Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 5
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Harutora berada diasramanya dengan terburu-buru mengerjakan tugasnya dihari Minggu pertama semenjak kedatangannya di Tokyo. Pemandangan diluar sungguh indah, dengan cahaya matahari akhir musim panas yang menyinari. Ia awalnya berencana untuk pergi keluar membeli beberapa kebutuhan sehari-hari, namun setelah insiden tersebut, ia telah terus-menerus mengistirahatkan dirinya dan tidak mampu untuk pergi datang ke kelas. Sekarang ia dengan sangat berusaha menyalin catatan-catatan pelajaran kelas untuk mengejar ketinggalan. Namun ia hanya menyalin, dan tidak benar-benar mengerti apa isi dari catatan tersebut. Touji, yang datang untuk menyerahkan catatan tersebut, juga berada didalam kamar Harutora. Ia duduk didekat jendela sambil melihat pemandangan yang diberikan, membicarakan perkembangan terkini yang ia alami selama Harutora beristirahat. Sebenarnya, Touji hanya mengantarkan catatan tersebut, dan Tenmalah orang yang mencatat pelajaran tersebut. Touji sebenarnya tidak mencatat pelajaran dikelas, dan Natsume telah mulai bekerja sama dengan Investigator Mistis dengan investigasinya kembali, jadi ia juga tidak benar-benar bisa mendatangi kelas. “……Pada akhirnya, masalah tersebut tak benar-benar terselesaikan.” “Yah, sama seperti masalah sebelum kita ke sini. Fanatik Yakou menemukan Natsume, tapi pada akhirnya kita masih belum mengetahui pasti siapa mereka dibaliknya.” Para guru yang akhirnya datang setelah kejaian tersebut sangatlah terkejut pada keadaan lapangan latihan sihir dan denan segera melindungi Harutora dan yang lainnya. Sang kepala sekolah telah menghubungi Agensi Onmyou, dan Investigator Mistis – kepercayaan Harutora pada Investigator Mistis telah cukup menurun – memeriksa setiap rekaan adegan satu persatu, mengumpulkan barang bukti pada temat kejadian perkara dan dilanjut dengan sesi tanya jawab, dan wali kelas mereka guru Ohtomo baru saja sampai sepuluh menit sebelumnya, lima jam lebih dari ketika Harutora dan yang lainnya berhadapan dengan bahaya. Evaluasinya sebagai guru wali kelas kini akan menemui akhirnya. Kemudian, mereka telah mendengar bahwa sang Investigator yang kabur telah ditangkap, namun proses interogasi tidak berjalan lancar. Semakin mereka menginterogasi, semakin membuktikan bahwa sang Investigator telah diperguna tanpa mengetahui apapun. “Ia bilang ia memiliki rekan lainnya, jadi apakah kita telah mengalahkan salah satu fanatik Yakou?” “Tidak, sepertinya memori terblokir dengan sihir, dan Agensi Onmyou sedang berusaha untuk membukanya, tapi mereka tidak memberitahukan identitas mereka kepada satu sama lainnya sejak awal, jadi itu sedikit meragukan berapa banyaknya yang mampu mereka gali.” “……Bagaimana dengan Kakugyouki?” “Seperti yang diduga, itu adalah palsu, dan tentu saja laki-laki tersebut yang memanggil dirinya sebagai Hishamaru adalah kebohongan besar, dan ia tertipu daya oleh sihir – singkatnya, ia hanya berfantasi, jadi perkataan Natsume sebenarnya telah memukul telak orang tersebut.” Touji menatap pemandangan yang ada diluar jendela, menunjukan tatapan tajam yang sulit dimengerti. “……Namun itu tidak benar-benar tidak diduga. Hal tersebut bahkan tidak bisa dibandingkan dengan oni yang pernah kulihat.” Ia menyebutkannya dengan santai, namun Harutora tak mampu untuk tidak berhenti menyalin catatannya dan menolehkan wajahnya untuk melirik ke arah jendela. “Itu berisik.” Harutora sedikit memberengut, dan kemudian ia sadar bahwa ruangan dimana suara tersebut berasal datang dari kamar yang seharusnya kosong. Ia pun tak mampu untuk tidak terheran-heran entah seseorang diam-diam menggunakan ruangan tersebut sebgai gudang. Sebagaimana ia berpikiran demikian, Touji yang telah kembali menjadi normal untuk beberapa poin lanjut berbicara: “Apa yang menarik adalah ''style'' dimana Kakugyouki palsu tersebut dan wadah kodoku dibuat dengan sangat berbeda, seolah-olah mereka dibuat oleh orang yang berbeda.” “I-itu berarti…… orang tersebut tidak membuat shikigami oni tersebut?” “Sepertinya ia percaya bahwa itu adalah Kakugyouki sungguhan, dan berdasarkan pernyataanya, ada seseorang yang memerintahkannya.” “Siapa?” “Aku tidak tahu itu.” Touji menjawaa dengan dingin. Lagipula, insiden tersebut masih dalam investigasi, dan aka nada dimana hari mereka akan mendapatkan lebih banya detilnya. Mereka hanya bisa mengerti beberapa hal sekarang. Hingga kemudian, suara keras pun datang dari kamar yang ada disebelahny, seperti seseorang yang sedang memindah-mindahkan barang. “Sebenarnya ada apa ini?” Harutora berencana untuk mengetahui apa yang sedang terjadi ketika suara ketukan datang dari luar. Ia berdiri dan melewai luasnya ruangan untuk membukakan pintu. Kon berdiri didepan pintu dengan baki merah ditangannya dan cangkir the yang diletakkan diatasnya. Ia telah dengan segera menuju lantai satu untuk membuatkannya the hanya karena tuannya memiliki seorang tamu. “Oh, jadi itu Kon. Terima kasih untuk tehnya.” Berkata demikian, ia membukakan pintu dan bergeser untuk membiarkan Kon memasuki ruangan, namun Kon tetap berdiri dikoridor, tidak bergerak. “H-h-harutora-sama, sebenarnya……” Telinga Kon berkedut-kedut khawatir dan ia melirik sekilas ke arah koridor – ke arah ruangan sebelah dimana suara tersebut berasal. Harutora bertanya: “Ada apa?”, menjulurkan kepalanya keluar dan melihat ke arah koridor. Natsume berdiri disana. Ia berada didepan ruangan sebelah dengan pintu yang tebuka, melihat-lihat keadaan didalamnya dengan banyaknya kotak dan koper yang ada disekitar kakinya. Mata Harutora pun melebar karena terkejut. “Natsume?” Apa yang kau lakukan disini – sebagaimana ia berpikiran untuk membuka mulutnya bertanya, sebuah bayangan humanoid datang dari dalam ruangan sebelah. Natsume tidak mengindahkan Harutora yang terkejut, sikapnya jelas-jelas terlihat tenang. Sang bayangan berlutut didepan Natsume, mengangkat kotak yang tergeletak dikoridor dan kembali ke ruangan tersebut. Harutora pun berlari keluar dari kamarnya, panik. “N-n-natsume? Benda apa itu?” “Oh Harutora, apakah tugasmu sudah selesai?” Natsume menoleh dan tersenyum seperti seolah-olah ia baru saja menyadarinya sekarang, ia terlihat sangat senang. “Aku sedang mengerjakannya sekarang. Sungguh benda hitam apa itu sebenarnya?” “Itu hanyalah shikigami sederhana yang aku buat untuk membantuku memindahkan barang-barang.” “Memindahkan barang apa?” “Aku juga akan tinggal disini mulai hari ini.” Ucap Natsume dengan bangga dan Harutora pun ternganga dengan bodohnya ketika mendengar hal tersebut. “Tinggal disini…… Kau?” “Bukankah aku berkata demikian?” “Tapi ini adalah asrama laki-laki!?” “Aku seorang laki-laki, ingat.” Ucap Natsume dengan yakin, dan Harutora pun tak mampu menemukan kata untuk membalas. Meskipun ia ingin menganggap ini hanyalah sebuah candaan, ia tahu Natsume tidak bercanda mengenai ini, terlepas dari seberapa sedikitnya ia mengerti tujuan Natsume. Natsume pun mengerucutkan bibirnya marah sebagaimana ia melihat Harutora yang terdiam. “Kau sungguh lamban, Harutora. Insiden besar telah terjadi sebelumnya, tapi mungkinkah itu tidak membuatmu merasa waspada sama sekali?” “Wa-waspada…… Waspada apa?” “Haruskah aku menjelaskan? Tentu saja faka bahwa aku akan selalu dalam bahaya setiap waktu!” “……Jadi?” “Kenapa kau masih tidak mengerti juga! Kau adalah shikigamiku, dan itu adalah tugasmu untuk melindungiku selama dua puluh empat jam!” Natsume berbicara serius seolah-olah ia adalah ketua kelas yang sedang menjelaskan peraturan kelas kepada yang lainnya. “Uh, jadi kau ingin aku untuk menjagamu, tapi kau……” Kau tidak perlu takut apapun selama kau memiliki Hokuto, jadi itu tidak diperlukan jika aku ada atau tidak, bukan? Harutora hampir saja menyuarakan kalimat tersebut. “Tapi kaulah yang menginginkanku untuk melakukan hal tersebut.” “Aku?” “Kau ingin aku untuk lebih berani dan mengandalkan orang disekitarku.” “Ah……” Semburat merah pun muncul ketika ia mengingat kembali perkataannya dan bagaimana emosinya yang menggelora saat itu. Tuannya pun turut memerah sebagaimana dalam diam ia menatap shikigaminya. Ketika ia melihat tatapan yang dipenuhi akan kepercayaan tersebut, Harutora pun tak mampu untuk tidak merasakan bahwa Natsume, yang telah dengan sukarela mengubah dirinya agar sesuai dengan pendapatnya, terlihat lebih tulus dan manis dibandingkan biasanya. “Tapi, pertama! Bukankah ini sedikit berisiko? Itu tidak mungkin bagimu untuk tinggal diasrama laki-laki!” “Bantu aku.” “Bantu? Bagaimana aku membantumu!” “Apa, bukankah kau menginginkanku untuk mengandalkanmu?” Natsume merajuk kembali, menaikkan tatapannya untuk melihat ke arah Harutora sebagaimana ia berbicara, seolah-olah menghukumi Harutora karena tidak berperasaan. Pertanyaan tersebut membuat Harutora terdiam, dan kemudian ia menyadari bahwa Kon dan Touji mengintip dari kamarnya dan memerhatikan adegan tersebut. Hingga kemudian— “Huh? Apa yang kau lakukan, Harutora-kun?” tenma berjalan memasuki koridor asrama. Bukan hanya ia telah memberikan catatan kelasnya, bahkan ia dengan sukarela untuk menjelaskannya. Kyouko pun turut mengikuti dibelakangnya. “Tenma, dan…… Kurahashi? Kenapa kau datang juga?” “……Apa, apa aku tidak disambut?” “Tidak, bukan itu……” Ia telah tak sadarkan diri setelah insiden tersebut selesai dan tidak sempat berbicara dengan Kyouko. Meskipun mereka telah bekerja sama untuk melewati krisis tersebut, sebelumnya keduanya tidaklah akur, dan Harutora tidak tahu sikap apa yang harus ia berikan. Sebagaimana Harutora ragu-ragu dan bimbang— “Tenma-kun, Kurahashi-san, terima kasih atas kejadian sebelumnya dan maaf telah merepotkan kalian.” Natsume melangkah maju. Tenma ddan Kurahashi seperti tidak menduga Natsume untuk berada disini. keberadaan Natsume yang tiba-tiba, dan juga ia yang membungkuk unutk berterima kasih, membuat keduanya bingung. “Ja-jangan berkata begitu, apalagi dikarenakan…… aku tidak terlalu banyak membantu sama sekali.” “Itu tidak benar, aku sangat berterimakasih atas bantuan kalian.” Natsume sekali lagi berterimakasih dengan sikap yang tulus. Sebenarnya, Natsume adalah orang yang keras kepala dan enggan untuk bergaul dengan yang lain, namun setelah ia membuka hatinya, ia sangatlah tulus bagaikan anak kecil. Tenma dan Kyouko pun hanya bisa menunjukan senyum kaku menghadapi perubahan yang tiba-tiba ini. “Kyouko-san, aku juga harus berterimakasih padamu.” “Uh, itu……” “Meskipun aku banyak mengatakan perkataan yang cukup kasar padamu, tolong percaya bahwa aku tidak memiliki maksud jahat sama sekali. Juga, kau mau membantuku meskipun aku memiliki sikap yang buruk terhadapmu, aku sangat berterimakasih. Aku akan mengikuti rasa toleransimu, jadi kumohon semoga kita bisa berteman baik nantinya.” “…………” Natsume menatap dengan tatapan polosnya terhadap Kyouko yang terdiam. Wajah Natsume tersenyum berseri-seri, dan Kyouko melihat dengan bingung, wajahnya pun memerah dan semakin memerah. “Jangan berkata seperti itu…… Aku hanya……” Ia menjawab malu-malu, tak mampu menjawab dan menolehkan wajahnya malu-malu sebelum ia selesai berbicara. Lalu— “Ha-harutora-kun, coba ke sini sebentar—“ Ia menarik lengan Harutora dan meninggalkan Natusme dan Harutora yang kebingungan, berlari melewati koridor, berjalan menuruni tangga, dan turut membawa Harutora yang kebingungan menuju tangga. “A-apa ini, kenapa kau tiba-tiba membawaku kemari?” “Mungkinkah Natsume-kun telah memikirkan hal sebelumnya? Mungkinkah dia mengingat janjinya denganku?” Wajah Kyouko sangatlah merah sebagaimana ia bertanya kkepada Harutora dengan senang. Ia terlihat telah salah menanggapi perubahan sikap Natsume yang tiba-tiba sebagaimana ia mengingat pertemuannya sebelumnya. “Uh……” Harutora menjawa dengan canggung. “……Maaf, aku tidak bertanya padanya, tapi aku berpikir bahwa situasinya seperti apa yang kau pikirkan.” “La-lalu kenapa dia tiba-tiba mengubah sikapnya?” “Sebenarnya kau tidak bisa menyebutnya tiba-tiba. Bukankah ia bilang bahwa ia berterimakasih bahwa kau telah membantunya? Itulah mengapa.” Harutora menjelaskan. Kyouko pun mengertakan bibirnya seolah-olah ia masih tidak mampu menerima pernyataan tersebut. Ketika Harutora berhenti berbicara, Kyouko tiba-tiba sadar bahwa ia masih mengenggam lengan Harutora, dan dengan segera melepaskannya. “Itu benar bahwa satu-satunya yang ada dikepalanya adalah dirinya dan keluarga Tsuchimikado, namun itu semua adalah sikap yang secara tidak sadar untuk melindungi dirinya. Setelah ia berpikir kau adalah temannya, sikapnya akan menjadi terlihat lebih tulus. Kepribadian anak tersebut sebenarnya seperti anak kecil, dan karenanya, sikapnya juga sangat simpel.” Ucap Harutora lebih jelas. “Teman? Aku? Tapi aku terlalu merendahkan Harutora-kun sebelumnya……” “Meskipun aku tidak mengerti kenapa kau selalu mencari-cari masalah dengan keluarga Tsuchimikado, dia tidak membencimu, ataupun marah. Dia pun juga tidak membenci dirimu sebelum insiden ini terjadi.” Ia hanya berasa bahwa kau tidak beralasan – Harutora tidak mengatakan hal tersebut, menggedikan bahu. Berkata demikian, Kyouko tiba-tiba menundukan kepalanya. Wajahnya yang memerah pun berubah menjadi bercahaya, seolah-olah alam gelap nan panjang telah datang, dan menyambut cahaya penuh harapan tersebut. Ia jelas dalam jiwa yang bercahaya dan sangat bersemangat. “Aku……” “Apa itu?” “Aku…… sangat menyukai Natsume-kun.” “Begitu, itu bagu – Apa kau bilang?” Harutora hanya bisa meragukan dirinya entah ia salah mendengar atau tidak. Tidak terpengaruh dengan keterkejutan Harutora, Kyouko menunjukan senyum malu-malu dan polosnya seorang wanita diwajahnya. “Meskipun sangat disayangkan bahwa Natsume-kun lupa dengan janjinya…… Aku sebenarnya sadar bahwa aku tidak bisa menyalahkannya, karena itu adalah sesuatu yang telah terjadi beberapa tahun lalu. Jadi, aku akan menyerah untuk mengonfirmasikannya terhadapnya – tidak, aku tidak akan menyerah, namun untuk sekarang aku telah memutuskan untuk memulai kembali dari awal. Aku akhirnya mengerti bahwa aku sangat menyukai Natsume-kun sampai saat ini.” “…………” Harutora ternganga, matanya melebar karena terkejut, menatap Kyouko yang terlihat tidak waras. Perubahan dalam sikapnya mengalahkan Natsume. Sungguh ada dimana gadis yang penuh dengan kesombongan itu menghilang? Untuk apa ia terus-terusan harus menderita? “K-kau menyukai Natsume? Tapi lalu kenapa—“ “Bodoh, jangan mengatakannya keras-keras! Natsume-kun itu berbakat dan keren dan lembut, dan khususnya ia terlihat begitu polos dari penampilan luarnya, tapi ia sangatlah lembut didalamnya, jadi kenapa aku tidak bisa menyukainya? Juga, aku telah menyukainya semenjak aku kecil, jadi kau tidak diperbolehkan menentangnya.” “Aku, aku tidak bermaksud demikian, itu hanya saja……” Wajah Kyouko memerah, ia berbicara dengan cepat seolah-olah untuk menutupi rasa malunya. Harutora sudah tau semenjak mereka pertama kali bertemu, namun ini kali pertama dirinya mendengar bahwa Kyouko menyukai Natsume setelah pertemuan mereka. Untuk sesaat ia tidak tahu harus merespon seperti apa. Hingga kemudian Kyouko berkata “benar,” terlihat seperti ia sedang memikirkan sesuatu. “Aku membantumu sangat banyak diinsiden tersebut, jadi kau berhutang padaku. Bantu aku untuk mendekatkan diri pada Natsume-kun sebagai gantinya.” “Mendekatkan diri!?” “Be-benar, apa yang salah dengan itu? Bukannya kau harus membantuku? Kenyataanya, aku bisa saja termasuk sebagai penyelamatmu! Mungkinkah kau enggan melakukannya?” Kyouko berubah, mendapatkan kembali kepribadian aslinya, menatap Harutora dengan alis yang saling bertaut dan nada yang mengintimidasi. “I-itu bukannya aku enggan, tapi itu sangat sulit untukku untuk membantu…...” “Kenapa?” “Uh, dia sebenarnya memiliki bebrapa rahasia, atau mungkin bisa kukatakan ‘tradisi’ yang ia hormati, jadi……” Dikarenakan ia tidak bisa memberitahukan identitas asli Natsume, ia tidak bisa membantu permintaan Kyouko. Tatapan Kyouko pun terpaut kepada Harutora dengan tatapan meneliti, dan tiba-tiba, ia menunjukan tatapan mengerti dan angkuh sebagaimana ia mendapat pencerahan. “Mungkinkah kau menyukaiku?” Harutora tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, matanya membulat. “……Hah?” “Jadi begitu…… Kau melihatku seolah-olah kau kaget ketika kau pertama kali melihatku diruang kelas juga. Benar, itu pasti begitu.” “Tidak, tunggu, itu salah paham!” Harutora dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebenarnya, ia memeang sedikit menyukai Kyouko pada hari pertama sekolah, namun ia tidak berpikir bahwa ia akan menyadarinya. Kyouko sangatlah manis – meskipun hanya terbatas pada penampilan luarnya saja – dan itu tidak data dipungkiri, namun kesan ‘baik’ pertama tersebut telah hancur berkeping-keping dihari itu juga. Tentu saja, ia tidak memeiliki keberanian untuk langsung mengatakan hal tersebut langsung didepan orangnya. “Sayangnya, perasaanku seperti apa yang baru saja kukatakan tadi, jadi kau harus menbantuku, mengerti? Ini adalah janji.” Kyouko bergerak maju menuju Harutora, melihatnya dan mengulangi perkataanya dengan mengangkat jari telunjuknya. Ia tidak mendengarkan pendapat Harutora sama sekali, membuat Harutora sakit kepala. Namun disisi lain, namun itu tidaklah tidak terduga mengetahui sikap dengan kepercayaan diri yang sangat tersebut muncul dari kepribadian Kyouko yang feminin. Itu terlihat lebih cocok untuknya dibandingkan saat ia melihat dirinya pertama kali dikelas, ataupun saat dimana ia tengah bertengkar dengan Natsume, atau bahkan ia telah memanggil Harutora untuk mengeluh. Matanya bersinar, bibirnya tersenyum senan. Penampilannya saat ini dapat menunjukan pesona uniknya yang sangat, sebuah pembuktian yang jauh lebih baik dibandingkan ribuan kata. Bertekad kuat, namun memesona. ……Huh? Disaat itu— Adegan yang telah terlupakan oleh masa lalu pun tiba-tiba muncul didalam pikiran Harutora. Sebuah remang-remang memori lama, yang membuatnya merasa penasaran dan nostalgik – memori tersebut seperti ditunjukan didalam sebuah lemari, masih terlihat indah, dan cemerlang meskipun telah tertimbun oleh pasir-pasir waktu. “—Harutora?” Suara rendah, berat nan kaku pun memanggil. Ketika ia menoleh, Natsume menatap pada Harutora dan Kyouko yang sedang berbicara dari koridor lantai dua seperti sebuah pengulangan atas adegan dari tangga darurat akademi. Hati Harutora pun melompat, dan wajh Kyouko dengan cepat memerah, menjawab dengan suara lemah nan lembut: “Natsume-kun.” “Maaf, Harutora-kun tiba-tiba saja bilang kalau dia ada hal penting yang harus dibicarakan denganku.” “Aku?” “Tapi kami sudah selesai berbicara. Meskipun aku datang tanpa memberitahu, bisakah aku masuk?” “Bisakah? ……Bukankah itu ruanganku?” Keluh Harutora, namun Kyouko berpura-pra tidak mendengarnya. Natsume menjawab: “Silakan.” Kyouko dengan senang hati berjalan naik menuju lantai dua. Sebelum ia berbelok menuju koridor, ia memberikan harutora tatapn mengingatkan untuk tidak melupakan janji mereka, seperti ratu yang memerintah bawahannya untuk pergi dengan tatapan kuat nan arogannya. Kyouko adalah anak kesayangan keluarga Kurahashi, dan sepertinya memang cocok jika yang lainnya memanggilnya ‘tuan putri’. Sebagaimana Harutora berpikir bagaimana untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh Kyouko— “……Maaf mengganggu pembicaraanmu.” Natsume menyelanya, suara dan tatapannya terdengar dingin bagaikan es batu. Ia menyandarkan bahunya pada dinding terdekat, menundukan wajahnya untuk melihat denga dingin ke arah tangga. Harutora dengan instan merasa bahwa situasinya telah berubah menjadi sangat berbahaya. “A-ada apa, Natsume, mungkinkah kau mendengar pembicaraan tersebut?” “Tidak.” Jawab Natsume cepat, dan Harutora menyimpulka dari nadanya bahwa Natsume pasti mendengar sesuatu. Masalahnya adalah apa yang ia dengar… “……Harutora, kau dapat ‘menyukai’ siapaun yang kau suka, tapi jangan lupakan kewajibanmu.” “Aku tahu, kau mendenar semuanya dari situ!” Mengapa ia mulai menguping dibagian yang paling buruk seolah-olah mencari kesempatan padanya untuk mengancamnya? Harutora dengan cepat menaiki tangga, namundengan sengaja Natsume pergi darinya, dengan dingin meninggalkan shikigaminya. “Kau salah, Natsume, itu tidak seperti yang kau pikirkan!” “Aku tidak peduli aku benar atau salah, dan aku tidak peduli jika itu benar. Aku tidak peduli sama sekali, bahkan aku tidak peduli sedikit pun.” “Kau jelas sangat peduli! Dan kau sangat-sangatlah peduli!” Harutora tergagap dengan perkataanya, dan Natsume berbalik menghadap Harutora, tak mampu untuk menahan amarahnya lebih lama lagi. Ia bergumam pelan: “……Harutora-ku, kau sungguh playboy……” “Tu-tunggu, Natsume… san? Apa kau takut tetang rahasiamu yang akan terbongkar?” “……Dan kau terus berbicara……” “Juga, aku mendengarkan seluruh perasaanmu, Natsume-san. Sungguh itu sebuah kesalahpahaman.” “……Kau bilang kau ingin membantuku, tapi sekarang kau malah seperti ini, jadi itu semua hanya omong kosong……” “Tolong dengarkan aku, semuanya adalah salah paham!” Karena suatu hal, Natsume menyilangkan kedua lengannya dengan marah, keluhan terus keluar dari mulutnya. Harutora berusaha dengan sangat untuk menjelaskan terhadap punggung mungil tersebut. Helai hitam pun melambai-lambai dari punggung Natsume. Sebuah pita mengikar rambut tersebut, melambai-lambai pelan diantara sang tuan dan salah satu shikigami tuannya. ☆ Bertahun-tahun sebelumnya… Ia telah lama mendengardari kedua orang tuanya bahwa Keluarga Tsuchimikado memiliki anak yang seumuran dengannya, namun Kyouko tidak pernah melihatnya. Nenek dan orang tuanya tidak memberitahukannya, namun ia dapat mengetahui dari ekspresi relatif lainnya bahwa keluarga Tsuchimikado sudah melewati masanya dan sedang mengalami penurunan. Orang-orang tersebut menggunjuingkannya dengan sangat, namun mereka sebenarnya tidak sadar bahwa mereka termasuk dalam kelompok yang mengalami ‘penurunan’. Karena hal ini, tanda-tanda buruk pun telah menghantui keluarga Tsuchimikado dimata Kyouko kecil, memberikan kesan buruk yang mengerikan maupun tak berdaya. Didepan anak keluarga tersebut, bahkan lebih dari seseorang yang peduli sebagaimana identitas ‘putri’ keluarga Kurahashi lebih memiliki ‘status yang rendah’, dan ketika ia tidak mampu menyembunyikan identitasnya, hal tersebut membuat sangat sedih. Hal tersebut mengganggunya, dan ia menjadi bimbang mekipun ia terlihat kuat dari luar. Jadi hari itu – ketika ia mendengar bahwa ada anak kecil yang harus dirawat karena sakit, kali pertama ketika ia memasuki kediaman lama keluarga Tsuchimikado membuat kupu-kupu diperut Kyouko menjadi tenang. Ia dengan segera mendapatkan kembali sifat angkuhnya serta suasana hatinya pun membaik, dikarenakan awalnya ia telah berpikir bahwa ia harus memamerkan sesuatu terhadap anak tersebut. Kenapa kau tidak bermain dihalaman. Ketika Kyouko mendengar hal tersebut, ia berjalan memasuki halaman dengan tanpa rasa takut, bermain dengan sepenuh hatinya dalam luasnya halaman. Hingga ketika ia menyadari, pitanya telah lama menghilang. Itu bukanlah pita biasa, itu adalah pita yang sangat berharga yang dibuatkan oleh neneknya untuknya. Ia telah mngeikatkan pita tersebut untuk menyemangatinya agar tidak kalah dengan anak Tsuchimikado tersebut. Itu adalah harta kesayangannya. Ia pun bersusah payah untuk mencari pita tersebut dengan wajah yang menahan tangis dan berakhir dengan ia tersesat dalam luasnya halaman tersebut. Halaman yang tadinya layak bagaikan ‘kerajaan pribadinya’ kini menjadi lingkungan yang asing baginya. Matahari menyinari dengan teriknya, namun pohon-pohon tinggi tersebut menghalangi sinar tersebut, memberikan rasa gelap pada hati Kyouko. Ia telah terjatuh dalam seramnya perangkap Tsuchimikado, dan ia takut bahwa ia tidak akan bisa pulang. Ketika ia berpikiran demikian, ia pun sangat ketakutan hingga akhirnya ia bersembunyi dibalik pohon sambil menangis. Hingga kemudian seseorang muncul. Ia adalah laki-laki yang seumuran dengannya, ia terlihat ceria dan nakal. Ia menyadari Kyouko dan bertanya dengan terkejut dan mata yang membulat: “Apa kau menangis?”. Suara lembut dan jujur darinya pun terdengar oleh Kyouko yang merasa putus asa, menyelamatkannya. Kyouko dengan segera menyeka airmatanya. Menjawab dengan kesal: “Aku tidak menangis.” Sang laki-laki pun terkejut. Meskipun ia ingin bertanya lebih lanjut, Kyouko mengulangi jawabannya dengan suara kesal bahwa ia tidak menangis, dan akhirnya ia pun menutup mulutnya karena bingung. Kemarahan Kyouko telah mengintimidasinya. Kyouko pun mendapatkan kembali sikap memaksanya ketika melihat hal tersebut dan berpikir didalam hatinya bahwa ia harus memanfaatkan keadaan saat ini untuk menunjukan bahwa ia tak akan kalah dengan Tsuchimikado. Kyouko pun mengambil sikap provokatif. “Apa kau anak dari keluarga ini?” “Huh? Aku bukan.” “Bohong, bukankah kau Tsuchimikado?” “Yah, itu betul, tapi……” Laki-laki tersebut masih ingin melanjutkan perkataannya, namun Kyouko menyelanya, dengan keras menyatakan identitasnya dan memerintah: “Aku adalah Kurahashi, sanak saudaramu. Aku datang kesini untuk berkunjung, jadi aku adalah tamu penting. Ketika tamu penting sepertiku kehilangan pitanya dihalaman, sebagai anak dari keluarga ini, kau harus meminta maaf padaku, bukan?” Sang laki-laki pun hanya menatap Kyouko untuk sesaat. “Kau sangat manis, tapi kau seperti laki-laki.” Sikap keras dan memaksa yang Kyouko gunakan pun hampir saja hancur ketika ia mendengar kalimat tersebut. Kau sangat manis – kalimat tersebut telah lama membuat dirinya lelah mendengarnya kini memberikan keterkejutan yang berbeda dari sebelumnya, menggebu-gebu didalam dadanya. Disaat yang bersamaan, kalimat selanjutnya membuatnya marah dan malu yang belum ia alami sebelumnya. Ia menjadi gelisah dan hanya bisa berpikir untuk kabur. Ia beruasaha memendam pergolakan yang ada pada dirinya. “Jadi, bagaimana kau akan membalasnya?” “Baiklah, aku akan mencarikannya untukmu.” Sang bocah laki-laki menjawab dengan sungguh. Dan Kyouko kecil pun untuk sesaat tak berani untuk memercayainya. “Benarkah?” “Yah.” “Kau benar-benar akan membantuku mencarinya?” “Yah.” Sang laki-laki menganggukan kepalanya sambil tersenyum, tulus, lembut dan jujur, sama seperti ketika ia bertanya pada sang anak perempuan entah ia menangis atau tidak. Jadi, keduanya mencari pita tersebut bersama-sama. Sebagaimana mereka mencari pita yang hilang, sang bocah laki-laki mengambil inisiatif untuk berbincang dengan Kyouko. Awalnya Kyouko menjawab dengan dingin, namun ia dengan segera melepaskan ketegangan yang ada didalam hatinya, bahkan tertawa. Bukankah ia seharusnya ada dikamarnya kalau ia sakit? Keragu-raguan pun muncul sesaat, namun pertanyaan tersebut tersingkirkan ketika ia melihat bocah laki-laki yang sehat tersebut didepannya. Untuk sesaat Kyouko tidak menghentikan sikap ketuanputriannya, namun bukan hanya sang laki-laki tidak menunjukan ketidaksukaanya, sebaliknya ia bahkan terkadang menggodanya karena terlalu serius. Anehnya, perkataan tersebut tidak membuatnya marah, dan ia bahkan dengan riang berpura-pura untuk terlihat marah. “Kau benar-benar seperti laki-laki.” “Itu sungguh keterlaluan.” “Lihatlah, ada batu disana, hati-hati.” “Aku mengerti, kenapa kau tidak memberitahukanku sebelumnya.” Candaannya membuat Kyouko kecil tertawa, dan bahkan jika ia marah ia pun hanya menyunggikan senyumannya saja. Ia perlahan pun terpesona dengan bocah laki-laki tersebut, dan waktu pun terus berjalan. Pada akhirnya mereka tidak menemukan pita yang hilang. Sang matahari sudah diufuk barat, dengan halaman yang tersirami oleh cahaya senja, dan bocah tersebut jelas terlihat kebingungan, menghadap Kyouko bertanya apa yang harus Kyouko lakukan. Ia pun meminta maaf dengan sangat dan dengan ekspresi yang merasa bersalah: “Aku akan mencarinya benar-benar kembali.” “Benarkah? Benarkah kau akan menemukannya untukku?” “Yah, akan kuusahakan untuk mencarinya lagi.” “Oke, kalau begitu aku memaafkanmu, tapi…” Kyouko pun mendekatkan diri sebagimana ia berkata demikian, menghadap sang bocah laki-laki dan mengangkat jari telunjuknya sebagaimana ia mengulanginya. “Dengar, jangan berani-berani kau melupakan ini, janji.” Sang bocah sedikit ketakutan, menganggukan kepalanya berulang-ulang dengan wajah yang serius. Kyouko merasa sangat senang untuk suatu alasan ketika ia melihat sang bocah laki-laki dengan ekspresi tersebut. Ketika mereka bertemu selanjutnya, jika ia mengambil pita tersebut dari tangan sang bocah laki-laki, ia akan mengikatkan pita tersebut dirambutnya, dan membiarkan sang bocah laki-laki melihat sisi manisnya. Ia bertekad tidak akan membiarkan laki-laki tersebut berpikir bahwa ia seperti seorang laki-laki lagi. Kyouko berjanji dihatinya, mengucapkan selamat tinggal pada sang laki-laki. Dan teringat setelahnya bahwa ia masih belum menanyakan namanya. Ia akan bertanya pada neneknya ketika ia pulang ke rumah. Sebagaimana ia mendengarnya dari mulut sang nenek kemudian, ia menjaganya didalam hatinya, tidak pernah sekali pun melupakannya. …itu terjadi bertahun-tahun lalunya. Peristiwa masa lalu diteriknya siang yang tersembunyi dalam dimemori Harutora. ☆ Beberapa tahun yang lau, atau mungkin puluhan tahun yang lalu… Terangnya rembulan yang menggantung dilangit. “Apa kau pergit?” Sang oni bertanya. Oni yang sangat kuat yang telah hidup lama. Setelah tuannya mati, ia tidak lagi melayani manusia sebagai shikigami, an kembali menjadi sebuah oni biasa kembali – seorang oni yang legenda. Sekarang, ia percaya bahwa taka da sebuah alsan untuk melanjutkan kesetiaan tersebut. Ia mengakui koneksi emosional diantara tuannya dan dirinya, dan ia menyukainya, namun karena ia mencintai kebebasan, ia tidak menemukan maksud lain untuk melanjutkan kesetiannya pada seseorang yang sudah mati. Namun, rekannya berpikir lain. “Aku pergi.” Rekannya berkata dengan keyakinan tanpa adanya jejak keraguan. Mereka telah berjanji bahwa ia akan tetap menunggu, meskipun dengan berapa bayak kesengsaraan dan tahun yang ia lewati. Rekannya akan memulai perjalanan panjang untuk memenuhi janji tersebut, mencari untuk bersatu kembali dengan tuannya yang hilang. “Kita akan berpisah disini. Jaga dirimu.” Setelah berkata demikian, rekannya pergi tanpa menghiraukannya. Sikap dedikasi yang sangat tersebut selalu membuatnya kesal, dan ia telah mengejeknya berkali-kali. Namun sekarang, itu sangat-sangatlah memesona. Kenapa itu? “……Sungguh rekan yang sangat setia.” Ia tersenyum miring dan bergumam dalam diam sebagaimana ia memerhatikan punggung sang rekan. Rembulan yang ada dilangit pun dalam diam melihat perpisahan keduanya. …Bertahun-tahun sudah terlewat sejak itu, bahkan berpuluh-puluh tahun. Didalam memori oni berlengan satu tersebut, tirai pun diturunkan untuk mengakhiri tahun-tahun kejayaan mereka.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information