencana bertarungku.” “I-iya…… Huh? Rencana bertarung?” “Ya, sebenarnya rencananya cukup simpel, kau fokus pada yang putih dan aku akan melawan yang hitam.” “……Uh, um, Harutora-sama? Maksudmu……” Wajah Kon pun penuh dengan kebingungan, ekor tebalnya berayun-ayun khawatir sebagaimana ia tidak tahu bagaimana untuk meresponnya. Hingga kemudian— “Apa yang kau mainkan?” Ucap Kyouko marah, nadanya sinis. “Ini adalah pertarungan antara shikigami, yang sangat wajar dilakukan ketika latihan praktik. Shikigami yang bertarung dipertarungan ini, bukan pemilik…… Namun aku tidak akan menghentikanmu jika kau masih merasa takut mengenai hal tersebut.” “Diam kau, perawan! Jika kau berani membuka mulutmu lagi—“ “Hei! Tenanglah, Kon.” Dari belakang, dengan segera Harutora menahan Kon yang tengah bersiap-siap untuk menyerang, menahan geli yang ia dapatkan dari ekornya dan mengangkatnya. Kaki Kon pun menendang-nendang diudara. “Ha-ha-harutora-sama, tolong lepaskan aku~” “Pertama, tolong jangan sela aku! …Kurahashi, kau bilang ‘terserah aku’ tadi, bukan? Jadi kau tidak keberatan jika aku menggunakan senjata?” “……Sungguh menyebalkan. Kau begitu ketakutan dengan shikigamiku bahkan ketika kau memerintah shikigamimu dari jauh?” “Lagipula, mereka memiliki katana dan tombak, dan aku tidak memiliki keberanian untuk melawannya tanpa perlindungan.” Dengan segera Harutora mengakuinya, dan Kyouko menaikan alisnya terkejut, terlihat seperti ia tidak mengerti maksud dari perkataannya. Lalu, matanya melebar sebagaimana ketika ia akhirnya mengerti implikasi yang disampaikan. Harutora berencana untuk juga turut serta dan bertarung melawan shikigami. “I-i-i-itu tidak bisa dibiarkan, Harutora-sama!” “Siapa yang peduli, bukankah ada dua shikigami disisinya? Ukuran dan badanmu tidak bisa menandingi keduanya, dan juga tak akan ada kemungkinan menang sama sekali jika dua lawan satu." “A-apa, apa yang kau maksud?! Pertama, tidakkah kau mengetahui bahwa sebagaimana jumlah shikigami bertambah, mengontrolnya juga akan semakin sulit? Jumlah adalah tes kekuatan bagi pemilik, jangan berpikir memiliki shikigami lebih dari satu itu tidak adil!” “Aku tidak bermaksud demikian, aku hanya mengatakan jika denganku, akan menjadi dua lawan dua.” Ucap Harutora tenang, namun Kyouko berteriak dengan seraknya: “Jangan bercanda! Pemilik macam apa yang begitu bodohnya untuk melawan shikigami! Ini adalah pertarungan shikigami, hanya shikigami yang bertarung!” “Dan aku juga seorang shikigami.” Jawab Harutora tenang dan objektif dari balik pelindung wajahnya. Kyouko mengeleng-gelengkan kepalanya, tertegun. Para murid yang ada di bangku penonton semua ternganga mendegar perkataan Harutora. Tentu saja, Tenma tidak terkecuali, dan reaksi Natsume juga sama. Satu-satunys ysng terkecuali adalah Touji yang sejak awal tertawa ria. “Sensei setuju.” “Benarkah, sensei?” “Benar.” “Mungkinkah otakmu telah hancur?” “Itu terlalu menyakitkan untuk didengar, Kyouko-kun. Namun itu adalah tekad yang bagus.” “……Berpikir kau tidak menolaknya.” Harutora menurunkan Kon dan melirik sekilas ke arah Ohtomo. Kyouko terlihat menemukan bahwa situasi yang berkembang saat ini sulit untuk diterima karena pengakuan telak sang instruktor, dengan pelan bergumam “……Bagaimana hal macam ini terjadi?” “Sudah waktunya untuk dimulai. Khususnya dikarenakan kau yang menyatakan untuk bertarung terlebih dahulu.” “Apa? Aku tidak akan menentangmu jika kau ingin menghentikan pertarungannya, dikarenakan aku hanya mengikuti kemauanmu untuk bertarung.” Berkata demikian, Harutora sedikit tersenyum, dan Kyouko menggertakkan giginya ketika ia melihatnya, sangat marah sehinnga seluruh tubuhnya bergetar. Lalu, dengan cepat ia mengangkat kepalanya, melihat ke arah bangku penonton. “Natsume-kun, apakah ini termasuk cara Tsuchimikado? Kau tidak berencana untuk menghentikannya?” “……Ugh!” Natsume yang tiba-tiba ditanya pun menjadi kaku, tatapannya pun semakin gugup seolah-olah ia sedang dihukum mati dan diberikan pistol untuk eksekusinya. “Natsume-kun!” “…………” Natsume tidak menjawab teriakan Kyouko. Matanya dengan segera berganti arah ke Harutora. Namun, Harutora sama sekali tidak melihat ke arah Natsume. “Jangan terlalu berlebihan. Akulah orang yang bertarung denganmu, bukan Natsume.” Kyouko mengembalikan tatapannya ke arah Harutora karena sikap sembarangnya. Ia tanpa berkata menatap Harutora cukup lama seolah-olah sedang memecahkan keraguannya dan akhirnya memanggil nama penjaganya. Kedua Yaksha menunjukan dirinya kembali. Para murid yang ada dibangku penonton pun mulai bersorak, dan Natsume yang mengobservasi keadaan dari samping pun turut ikut berdiri. “……Aku tidak akan peduli jika sesuatu terjadi pada dirimu.” Wajah Kyouko sedikit memucat ketika ia memberikan peringatan tersebut, namun Harutora tidak membalas, mengayukan kembali pedang kayunya untuk mengonfirmasi rasanya. “Ha-ha-ha, Harutora-sama. Maafkan kesalahanku, namun aku tidak bisa menyetujui rencana ini, ini tanggung jawabku untuk bertarung dengan musuh, jadi jika Harutora-sama berkenan untuk mundur……” “Tidak.” Jawab Harutora pendek, tak mengindahkan permohonan Kon— —Namun, tatapannya terlihat rileks. “Pada akhirnya, aku tidak mengerti metode penggunaan shikigami sama sekali.” “Ja-ja-jangan biarkan masalah kecil mengganggumu, Harutor-sama…….” “Maaf, tapi itu juga tak berguna. Meskipun jika aku tidak mengerti cara untuk menggunakan shikigami, aku masih harus menemukan cara lain untuk dengan caraku sendiri.” Berkata seperti itu, Harutora menaruh tangannya diatas kepala mungil shikigaminya, menepuk pelan dua kali. “Jadi aku ingin mencoba metode yang paling umum terlebih dahulu. Aku sama sekali tidak ada niatan untuk tidak memercayaimu, dan juga setidaknya aku ada kesempatan untuk mundur nanti.” “Ta-ta-tapi……” “Jangan pasang ekspresi seperti itu, setidaknya aku memiliki sedikit pengalaman bertarung, aku mengandalkanmu, teman.” “…………” Kon menatap Harutora, kekhawatirn muncul wajah polosnya. Eberapa saat kemudian, ia mengeratkan bibirnya dan dengan perlahan berbalik menghadap Kyouko dan shikigami. “……Hei, apa dia serius?” “Tidak mungkin, orang itu……” Sebagaimana para murid menonton pertarungan dari bangku penonton dengan saling berbisik, suara diskusi mereka pun terdengar semakin berisik. Suara yang awalnya terdengar tidak puas dan meremehkan kini berubah menjadi keterkejutan dan penantian. Suara pun muncul dimana-mana, dan dengan sengaja ia mengalihkan pikirannya dari hal tersebut. Ia membiarkan kesadarannya fokus pada pertarungan yang akan ia hadapi. Ia berharap untuk mendapatkan setidaknya pengalaman berguna dari pertarungan ini. “……Sepertinya kedua belah pihak telah bersedia.” Ketika Ohtomo menyadarinya, suaranya menggema ke seluruh arena, dan suasana pun untuk sementara menjadi hening. “Kalau begitu – Mulai!” Pertikaian shikigami pun dimulai ketika perintah terdengar. “Ini buruk, aku hampir tak kuasa untuk melihatnya.” “…………” Ia menatap dengan intens pada pertarungan yang ada diarena dari balik bayangan pilar dibelakang bangku penonton. Kedua Yaksha yang dikontrol oleh Kyouko saat ini sedang bertarung dengan sengit melawan Harutora dan Kon. Namun shikigaami Kyouko terlihat seperti tidak terlalu gesit dalam melawannya, mungkin dikarenakan lawan mereka adalah manusia, dan Kon tidak bisa fokus dengan lawannya karena ia khawatir dengan Harutora. Hanya Harutora seorang yang bertekad, namun Harutora terguling ke tanah setelah terpental oleh tombak shikigami hitam – Kokufuu – . “Itu shikigami yang dipilih oleh sang raja?” “……Sang Raja Bintang Utara masih belum terbangun dan hanyalah seorang anak remaja biasa saat ini. Sudah menjadi emosi manusia untuk memiliki seseorang yang ada disisinya.” “Namun berpiki bahwa ia akan memilih pemuda rendahan seperti itu, sungguh mengecewakan.” “Sangat.” Ia sangatlah tidak senang, bahkan merasa marah. Ia merasa bukan hanya kemahsyuran yang terdapat pada sang Raja Bintang Utara saja tapi juga idealisme dan kesetiaan yang ia berikan hanya untuk sang raja kini seperti terinjak-injak dan kotor. Ketika sang raja bangkit, ia dengan segera akan memperbaiki kejelekannya ini. Namun seberapa cepat itu akan terjadi, ia tidak bisa membiarkan sang raja melakukan aksi rendahan. Ia tidak bisa menoleransi aksi tersebut. Harus ada seseorang yang ada disisi sang raja untuk menuntun tindakannya sampai sang raja bangkit. Terlebih lagi, ia percaya bahwa hanya dirinyalah yang mampu untuk menanggung tanggung jawab tersebut.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information