Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 2 1 Mei
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===1 Mei (Jum'at) 12:00=== Hal pertama yang kudengar adalah suara tangisan seorang gadis. Wajah Daiya tepat di depanku. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Apa-apaan ini? Tatapan dingin akan permusuhan mengilap di matanya. Pada siapa? Padaku, tentu, karena aku yang terpantulkan matanya. Dengan kata lain, ia menganggapku sebagai musuh. Tiba-tiba, ombak rasa sakit bergulung melalui diriku. Mulut dan pipiku sakit, juga pergelangan tanganku. Daiya duduk mengangkangku, menggenggamku dengan ketatnya di pergelangan. Aku akhirnya bisa memahami situasi yang kutempati. Aku ada di ruang musik. Ini pekajaran ketiga, jadi aku seharusnya ada di kelas sejarah sekarang, tapi untuk suatu alasan, aku di ruang musik, di mana pelajaran keempat dimulai. Ada darah yang menempel pada seragamku. Darah siapa? ...itu mungkin milikku; ada rasa metal di mulutku. Daiya pasti telah memukulku. Apa yang terjadi... Apa yang sebenarnya terjadi di sini?! “Daiya... Apa—” “Tutup mulutmu, Kazu. Satu kata lagi dan aku bersumpah aku akan menghancurkan mulutmu.” Permusuhan Daiya ini benar. Nada datar suaranya membuktikan kalau ia tidak bercanda; ia mungkin melakukan kekerasan jika aku membuat perbuatan yang tidak diinginkan. Mimpi buruk apa ini? Meski begitu, jika ini mimpi buruk, tubuhku tidak akan begitu menyakitkan. Ini kenyataan. Tangisan yang tidak kunjung berhenti... Memangnya siapa yang menangis? Aku memutar kepadaku pada sumber suara. Kirino Kokone menangis. Sensasi pertama yang kurasakan adalah pemahaman. <i>Begitu, jadi itu kenapa dia tidak menghentikan Daiya sebelum melakukan ini</i>. Dan sensasi kedua adalah pemikiran. <i>Kenapa Kokone menangis</i>? Sensasi selanjutnya yang menyebar di dalamku adalah ketakutan. —Tolong, jangan. OK: Kokone menangis dan Daiya sepenuhnya menakutkan. Jadi, siapa yang membuatnya menangis? Siapa yang membuatnya marah? Aku ada di ruang musik, jadi pastilah ini pelajaran ke-4. Aku tidak ingat apapun saat pelajaran ke-3. Tapi aku di sini. Di tempat berbeda dari yang sebelumnya. Dengan kata lain— —<u>Aku bergerak tanpa kuketahui</u>? Seperti saat aku tanpa kuketahui mengirim E-Mail pada Otonashi-san dan mengaku kepadanya. Seperti saat aku tanpa kuketahui mengaku pada Kokone dan menghancurkan hubungan kami. <u>Bagaimana jika aku tanpa kuketahui melakukan sesuatu yang menyakiti Kokone dan menyunut api Daiya</u>? “Itu cukup, Daiyan,” Haruaki berkata saat ia menaruh tangannya di atas pundak Daiya.0 “<i>Itu cukup</i>”? Apa itu artinya aku pantas di hantam dan dipukuli? Daiya membantingkan tanganku ke tanah dan melepasnya. Ia perlahan berdiri, menusukku dengan tatapan yang terkunci. Lalu, hampir seperti pada tingkahnya— “Agh!” —Ia menginjak perutku dengan segala kekuatannya dan membalikkan punggungnya padaku. Aku menggeliat dalam rasa sakit dan menerima tatapan dari orang-orang yang mengelilingiku. Semua orang—teman sekelasku, guru musiknya dan bahkan Haruaki—menatapku seperti aku telah melakukan hal yang tidak bisa diterima. Tangisan Kokone semakin keras saat dia menyandarkan kepalanya pada dada Daiya. Aku mencoba bangkit, tapi masalah yang kudapat akibat rasa sakitnya. Tidak ada yang mau repot-repot menolongku. Itu seperti aku sujud di depan mereka. Kenapa aku harus merasakan ini? Kenapa semua orang menganggapku seperti itu memang pantas untukku? Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi aku tau penyebabnya. —box. Ya, itu bukan salahku, itu kesalahan sebuah box. Aku tidak melakukan hal yang salah! Maka kenapa aku harus melalui ini?! Aku berdiri. Sendiri. Meski aku ada di pusat perhatian, tidak ada yang menghampiriku. Aku faham betul kalau tidak ada yang mengerti apa yang terjadi. Lagipula, tidak ada yang menghampiriku, tidak ada yang bicara padaku. Tidak ada. Tidak Daiya, tidak Kokone, tidak juga Haruaki. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada— “Kazuki, kamu baik-baik saja?” Tidak ada kecuali dia. Aku tersenyum. Kemunculannya yang tiba-tiba membuat semua orang terheran, tapi aku tidak terkejut. “...Maria.” Saat dia mendengar nama aslinya meninggalkan bibirku, matanya terbuka untuk sesaat, tapi dia dengan langsung mendapatkan kembali ketenangannya dan berlari dari pintu ke sisiku. Dia berhenti di depanku dan bergerak sangat dekat pada wajahku bahkan aku bisa melihat bulu matanya secara individual, dengan sepenuhnya mengabaikan perkataan yang membuat semua orang pergi. Dia dengan lembut menyentuh pipiku yang terluka. “Pertama-tama, kita sembuhkan dulu lukamu. Ikuti aku ke ruang UKS.” “...Baik.” Dia pergi dan aku mengikutinya. Tidak ada yang memanggil kami. Saat aku meninggalkan ruangannya, tangisannya semakin keras. Setidaknya, itu yang kufikirkan.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information