Editing
Date A Live (Indonesia):Jilid 2 Bab 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== “Shidou, sepertinya bak mandi sudah siap, kau duluan saja.” Jebakan apa lagi yang kau persiapkan kali ini...? Shidou bersiap-siap saat Kotori melontarkan kalimat tersebut, waktu menunjukan pukul 8 malam. “... mandi, ya” Shidou menjawab dengan suara hampa, kepalanya mengintip dan menjelalat ke dalam ruang keluarga. Kotori sedang berbaring, sambil memegang sebuah ''controller'' konsol ''game'' yang terhubung dengan televisi. Seperti yang diduga kehadiran Tohka— tidak ada di sana. Betul. Belum lama Shidou beranjak selama beberapa menit, sosok Tohka sudah menghilang. Kotori bilang dia pergi untuk mengambil sesuatu dari kamarnya... setelah sejauh ini, Shidou tidak senaif itu untuk mempercayai kata-katanya. “... tidak, tidak masalah kalau aku mandi belakangan. Bagaimana kalau kau duluan, Kotori?” “……” <nowiki>*</nowiki>Tuing* Kotori yang dari tadi sedang berlenggak-lenggok seirama dengan BGM ''game''-nya, menghentikan ayunan kakinya untuk sesaat. Shidou tidak luput menyaksikan hal tersebut. “Nanti saja. Sekarang sedang bagus-bagusnya.” Kenapa ini, dia mengatakannya dengan ''poker face'' sambil melihat ke layar. —Shidou yakin, ini jebakan Kotori. Saat Shidou tidak hadir di sana mereka mengatur agar Tohka memasuki kamar mandi, sama dengan insiden toilet sebelumnya, kemudian mereka akan membuat Shidou masuk begitu saja. Sepertinya mereka berencana untuk menciptakan situasi yang menyenangkan sekaligus memalukan. Sang Komandan Itsuka Kotori yang banyak akalnya sekalipun tidak akan melewatkan kesempatan mewah seperti mandi atau semacamnya. Tapi, mengingat Shidou sudah mengalami insiden kamar mandi itu saat ia pulang. Tentu saja setelah mengalaminya dua kali, ia sudah belajar dari pengalaman dan kali ini ia tidak akan terjebak. Ia sedikit mengangkat bahu— ini waktunya untuk mengeluarkan senjata rahasia unggulannya. “Oh yah, kalau kau bilang begitu— untuk hari ini, boleh aku pakai sabun busa?” “—!?” Saat itu juga, rambut ''twintail'' Kotori tersentak dan menjadi acak-acakan. Aturan Keluarga Itsuka dalam menggunakan sabun busa— karena mereka semua menyenangi gas karbon yang dihasilkan, maka mereka memutuskan bahwa orang yang mandi pertama kalilah yang akan menggunakannya. Mengetahui hal itu, Kotori hampir tidak pernah melewatkan peran ini sebelumnya. “……” “……” Momen-momen kesunyian setelah makan malam. Jika ada orang yang tidak tahu apa-apa melihat ini, mereka mungkin hanya menyaksikan sebuah adegan keheningan di antara kakak-beradik. Namun— sekarang ini, sebuah perang psikologis yang hebat (?) sedang terjadi di antara mereka berdua. —nah, apa yang akan kau lakukan sekarang, Kotori? Sekarang ini di dalam pikiran Shidou; kastil Kotori yang tak tertumbangkan sedang diserang dengan sabun-sabun busa, sebuah adegan yang benar-benar fantastis. Kotori, dengan sikap yang tenang, menggeser kakinya. Shidou sudah yakin dengan kemenangannya, pinggiran bibirnya terangkat. —Fu,hahahahaha! Jangan meremehkanku, dasar setan cilik. Aku, Itsuka Shidou, tahun-tahun selama menjadi kakakmu bukanlah pajangan belaka. Namun, sebentar saja, Kotori menjawab dengan suara gemetar, “He... Heeeeee, oh... … bagus... … Shidou, masuklah... duluan.” “Ap...” Terhadap jawaban yang tak terduga itu, Shidou mengangkat alis— Tidak peduli sejauh apa dia mengaktifkan ''Commander Mode''-nya, tidak mungkin Kotori dapat melawan kekuatan magis sabun busa! … dan, kalau diperhatikan dari dekat, bahu Kotori sedang gemetar, ia langsung mengerti setelah melihat itu beserta tangan kanannya yang mencengkeram erat tangan kirinya. “……” Dia berusaha menahan diri mati-matian. Dan-saat itulah, “Kotori, maaf membuatmu menunggu. Oke, aku menantangmu!” Dari belakang berkumandang suara itu, Shidou berbalik badan sambil terkaget. Di sana, Tohka berdiri memegang sesuatu, sepertinya sebuah selimut. “Tohka?!” “Nu, ada apa Shido? Mukamu aneh begitu.” “Ti-tidak... ke mana kau tadi?” “Un. Kotori mengajakku bermain ''game'' dengannya, tapi hari ini ternyata agak dingin. Karena itu aku pergi mencari sesuatu yang bisa menyelimuti lututku dari dalam kamarku.” “... eh, ap—” Mendengar kata-kata Tohka, Shidou langsung sempoyongan. Ia merasa pandangannya mulai kabur dan berputar-putar. —Apa Kotori memang berbicara jujur? Shidou, sibuk sendiri untuk hal yang sia-sia...!? “... aku— mau mandi...” Entah kenapa ia merasa seperti sudah kalah. Shidou keluar dari ruang keluarga dengan sempoyongan. “—? Shido kenapa?” “... entahlah.” Suara mereka berdua terdengar di belakangnya selagi ia meninggalkan koridor. Ia menyiapkan pakaian dan handuk begitu saja, sebelum membuka pintu ruang ganti kamar mandi. “……” Untuk berjaga-jaga, ia mengetuk pintu kamar mandi sebelum membukanya. “... apa, benar-benar tidak ada siapa-siapa rupanya.” Ia menghela nafas lega, dan dengan cepat melepas pakaiannya sebelum memasuki bak mandi. Pada saat ia menggenggam sabun busa di tangannya— ia tiba-tiba merasa telah melakukan hal yang jahat pada Kotori. Ia bermaksud membiarkan Kotori menggunakannya besok. Dengan demikian ia melempar aditif mandi tanpa gelembung ke dalam bak. Kemudian ia dengan cepat membasuh badan sebelum membenamkan tubuhnya ke dalam bak putih susu itu. “Fuu~~” Keluhan yang panjang dan tipis. Suara gemanya memantul dari dinding kamar mandi sebelum kembali ke telinganya. “Lagi lagi... hari yang melelahkan...…” Ia membenamkan bahunya ke dalam bak panas itu, dan menghela nafas sekali lagi. Dari pori-pori tubuhnya, rasa letih di sekujur tubuhnya serasa melebur. Shidou menikmati waktu dan menutup kelopak matanya. …dan sekarang, ia bertanya-tanya sudah berapa lama waktu berlalu. '''“—fuun, fufufufuun, fufuun♪”''' Suara senandung seseorang menyadarkan Shidou dari lamunannya. “Ah...? Apa...?” Shidou mengusap mata mengantuknya, dan berbalik menghadap arah dari mana nyanyian itu datang— “—!” Tubuhnya membatu, iapun memaki diri karena lengah. Wajar saja. Saat ini, menghadap kaca yang memisahkan kamar mandi dari ruang ganti, ia melihat sosok kabur seorang gadis berambut hitam. “Te-ternyata ini tujuanmu ya, Kotori—!” Shidou mengerang sambil menahan perutnya. Dia membuat polanya terlihat seakan sama dengan situasi sebelumnya lalu melancarkan serangan dadakan. Tujuannya bukanlah untuk membuat Shidou bergerak ke mana Tohka berada, melainkan sebaliknya. Meskipun simpel, itu strategi yang efektif. Karena kali ini, Shidou tidak punya celah untuk kabur. “Aku tertipu. Kotori—!” Saat ini dalam pikiran Shidou; Kotori yang sedang memakai kacamata hitam tertawa terbahak-bahak seraya berkata, [Kau masih bocah rupanya] selagi menyeruput segelas wiski. Adegan seperti itu terlintas di benaknya. Setelah selesai melepas pakaiannya, Tohka menaruh tangan di pintu kamar mandi. “...!” Shidou yang mengalami kekacauan, tanpa berpikir lagi, menyelam ke dalam bak mandi dan menutupinya dengan penutup bak sebelum ia ditemukan. Kemudian *grakgrakgrak*, dengan suara itu, tutup bak mandi tersebut ditarik terbuka. “Touu!” <nowiki>*</nowiki>Byuuur!* Lalu, tanpa memeriksa isinya, Tohka dengan penuh semangat melompat masuk ke dalam bak. Air panas terciprat ke mana-mana— dan bersamaan dengan itu, Shidou merasakan sesuatu yang halus mendarat di perutnya. “Nu?” Lambat laun, Tohka merasakan sesuatu yang tidak biasa. Dengan demikian... Shidou tidak lagi dapat menahan nafas dan muncul ke permukaan air susu itu, sambil mengenakan ekspresi ‘konnichiwa’<ref>Kurang lebih ekspresi wajah menyapa dengan “Halo”</ref> di wajahnya. “Y-Yo.” "……" Maka setelah beberapa detik. “——!?” Tohka, wajah yang berpijar semerah tomat, bermegap-megap tanpa suara. “Te, ah, tenang dulu, Tohka...!” “—! Bo-bodoh! Jangan keluar...!” Tohka memegangi kepala Shidou dengan seluruh kekuatannya, dan membenamkannya ke dalam air. Tentu saja, Shidou yang tidak mengambil nafas baik-baik, tidak punya cukup oksigen dalam paru-parunya. “…...! ……!" Setelah terjebak dalam pergumulan di dalam bak mandi untuk beberapa lama. Shidou akhirnya hilang kesadaran, *plop*… lalu mulai mengambang di permukaan bak mandi. Di suatu tempat dalam pikirannya; Kotori berkata [Yah, payah], sepertinya ia mendengar lagi sebuah pidato panjang lebar dari radio— namun tidak ada yang dapat Shidou lakukan.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information