Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 2 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Bagian 3 === “... jadi, ngomong-ngomong latihan ini, tentang apa? Aku harus ngapain lagi.” Shidou, setelah pikirannya diseret kesana-sini sekitar tiga jam yang lalu— Setelah menyelesaikan makan malam, Shidou bertanya pada Kotori, yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. Yang berada di ruang keluarga kediaman Itsuka hanyalah Shidou dan Kotori. Setelah semua hal tersebut, Reine kembali ke <Fraxinus>. Sedangkan Tohka, setelah makan malam langsung pergi ke kamar tamu. Aksesoris-aksesoris yang dipakainya selama tinggal di area terisolir <Fraxinus> baru saja dikirim tidak lama ini. Sepertinya dia sedang membongkar barang-barangnya. “Tidak ada yang istimewa, kau tidak melakukan apa-apa juga boleh.” Kotori, dengan rambutnya terikat pita hitam, berkata sambil menggerakan bibirnya, gagang permen yang sudah dihabiskannya mencuat keluar dari mulutnya (tentu saja, itu bukan rokok, melainkan Chupa Chups). “Ha...? Apa maksudmu? Padahal kau sudah bilang ‘latihan, latihan’ dan segala macamnya.” “Un——, lebih tepatnya, tema kita kali ini adalah untuk menjalani kehidupan sehari-hari... begitulah kira-kira.” “Ah?” “Pada dasarnya, bentuk latihanmu, dengan dasar asumsi bahwa kau akan mengencani semua ''Spirit'' mulai dari sekarang, adalah bercakap-cakap dengan gadis-gadis tanpa rasa gugup.” “... ah, setelah kuingat-ingat, kau memang pernah bilang seperti itu.” Setelah mengingat-ingat latihan dengan galge bulan lalu serta latihan dalam seni menggoda wanita— pipinya berkedut. “Kali ini, kami akan memanfaatkan ''event'' ‘tinggal bersama seorang gadis’ sepenuhnya sebagai bentuk latihan tempur realistik. Tujuannya agar pada saat kau berada pada situasi yang mendebarkan hati dengan seorang gadis, kau tetap tenang dan dapat bersikap ''gentleman'' dan mengambil tindakan yang baik.” “... haa...” “Karena itulah Shidou, pada waktu kau tinggal bersama Tohka, tidak peduli ''event'' senakal apapun yang terjadi, sebaiknya kau bisa mengatasi situasi yang ada tanpa panik.” “A... apa-apaan itu...” Shidou mengernyit habis-habisan sambil mengeluh. Tiba-tiba sebuah pertanyaan baru terlintas di pikirannya. “...ngomong-ngomong, kenapa juga aku harus memikat hati para ''Spirit''? Kita bisa menyegel kekuatan mereka dengan ciuman saja, kan? Kalau begitu, tidak perlu kan kita tiba-tiba menyerang——” “Ara kenapa ini, kau lebih suka memaksakan kehendakmu pada orang lain ya, Shidou? Mudah-mudahan namamu tidak dimuat di berita koran pagi.” “Namaku tidak akan muncul di sana!” Selagi Shidou berteriak, Kotori mengangkat seraya meringankan pundaknya. “——Percuma. Kalau para ''Spirit'' belum membuka hati pada Shidou, mereka tidak akan membiarkanmu menyegel kekuatan mereka sepenuhnya.” “Be-begitukah...?” “Yah, bukan berarti mereka harus benar-benar jatuh cinta. Paling tidak, akan sulit untuk membuat mereka menerima ciuman apabila mereka tidak punya kepercayaan yang cukup padamu. Maka dari itulah Reine mengawasi para ''Spirit'' secara individual berdasarkan ''mood'' dan perasaan positif lainnya.” “Ha, Haa…” Semakin ia mendengarnya, semakin sulit baginya untuk mengerti kemampuan yang dimilikinya. “... hm?” Dan— Shidou memiringkan kepalanya. Si Kotori, nampaknya dia mulai menggerakkan bibirnya layaknya sedang berbicara seperti biasanya. “... begitu ya, aku mengerti. Un...oke...” Kalau ia perhatikan dari dekat, di telinga kanan Kotori, ia dapat melihat ''intercom'' kecil yang dipakainya. “Kotori? Kau berbicara pada siapa?” “——Aah, bukan siapa-siapa. Jangan pedulikan itu—— yang lebih penting lagi, Shidou” Maka, Kotori melompat dari sofa dan berdiri. “Aku mau ke toilet.” “Ha? Ya langsung pergi saja.” “Kulihat beberapa saat yang lalu, bohlam-nya rusak. Bisa kau menggantinya?” “—? Ahh... boleh saja.” Sambil berpikir kalau Kotori sedang bertingkah mencurigakan, Shidou mengambil bohlam cadangan dari salah satu rak. Ia lalu mengambil sebuah kursi pendek untuk membantunya mengganti bohlam dan berjalan menuju toilet. Kemudian, setelah ia menaruh kursi itu di lantai ia lanjut membuka pintu— “—!?” Demikianlah tubuhnya membeku. Namun itu sudah sewajarnya terjadi. Bagaimanapun juga— itu karena sang tamu ada di sana, di dalam toilet. “Ap... Shido!?” Tohka sedang duduk di sana, celana dalamnya di bawah lutut. “To...To-To-To-To-To-To-To-To-Tohka...!? Kenapa kau di——” Shidou memaksa keluar suaranya, sembari merasakan detak jantungnya tiba-tiba semakin cepat. Aneh. Pintu toilet tidak terkunci. Tambah lagi, bohlam yang Kotori bilang sudah rusak— sekarang ini menyala terang benderang. Entah kenapa, saklar yang terpasang di samping pintu sedang pada posisi mati. Tidak mungkin orang yang baru masuk tiba-tiba bisa melihat dibalik tipuan ini. “Ha-harusnya aku yang bilang begitu! Cepat tutup!” Dengan pipi merah menyala, Tohka menarik turun ujung gaunnya dengan satu tangan, di saat bersamaan dia dengan kasar mengambil tisu toilet yang terpasang di dinding, lalu melemparnya ke muka Shidou dengan sepenuh tenaga. “Goah...!?” Meskipun itu cuma kertas tisu yang lunak, kalau dilempar dengan kasar begitu, tentu saja tetap akan terasa pengaruhnya. Shidou mengerang dan jatuh terlentang di tempat. <nowiki>*</nowiki>Rol**Rol**Rol*……dan, tisu toilet yang melancarkan serangan kamikaze<ref>Serangan bunuh diri, digunakan pada Perang Dunia, di mana pesawat ditabrakkan ke musuh, kamikaze berarti ‘Angin Dewa’</ref> pada hidung Shidou menarik garis putih di sepanjang koridor. “A-Apa yang, sebenarnya terjadi...?” Dan pada saat Shidou sedang memandang langit-langit, Kotori muncul di atas kepalanya. “Menyedihkan sekali. Padahal aku baru saja bilang jangan panik dan gugup.” Karena pose meremehkannya saat Shidou sedang terlentang, celana dalamnya terlihat jelas. Yah, untuk Shidou sekalipun, karena itu celana dalam adiknya, ia tidak panik. “... Kotori. Ini ulahmu kan...” Setelah Shidou berkata, Kotori meraih stik Chupa Chups, menariknya keluar dari mulut dan memegangnya di samping bibirnya.[[Image:DAL_v02_061.jpg|thumb|]] …yang baru saja terjadi, mereka telah memperkirakan kapan Tohka akan masuk ke dalam toilet sebelum mengirim Shidou untuk menyerangnya. Bahkan, mereka dengan hati-hati bermain-main dengan kunci pintu dan saklar. “——kondisi Shidou selalu diawasi oleh <Fraxinus>. Dengan demikian para ''crew'' dan AI akan menilai setiap kesuksesan Shidou satu per satu— dan tentu saja kali ini, kau gagal.” Setelah berkata demikian, Kotori memperlihatkan pada Shidou sesuatu yang dia sembunyikan dari balik punggungnya. “Ah...?” Sebuah radio berukuran kecil. Kotori memasukkan baterai ke dalamnya, dan mencocokkan frekuensi. Setelah itu—— 「—dunia yang penuh dengan tipu muslihat ini. Semua orang dewasa yang busuk itu. Kita tidak boleh seperti mereka. Tunjukkan pada mereka kekuatan — keajaiban yang berlimpah. Kita tidak boleh menghentikan langkah-langkah kita dalam menghadapi masa depan—」 …sebuah puisi yang pernah didengarnya, dilafalkan dengan monoton. Betul. Puisi yang Shidou tulis saat masih SMP. “G... Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh!?” Shidou menjerit seolah tubuhnya tidak lagi dapat berfungsi, menarik baterai radio dan menjatuhkannya. “Sia-sia biarpun kau melakukannya. Toh itu sudah disiarkan.” “Ap...!?” Muka Shidou memerah sepenuhnya. “Ini adalah kelanjutan dari penalti sebelumnya. Bisa jadi masalah kalau kau tidak serius menanganinya karena ini cuma sebuah latihan—— yah, tenanglah. Selama kau tidak berbuat kesalahan, nama pengarang puisi itu tidak akan diungkapkan.” “Bukannya itu berarti kalau aku berbuat kesalahan, namaku akan diungkap!” “Karena itu aku bilang sebelum hal itu terjadi agar kau dapat terbiasa. Aku tidak bilang kau harus mesra-mesraan dengannya. Tidak peduli seberapa ''nervous'' dirimu, kalau kau dapat menenangkan diri dan mengambil langkah yang tepat, kau akan lolos.” “I-Itu keterlaluan...” Galge waktu itu jauh lebih baik. Latihan kali ini punya tingkat kesulitan yang terlalu tinggi bagi Shidou yang tidak kebal dengan hal semacam ini. “Ngo-ngomong-ngomong, bukannya kau bilang kita tidak boleh membuat kondisi mental Tohka memburuk...!?” “Aah, itu bukan masalah. Ada banyak hal yang dapat membuat emosinya berguncang. Kalau ''event-event'' semacam ini, kemungkinan kekuatan ''Spirit''-nya kembali sangat kecil.” “Ta-tapi biarpun begitu...” Lalu, saat Shidou mengatakan hal itu, dari belakangnya suara *kriiit* berkumandang. Tohka sedikit membuka pintu toilet, dan setengah dari mukanya yang memerah mengintip keluar. “To-Tohka...?” Biarpun itu semua ulah Kotori, tapi bagi seseorang yang baru saja tertangkap melakukan sesuatu, mengintip misalnya, sulit untuk melihat muka satu sama lain. Shidou memalingkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan. “Ma-maaf... tadi aku tidak sengaja. Tolong maafkan aku...” Setelah ia berkata demikian, Tohka, dengan pipi yang bersipu karena malu, menunjuk garis putih di sepanjang koridor yang diperhatikannya. “... aku memaafkanmu... jadi ehm, kalau... bisa, tolong ambilkan tisu itu?” “Ah...” Itu membuatnya teringat, tisu toilet untuk kepentingan darurat sepertinya sudah habis. Shidou mengambil tisu yang terjatuh di koridor, menggulungnya kembali dan mengulurkannya pada Tohka.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information