Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Kantor kepala sekolah terdapat dipuncak gedung akademi. Setelah meninggalkan elevator, mereka tidak mendengar lagi suara dari mesin apapun, Harutora dan Touji pun berjalan menuju ujung koridor. Gedung akademi memiliki koridor yang panjang dan simpel yang terlihat sedikit monoton. Terlihat sedikit seperti museum dari hiasan yang ada di dinding yang mungkin saja adalah sebuah barang terkutuk atau alat sihir. Didinding tersebut, terdapat baju zirah, alat-alat bekas pakai yang terbuat dari timah, jubah-jubah kumuh, katana-katana yang diperbaiki, dan hal-hal lain yang sekiranya barang-barang langka dimata Harutora, semuanya menarik perhatian Harutora. Dan juga, tidak ada tanda-tanda debu dari bingkai kaca yang membingkai objek tersebut, juga tak ada debu satu pun pada lantainya, bahkan tanaman-tanaman ornamental disamping koridor pun terlihat dirawat dengan cermat. “……Mungkinkah shikigami yang bertanggung jawab untuk membersihkan tempat ini?” “Mungkin saja.” Lagi pula, gedung ini memiliki komainu sebagai shikigami penjaga. Harutora merasa tertarik, membayangkan dimana para staff memanipulasi shikigami untuk membersihkan gedung ini dimalam hari. “Kukira shikigami digunakan hanya untuk bertarung, seperti naga dan kuda Yukikaze yang Natsume gunakan…… shikigami yang digunakan para Investigator Mistis juga memiliki kegunaan yang sama, tapi mungkinkah ada shikigami yang mengerjakan pekerjaan rumah yang pintar dalam mencuci pakaian dan bersih-bersih?” “Memang ada shikigami umum yang dijual dipasaran dan memiliki kegunaan yang tak terbatas, tapi untuk menggunakan sihir kelas pertama membutuhkan kualifikasi yang mencukupi, atau dengan kata lain, hanya Eksorsis tertentu yang dapat menggunakannya. Namun harganya juga tak murah, jadi jika memang ada shikigami ‘rumah tangga’, kupikir akan banyak orang yang tak mampu untuk membelinya.” “……Maaf, Touji, apa itu sihir kelas pertama?” Pertanyaan Harutora membuat Touji menaikkan alisnya, tak mampu untuk tak mendesah. “Aku terkejut kau mampu masuk Akademi Onmyou dengan sikapmu yang seperti itu. Itu adalah pedoman Onmyoudou yang dibuat oleh Agensi Onmyou – simpelnya, itu adalah sihir yang diakui sebagai sihir yang efektif.” Sihir Modern dibagi menjadi dua tipe, sihir kelas pertama yang diakui oleh Onmyou Agensi sebagai sihir yang sihir yang benar-benar efektif, dan sihir kelas bawah yang tidak masuk dikategori tersebut. ‘Sihir terlarang kuno’ dan hampir seluruh peramalan jatuh dalam kategori tersebut. Penggunaan dari sihir kelas pertama membutuhkan kualifikasi sebagai Onmyouji resmi, atau lebih tepatnya, seseorang harus lulus Ujian Onmyou Kelas Satu atau Kelas Dua yang disenggelerakan oleh Agensi Onmyou. Harutora dan yang lainnya memasuki Akademi Onmyou dengan alasan untuk lulus kualifikasi tersebut. “Dan untuk sihir kelas satu… Bahkan shikigami pun jarang ditemui dikehidupan sehari-hari, karena pada dasarnya penggunaan terhadap Onmyoudo itu dibatasi.” “Uh…… Kenapa itu?” “Hukumnya mengatakan seperti itu.” Touji menjelaskan dengan kasual, tangannya masih berada didalam kantung celananya. Touji sebenarnya telah lama tertarik dengan Onmyoudo semenjak bencana spiritual yang meninggalkan efek samping terhadap tubuhnya. Ia mengandalkan pengetahuan yang ia pelajari sendiri, dibandingkan dengan Harutora yang hidup dengan acuhnya namun terbiasa mendengarkan hal-hal tersebut. “Begitu, dengan kata lain, Akademi Onmyou adalah pengecualian, dengan shikigami dimana-mana?” “Pada akhirnya, ini adalah tempat yang khusus didirikan dan dirancang untuk membantu perkembangan Onmyouji.” “Mungkinkah guru-gurunya juga shikigami – tidak mungkin sampai sejauh itu bukan?” “Aku setidaknya mengetahui bahwa ada shikigami diantara murid-murid ini.” “Huh? Benarkah?” “Yah, dan dia bahkan bodoh.” Touji tersenyum jahat, dan Harutora hanya ‘nn?’, memiringkan kepalanya. Ketika shikigami bodoh tersebut akhirnya menyadari siapa yang dimaksud Touji, keduanya telah sampai didepan kantor kepala sekolah. Terdapat sebuah tanda simpel yang menggantung pintu sederhana tersebut – ‘Ruang Kepala Sekolah’. Touji menghiraukan Harutora yang mulai gugup kembali, dengan tenang mengetuk pintu ruangan kepala sekolah. Tak ada respon. Ia mengangkat tangannya, mencoba melanjutkan untuk mengetuk, ketika— “Masuk”. Sebuah respon datang dari bawah kakinya. Harutora berteriak layaknya anak kecil yang terkejut, sedangkan Touji melangkah mundur dari pintu, juga berusaha menutupi rasa terkejutnya. Seekor kucing mendekati mereka berdua dan sekarang menatap mereka berdua dari lantai. Itu adalah kucing calico yang berbulu lebat, dan menunjukan tatapan tajam ketika melihat Harutora dan Touji, dengan pelan mengetuk pintu dengan ekor panjangnya. “Pintunya terbuka, silahkan masuk.” Sepertinya kucing yang berbicara merupakan hal lain setelah komainu yang berbicara. “……Apakah ini hobi kepala sekolah? Atau ruangan yang berkaitan dengan Onmyouji memang seperti ini jika kau pergi?” “Mana aku tahu?” Harutora bertanya dengan lelah, dan Touji menjawab dengan ekpresi getir. Sang kucing pun melengkungkan tubuhnya dengan tak sabar, mengeongi layaknya kucing normal seolah menyuruh mereka untuk segera dan membuka pintunya. “…Permisi.” Ucapnya ketika akan memasuki ruang kepala sekolah. Segera setelah ia membuka pintunya, dengan cepat kucing itu mendahului mereka, berlari ke dalam ruangan tanpa menghiraukan apapun. …Huh? Ketika memasuki ruang kepala sekolah, Harutora langsung bergumam lirih. Atmosfer yang ada didalam ruangan sangatlah berbeda dengan yang ada diluar. Atmosfer tenang dan nostalgia pun memenuhi ruangan tersebut, seperti kafe era-Taisho. Dinding kuning muda yang memudar, karpet merah tua yang diletakan di lantai, dan rak mantel yang terbuat dari logam disertai pembatas kaca ruangan yang dicat. Dibelakang pembatas ruangan tersebut adalah tempat untuk menerima tamu, dan diantaranya terdapat kursi dan meja yang berwarna tan. Namun, hal yang terlihat paling memukau adalah rak buku yang menutupi kedua sisi dinding. Sebuah jumlah yang mengejutkan dari buku ynag tersusun rapi di rak tersebut. Dan seseorang dapat mengatakan kalau buku-buku tersebut sudah terorganisir. Terdapat literatur jepang serta literatur asing, bahkan dengan beberapa literatur kuno dan dokumen yang terjaga. Dan jauh didalam ruangan tersebut… Terdapat sebuah meja besar yang tebuat dari kayu redwood yang ditempatkan didepan jendela, bersama dengan sosok mungil yang dengan diam duduk dibelakangnya. Harutora dan Touji pun saling memandang, dikarenakan keduanya berasumsi bahwa sang kepala sekolah adalah seorang pria, namun orang yang menduduki kursi tersebut adalah seorang wanita tua yang elegan. Sang kucing pun duduk diatas meja, perlahan melompat ke dalam pangkuan sang wanita. Ia menaruh bukunya yang sedang ia baca, perlahan mengusap pelan sang kucing. Lalu, ia mengankat kepalanya, menaruh kacamatanya yang bertengger dihidungnya, dan menatap Harutora dan Touji. “Selamat datang, aku telah menunggu kedatangan kalian berdua cukup lama.” Suaranya sama persis dengan suara yang dikeluarkan sang kucing. Helaian rambut yang menyentuh pundaknya berwarna abu-abu, dan walaupun ia tua, postur duduknya sangatlah tegap, sangat berlawanan dengan umurnya. Ia mengenakan kimono berwarna coklat yang terlihat sangat cocok untuknya seperti sebuah bagian dari tubuhnya. “Tsuchimikado Harutora-san dan Ato Touji-san. Halo, aku kepala sekolah disini, Kurahashi Miyo.” “H-Halo.” “………….” Harotora mengucapkan salam, Touji pun menganggukkan kepalanya dengan hormat. Lalu, keduanya menjawab wanita tua – permintaan Kurahashi Miyo untuk lebih mendekat ke mejanya. Mungkin ia masih belum terbiasa dengan seragamnya, atau mungkin sebagai hasil dari atmosfer yang diberikan di ruangan dan sang kepala sekolah, Harutora merasa seperti anak kecil yang sedang menunjukan seragam barunya kepada nenek yang jarang ditemui ketimbang dirinya yang sedang menemui kepala sekolah untuk pertama kalinya. Sang kepala sekolah menatap keduanya tanpa bimbang, dan tiba-tiba terlihat berseri-seri. “Begitu.” Gumamnya sugestif. “Jadi kalian adalah Hishamaru dan Kakugoukinya Natsume-san.” “Apa?” Harutora terkejut, dengan cepat bertanya. Touji dengan diam hanya memerhatikan sang kepala sekolah, nampak kebingungan dengan apa yang dimaksud. Namun, dengan segera sang kepala sekolah mengganti topic yang diiringi dengan senyum hangat. “Aku ingat pernah diberitahukan bahwa sebelumnya kalian tidak memiliki kesempatan untuk bersinggungan dengan Onmyoudou di kehidupan sehari-hari kalian.” Nadanya ramah sambil mengelus-elus kucing yang ada di pangkuannya. “Kalian pasti sudah bertemu dengan Alpha dan Omega di lantai satu. Ditambah dengan mereka, kucing ini juga shikigamiku. Apa mereka mengagetkanmu?” “Uh, se-sedikit……” “Jika begitu aku minta maaf, tapi tolong agar kalian dengan segera dapat menyesuaikan diri, karena kalian mulai saat ini akan hidup di ‘dunia ini’.” Ucap kepala sekolah, terus memandang keduanya. “Ato Touji-san, aku telah mendengar keadaanmu dari ayah Harutora-san. Tekadmu sangatlah luar biasa, jadi tolong berusahalah untuk melawan efek sampingmu.” Ucapnya terlebih dahulu pada Touji. Lalu, ia berbicara kepada Harutora. “Tsuchimikao Harutora-san, aku juga telah mendengar dirimu dari orang tuamu dan juga sedikit dari Natsume-san.” “Natsume? Apa yang Natsume katakan?” Harutora bertanya degan terkejut, kepala sekolah hanya tersenyum ringan kemudian mengangguk. “Ya, anak itu sangatlah sopan. Setelah kau memutuskan untuk memasuki akademi, ia datang kepadaku untuk memberitahukan bahwa kau telah mengikuti tradisi keluarga Tsuchimikado dan telah menjadi shikigaminya. Dan juga, aku mengenal orang-orang di Agensi Onmyou, jadi aku mengetahui beberapa hal mengenai insiden Dairenji Suzuka musim panas ini.” Harutora dan Touji pun saling bertukar pandang mendengar apa yang dikatakan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah Onmyouji telah menyinggung mengenai – Dairenji Suzuka – yang telah mengubah jalan hidup mereka, membuat mereka mengambil kesempatan untuk mendaftarkan diri pada Akademi Onmyou. Namun, insiden tersebut tidak dipublikasikan. Orang luar menganggap bahwa itu dikarenakan dengan umurnya yang masih belia, namun sebenarnya itu dikarenakan kebijakan politik untuk meminimalisirkan efek terhadap publik sekecil mungkin. Dairenji Suzuka adalah seorang Onmyouji Nasional Kelas Satu – salah satu dari ‘Dua Belas Pemimpin Suci’, Onmyouji terbaik dari yang terbaik. Tentu saja Agensi Onmyou menginginkan hal ini dirahasiakan sebisa mungkin. Investigator yang telah diperintahkan untuk melakukan tugas pun dengan tegasnya memberitahukan Harutora dan Touji untuk tidak berbicara mengenai insiden yang terjadi atau apapun yang berhubungan dengan insiden tersebut, dan hanya sebagian kecil dari orang-orang di Agensi Onmyou yang mengetahui kebenaran yang terjadi pada insiden tersebut. “Mungkin kalian berdua, yang dimana adalah orang luar dalam hal ini, berpikir mengapa kalian diterima ke dalam Akademi Onmyou. Aku secara personal memberikan kalian pengecualian khusus dan mengizinkan kalian untuk masuk, dengan alasan bahwa aku mengetahui kontribusi kalian terhadap masalah tersebut.” “……Se-seperti yang kuduga……” “Yah, aku juga berpikir seperti itu.” Touji membuka mulutnya untuk pertama kalinya disamping Harutora yang terkejut, bertingkah tenang. Seluruh calon Onmyouji di Negara ini berkumpul di Akademi Onmyou, dan dalam memasukinya sangatlah kompetitif. Bahkan oleh seorang anggota keluarga Tsuchimikado atau seseorang yang memelajari hal tentang Onmyouji sendiri, tidaklah mudah bagi mereka yang ingin mememasukinya – dan bahkan itu belum sampai pada formalitas lainnya. Harutora dan Touji juga sedikit merasa bahwa ada beberapa hal yang disembunyikan. “Kau ingin mengunci rapat mulut kami – apakah itu alasannya?” Touji bertanya dengan nada menantang. Harutora pun memberikan tatapan penuh cela terhadapnya, namun teman baiknya sama sekali tidak melihatnya. Namun, sang kepala sekolah tetap mempertahankan ekspresinya, bahkan mengakuinya : “aku tak bisa menyangkal pemikiran tersebut.” “Namun walaupun begitu, kalian berdua tidak buruk. Contohnya, Harutora-san, apakah kau tahu bahwa kekuatan spiritualmu jauh lebih besar dari kebanyakan orang?” “Hah? Ah, kau menyebutnya, aku ingat para penguji memberitahuku bawa aku hanya bagus pada kekuatan spiritualku yang besar saat ujian……” Harutora mengingat kejadian saat itu. Ia tidak mendengarnya sebagai sebuah pujian saat itu, namun ia malah merasa bahwa saat itu ia sedang dimarahi karena hasil ujiannya yang sangat buruk. “Membiarkan murid yang tak bertalenta masuk namun memiliki tekad, cara terbaik menanganinya adalah dengan menakutinya. Menurutku, kalian berdua memiliki bakat untuk menjadi Onmyouji hebat, dan karena itu aku membiarkan kalian masuk. Tentu saja, ada kemungkinan bahwa pendapatku akan salah. Walaupun begitu, kalian secara resmi telah menjadi siswa Akademi Onmyou, dan apapun yang akan terjadi setelah ini akan tergantung dari kerja keras kalian.” “Uh……” …Orang ini terlalu terus-terang. Kontras dengan sikapnya yang elegan, sang kepala sekolah berbicara tanpa berbasa-basi. Namun, dibandingkan dengan berterus-terang, mungkin Akademi Onmyou menyikapi siswanya dengan sikap yang berbeda dari sekolah biasa. Sebagaimana Harutora kebingungan, Touji yang berada disebelahnya mengira-ngira sikap kepala sekolah. Sejujurnya, Harutora yakin bahwa Touji akan menyikapi keberadaannya di Akademi Onmyou seperti orang yang tidak akan peduli dengan keadaan sekitarnya. …Sekolah yang cocok untuknya pasti tidak akan terlalu normal. Bagaimana dengan dirinya? Harutora sedikit gelisah. “Oh, benar, satu lagi. Anggap saja sebagai sebuah peringatan kecil dari wanita tua seperti aku.” Dengan segera sikapnya berubah, sebagaimana ia menunjukan sikap waspada- namun juga tertarik – menatap ke arah Harutora dan Touji. “Kalian pasti tahu tentang ‘rumor’ mengenai Natsume-san, bukan?” Sang kepala sekolah berterus-terang diluar apa yang mereka bayangkan. Dengan segera Touji menenangkan dirinya, namun Harutora tanpa sadar menganga sambil menatap kepala sekolah. Tak perlu dijawab, mereka berdua telah mengetahui dan sadar rumor tersebut mengacu kemana. Kepala sekolah mengimplikasikan rumor yang menyatakan kalau Natsume adalah reinkarnasi Tsuchimikado Yakou. Sang kepala sekolah tak bergerak, bahkan setelah melihat sikap Harutora dan Touji yang kaku kembali. “Dikarenakan efek dari rumor tersebut, Natsume-san menjadi pusat perhatian di akademi, dan mungkin akan berpengaruh pada kalian sebagai orang yang telah mengenal lama Natsume. Jika kau punya masalah, kalian bisa menemuiku kapan pun, dan jika kalian sungkan untuk memberitahukannya padaku, kalian bisa membicarakannya pada wali kelas kalian – aku akan mengenalkan kalian pada Ohtomo-sensei segera. Kami akan membantu kalian semampu kami.” Ucapnya, menghiraukan reaksi yang diberikan. “Itu berarti......” Harutora ingin mngatakan sesuatu, namun kepala sekolah telah berbicara terlebih dahulu: “Tapi – kuharap kalian agar terbiasa dengan keadaannya sesegera mungkin.” “Ter-terbiasa?” “Ya, karena hal ini akan selalu mengganggu kalian nanti.” Harutora menutup mulutnya mendengar hal ini. Kepala sekolah telah memberitahukan kebenarannya, namun ia tak pernah membayangkan bagaimana situasi sebenarnya. Natsume pernah bilang bahwa orang-orang dewasa disekitarnya melihat dirinya dari sudut pandang yang diberikan oleh rumor tersebut. Selama kejadian yang terjadi musim panas lalu, Suzuka juga menangkap Natsume dikarenakan efek dari rumor tersebut. Dan sekarang, Natsume tak bisa membebaskan dirinya dari belitan rumor tersebut. ...Hanya lahir di keluarga utama Tsuchimikado saja sudah cukup merepotkan. Ia tak bisa mengabaikannya, dan ia harap setidaknya ia dapat sedikit membantu Natsume dan berbagi beban dengannya. Hal tersebut juga menjadi faktor penting pada keputusan Harutora untuk menjadi shikigami. ...Aku hanya bisa menanggungnya...... Sekali lagi Harutora mengingat kalimat yang ia gumamkan ketika memasuki gedung. Sang kepala sekolah menatap murid barunya, senyum ramah pun muncul diwajahnya. Lalu, ia bertanya dengan nada santai: “Dan pada poin ini aku penasaran - bagaimana kesan kalian mengenai Tsuchimikado Yakou “Kesan? Kesan atas Yakou? Jujur, aku tak memiliki kesan yang cukup berarti atas dirinya selain bahwa dirinya berasal dari masa lalu. Ia seperti seorang saudara yang terkenal...... namun dengan semua yang telah terjadi, kupikir ia adalah seorang pembuat masalah.” “Aku mengerti. Bagaimana menurutmu, Touji-san?” “......Aku yakin bahwa ia adalah orang yang hebat dalam komunitas sihir, dan ia memiliki prestasi yang luar biasa. Dengan kata lain......” “Apa?” “Dia jenius, tidak diragukan lagi.” Jawab Touji, tenang dan tegas. Tsuchimikado Yakou... Setengah abad setelah keluarga Tsuchimikado mulai mengalami penurunan setelah Restorasi Meiji, ketika sedang gempar-gemparnya Perang Pasifik di Jepang, seorang ahli sihir jenius menunjukan dirinya. Yakou merevitalisasikan Onmyoudo atas permintaan pihak militer. Ia mengintegrasikan legenda dan sihir Jepang, mengkonstruksi sistem sihir baru, yaitu ‘Imperial Onmyoudo’, yang merupakan fondasi yang diadopsi oleh ‘General Onmyoudo’. Namun, setelah selesainya Perang Pasifik, terdapat atmosfer kekalahan yang kuat, dan militer Jepang memerintahkan Yakou untuk melakukan upacara sihir skala besar, namun sayangnya gagal – kebanyakan warga biasa memercayainya. Terpengaruh karena kegagalan upacara, aura kota Tokyo pun menjadi kacau-balau, yang mengarah ke kejadian bencana spiritual yang sampai sekarang masih sering terjadi. Jepang saat ini merupakan satu-satunya negara didunia yang secara resmi diakui dan dizinkan untuk penggunaan sihir. Sebenarnya, hal ini untuk menangani bencana spiritual yang terjadi – kutukan yang ditinggalkan oleh Yakou. Namun, untuk menumpas bencan spiritual yang tiada akhirnya, mereka bergantung mengandalkan Onmyoudo kuat – berkah yang ditinggalkan Yakou. Pengembangan Onmyou berkaitan erat dengan terjadinya bencana spiritual, dan terjadinya bencana spiritual disebabkan karena Onmyoudo yang belum dikubur dalam-dalam. Dan jika melihat akar permasalahannya, kedua hal ini telah dibawa ke dunia ini oleh seorang jenius yang sama. Ulah Tsuchimikado Yakou yang telah mencipatakan dasar komunitas sihir di Jepang. …Seorang pembawa perubahan pada dunia tentu saja akan mendapatkan perhatian yang sangat. Bahkan Natsume sendiri tidak mengetahui bahwa dirinya benar-benar reinkarnasi Yakou atau bukan, dan tak ada satu orang pun yang benar-benar yakin mengenai ini. Ia memang memiliki bakat sebagai Onmyouji, namun dirinya yang saat ini masih belum bisa ditentukan sebagai persamaan Yakou. Ia tak memiliki memori masa lalu, dan tentu saja tak ada persamaan yang benar-benar dapat terlihat dari dirinya. Namun, Dairenji Suzuka yang merupakan salah satu dari Dua Belas Pemimpin Suci percaya bahwa Natsume adalah Yakou, dan tentu saja ia bukanlah satu-satunya yang yakin akan hal tersebut. Akankah suatu hari nanti Natsume akan mengingat masa lalalunya dan menyadarinya bahwa dirinya selama ini adalah Yakou? Ketika hari itu benar-benar datang, perubahan apa yang akan terjadi pada Natsume? Sebagai shikigaminya, apa yang akan ia lakukan nanti? Sebagaimana Harutora berpikiran demikian…… Sang kepala sekolah tiba-tiba berkata: “…Ia sangat suka bermain shogi.” “Apa?” Tanya Harutora, dan Touji pun menunjukan ekspresi terkejut yang jarang terlihat. Sang kepala sekolah tak menghiraukannya, lanjut berkata: “Namun ia sebenarnya tak pandai bermain shogi, mungkin karena tak adanya bakat? Walau tak pandai dalam shogi ia senang mengajak dan menantang lawan mainnya – namun ia akan merajuk jika ia kalah, memberikan sakit kepala kepada orang yang bermain dengannya. Namun aku juga selalu bersyukur padanya yang selalu mengajarkanku cara bermain shogi. Kalau tidak, aku mungkin tak akan mengenal apa itu shogi.” Ia tersenyum nostalgia sebagaimana ia membicarakannya. Harutora kebingungan mendengarnya, namun seketika Touji sadar. Matanya pun melebar terkejut, dari bawah bandananya. “……Kau melihat Tsuchimikado Yakou ketika ia masih hidup?” “Ya, aku masih anak-anak saat itu.” Sang kepala sekolah memberitahukannya. Touji menutup mulutnya mendengar hal tersebut, namun tidak dengan Harutora. “Benarkah!? Kau bertemu Yakou?” “Tentu saja aku menemuinya, mungkin kalian para pemuda berpikir bahwa ia adalah seseorang dari zaman dahulu – tapi jangan lupa, itu hanya setengah abad yang lalu ketika Jepang diselimuti oleh api peperangan.” Ia pun tersenyum, seolah-olah ingin menambahkan: ‘tak ada yang luar biasa mengenai hal tersebut.’ Namun Harutora masih tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. …Kepala sekolah bertemu Yakou…… Begitu, jadi masih ada orang-orang yang pernah melihat Yakou dengan mata kepala mereka sendiri……! Yakou merupakan seorang tokoh sejarah dimata Tsuchimikado Harutora, namun seseorang menyaksikan tokoh ‘sejarah’ tersebut dengan mata kepalanya sendiri. Ia pun tak bisa memungkiri atmosfer yang tiba-tiba menjadi berat disekitarnya, dan tak bisa berucap untuk beberapa saat. …Namun…… berkata seperti itu bukanlah sesuatu yang luar biasa…… Orang dihadapannya ini telah hidup cukup lama sebelum akhirnya ia menjadi ‘Kepala Sekolah Akademi Onmyou’. Ia telah melewati masa mudanya sama seperti Yakou, mengalami perang, tumbuh dewasa, memiliki keluarga – ia benar-benar telah hidup cukup lama. Sebelumnya Harutora hanya melihat identitasnya sebagai ‘kepala sekolah’, daripada sebagai ‘Kurahashi Miyo’. Kepala sekolah pun kemudian berbicara kepada yang Harutora: “Yakou juga seorang manusia, Harutora-san.” …Seolah-olah membaca pikirannya. “Tsuchimikado Yakou juga sama sepertimu, lahir di dalam keluarga Tsuchimikado, tumbuh besar di keluarga yang tradisional, dan kemudian bersinar cemerlang sebelum akhirnya ditelan oleh jaman. Hidupnya mungkin, memang tidak biasa, namun ia juga tertawa dan menangis, sama seperti orang biasa.” “Orang biasa……” “Benar, tapi banyak juga orang yang tidak mengerti akan hal ini. Sebagai Tsuchimikado, mungkin kau percaya bahwa Yakou adalah penyebab dari menurunnya citra keluargamu – sebuah momok dalam komunnitas sihir, tapi kau mengetahui ini, bukan? Memang, banyak orang-orang yang beranggapan berbeda mengenai ini.” “Beranggapan berbeda…… Apa maksudnya itu?’ “Ada sekelompok orang yang melihat Yakou sebagai seorang pahlawan dan menggambarkannya sebagai seorang dewa…… Mereka adalah para pemuja fanatik Yakou.” Harutora memberikan tatapan bertanya kepada Touji, mengenai hal ini yang tak pernah ia dengar sebelumnya, namun sepertinya ini juga pertama kalinya touji mendengar hal tersebut. “Mereka mengabaikan sisi kemanusian dalam diri Yakou, secara membabi buta memujanya…… Sayangnya, hal mengenai Natsume pun juga terdengar oleh mereka, dan mereka telah mencoba untuk menghubungi Natsume-san sebelumnya.” “Me-mereka datang mencari Natsume? Bagaimana……” Ia tidak mengetahui tentang hal tersebut. Singkatnya, Natsume sedang diincar oleh sekumpulan pemuja fanatic gila tersebut. “Keadaan yang kumaksud supaya kalian terbiasa juga menyangkut hal ini. Mereka yakin bahwa rumor tersebut adalah benar. Aku tahu ini terdengar aneh, namun inilah kenyataannya.” Kepala sekolah memperingatkan mereka, tegas. Harutora pun hanya terdiam. “Kesan juga merupakan salah satu bentuk dari sebuah sihir…… dan juga sebuah kutukan.” Ucapnya, pelan: “Rumor pun juga sama. Bentuk sihir seperti ini menyihir hati manusia…… Sihir yang tak diakui oleh Onmyoudo sebagai sihir yang efektif secara kolektif disebut sebagai sihir kelas dua, namun terlepas dari kelas satu atau pun dua, sihir tetaplah sihir. Terlebih lagi, sihir-sihir kuat dan menakutkan secara ketat diklasifikasikan sebagai sihir kelas dua, tapi mungkin ini terlalu sulit untuk kalian pahami.” “…………” Harutora dan Touji pun hanya terdiam, dan kucing yang ada dipangkuannya pun menguap, seolah-olah berkata: ‘Bagian mana yang susah untuk dimengerti?’ “……Harutora-san, Touji-san, kau mungkin akan menghadapi perkara sulit kedepan nanti, jadi berusahalah dan atasi masalah tersebut secara perlahan. Aku menantikan performa kalian kedepan nanti, dari diriku secara individual maupun diriku yang sebagai kepala sekolah.” Berkata demikian, sang kepala sekolah pun tersenyum. Hingga kemudian, seolah-olah mengetahui pembicaraan sudah selesai, suara ketukan pun datang dari belakang mereka. “Permisi……” mengatakan ini, seorang pria pun menjulurkan kepalanya ke dalam ruangan. “Kepala sekolah? Ini sudah melewati waktu yang sudah ditetapkan, apakah anda masih ada perlu sebentar?” “Oh astaga, aku membuatmu menunggu, maafkan aku. Kami sudah selesai disini.” “Ah, baguslah.” Laki-laki berperawakan kurus pun memasuki kantor kepala sekolah. Ia terlihat cukup muda, namun sepertinya tak terlalu bersemangat. Rambutnya berantakan, memakai kacamata, dan mengenakan kemeja dan dasi yang sudah lusuh yang ditutupi dengan jas murah juga celana kusut. Senyuman ringan pun muncul di wajah tirusnya, yang lebih memberikannya kesan ‘lemah’ daripada ‘ramah’. Namun, hal yang paling menyolok darinya adalah tongkat yang ada di tangan kanannya. Ketika ia memasuki ruangan, ia menopang dirinya dengan menggunakan tongkat tersebut, berjalan maju dengan menyeret – melihat sekilas ke bawah, tongkat kayu panjang terlihat dari bagian kaki kanan celananya. Itu merupakan kaki palsu, dan merupakan hal yang jarang ditemui di era modern – sebuah kaki palsu vintage seperti yang biasa digunakan para bajak laut. Mungkin sadar akan tatapan mereka, laki-laki tersebut tersenyum dengan ramah, mengangkat kaki kanan palsunya. “Oh? Ini? Keren, bukan? Aku guru di akademi ini, tapi aku juga seorang Onmyouji, jadi setidaknnya aku harus menaikkan pamorku.” Yang lebih mengejutkan adalah, sang pria berbicara dengan sangat gembira. Mereka tak mengerti apayang dibanggakan olehnya – terlebih lagi, yang mereka tak mengerti adalah pamor seperti apa yang yang bisa dinaikkan oleh sebuah kaki palsu, namun sikapnya terlihat cukup antusias dan ia berbicara dengan aksen Kansai. ...Benar-benar orang aneh…… Sadar banwa ia tak sopan, Harutora pun mengerutkan wajahnya, sedikit. “Dia adalah wali kelas kalian, Ohtomo Jin-sensei. Jangan menilainya berdasarkan penampilannya, dia sangatlah kompeten.” Ucap kepala sekolah sambil tersenyum “Bagaimana bisa kau mengatakan itu kepala sekolah. Ah, terserahlah, memang begitulah, kuharap aku bisa menjadi guru seperti yang kalian harapkan.” Berkata demikian, Ohtomo menyeringai. Meskipun ia terlihat seperti orang lemah yang tak dapat diandalkan dari luar, namun senyumnya penuh semangat. “Kalau begitu ayo, semuanya menunggu kalian berdua di kelas - Kepala sekolah, kami pergi.” Ohtomo pun menganggukan kepalanya sebagai tanda hormat, membawa Harutora dan Touji keluar dari ruang kepala sekolah. Sang kucing pun mendengkur, seakan memperingatkan mereka untuk: ‘Bekerja keras’
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information