Editing
High School DxD (Indonesia):Jilid 20 Life.3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
=== Bagian 4 === Sebelum aku menyadari — aku mengambang di tempat yang tampak seperti Celah Dimensi. Ini ... kenyataan? Tidak, ini tidak terasa nyata. Kalau aku harus mengatakan seperti apa ini, ini sama seperti ketika aku melihat dunia di hati Akeno-san selama bertarung dengan Loki—. Sebuah layar muncul di depanku tiba-tiba. Ditampilkan pada layar adalah ruang konsultasi rumah sakit yang tidak dikenal. Di dalamnya ada seorang dokter dan ... sepasang laki-laki dan perempuan yang familier. Mereka tampaknya ayah dan ibu ketika mereka masih muda!? Rasanya seolah-olah aku melihat versi muda dari orangtuaku yang hanya kulihat dalam foto. Apa yang sedang terjadi? Ruangan ini adalah ... kenangan ayah dan ibu? Apakah semuanya dalam kenangan mereka terlihat melalui layar ini? Apa aku menggunakan [Pailingual] pada ibu secara tak sadar ...? Sementara pikiranku mulai diisi dengan pertanyaan begitu, dokter dan orangtuaku di layar menunjukkan ekspresi suram. Dokter mengatakan kepada orangtuaku. [—Aku sangat menyesal, tolong menyerahlah pada anak di perut Anda.] Mendengar ini, ibu — menangis. Ayah dengan sedih membatu bahu ibu. ... Apakah ini sebuah adegan dari bagian kebidanan dan ginekologi? Itu adegan yang belum pernah didengar sebelumnya .... Sambil aku tersesat dalam kebingungan ini, suara ibu menggema di dalam ruangan. [Ketika aku mengetahui bahwa tubuhku akan membuat sangat sulit untuk melahirkan anak, itu beberapa tahun setelah aku menikah dengan suamiku. Selalu sulit untuk hamil seorang anak, dan sangat sulit untuk akhirnya hamil setelah bertahun-tahun. Tapi, karena tubuhku ...] Pemandangan berubah, dan itu menjadi ruang tamu yang familier. Itu rumah lamaku. Duduk di sofa, ibu masih menangis. [Maaf, sayangku ...] Sambil ibu terus berduka dan menangis, ayah menghiburnya. [Soal itu — kamu tidak perlu khawatir! Meskipun janin di perutmu sangat disayangkan, kamu tidak boleh menyerah! Kamu pasti bisa melahirkan bayi kita!] ... Anak di perutnya, bayi mereka .... Ini, jangan bilang .... Apakah ini peristiwa yang terjadi sebelum aku lahir? Tapi, apa aku tidak berhasil lahir ...? Aku bingung dengan situasi ini yang belum pernah kudengar sama sekali. Pada saat ini, aku mendengar suara ibu lagi. [Dua tahun setelah itu, ada kesempatan lain.] Pemandangan berubah lagi. Di layar, ibu dengan lembut membelai perutnya sendiri dengan ekspresi gembira. [Ini hebat! Kita akhirnya berhasil! Tenang saja! Semuanya baik-baik saja sekarang!] Ayah dengan gembira melompat-lompat di sekitar ruangan. Di tengah pandangan kenangan ini, aku melihat orangtuaku mengunjungi sebuah toko buku di mana mereka membeli banyak buku tentang kelahiran, dan juga buku-buku terkait anak. Mereka telah membeli jumlah buku dengan berlebihan, dan kemudian terbenam dalam bacaan mereka. Dalam rangka untuk memastikan kelahiran sukses anak mereka, mereka pergi ke bagian kebidanan dan ginekologi — kenangan konsultasi berulang mereka terbuka di depanku satu per satu. [Untuk memastikan kelahiran anak kami, aku dan suamiku memberi perhatian saat ini. Kami selalu melekatkan sangat penting untuk anak di perutku—] Sekali lagi, layar kembali ke adegan di dalam ruang konsultasi bagian kebidanan dan ginekologi. Dokter dengan sungguh-sungguh menjelaskan kepada orangtuaku karena mereka telah melihat keputusasaan di wajah mereka. [Hyoudou-san, meskipun menyakitkan bagi Anda, itu jelas bukan karena hal-hal antara Anda berdua, ada banyak faktor lainnya—] Dalam perjalanan pulang yang bersalju, ayah berhenti di tengah jalan, dan menghadapi ibu saat ia berbicara dengannya. [… Aku menyerah] Ayah yang sudah begitu bersemangat — menangis deras. [Jika terjadi sesuatu pada tubuhmu lagi seperti terakhir kali, aku ... benar-benar tidak akan mampu menanggung i-itu ...!] Ibu memeluk erat ayah, selagi mereka berdua menangis dalam kesedihan. [Kita hampir menyerah pada memiliki anak, dan bukannya berencana mengubah sikap kita untuk beradaptasi dengan gaya hidup yang berbeda.] Apa yang terbuka di depan mataku hanyalah kehidupan sederhana dan harmonis orangtuaku. Mereka berdua melakukan perjalanan bersama-sama, mereka pergi berbelanja bersama-sama, dan mereka pergi memancing bersama-sama; mereka selalu bersama-sama—. Sosokku tidak ada. ... Sosok dua anak orangtuaku tidak ada. [Tapi, pada tahun kedelapan begitu aku bersama dengan suamiku—] Ketika ayah pulang kerja, ia benar-benar diberi kejutan oleh laporan ibu di dapur [Seorang b-bayi!? B-benarkah!?] Usai ayah mendengar berita ini — dengan ekspresi tabah, ia menaruh tangannya di bahu ibu dan berkata [… Aku mengerti sekarang! Kali ini pasti! Kali ini kita pasti harus memberikan segalanya agar kita melahirkan anak ini!] Ibu dengan bahagia mulai meneteskan air mata sambil tersenyum. Setelah itu, melihat keduanya bekerja keras untuk kelahiran bayi mereka muncul lagi. Lebih dari sebelumnya, ayah membaca semua jenis buku, dan ibu bahkan lebih memperhatikan dietnya. Ketika ibu berusaha mengangkat barang, ayah bergegas ke depan untuk menghentikannya. Untuk melindungi anak mereka yang belum lahir, mereka berdua mengunjungi badan khusus. Pada malam bersalju, ayah bertelanjang kaki di sebuah kuil tertentu, dan sudah menyelesaikan Hyakudomairi<ref>Shintoisme Jepang. Dikatakan bahwa setelah berjalan bolak-balik antara dua titik tetap di sebuah kuil dan berdoa 100 kali, sebuah harapan akan terkabul</ref>. [Kumohon! Tolong dipastikan! Pastikan bahwa anakku yang belum lahir akan diberi dengan selamat!] Dengan membeku, malam yang dingin dan bersalju, ayah sudah menundukkan kepalanya dan berdoa berulang-ulang sambil menghadap aula utama kuil. [Aku tidak peduli berapa banyak hidupku Anda ambil! Tidak masalah biarpun umurku yang tersisa dibagi dua! Jadi kumohon, aku sangat membutuhkannya! Lindungilah anak dalam kandungan! Kumohon! Kumohon pada Anda!] Biarpun kakinya sangat dingin sampai menjadi mati rasa, ayah masih terus membungkuk dan menawarkan doa kepada Dewa. Tou-san, yang berdoa kepada Dewa ... hanya berharap bahwa anak dalam kandungan akan selamat. Di layar, musim berubah, dan itu telah menjadi musim semi yang hangat. Ibu sedang berbaring di ranjang di kamar rumah sakit, dan di sampingnya — bayi yang telah berhasil lahir berbaring di sana. [Ini adalah bayi laki-laki.] Perawat memberitahu ayah yang masih tak percaya. Setelah beberapa saat, ayah akhirnya tersadar dan berkata. [...... Ah, begitu ya .......... Ini benar-benar anakku ...] [Ya, itu adalah bayimu dan aku .... Butuh delapan tahun.] Ujar ibu dengan emosional selama berbaring di ranjang. Perawat kemudian mendesak ayah untuk memegang bayinya. Melihat bayi dalam pelukannya, ayah tersenyum lebar dan berusaha menahan air matanya saat ia mengatakan. [............ Sangat menyenangkan untuk bertemu denganmu, aku, aku Otou-san-mu.] Mata bayi akhirnya bertemu mata ayah. Pada saat itu, ayah tak bisa lagi menahan air matanya. Air mata mengalir di wajahnya sambil terus tersenyum pada bayi dalam pelukannya. […… Terima kasih. Bahwa kamu lahir ... sungguh ... terima kasih ...] Ibu dan ayah mengeluarkan air mata kebahagiaan bersama-sama, dan dia kemudian bertanya pada ayah [... Apa kita sudah memutuskan namanya?] [... Ah, itu [Issei]. Yang mewujudkan harapan bahwa dia akan bisa menjalani kehidupan yang jujur<ref>Nama Issei bermakna jujur/tulus</ref>.] Usai mendengar nama ini, ibu tertawa lemah. [... Ah, itu sangat tidak kreatif.] [I-ini saja yang bisa kupikirkan bahkan setelah berusaha keras!] [''Ufufu''. ... Tapi, nama itu kedengaran bagus. Issei. Ise. Anakku.] Sang bayi ... aku dikelilingi oleh kehangatan dari dua orang itu. [Ah, anak kita. —Ya, Issei.] Apa yang ditampilkan pada layar setelah itu sesuai dengan kenanganku. Pada malam hari, ayah membaca buku bergambar kepadaku ketika aku tidak bisa tidur. Ketika para hewan sedih, dan ketika ia membaca kisah sedih untukku, aku tidak akan berhenti menangis. Pada malam tertentu, ayah pergi pada perjalanan bisnis. Ibu telah menelepon ayah mengatakan kepadanya bahwa aku berada di ruang gawat darurat rumah sakit karena aku menderita demam tinggi. Pada akhirnya, ayah mengakhiri perjalanannya lebih awal, dan kemudian mengambil penerbangan bergegas kembali secepat mungkin. Di sekolah dasar, aku berlari bersama dengan ayah pada balap tiga kaki orangtua-anak, ayah dan aku bekerja keras menargetkan tempat pertama. Pada akhirnya, kita hanya bisa mendapatkan tempat ketiga. Setelah itu, di satu sisi taman bermain, tiga orang di keluarga kami makan ''fried chicken'' dan ''tamagoyaki'' bersama-sama; rasanya waktu itu adalah sesuatu yang tidak pernah kulupakan. Di SMP, pertama kalinya aku mengenakan seragamku, itu membuat orangtuaku benar-benar bersemangat. Kami mengambil beberapa foto di depan gerbang sekolah hari itu. Meskipun aku merasa sedikit malu tentang itu, orangtuaku tampak lebih bahagia dari sebelumnya. ... Pada Hari Ayah, aku membeli ayah dasi agak murah, dan pada Hari Ibu, aku memberinya celemek bermotif bunga dari kelas pendidikan rumah. Tapi mereka berdua masih menghargainya. Akhirnya, adegan terakhir yang muncul adalah — aku hampir menangis di sudut sebuah ''department store'' ketika aku masih kecil. ... Aku ingat itu. kami sekeluarga pergi ke ''department store'' prefektur di dekatnya yang jarang kami kunjungi. Aku tertarik dengan benda aneh, dan terpisah dari orangtuaku. Orang-orang yang datang dan pergi adalah wajah asing; dengan hati nurani yang bersalah aku memutuskan pada satu hal, bahwa aku tidak akan menangis. Jika aku tidak bertemu ayah atau ibu, itu takkan masalah jika aku hanya menemukan tempat dengan jam besar dan menunggu mereka di sana—. Guna menindaklanjuti keputusan ini, aku berdiri di alun-alun dengan menara jam di dekatnya, dan menunggu munculnya orangtuaku yang akan datang mencariku. [Chichi-saaaaan, Haha-saaaaaan.] Ketika aku melihat mereka, aku tidak bisa bertahan lagi, dan aku memanggil sambil berlari ke arah mereka; kami sekeluarga, tanpa memedulikan orang lain saling memeluk erat. [Hei, Ise! Kamu bikin aku cemas!] [Ya ampun, bukankah kami bilang bahwa kamu tidak boleh meninggalkan sisi kami!?] [Aku minta maaaaaafff! Aku minta maaaaaafff!] Aku menangis saat aku meminta maaf .... Setelah itu, kami bertiga tidak berpisah lagi sampai kami pulang ke rumah, berpegangan tangan—. —Pada saat itu, kehangatan di tanganku, aku tidak pernah lupa. ...... ayah ...... ibu ... uh. ... aku berdoa, dan aku adalah anak yang lahir dari harapan kalian. Biarpun keturunan kalian tidak istimewa, juga kalian bukan orang kaya, aku adalah anak yang kalian berdua perjuangkan untuk akhirnya kalian miliki. Kenangan ini pasti hal-hal yang bisa dilihat di mana pun. Kenangan ini pasti bukan pengalaman yang bisa disebut biasa. Walau begitu ... walau begitu, itu aku, dan perjalanan keluargaku selama tujuh belas tahun. Tidak satu orang pun yang hilang; bagi kami bertiga, itu adalah waktu yang tak tergantikan. Ah, ayah, ibu, aku — Akulah anak kalian berdua. Aku Issei. Issei yang milik kalian berdua! —Aku Hyoudou Issei! ... Tampilan kenangan masih berlanjut. Dalam waktu yang kami bertiga habiskan bersama-sama -— seorang gadis berambut pirang juga bergabung. —Itu adalah Asia. Suara ibu melintas kepadaku. [Kita sekarang tinggal sangat lama, tapi kita benar-benar mampu untuk memiliki seorang putri cantik.] Itu adalah adegan di mana Asia tersenyum gembira saat ia berbicara dengan ayah dan ibu—. [Misalkan bahwa kita memiliki seorang putri saat itu, kalau kita benar-benar mampu melahirkan seorang putri, mungkin seperti inilah kita hidup bersama dengan Asia saat ini. Aku sering berpikir begitu.] Asia mengatakan kepada orangtuaku [Otou-san, Okaa-san] Usai mendengar kata-kata Asia, baik ayah dan ibu tampak terharu. [—Kami benar-benar bahagia. Kamu bisa menjadi putrik — putri kami. Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi dengan anak ini di masa lalu, anak semacam ini mampu memanggilku Haha-nya. Yah, meskipun begitu, dia benar-benar putriku.] Dengan demikian, kami menjadi keluarga empat orang, dan kemudian kami bertambah satu orang lagi, dan yang lain — sebelum kami tahu itu, ada banyak orang yang duduk di sekitar meja makan dengan kami. Ayah dan ibu melihat rumah ramai ini, dan tersenyum saat mereka saling bertukar pandang. [Hei, sayangku.] [Apa?] [Ini tidak lagi hanya kita berdua.] [Memang, itu benar. Kita tidak hanya memiliki seorang putra. —Kita juga memiliki lebih banyak putri.] [Untuk dapat memulai hidup seperti ini ... Aku benar-benar bahagia.] [Dua puluh lima tahun yang aku habiskan waktu denganmu—. Meskipun sudah sangat lama, mungkin itu semua untuk ini.] [... Aku ingin melihat sedikit lebih lama.] [Ya, kalau aku bisa membuat keinginan, aku ingin bisa terus mengawasi keluarga ini—] Melihat sosok dua orangtuaku, aku menutupi wajahku dengan tanganku, dan air mata mulai mengalir. Pada saat itu, ruang melebar, dan aku diterbangkan keluar—.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information