Editing Hakomari (Indonesia):Jilid 2 3 Mei (section)

===03 Mei (Minggu) 21:04===

"Otonashi lama sekali sampai kemari...?  Cukup mengejutkan.  Tadinya aku yakin dia akan langsung mengetahui tempat ini."

Miyazaki-kun berkata.

"Yah, dia mungkin tidak sadar kalau kau sedang ditahan.  [Yuuhei Ishihara] tadi sempat pulang ke rumah juga, sih. Tapi, harusnya kan dia merasakan sesuatu karena panggilannya tidak diangkat... Hoshino, apa kalian sedang punya pertengkaran yang bisa membuat teleponnya tidak diangkat wajar?"

Aku tidak bisa menjawab.  Karena aku tidak tahu lagi bagaimana aku berpisah dengannya saat pandanganku menggelap dalam keputusasaan.

"Tidak masalah, sih. Lagipula kita akan bertindak sekarang."

Setelah mengatakan itu, dia mengeluarkan ponselku.

Dia tidak melakukan apa-apa sampai sekarang karena waktu[-ku] hari ini belum jelas hingga pukul 19.00 terampas dariku. Tapi, sekarang jendela waktuku sudah jelas. Sudah jelas bahwa waktu hari ini akan menjadi milik [aku] hingga 23.00.

"...Ah, aku jadi ingat."

Setelah mengatakan itu, Miyazaki-kun mengeluarkan lakban dan menempelkannya dua lapis pada mulutku.  Karena aku sudah diborgol, tentu saja aku tidak bisa melepasnya.

Dia melakukan panggilan.  Kepada siapa... sudah jelas.

"Halo?"

«......Siapa kau?»

Ruangan menjadi hening. Bahkan aku pun dapat mendengar suara Otonashi-san dengan jelas.

"Ryuu Miyazaki!"

«...Miyazaki, kenapa kau meneleponku lewat ponsel Kazuki?  Apa yang terjadi pada Kazuki?  Aku tahu kau ini rekannya [Yuuhei Ishihara], tapi—»

"Rekan?  Seperti aku mau akan membantu si brengsek itu saja!  Dia hanya menggenggam titik kelemahanku dan mengancamku."

Apa yang dia bicarakan...?

«Titik kelemahanmu?»

"Ya,  aku ini bukan mendukungnya. Dia memeras <!-- kayaknya daripada menggenggam titik kelemahan lebih pas memeras, deh --!> dan  memanfaatkanku.  Tapi ini sudah cukup!  Untungnya aku mendapat strategi yang sederhana dan bagus untuk memecahkan ini."

«Strategi untuk memecahkan...?»

"Kalau kau, pasti bisa cepat memahaminya.  Ini benar-benar sederhana."

«...Jangan-jangan—»

"Tepat. Aku hanya perlu membunuh Kazuki Hoshino."

Miyazaki-kun berbicara tanpa memasukkan emosi aneh ke dalam suaranya.  Aku akhirnya menyadari bahwa dia hanya membuat-buat cerita.  Tapi penampilannya terlihat sangat natural.  Bahkan aku, yang mengetahui kebenarannya, sempat mengira dia mungkin berkata jujur.

Jadi, aku tidak berpikir Otonashi-san akan bisa mengetahui cerita bualan ini.

«...Apa yang kau bicarakan?  Aku tidak tahu kelemahan macam apa yang dia gunakan untuk mengancammu, tapi resikonya terlalu besar.  Aku tidak tahu kau sebodoh itu untuk membuat pilihan macam ini.»

"Kau ini mudah ditebak.  Sepertinya kau tidak pandai mengelabui orang."

«......»

"Pembunuhan adalah perjudian yang berisiko.  Harganya tidak akan sebanding.  Tapi risiko ini tidak berlaku untuk Kazuki Hoshino sekarang.  Kau harusnya tahu alasannya, kan?"

«...Aku tidak tahu.»

"Haha, jangan pura-pura bodoh!  Oke, akan kuberitahu.  Jawaban untuk pembunuhan tanpa resiko hanyalah 'memanfaatkan momen pergantian'."

Kupikir Otonashi-san sudah menyadarinya juga.  Lagipula kemarin dia memberitahuku bahwa berbahaya jika aku beralih jiwa selama dia berkendara.  Bila seseorang mengambil keuntungan dari logika ini dengan suatu cara, akan mudah sekali untuk  berpura-pura bahwa itu adalah kecelakaan atau bunuh diri.

Ini yang dia maksud sebagai pembunuhan tanpa resiko.

"Kalau aku bisa mengakhiri ancamannya, hal seperti itu pun akan kulakukan."

«...Kenapa kau memberitahuku tentang hal ini?»

"Setidaknya, ada satu orang yang akan kau tembak andaikata kau memiliki sebuah peluru yang tidak akan pernah bisa ditemukan, bukan?  Tapi dengan peluru itu, aku juga akan menghapuskan seseorang yang aku tidak punya dendam padanya. Karena aku kasihan sekali padanya, kupikir aku akan memperbolehkannya  untuk bicara pada pacarnya untuk terakhir kalinya."

«Egois sekali kau...!?»

"Oh? Hoshino hanya punya beberapa jam yang tersisa, lho?  Dia sama saja sudah mati!  Tapi tenanglah; Aku akan membunuhnya saat dia menjadi [Yuuhei Ishihara]. Aku akan pura-pura melakukan euthanasia <suntik mati> padanya.  Bukankah agak beruntung kalau dia bisa mati sebelum dikuasai sepenuhnya oleh orang brengsek itu?"

«Kazuki akan mendapatkan kembali tubuhnya!»

"Itu cuma pikiranmu, kan?  Tidak ada yang bisa melihat dengan positif dalam situasi seperti ini!"

«Gh...»

"Yah, begitulah.  Oke,  aku akan membiarkanmu mendengar kata-kata terakhirnya."

Tentu saja dia tidak melepaskan lakban dari mulutku seperti yang dia katakan.

Dia menggerakkan mousedan mengklik ganda. Suaraku diperdengarkan dari speaker-speaker itu.

«Tolong selamatkan aku—»

Kupikir itu cuma kalimat murahan. Kalau saja—

«—<u>Aya</u>!»

—dia tidak menyebutkan nama itu.

Bagaimana dia bisa mengetahui nama itu...?  Mereka tidak tahu tentang  'Rejecting Classroom,' jadi seharusnya mereka juga tidak tahu nama itu.

Tidak... mereka mungkin tahu.  Aku pernah menggunakan nama ini di dalam kelas 2-3.  Tentu saja, Miyazaki-kun sadar bahwa nama ini adalah semacam kode dan melaporkannya pada [Yuuhei Ishihara].

Tapi Otonashi-san, yang tidak tahu bahwa kata-kata ini berasal dari [dia], tidak menyadari kenyataannya. <!-- Kenyataan = Bahwa mereka juga mengetahui nama Aya--> Sehingga—

«......Aku akan menyelamatkanmu sekarang, Kazuki.»

—dia percaya suara itu adalah milikku.

«Kau membuat kesalahan.»

Otonashi-san menyatakan ini.

«Kau harusnya membuat panggilan ini tepat sebelum dia berganti menjadi [Yuuhei Ishihara].  Sekarang pukul 21.12.  Kau bisa bertindak paling awal pada pukul 22.00.  Masih 48 menit sampai saat itu.  Aku akan mengalahkanmu dan merebut kembali Kazuki tepat pada waktunya.»

Sebuah pengumuman yang menggagalkan tujuannya sendiri.

Tidak mengetahui bahwa ucapannya tidak membuat Miyazaki-kun panik, melainkan malah membuatnya tenang.