Editing
Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Prologue
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Part 3=== Dan, setelah harus berlari di sekitar lapangan sekolah dari tempat ke tempat sekitar 40 menit dari awal mulai, dia pada akhirnya terpojok di koridor gedung sekolah dan melompat keluar–– Selain itu, Lux menghindari siswi yang berkumpul di sana dan kabur. Semenjak ia nampak melanggar peraturan karena meninggalkan lapangan sekolah, bahaya selalu menetap. "Haa..., haa...!" Itu hebat kalau dia entah bagaimana melarikan diri dari keadaan yang sulit, tetapi seperti yang diduga dia kehabisan napas. Meskipun dia memiliki stamina berkat fakta bahwa dia telah menangani pekerjaan sampingan sejak lama, ia tak tahan ketika menjadi target oleh siswi di akademi. Ada juga pilihan di mana dia bisa membiarkan dirinya tertangkap dan menyerahkan permintaan itu tetapi sejauh dia bisa tahu gadis-gadis itu berada dalam suasana gembira, nampaknya seperti dia akan melakukan permintaan bodoh dan dia merasa seperti sedang sial. "...!? Itu––" Lux yang menemukan gadis yang tak asing bersembunyi dengan tepat di belakang semak-semak rerumputan. "...Fufu" Ketika dia dengan santai mengedipkan mata seperti dia melihat sekejap Lux yang sedang bersembunyi, dia pergi ke dalam gedung berbeda dari gedung sekolah. (Tempat itu adalah––) “…………” Lux mengerti kalau gadis yang mengedipkan mata itu adalah sinyal untuknya mulai berjalan dengan pelan seperti dia menyelinap melewati tatapan disekelilingnya. Dan dia berlari ke dalam bangunan besar di mana dia masuk. Sebuah batu yang dibangun besar di mana bau logam dan oli tercium. Di depan unit pekerja pusat, gadis mungil yang mengenakan gaun putih duduk dengan senyuman. "Yo." Gedung utama disambut sebagai dia menaikkan satu tangannya. Lizsharte Atismata. Gadis itu, yang adalah Putri Kerajaan Baru dan insinyur jenius Drag-Ride, melihat pada Lux yang masuk dan menunjukkan senyum manis. "Errr..., um" "Jangan ketakutan. Kau ingin bantuan, kan? Kau bisa bersembunyi di sini untuk sementara jika kau ingin." Lisha berkata begitu dan sekali lagi menggerakkan penglihatannya pada unit pekerja. "T-Terima kasih. Lalu, aku akan menerima tawaranmu." Sesaat menghela napas lega, Lux duduk pada sofa terdekat. Murid-murid yang tak terkait satu sama lain tidak dapat mengikuti perkembangan bengkel Mesin Naga tanpa ijin Lisha yang merupakan ketua. Dengan kata lain, ini adalah tempat teraman sekarang di lapangan sekolah di mana "Kontes Lux" di adakan. Selama Lisha sendiri tidak membuat sesuatu–– (Yah, aku tidak berpikir kalau Lisha-sama yang aku biasanya dengan banyak akan berpartisipasi dalam kontes ini, tetapi––) Memikirkan begitu, Lux tiba-tiba menyantaikan tubuhnya dan agak bersandar ke bawah. "Apa kau membuat sesuatu lagi?" Membongkar Drag-Ride hijau menempatkan unit pekerja di depan Lisha. "Ah, ini adalah eksperimen baru." Dengan tubuh mungil, Lisha yang terlalu menjulurkan dadanya membalas begitu. "...Eksperimen?" "Yep. Bolehkah aku menunjukkanmu sedikit?" Sebagai Lisha mendadak tersenyum, dia mengangkat Sword Device di sampingnya. Pada waktu itu, garis perak yang mengalir melalui permukaan mata pedang bersinar dengan cahaya pucat. "Tangkap dia! <Arms Wyrm>!" "Eh...?" Gashii! Sesaat ketika Lux mengangkat kepalanya dengan kebingungan, Drag-Ride yang ada pada unit pekerja berubah menjadi bentuk lengan raksasa dan memegang erat tubuhnya. Sebagai Lux menatap dengan heran pada kejadian yang tak terduga, "Fufu. Kau terjebak, Pangeran Pekerja. Seperti yang diharapkan, kau sangat baik hati." Seperti seorang anak yang menipu dengan sukses, Lisha mengubah senyum tak bersalahnya. Dan dengan satu jari, dia dengan murung menggenggam erat pada pinggang Lux yang naik ke udara. "A-Apa ini!? Ini Machine Dragon –– atau sebaliknya kau mungkin bermaksud untuk menangkapku...!?" [[File:SaijakuBahamut v2 0009.jpg|thumb]] "Jadi, ya. Itu bukan seperti aku bisa menangkapmu dengan berlari langsung di belakangmu. Aku menggunakan teknik di bawah pembelajaran di mana aku bisa mengoperasikan Drag-Ride pada suatu tingkat tanpa memakainya." "Bukankah menggunakan Drag-Ride dilarang dalam aturan kali ini?" "Tentu. Seperti yang aku katakan, aku tidak mengenakannya, lihat." (I-Itu jelas curang...!) Lux ingin tahu apa itu adalah cara berpikir dari seorang Putri, tapi saat ini kalau dia ditangkap dengan Drag-Ride seperti ini, tidak ada yang bisa dilakukannya. "Atau sebaliknya, jika kau tidak bepartisipasi dalam sesuatu seperti "Kontes", Tidakkah aku seharusnya menerima permintaan Lisha-sama sampai sekarang!?" Sebagai Lux mengatakan begitu, mencoba untuk meyakinkannya, "I-Itu tidak benar-benar seperti itu. Aku mungkin tidak terlihat seperti ini, t-tapi aku biasanya menahannya sendiri... Selain itu, ada juga hal untuk dipertimbangkan di masa depan, dan aku tidak bisa menyerahkanmu pada orang lain––" Lisha yang wajahnya memerah dengan malu mengepalkan jari-jarinya dari kedua tangannya dan bergumam begitu. "D-Dengan begitu, serahkan dirimu. Jika ini kau, kau tidak bisa kabur dari pengekang Machine Dragon tanpa perlengkapan." Lisha memasukkan kedua tangannya ke dalam seragam Lux dan mulai menyentuhnya seperti dia melihat untuk formulir permintaan merah. "Ayo lihat. Permintaan itu, di mana––" "H-Hei, kumohon hentikan...!? Aku menyerah!" Disentuh dari kedua tangan mungilnya meraba ke dalam seragamnya, Lux mulai merasa aneh, tetapi, dia entah bagaimana menahannya dan berbicara. "Permintaannya ada di dalam jasku yang digenggam oleh tangan Machine Dragon, begitu––" "Oh. Baiklah, aku mengerti." Lisha mengangkat Sword Device dan mengoperasikan pikiran dengan cara berpikir. Sesaat ketika penahan <Armed Wyrm> menggenggam tubuh Lux yang terkendur, "Aku minta maaf. Lisha-sama––" "...Ap!?" Lux menyelinap melewati tangan Machine Dragon dengan menggunakan celah sempit yang terbuka itu. Dia menendang lantai berbatu pada saat yang sama ketika berdiri, terbang dan dengan cepat pergi keluar dari bengkel. "Itu curang, Lux! Tungguuuuu!" "Kita!" Lux berlari sambil melepaskan diri dari Lisha yang mengejarnya dengan mata berair. Sembari dia kabur dari kejaran siswi yang ada di luar, dan entah bagaimana bersembunyi di antara semak-semak dan Hanggar Naga Mesin, "...Ah, Lu-chan." "Uwah!?" Seorang gadis berdiri di samping dinding tembok. "Apa, Philphie!? Kenapa kau di sini––?" Teman masa kecil Lux yang selalu memiliki kepribadian halus, yang menggoyahkan suasana, Philphie Aingram. Gadis yang mengesankan dengan rambut pink dan dada besar mengunyah semacam roti camilan. Sesaat Lux tanpa sengaja terhenti pada pertemuan ini di tempat tak terduga, "Phi-chan, ya?" Sementara tanpa ekspresi, dia mengatakan begitu dalam suara yang dicampur dengan nuansa sedikit merengut. Di antara teman dekatnya, dia meminta untuk hubungan di mana mereka memanggil satu sama lain dengan nama depan mereka. Ini lebih tak menyenangkan sekarang sejak mereka tidak di depan umum, tapi itu agak memalukan karena dia dipaksa di ruang kelas. "Ma-Maaf... Tapi, Phi-chan. Kenapa kau di situ––?" Semenjak Philphie memiliki lebih baik atau buruk, sesosok karakter yang santai, sulit untuk berpikir kalau dia aka berpartisipasi dalam lomba ini. Ketika Lux mengatakan begitu sambil dia kebingungan, "Ini demi kue. *menelan*..." "...Ya?" Menelan kue yang ada di tangannya, Philphie mengatakan sesuatu yang dia tidak dapat mengerti. "Karena Onee-chan berkata kalau dia akan memberikanku kue jika aku menangkap Lu-chan." "A-Apa yang orang itu pikirkan...!?" Lux kebingungan pada gumaman Philphie. ''Itu keterlaluan menghasut adiknya sendiri; apa dia benar-benar Kepala Sekolah?'' "Kalau begitu, bersiaplah." Philphie memasang kuda-kuda dengan pergerakan tanpa terburu-buru. Di Akademi Militer Kerajaan, salah satu yang dipelajari bukan hanya memperlakukan sebagai Drag-Knight, tapi juga taijutsu dan memagari untuk pertahanan diri. Lux tidak pernah melihat Philphie bertarung, tapi–– (Philphie adalah seorang gadis dan dia tidak terlihat sering berlatih, jadi aku mungkin bisa menghindar dengan kedua kakiku.) Memikirkan begitu, Lux berencana untuk menerobos ke depan. Sejak dia ditemukan oleh murid lain jika dia menghindarinya terlalu jauh, dia berencana setengah memaksa menembus samping Philphie. "Phi-chan. Ini berbahaya, jadi hati-hatilah." "Ya. Baiklah." Selagi dia mendesaknya begitu, Lux mulai berlari. Ketika dia akan tergelincir melewati samping Philphie sambil dia menyepak tanah dengan kuat dan menghampiri lajunya–– "Aku akan berhati-hati tidak menyakitimu." "Eh––?" Dia berbisik dengan suara tertahan yang mendekat pada telinganya dan Lux diberitahu untuk saat awal. Tentang kenyataan kalau Philphie melengkungkan tulang sendinya dengan sangat hebat, sembari dia menggenggam pergelangan tangan Lux ketika dia mencoba menerobosnya. Selanjutnya, dia dengan segera mengambil lengan satunya dengan tangan lain dan menjerat salah satu kakinya di sekitar kaki Lux. Gerakan Lux benar-benar tersegel dalam sesaat. (A-Apa itu? Gerakan itu baru saja––!?) Gerakan Philphie adalah tidak berarti cepat. Lebih kepada gerakan yang bisa dikatakan lentur, dan Lux masih tidak bisa menghindarinya sama sekali. Gerakan pasti tanpa menyia-nyiakan apapun sama sekali, seperti bulu yang terhempas dengan mengambang di air atau di tengah udara. Dengan taijutsu yang anggun, dia dengan mudah menangkap Lux. "Kuh...!? ––Atau malah, aku tidak bisa bergerak sama sekali!?" Karena teman masa kecilnya adalah lawannya, di bermaksud untuk tidak bertindak kasar sebanyak mungkin dari awal. Tapi, sambil dia menaruh seluruh energinya untuk melepaskan pengekang dengan tenaga berat, Lux tidak bisa bergerak seincipun. "Hanya untuk catatan, sudah tujuh tahun, sejak aku mempelajari teknik bertarung sedikit." Dengan nada tenang, Philphie berbisik. "Begitukah!?" Lux terkejut pada rahasia tak terduga tersebut. ''Namun, terlepas dari taijutsu halusnya, Apa ini kekuatan manusia super berbakat?'' Meskipun dia tidak merasakan kalau dia tidak mengeluarkan kekuatan sebanyak itu ke dalam gerakannya, dia tidak bisa bergerak sama sekali. Seperti perbedaan kekuatan antara dewasa dan anak kecil. "Untunglah. Jika begini, aku juga bisa makan kue bersama Lu-chan." Menahan tubuh Lux seperti itu, Philphie tersenyum sedikit penuh kegembiraan. Mendorong dada Philphie yang menekan dari belakang, diremas dengan sensasi lembut. (Se-Seperti yang dikira, Philphie sangat besar...!) Dengan perasaan dari keduanya dengan kekenyalan, yang memuat desakan langsung, Lux merasa detak jantungnya bertambah cepat. Dalam berbagai hal, kalau begini adalah situasi di mana ia terlihat seperti akan menjadi penuh sakit dengan tak terbatas, tapi–– "Ah, permintaan..." Seketika itu, permintaan merah jatuh ke atas lantai dari dada Lux. Ketika Philphie mengulurkan tangannya untuk mengambilnya segera setelahnya–– "Ah..." Dengan cepat melepaskan pengekang, Lux berhasil kabur. "Maaf, Philphie!" Selagi dia dengan cepat mengumpulkan permintaan, Lux menembus bayangan Hanggar Mesin Naga. "Haa, haa... ini lama-lama menjadi tambah sulit...!" Walaupun dia entah bagaimana berhasil kabur dari Philphie, stamina Lux sudah pada batasnya. Sementara bersembunyi dari siswi yang masih mencarinya, dia pergi ke ruang tunggu lapangan latihan. (Tunggu –– jika saat ini ketika pelajaran berakhir, harusnya tidak ada satupun di sini!) Lux memikirkan begitu dan bergerak perlahan ke dalam ruang tunggu. Seperti yang kira, tidak ada siapapun di tempat yang luas itu. "...Baiklah." Jadi sesaat tidak ditemukan, dia bergerak ke sisi lain ruang terpisah untuk pakaian ganti sekiranya. "Haa...!" Sambil dia menyembunyikan diri di atas lantai kayu, Lux mendesah panjang. ''Sepuluh menit lagi dan game akan berakhir.'' Ketika Lux memikirnya begitu, suara membuka pintu dapat didengar. "––––" Lux dengan segera menahan napasnya dan menghilangkan hawa kehadirannya. Dia penasaran apakah itu suatu kesalahan kalau seorang siswi datang kemari saat ini, tetapi––, "Haa, benar-benar tak menyenangkan, eh. Meskipun sekarang jarang mencoba menangkap Lux-kun––" "Ahaha. Yah, mau bagaimana lagi; perbaikan Drag-Ride sudah selesai, jadi aku harus dengan baik mencobanya––" Memperkirakan dari suaranya, ada sekitar lima atau enam orang yang datang. Mereka terlihat menjadi siswi yang merupakan anggota regu guerilla akademi, "Knight Squadron". Sepertinya percobaa Mesin Naga yang tidak dijadwalkan akan dengan cepat dibawa keluar. (Ba-Bagaimana ini? kalau begini––) Sayangnya, semenjak pintu dan jendela jauh dari belakang ruang terpisah, tidak mungkin untuk keluar tanpa memunculkan dirinya di depan gadis-gadis. (Meskipun aku bersembunyi di sini, mereka akan datang ke ruang terpisah ini setelah mengganti menjadi Dress Gear, Jadi, aku sudah seharusnya berhenti bersembunyi––) Sesaat ketika Lux memutuskan dirinya begitu, Suara gemerisik baju bisa didengar. (Eh…? Eeeeeeeeh…!?) "Ya ampun, pakaian dalam itu sangat imut. Di mana kau membelinya? Aku iri, eh." "Ja-Jangan terus melihatku... Itu memalukan––" "Apa yang kau bicarakan? Meski kau punya barang bagus yang tidak seperti milikku." Dengan suara-suara tak bersalah gadis-gadis itu, hati Lux berdegup. ''Tidak mungkin mereka itu aku pikir adalah''–– Lux diam-diam mengintip pada sisi lain dari bayangan ruangan terpisah. "...!?" Ada pemandangan seperti surga di sana. Ada siswi yang tak asing dari "Knight Squadron" dan mungkin anggota kelas tiga yang tidak dikenal. Mereka semua menanggalkan seragam mereka dan bercanda satu sama lain dengan pakaian dalam mereka. (...A-Apa ini!? Kenapa mereka sudah mengganti pakaian!?) Ketika kepala Lux akan menjadi kosong, dia akhirnya mengerti alasannya. Di akademi ini di mana awalnya cuma ada murid perempuan, mereka dengan jelas mengganti seragam mereka di beberapa ruang terpisah. Selain itu, Lux yang cuma murid laki-laki masih belum secara resmi bergabung dengan "Knight Squadron". Sekarang ketika hanya anggota "Knight Squadron" yang menggunakan ruang tunggu sepulang sekolah, itu tak dapat dihindari kalau menjadi begitu. (A-Apa yang harus aku lakukan...!? Aku tidak bisa keluar dari sini...!) Jika ada murid yang datang di sisi ruang terpisah ini pada sebuah tingkah–– "––Ngomong-ngomong, rumor tentang laki-laki itu. Yang dipanggil Lux Acadia? Apa itu benar-benar tepat untuk membiarkan dia berada di akademi ini?" Dia tiba-tiba mendengar suara tersebut dari siswi yang nampaknya murid kelas tiga. Meski tidak ada kemarahan atau rasa tak senang, nada suaranya dibubuhi dengan peringatan. Mereka menerima kekejaman serta diskriminasi dari Kerajaan Lama lima tahun lalu, jadi untuk murid kelas tiga yang tidak mengenal Lux dengan baik, mereka layak berkayta-kata, tapi–– "Hmm. Ketika mencoba berbicara padanya, dia benar-benar sederhana dan orang yang baik. Juga sebagai Drag-Knight, dia cukup hebat––" "Ya, selain itu dengan tepat karena dia adalah mantan Pangeran, dia juga punya wajah yang imut––" "Hmm. Tapi, apa tidak mencemaskan kalau dia menjadi mesum dan tukang intip? Seperti dia melihat padamu dengan mata tidak senonoh. Yang paling penting –– dari "laki-laki" adalah makhluk seperti itu, benar?" Pada perkataan memuji Lux, suara gadis lain yang terlihat murid kelas tiga membantah. Tapi, "Tidak, dalam hal Lux-kun tidak mungkin seperti itu! Aku tidak berpikir kalau dia akan melakukan hal pengecut seperti itu!" "Ya––. Kita, yang melihat cara bertarungnya, mempercayai dia." Dia sangat senang kalau anggota murid kelas dua mendukungnya, tapi (Tunggu, itu menjadi melebihi situasi di mana aku tidak bisa ditemukan...!) Ketika, walaupun tak terduga, Lux menyembunyikan perasaan bersalah tentang kenyataan kalau dia telah melihat pakaian dalam mereka, "Ah, Krulcifer-san. Selamat pagi." Dengan suara ringan yang terpancarkan oleh siswi yang mengganti seragamnya, tubuh Lux membeku dengan terkejut. Krulcifer Einvolk. Murid luar negeri akademi dan putri seorang bangsawan Ymir, negara besar dan religius dari Utara. Gadis misterius dengan kecantikan dan kemampuan sempurna. Lux panik lagi karena teman sekelasnya datang. (Ini buruk! Aku harus keluar dari sini secepat mungkin dengan cara apapun––) Namun, tidak secepatnya datang dengan cara apapun untuk menghindari dengan baik, waktu yang berlalu. "Ngomong-ngomong, Krulcifer-san. Buku pedoman Drag-Ride. Apa kau tahu di mana itu? Jika aku ingat betul. aku pikir kalau aku menaruh banyak volume di ruangan ini, tapi––" "Ya... Bukunya akan kusut jika dibiarkan pada sinar matahari, jadi aku kira aku menaruhnya di sini––" Segera setelah suaranya bisa didengar, "––Eh?" "Ah...!?" [[File:SaijakuBahamut v2 0002.jpg|thumb]] Mata gadis yang datang ke sisi lain dari ruang terpisah dan bertemu Lux. Itu adalah Krulcifer yang sudah melepaskan seragamnya dari atas dan bawah, dan memakai pakaian dalam. "...!?" Untuk sesaat, Krulcier menatap pada Lux dengan wajah terkejut. Pipi gadis yang tenang seperti biasanya sedikit memerah dalam rasa malu. Dengan cara yang sama, Lux mengalihkan matanya darinya sementara kebingungan pada titik kalau dia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Tubuh ramping tanpa menyisakan apapun sama sekali. Namun, bagian tubuh dengan dada dan pinggul yang membiarkan salah satunya merasakan kesegaran feminim. Mempesona kulit seperti salju dan bau harum parfum yang sedikit memabukkan. Penampilan Krulcifer dalam pakaian dalam yang dia lihat pertama kali dengan tidak masuk akal menggoda dan cantik. Tapi, (––Ini berakhir.) Segera setelahnya, wajah Lux dengan cepat berbalik pucat. Kalau begini, Lux akan menyerah sebagai tukang intip dan diusir dari akademi. Ke dalam kurungan sebagai kriminal yang menghianati kepercayaan gadis-gadis–– "Krulcifer-san. Ada apa? Apa sesuatu terjadi?" Ketika keputus-asaan melintasi pikirannya, dia mendengar suara siswi dari sisi lain ruang terpisah. Lux dengan segera menundukkan kepalanya sembari dia menyiapkan diri untuk hal yang paling buruk, tapi–– "––Bukan apa-apa. Aku menemukan buku pedomannya." Krulcifer mengembalikan ekspresi biasanya dan berjalan ke samping Lux. Dan ketika dia memungut buku yang terletak di dekatnya, dia kembali ke sisi lain ruang terpisah seolah tidak ada apapun yang terjadi. (Eh...?) "Aku akan berhenti berlatih hari ini. Aku ingat kalau perbaikan <Fafnir> masih belum selesai, jadi––" "Begitukah? Lalu, kami pergi dulu." Setelah Krulcifer mengatakan begitu, kehadiran mereka menghilang dari ruang tunggu dengan suara bersemangat. Siswi lain, yang ada di dalam, terlihat pergi menuju lapangan latihan. "Um––" Sesaat Lux dengan takut-takut menengok wajahnya dari ruang terpisah, "Baiklah. Tukang intip sok ganteng." Krulcifer telah memasang kembali seragamnya dan membaca buku di depan meja. Membuat senyum kecil di mulutnya, dia mengirim pandangan sekilas pada Lux. Dari gerak isyarat itu, Lux bisa memahami maksudnya. "...Um, terima kasih." Sambil Lux berterima kasih padanya yang telah menolongnya, "Jika kau begitu senang, lalu itu cukup baik kalau aku juga merasa malu." Mengatakan begitu dengan nada menggoda, wajah Lux berubah merah. "Aku tidak mengatakan terima kasih dengan perasaan itu, um––" "Ya ampun! Apa kau tidak tertarik sama sekali dengan tubuh telanjangku? Mempertimbangkan itu, kau sepertinya dengan wajar melihat seluruhnya." Krulcifer menggulung dirinya dengan suara nyaman sambil merasakan ketenangan. (Di-Dia memperhatikan mataku...!?) "ah, uh..., errr –– aku minta maaf." Selagi Lux, tidak dapat menahan permintaan maafnya, Krulcifer mendadak mengubah wajah seriusnya, "Sepertinya aku menggoda sedikit berlebihan. Ini kebiasaan burukku." Sambil membiarkan Lux tenang, dia dengan lembut meletakkan jari telunjuknya di samping kursinya. Itu adalah sinyal untuk memintanya duduk di sebelahnya. "Errr, apa kau memaafkanku?" "Ya, aku bermaksud begitu, tapi–– aku penasaran kenapa; tapi ketika aku melihatmu, aku sangat ingin menggodamu. Tidak ada kebencian, jadi itu akan menyelamatkanku jika kau tidak mempermasalahkannya." “…………” Kata-kata Krulcifer yang bergumam dengan sebuah senyum memungkinkannya bermaksud benar. Namun, (Ini benar-benar gak enak untuk hatiku...) Sementara tercampuri perasaan, Lux duduk di sebelahnya." "––Tapi, kau harusnya sedikit lebih berhati-hati. Kau sekarang ini satu-satunya laki-laki di akademi ini." "Aku bisa membayangkannya..." Melihat Lux yang memegang kepalanya, Krulcifer dengan dengan senang bergumam "lalu, tak apa". Lalu, dia menutup buku yang dia baca dan mengalihkan tatapannya pada Lux di sampingnya. "Ah, tapi aku––. Saat ini, um..." "Nampaknya bahwa lonceng pemberitahuan mengakhiri lomba yang disebut kontesmu berbunyi tadi." "Eh...?" Sambil dia mengatakan begitu dan melihat pada jam ruang tunggu, pastinya waktu telah berakhir. Semenjak dia telah dalam kepanikan, Lux mungkin gagal mendengar bunyi lonceng untuk sinyal akhir. "Akhirnya, ini berakhir... Haaa...!" Ketika Lux terbaring di atas alas meja, Krulcifer tertawa kecil. "Apa kau belum kehilangan permintaan itu? Itu bukanlah persoalan yang lucu jika tak hati-hati diambil." "Ah, itu benar juga. Aku akan mengeceknya apa aku masih menyimpannya––" Mengonfimasinya, Lux mengeluarkan permintaan spesial dari sakunya dan menaruhnya di atas meja. Permintaan yang isinya kosong, di mana pemenang yang menjadi pelanggan akan tulis, tersisa selamat tanpa diambil oleh siapapun. "Benarkah, terima kasih banyak. Krulcifer-san." "Begitukah? Aku tidak berpikir kalau kau benar-benar perlu berterima kasih. Yang lebih penting––" Senyum Krulcifer mengubah kelegaan Lux. Pada waktu itu, "Eh?" *Bang*! Pintu ruang tunggu terbuka dengan semangat. "Aku menemukanmu akhirnya, Lux! Sekarang, cepat serahkan permintaan itu padaku––!" Ketika melihat, termasuk Lisha di barisan depan, sebagian besar siswi telah berkumpul di pintu masuk. (Huh? Itu harusnya sudah berakhir, dan masih kenapa––?) Segera setelahnya Lux mengangkat kepalanya dengan kebingungan, "Waktunya berakhir! Siswi yang memiliki permintaan merah sekarang mendapatkan hak untuk melakukan seperti yang dia mau pada Lux-kun untuk seminggu!" Suara siswi yang mengikuti lomba akan terdengan bersamaan dengan suara tinggi lonceng. "Eeeeeh...!? Apa maksudnya ini––" "Itulah kenapa aku katakan padamu, kan? Kalau kau harus sedikit lebih berhati-hati." Sesaat ketika Lux menoleh ke belakang, jawabannya ada di sana. Krulcifer yang memiliki permintaan merah "Kontes Lux" tersenyum dengan tenang. Sesaat mereka melihatnya, sebagian besar murid meningkatkan teriakan kerasnya "kyaaaaah!". "Ke-Kenapa...!? Tapi, Jamnya sudah––" "Kau cuma pengganggu dengan menggoda agak sedikit, ini selesai." Krulcife mengatakan begitu tanpa ragu-ragu dengan tatapan serius. “…………” (A-Aku benar-benar ditipu...!) Selagi kelelahan sampai sekarang menyerang pada batas, Lux terjatuh di atas lantai seperti itu. Dia berpikir kalau Krulcifer tidak tertarik dengan hal seperti itu... Kemenangan Krulcifer telah dinyatakan oleh seseorang dengan menyerang setelah dia mengisi permintaan merah. "Kalau begitu, kau akan mendengarkan apa yang aku katakan selama satu minggu. Aku mengharapkanmu." "Ah..., tolong perlakukan aku dengan baik." Dengan menyetujui seolah jiwanya keluar, Lux entah bagaimana menjawab. Segera setelahnya, dikepung siswi-siswi yang mendapati bergembira dan menunjukkan berbagai reaksi seperti "selamat", "seperti yang diharapkan darimu", "berpikir kalau Krulcifer-san mengincarnya––" Sementara sorak sorai siswi yang mengelilingi keduanya, Krulcifer berbalik pada Lux. "Ngomong-ngomong, Lux-kun. Boleh aku membuat permintaan?" "Ah, ya... Jika itu sesuatu yang bisa aku lakukan––" Sambil Lux berdiri, dia membalas begitu dengan keadaan pikirannya setengah malas. Kemudian, Krulcifer yang menunjukkan senyum anggun dan dengan lembut membiarkan jarinya meraba dada lux. "Aku ingin kau menjadi pacarku selama seminggu dari sekarang. Itulah permintaanku." "––Eh?" Tidak hanya Lux, orang-orang yang gelisah dan terpaku. *shiiii*...... Suasana ruang tunggu membeku, setelah beberapa detik, itu menjadi keributan besar dan meledak. “Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” Segera setelahnya jeritan tinggi menggema, siswi-siswi yang kebetulan saja sekarang ini menaikkan suara bulat mereka. "Ini luar biasa! Bahkan permintaan seperti itu bisa dilakukan, eh" "Apa yang harus kita lakukan? Dengan Krulcifer sebagai lawan, itu tidak nampak seperti kita bisa menang––" "Tunggu. Jika kau berpikir sebaliknya, tidak bisa dikatakan kalau itu belum pernah terjadi?" "Ya, ayo berharap untuk kontes berikutnya!" Sementara kata-kata itu bernaung di antara para gadis, "––Kalau begitu, tolong jaga aku." Sembari dia berbisik begitu pada Lux yang panik, Krulcifer meninggalkan ruang tunggu. "Eh..., tunggu!? Krulcifer-san?" "Hei, Lux!? Apa maksudnya ini?! Meski kau sudah punya aku––" Untuk suatu alasan, Lisha marah padanya dengan mata berair, tapi dengan terus terang, Lux tidak memahaminya sama sekali. "Errr..., aku tidak mengerti." Sementara mempertahankan dirinya selagi dia kesusahan, Lux berpikir di sudut kepalanya. (...Apa yang dia maksud dengan itu?) 『––Aku akan memberikanmu detailnya nanti.』 Kata-kata terakhir yang dia katakan ketika menyisakan bekas di telinga Lux untuk sementara. <noinclude> {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |- | Balik ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Ilustrasi|Ilustrasi]] | Kembali ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia)|Halaman Utama]] | Lanjut ke [[Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Episode 1|Episode 1]] |- |} </noinclude>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information