Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 2 4 Mei
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===04 Mei (Senin) 12:35=== Aku berdiri di depan kamar Miyazaki-kun dan menarik nafas panjang. Maria telah menyelinap ke kamar sebelah. Dia telah memastikan bahwa kamar sebelah tidak dihuni saat terakhir ia pergi ke sana. Aku menghembuskan nafas dan membunyikan bel kamar Miyazaki-kun. Tidak ada reaksi. Seperti yang sudah kuduga, sih. Tapi aku yakin. Miyazaki-kun ada di dalam sana. "Keluar." Aku mengetuk pintu. "Keluar, tolong keluar—" Apa yang hendak kulakukan akan sangat menyakitkan untuknya. Aku sadar akan hal ini, meski begitu aku tetap melanjutkan. "Tolong keluar—<u>Nii-san</u>" Aku memanggil Miyazaki-kun seperti yang dilakukan Riko Asami lewat telepon. "Selamatkan aku, Nii-san!" Miyazaki-kun mungkin berencana menghabiskan waktu sampai 6 Mei menyendiri di kamarnya tanpa mengontak [Riko Asami]. Tapi aku yakin dia tidak bisa mengabaikan [Riko Asami] yang secara langsung meminta tolong padanya. Sehingga, pintu dibuka. Miyazaki-kun tampak lebih buruk dari kemarin. "......Apa Otonashi di dekat sini?" "Tidak." "...Apa saja yang kau lakukan sampai sekarang?" "Aku tertangkap Maria Otonashi... Tapi aku bisa memperdaya [Kazuki Hoshino] dan menyelinap kemari! Tapi, kenapa Nii-san tidak menjawab teleponku?" "—Yah... ...Ngomong-ngomong! Kenapa kamu memanggilku 'Nii-san'? Bukannya kamu sudah berhenti?" "Err..." Asami-san memanggilnya «Nii-san» di telepon, jadi apa dia sudah mengubahnya? Aku menahan kegugupanku yang timbul dan cepat-cepat membalas dengan penjelasan asal yang terlintas di benakku. "Kupikir mungkin aneh kalau tidak memanggilmu «Nii-san», meski Maria Otonashi memanggilku «Riko Asami» sekarang... Terlepas dari itu, kenapa aku tertangkap, Nii-san? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Aku mengajukan pertanyaan padanya sebelum dia bisa meragukan penjelasanku. Miyazaki-kun membisu mendengar pertanyaan ini dan menggigit bibirnya. Raut wajahnya membuatku yakin. Miyazaki-kun percaya bahwa aku adalah [Riko Asami]. " Nii-san akan menyelamatkanku?" Tentu saja aku tidak ingin melihat Miyazaki-kun menelan kepahitan ini. Aku ingin dia berkata dia tidak akan menyelamatkan [Riko Asami] lagi. Aku ingin dia berkata dia tidak akan membantu kami. Dengan begitu, aku tidak perlu menyiksanya lagi. "Ya, aku akan menyelamatkanmu!" Namun, Miyazaki-kun malah berkata begitu sembari tersenyum kaku. Aku pun maju ke langkah berikutnya. "Menyelamatkan? Bisa kau hentikan itu?" Dia tidak bisa mencerna situasinya dan membuka matanya lebar-lebar saat mendengar kata-kata itu. "......Hah?" "Aku menyuruhmu berhenti menyelamatkan [Riko Asami]!" Dia, bagaimanapun, masih belum mengerti situasinya dan tak bergeming sedikit pun. Jadi, aku memperjelasnya. "Aku [Kazuki Hoshino]." "Hoshino...?" Dia berbisik. Dia tetap bengong untuk sesaat, tapi akhirnya dia sadar bahwa [Kazuki Hoshino] sedang meniru [Riko Asami] dan menarik kerahku dengan amarah liar terpancar di matanya. "Mau apa kau, dasar brengsek?! Senang, ya, menggodaku?! Apa kau tahu betapa menjijikkannya aktingmu tadi, HAH?!" "Aku tahu..." "Jadi apa-apaan ini?! Coba jelaskan!" Aku mulai ragu saat aku hampir membuka mulutku. Karena kata-kata yang akan kukeluarkan mungkin akan menyakitinya dengan mudah. "Miyazaki-kun, ini hanya karena kau mencoba menolong [Riko Asami] secara refleks saat dia mencari bantuan. Maria sudah memberitahumu, kan? Kau belum memilih apa pun." Ketajaman masih tersisa di kedua matanya, tapi cengkeramannya pada kerahku sedikit melemah. "......Bukankah aku sudah bilang? Aku hanya menyelamatkan adik perempuanku." "Kau akan menyelamatkannya lagi sekarang. Tapi <u>ini bukan adikmu, melainkan aku yang meminta bantuan</u>, tahu?" Mendengar kata-kata itu, Miyazaki-kun mendelik padaku. "Katakan, Miyazaki-kun. Apa sebuah makhluk misterius yang bahkan tidak bisa kau bedakan denganku benar-benar sangat penting?" Aku yakin dia ingin membalas niat burukku. Namun dia tidak bisa mengelak, dan hanya menggigit bibirnya sampai memutih. "Silahkan saja selamatkan saudaramu. Aku tidak bisa melakukan apa-apa menyangkut itu! Tapi, tahu tidak? [Riko Asami] bukan adikmu. Ayolah, Miyazaki-kun, katakan padaku lagi:" Aku mengajukan pertanyaanku. "<u>Siapa yang akan kau selamatkan</u>?" Miyazaki-kun memberikan tatapan tajam padaku. Aku balas memberikan tatapan tajam padanya. "......Sialan!!" Miyazaki-kun meraung dan melepaskan kerahku dengan geram. Dia mengangkat tinjunya untuk melampiaskan amarahnya pada dinding... namun berhenti dan menurunkan tangannya. "......Lakukan saja apa yang kau mau." katanya dengan pandangan tertuju pada lantai. "Lakukan saja apa yang kau mau! Kalau kau mau menghentikan 'Sevennight in Mud,' lakukanlah jauh-jauh dariku. Jangan ganggu aku lagi. Aku tidak mau ikut campur lagi." "Aku khawatir harus bilang kalau—<u>itu tidak cukup</u>." Miyazaki-kun menatapku. "...Apanya yang tidak cukup?!" "Artinya sesuai dengan kata-kataku. Tekad sebulat ini dan penyelesaian sejauh ini tidaklah cukup. <u>Kau harus aktif dalam menghancurkan 'Sevennight in Mud' untuk kami</u>." Mukanya memberengut dalam amarah. "Dasar brengsek—apa kau sadar apa yang kau katakan?! Kau serius ingin aku membantumu menyiksanya?!" "Kurasa begitu." "Jangan main-main!! Tidak mungkin aku bisa melakukan itu! Aku tidak akan ikut campur... kau harusnya tahu ini batasanku!" "Ya, aku tahu. Toh, kau tadi mau menolongnya, kan?" "......" "Karena itu aku bilang ini tidak cukup. Tidak ada yang akan berubah hanya dengan penyelesaian sejauh ini! Pasti [dia] masih akan datang dan bergantung padamu. Dan kau akan segera kembali mengulurkan tanganmu; kau pada dasarnya akan mendukung 'Sevennight in Mud'!" Mendengar kata-kataku, Miyazaki-kun mengalihkan pandangannya dan berbisik: "Tapi... aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja." "Tapi kau harus membuat keputusan. [Riko Asami] akan segera datang kemari." "......Apa?" "[Riko Asami] mendesakku untuk kabur dari Maria dengan mengancamku. Aku memutuskan untuk pura-pura menuruti perintahnya. [Dia] pasti akan datang padamu saat mengira aku memenuhi perintahnya." ".....Pergantian berikutnya pukul 13.00, ya." "Ya. Sampai saat itu kau harus memutuskan bagaimana kau memperlakukannya. Jika kau menyelamatkan [Riko Asami] dan 'box' sempurna, hanya [Riko Asami], yang bukan siapa-siapa, yang akan tersisa. Kalau kau menolaknya, kita akan mendapatkan kembali Riko Asami." "Kau mau aku percaya padamu? Haha... barter yang sangat bodoh." "Jadi, kau tidak keberatan dengan hasilnya yang pertama?" Miyazaki-kun mengepalkan tinjunya mendengar perkataanku. "...Tentu saja aku keberatan! Tidak usah kau beritahu aku juga sudah sadar! Tapi menolaknya... itu tidak mungkin, kan...?" Dia mungkin bilang begitu, tapi dia masih belum bisa memutuskan. Ini menyusahkan. Miyazaki-kun harus menolak [Riko Asami]. Dia harus membuatnya jatuh dalam keputusasaan. Jadi, aku maju ke langkah terakhir. "Aku selalu heran. Kenapa kau, Miyazaki-kun, percaya dengan keberadaan 'Sevennight in Mud?' Maksudku, bukankah cukup tidak masuk akal bahwa [Riko Asami] ada di dalam diriku bagi orang yang belum pernah memperoleh 'box'?" Dia mengangkat kepalanya dan melihat wajahku. "Beri tahu aku! Bagaimana kau bisa mempercayai hal yang sangat tidak realistis ini?" "......apa yang ingin kau katakan?" "Kau tidak bisa memikirkan alasannya? Oke, akan kuberitahu! Aku hanya bisa memikirkan satu alasan untuk memercayai keberadaan 'box.' Katakan padaku, Miyazaki-kun, kau sudah—" Aku menanyainya sebuah pertanyaan yang kusimpan dari Maria. "—<u>bertemu 'O', kan?</u>" Ekspresi Miyazaki-kun menjadi luar biasa tegang. "Aku tidak tahu bagaimana kau bertemu dengannya. Tapi aku tahu 'O' ingin kau membantu [Riko Asami]." "———" Wajahnya semakin memucat dalam keterpanaannya. Kuduga dia tidak langsung mengerti siapa yang kumaksud dengan "O". "O" sejak semula mampu untuk <u>tidak dirasakan</u> oleh siapapun kecuali orang yang menjadi "owner". Aku hanya bisa merasakannya ketika aku disebutkan namanya. Kemudian, aku ingat apa yang dilakukannya. "—Ah" Miyazaki-kun memegangi kepalanya dengan mata membelalak. "Aku tahu apa yang kau rasakan karena aku mengenal 'O'. Kau bukan melupakannya. Kau hanya tidak bisa ingat. Jadi, kau mungkin tidak bisa mengingat apa yang dia katakan padamu, tapi <u>hal itu sudah masuk ke dalam alam sadarmu</u>. Karena itulah kau bisa mempercayai 'box.' Kemudian dia membuatmu berpikir bahwa kau harus membantu [Riko Asami]." "......T-Tunggu dulu. Kenapa... Kenapa kau tahu tentang ini, Hoshino?!" Dia mengangkat kepala dengan suara bergetar, tidak sanggup menyembunyikan ketakutannya dariku. "Seperti yang sudah kukatakan: Aku tidak tahu! Tapi aku tahu 'O' tidak akan mencapai tujuannya saat kau tidak membantu [Riko Asami]." "Tujuannya...? Memangnya apa tujuannya...?" "Tujuannya adalah untuk mengamatiku. ...Yah, mungkin kau tidak bisa mengerti, tapi itu memang kebenarannya. Tetapi 'box’ ini, selain menarik untuk diamati, juga sangat rapuh. [Riko Asami] terlalu tidak diuntungkan. Mempertahankan diri sendiri dalam tubuh milik orang lain pasti terasa menyakitkan. Ia tidak akan bisa melawanku selama ia tidak punya sekurang-kurangnya informasi tentang apa yang terjadi saat bukan gilirannya. <u>'O' harus mengatur semuanya untuk membuat kami bertarung, atau 'box' ini akan hancur begitu saja tanpa dia merasa terhibur. </u> Jadi, 'O' <u>memanfaatkanmu</u> untuk mendapatkan keseimbangan." Mendengar itu, Miyazaki-kun perlahan-lahan menundukkan kepala. Kemudian dia menghentikan seluruh gerakannya. "...Hanya itu yang bisa kukatakan padamu!" Ini adalah mantra terakhir yang membelenggunya. Sebuah mantra yang ditanamkan padanya tanpa ia sadari dan membuatnya melindungi "box." Sekarang, setelah aku menjelaskan hal ini padanya, mantra ini seharusnya sudah punah. "Oke, aku pergi dulu. Sudah hampir pukul 13.00. Kuserahkan padamu untuk memutuskan bagaimana kau akan memperlakukan [Riko Asami] saat dia datang menemuimu. Karena [aku] tidak akan ada di sana, aku tidak bisa menghentikanmu." "......Aku akan tetap menyelamatkannya. Kau dengar tidak?" Aku tidak menjawab. Karena aku tahu dia cuma tidak ingin mengakui kekalahannya. Aku menutup pintu tanpa melihat kembali raut mukanya. "......" Aku berjalan menuju tangga. Aku segera mendengar seseorang mengejarku dari ruangan sebelah. Tapi, aku tidak berbalik. "Kazuki... kenapa kamu tidak bilang kalau 'O' ikut campur!" Bukannya aku tidak memberitahunya. Itu terjadi tepat sebelum kami tiba di sini. Tidak ada waktu untuk memberitahukannya. "Kenapa kamu tidak jaw—Kazuki???" Namun, kemarahannya terasa menyenangkan bagiku. Aku menyandarkan kepalaku pada bahu Maria. Aku adalah musuh [Riko Asami]. Jadi aku harus membuat [Riko Asami] menyerah, meski itu berarti memanfaatkan Miyazaki-kun. Aku tidak punya pilihan lain. Aku harus melakukannya. Tapi tetap saja— "Membuat seseorang menderita itu sungguh... menderita." Aku berbisik, tidak sanggup mengangkat kepalaku. Tapi aku memilih untuk mendapatkan kembali kehidupan sehari-hariku. Aku hendak mengorbankan seseorang demi kepentinganku. Karena itu aku ingin seseorang menyalahkanku. Menghardikku dengan "Kau menjijikkan!". Namun, Maria tetap diam untuk suatu alasan. Lebih buruk lagi, dia malah mengelus rambutku dengan lembut. "......" Aku heran kenapa? Kenapa ini terasa sangat menyenangkan, meski sangat berkebalikan dari apa yang aku harap dia lakukan?
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information