Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 1 Chapter 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== Harutora dengan segera menyeberangi pagar besi yang telah dihancurkan oleh shikigami tadi, memasuki kawasan konstruksi tersebut. Ia pun mulai melihat barisan gedung konstruksi yang ada di depannya, yang semakin lama semakin berisik. Dengan kikuk menerjangi lumpur yang ada didepannya, tubuhnya basah kuyup karena berlari. Ia berlari menuju sisi belakang kawasan konstruksi. Bagian belakang kawasan konstruksi tersebut merupakan sebuah area parkir, dan disana terdapat truk besar yang berhenti ditemani dua shikigami berlapis baja yang menyala. Tambahan, benda itu besar dan kumpulan manusia yang kecil melawannya ditengah hujan. Orang-orang tersebut adalah Suzuka dan para Investigator Mistis yang ia temui kemarin. Terdapat perbedaan besar antara perlawanan sekarang dan kemarin, dan Suzuka telah dikepung, hanya dengan dua shikigami saat ini – besar, shikigami setinggi tiga meter yang dikendalikan oleh para Investigator Mistis. Shikigami Suzuka yang ditunjukannya kemarin tidak ada saat ini. Tidak, dilihat baik-baik, terdapat potongan-potongan kertas yang ditutupi oleh lumpur yang ada di permukaan area parker yang tidak dicor. Kejadian taksi tadi pastilah berasal dari sini, lembaran-lembaran tak terpakai yang berasal dari kitab pun dapat dilihat disekitar kaki Suzuka sebagaimana lembaran tersebut basah karena hujan. ...Tapi, kenapa? Harutora sedikit kebingungan, namun dengan segera ia menemukan jawabannya. Ada sepuluh Investigator Mistis yang mengelilingi Suzuka, dan diantara mereka hanya dua yang bertarung secara langsung dengan Suzuka, dengan kedelepan lainnya yang merapalkan mantera untuk mengepung Suzuka. Sebuah cahaya pun muncul dari tanah yang ada disekitar para Investigator Mistis yang merapalkan mantera. Suara mantera yang dirapalkan dan juga suara hujan dan angin yang menyatu, membentuk sebuah melodi yang unik, diikuti dengan osilasi yang terjadi pada cahayanya. “……Apakah itu pembatas? Apakah mereka melakukan itu untuk menyegel shikigaminya?” Tentu saja, Harutora tidak mengetahui bahwa itu disebut ‘Delapan-Titik Pembatas’, teknik terkuat untuk pembersihan roh jahat yang dilarang digunakan ketika bertarung. Kebanyakan digunakan untuk menyegel bencana spiritual tingkat tiga atau lebih, dan umumnya tidak digunakan untuk melawan manusia. Namun kali ini, Agensi Onmyou yang ditunjuk dalam tugas ini memilliki izin khusus untuk bertindak sama seperti ketika menangani bencana spiritual dalam menghadapi Onmyouji Nasional Kelas Satu yang memberontak. Menggunakan langkah yang dilarang terbukti bahwa penyerangan para Investigator Mistis berhasil. Suzuka telah menggunakan Harutora untuk mengambil kekuatan spiritual Natsume, dan para Investigator telah mengambil kesempatan dari Suzuka yang telah mengerahkan segalanya untuk merampas kekuatan spiritual Natsume. “……Berhenti disitu. Bahkan jika kau adalah ‘Child Prodigy’, kau tak dapat menghancurkan Delapan-Titik Pembatas dari dalam. Dengarkan aku dan menyerahlah.” Salah satu Investigator mencoba mendesak Suzuka dengan nada perintah. Setelah itu, kedua shikigami raksasa yang berdiri disisi para Investigstor bergerak maju. Mereka adalah shikigami pelaksana tugas hukum – berat, ‘G1 Emperor’, dan mereka terlihat sangat besar jika dibandingkan dengan tubuh mungil Suzuka. ...Mungkinkah mereka menang? Harutora bersembunyi dibelakan gedung, menahan napasnya sebagaimana ia memerhatikan situasi yang ada di depannya. “……Jangan pikir kalian telah menang……” Bisik Suzuka dari dalam pembatas. Napasnya terengah-engah, pundak mungilnya bergerak naik turun, ia basah kuyup, dan rambut pirang yang tadinya terikat rapi kini terlihat berantakan. Penampilannya saat ini sebagaimana ia berdiri ditengah hujan seperti seorang anak kecil yang diabaikan oleh orang tuanya. Namun, mata bulatnya masih bersinar, dan tubuh mungilnya memberikan aura berbahaya. “Berpikir kalian memperlakukan manusia seperti bencana spiritual…… Tapi sayangnya, seharusnya kau mengambil kesempatan untuk menembakku secepatnya atau mengambil aksi lainnya. Sepertinya kalian belum memiliki cukup pengalaman bertarung sungguhan.” Tetesan hujan pun mengaliri wajah sang gadis. Dia tidak menyekanya, namun menunjukan senyuman yang mengerikan. “Apakah kalian mengetahui keistimewaan penelitianku? Akan kuberikan kalian pengalaman pada karya yang sesungguhnya, bukan dariku, tapi dari Tsuchimikado Yakou – Shikigami militer yang telah ia buat!” Berkata demikian, Suzuka pun berbalik, mengarahkan pandangannya terhadap truk yang berhenti di area parkir. Ia berteriak pada kontainer yang ada ditruk: “Spell release! Datanglah, Tsuchigumo!” ''Crash'' – bunyi keras pun muncul, dan kontainer tersebut hancur dari dalam. ''Crash, crash,'' kontainer pun hancur, terbuka, terbelah menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, dan jatuh ke tanah. Tepat setelah itu, sebuah bentuk aneh muncul ditengah-tengah hujan. Seekor laba-laba. Laba-laba besar yang terbuat dari baja. Memiliki delapan kaki yang panjang, dan tubuhnya lebih besar dari kontainer tempat ia keluar. Ditambah dengan baju ziarah samurai yang menutupi tubuh bagian atasnya, diantara kepala, abdomen, dan moncong sebuah meriam yang menyembul dari kedua sisi. Laba-laba tersebut menggunakan helm kerucut samurai kuno dengan kilasan emas pentagram diatasnya, dan remang api yang menyala ditengah hujan yang berasal dari lubang mata yang tertutup separuhnya. “……Se-sebuah ‘Armored Juggernaut’!?” Masing-masing investigator menyuarakan keterkejutannya, dan karena ini perapalan manteranya pun berhenti, sehingga cahaya dari pembata pun perlahan memudar. Suzuka tertawa keras. “Pergilah.” Laba-laba yang terbuat dari baja itu pun bergerak. Penampilan luarnya seperti sebuah mesin berat, namun pergerakannya hampir sama dengan pergerakan sebuah shikigami normal, seolah-olah seekor laba-laba yang hidup. Bergerak dengan delapan kakinya, mendekati para Investigator Mistis langkah demi langkah. “……Ugh!” Salah satu Investigator Mistis diantara mereka pun mulai menembaki Tsuchigumo. Peluru pun ditembaki namun dengan mudahnya ditangkis. Pistol memanglah berguna untuk melawan shikigami buatan manusia, namun mereka menjadi tidak berguna ketika melawan shikigami berlapis baja. “Sial!” Kedua Investigator Mistis yang tadi berbicara dengan Suzuka menggerakkan kedua Emperor tersebut, mencoba untuk menahan pergerakan Tsuchigumo. Namun, pergerakan dari shikigami modern Emperor tidaklah sebanding dengan pergerakan Armored Juggernaut yang memang khusus dibuat untuk perang. Tsuchigumo pun melompat, menendang Emperor ke samping dan menusuk tubuh shikigami tersebut secara bersamaan. Emperor yang telah tertusuk pun mengabur seolah-olah tubuhnya telah rusak sangat, dengan ditunjukkannya efek ‘lag’ pada kedua shikigami tersebut. Armored Juggernaut pun kembali menyayat kedua shikigami tersebut dengan pedang besarnya. Pedangnya pun berkilau ditengah remangnya cahaya. Dan ketika Armored Juggernaut mengayunkan pedangnya, membelah shikigami yang cukup besar tersebut menjadi dua, jimat shikigaminya pun terbelah menjadi dua, melayang jatuh ke tanah yang basah karena hujan. Para Investigator Mistis pun panik. Pistol pun dibunyikan, dan jimat yang tak terhitung pun dilayangkan ke udara, namun taka da satu pun serangan yang efektif. “Monster macam apa ini……” Gerutu Harutora, tercengang. Menghiraukan bahwa tembakan api atau shikigami yang terbuat dari jimat, sihir akan menjadi ‘rancu’ ketika menyentuh suatu benda, dan walaupun hukum fisika tak terlalu berlaku dalam hal ini, mendapatkan serangan luar secara kuat dapat melukai benda tersebut dan menunjukan fenomena ‘lag’. Dikarenakan Armored Juggernaut memiliki tubuh berlapis baja, yang secara langsung tubuhnya dikarunia dengan ‘kekerasan’, dan mantera-mantera yang terukir pada baju besinya menambah pertahanan pada serangan sihir apapun. Dibuat dengan keterampilan yang terlihat seperti ‘daging’ melalui minyak dan logam, dan menggantikannya dengan sebuah ‘kerancuan’. Shikigami yang memiliki kekuatan penghancur dan pertahanan yang sesungguhnya. Armored Juggernaut adalah shikgami militer. …Ba-bagaimana mereka bisa mengalahkan monster macam itu? Area parkir dalam kawasan konstruksi itu pun dengan cepat berubah menjadi arena bertarung sihir. Api pun mennyebar dan menelan kegelapan yang ada, derasnya aliran air menambah intensitas hujan, potongan-potongan logam menari-nari di udara, dan gundukan-gundukan tajam muncul berterbangan dari tanah yang terbelah. Pergerakan Tsuchigumo sangatlah cepat, seperti kendaraan berlapis baja yang melawan sebuah pasuka infanteri. Terlihat seperti tak ada sebuah amunisi pada meriamnya, namun tanpa adanya amunisi pun, terdapat perbedaan yang sangat jauh pada kekuatan tiap-tiap sisi. Jaring laba-laba pun dikeluarkan dari potongan mulut sosok armor samurai yang mengamuk, Tsuchigumo. Satu per satu Investigator Mistis pun tertang oleh jaring laba-laba tersebut, dengan cepat menjadi lemah dan tak bisa berontak. Kejadian yang sama terhadap Natsume ketika shikigami berbentuk laba-laba menyengat dirinya, dan ia tahu dengan sekilas kekuatan spiritual mereka telah diserap. Tsuchigumo menurunkan resistansi musuhnya satu demi satu, terus mengeluarkan jaringnya untuk menarik dan mengikat para Investigator. Lalu, ia pun menghentakan kakinya dengan kuat, dan Investigator Mistis yang terakhir pun jatuh. Suara gemuruh hujan pun terdengar makin jelas ditengah-tengah keheningan yang ada. Harutora mengertakkan giginya, namun ia tak mampu melakukan apapun selain bersembunyi di kegelapan. …Apa-apaan ini. Ini benarlah keadaan yang sangat-sangat buruk. Semenjak bantuan yang didatangkan dari Tokyo tidak datang tepat waktu, mereka tanpa sadar telah memberitahukan bahwa mereka tak mampu lagi menghentikan Suzuka, dan tentu saja tak ada lawan yang akan berani mengendap-endap untuk menangkapnya. …Apa yang harus kulakukan? Harutora tak bisa memikirkan petunjuk apapun sebagaimana ia berdiri hampa ditengah hujan. Hingga lalu, bunyi dering telepon pun terdengar. Dan itu adalah telepon genggam Harutora yang berbunyi, bukan orang lain. Bunyi dering telepon yang menggema pada tiap-tiap dinding bekas pertarungan arena parkir, dan ia sungguh merasa bahwa jantungnya akan copot. “Siapa disana!?” Tanya Suzuka galak, dan Tsuchigumo yang tadinya tidak bergerak pun turut mengikuti tuannya. Apakah ini semua salah keberuntungannya yang terlalu buruk, atau ini adalah salahnya yang tidak berpikir untuk mematikan suara telepon genggamnya? Berpikir seperti itu, Harutora pun hanya bisa menatap langit. Menghiraukan hal tersebut, kini ia terjebak diantara batu-batuan, dan ia pun menunjukan dirinya yang bersembunyi, gundah. Tatapan sengit Suzuka pun menghilang ketika ia melihat orang yang tak diduga muncul. “Kau yang kemarin……” “……Hai.” Dengan enggan Harutora menyapanya. Ia telah memberitahukan dirinya bahwa ia akan berdiri dan ikut bertarung, dan ia tak berpikir bahwa ia akan kehilangan nyawanya, namun setelah ia melihat bagaimana Suzuka memanipulasi shikigami lebah tersebut dan bagaimana ia dengan gampangnya melawan para Investigator Mistis, kepercayaan dirinya saat itu pun menjadi goyah luar biasa. Namun, Suzuka tidak memberikan nasib yang sama pada Harutora seperti pada para Investigator tersebut. Ia tak percaya bahwa berkomunikasi denga Suzuka saat ini dapat membalikkan keadaan, namun setidaknya itu lebih baik daripada ia terduduk diam dan menunggu kematiannya datang. Terlebih lagi, ia tak bisa memikirkan cara lain, dan berkompromi pada kedua belah pihak mungkin akan menjadi jalan yang terbaik untuk menghindari agar Natsume tidak ikut terlibat dalam situasi saat ini. Suzuka pun tak berhenti menimang-nimang keberadaan Harutora, tatapannya penuh dengan kecurigaan. Harutora pun mengecek teleponnya yang dari tadi berbunyi. Tak mampu melakukan apapun selain tersenyum getir saat ia melihat ID penelpon yang menelponnya. Dan itu dari Hokuto. …Sungguh, ia benar-benar berisik. Jika dilhat dari waktunya, sepertinya ini salah Touji. Pasti ia memberitahukan Hokuto bagaimana keadaan Harutora saat ini, dan Hokuto pun menelponnya karena khawatir. Walaupun keduanya telah bertengkar dan berpisah kemarin malam. “……Siapa yang menelponmu? Apakah tak apa jika kau tak mengangkatnya?” Tanya Suzuka dingin. Harutora hanya membalasnya dengan membuat suara ‘nn..’, memutuskan panggilan tanpa menjawab teleponnya. Jika Hokuto telah mendengar kondisi dan lokasinya dari Touji… Jika ia melihat bahwa dirinya telah memutuskan panggilan Hokuto, adalah mungkin jika Hokuto akan dengan menuju ke tempatnya berada bahkan disaat hujan badai seperti ini. Touji pun juga akan dengan segera ke tempatnya. Ia harus dengan segera mengambil aksinya secepat mungkin, sebelum mereka sampa disini. …Namun disisi lain, aksi apa yang akan ia ambil. Ia mengejek dirinya sendiri sembari bernapas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Ia pun membalas tatapan Suzuka, berpikir langkah apa yang harus ia ambil. Pertama…… “……Baiknya dirimu, membiarkan shikigamimu berdiam diri didalam perutku sesorean penuh. Mengingatnnya kembali membuatku merinding.” “……Hmph, biar kuberitahu, itu adalah ciuman pertamaku, jadi itu hanyalah sebuah imbalan kecil yang kulalukan padamu. Bukankah begitu, ''darling''?" Suzuka tetap waspada, namun sikap yang ditunjukan kepada Harutora jauh lebih relaks dibandingkan ketika ia menghadapi para Investigator. Nada yang ia gunakan ketika ia berbicara sengak, sama seperti kemarin, namun sedikit dibumbui nada intim. “Tapi jangan salah paham, au sudah tak berguna lagi. Aku tak tahu bagaimana kau menemukan tempat ini, tetapi jika kau ingin mengikutiku seperti orang mesum, aku tak akan memaafkanmu.” Tak lagi berguna – tujuan Suzuka benar-benar hanya ingin merampas kekuatan spiritual Natsume, dengan kata lain, semuanya memang sudah direncanakan. Harutora mengutuk dalam hati. “Biar kuberi tahu, kau bukanlah orang yang sebenarnya kucari. Jika saja ada foto dalam database lab penelitian tersebut, aku tak akan melakukan kesalahan seperti ini." “……Lab penelitian? Sepertinya kau terbiasa mengurung diri disana, bukan? Dilihat dari penampilanmu saat festival kemarin, kau sangat tidak menduniawi.” “Apa? Kau terlalu arogan, tidakkah kau mengerti posisimu?” “Apakah aku tepat sasaran?” “Ugh…… Kau, kau benar-benar menyebalkan!” Suzuka memicingkan matannya, menatap dirinya seolah-olah ia memang telah tepat sasaran. Namun dengan sekilas seperti mengingat sesuatu, dan bertanya: “Benar! Apa yang terjadi dengan dan gadis jelek itu kemarin? Apa kalian bertengkar?” “……Itu semuanya salahmu.” “Haha! Kau pantas mendapatkannya, siapa juga yang memintamu untuk menunjukan drama buruk seperti itu. Sungguh lucu sekali.” Harutora menyipitkan matanya, dan Suzuka pun bertepuk tangan sambil tertawa melihatnya, terlihat seperti ia senang mengetahuinya, dan kini giliran Harutora yang marah. “……Kau benar-benar bocah yang tidak manis sama sekali.” “Huh, apa kau buta? Kau tak dapat menemukan gadis semanis aku didunia ini.” “Tak peduli dengan penampilanmu, kepribadianmu sangatlah buruk.” “Haha, apanya ‘tak peduli dengan penampilan’. Kau mara karena kau menyadarinya, huh? Benar-benar laki-laki simpel.” “Diamlah, biar kuberi tahu, tak akan ada yang menyukaimu kedepan nanti!” “Bagaimana mungkin, aku adalah Prodigi Onmyouji yang cantik, pasti akan ada segerombolan orang yang ingin berkenalan denganku!” “Jangan berbicara yang tak masuk akal, kau yang hampir menjadi seorang kriminal!” Ia tidak sengaja berteriak, dan mungkin karena ia telah tepat sasaran, Suzuka pun menutup mulutnya. Sial, Harutora pun dengan segera kembali sadar setelah mengatakan hal tersebut. Ia tak sengaja berbicara seperti itu, dan jika ini terus berlanjut, ‘diskusi secara baik dan benar’ hanyalah sebuah mimpi belaka. Jika Touji ada disini, dia pasti akan mengeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah penuh rasa kasihan. Namun, percakapan yang tak beralasan ini pun sepertinya telah mengurangi atmosfer yang menegangkan di area tersebut. Harutora pun mengumpulkan keberaniannya, perlahan mendekati Suzuka. “……Hey, kenapa kau tidak menghentikan ini saja?” “Apa? Apa yang kau bicarakan? Apa kau benar-benar bodoh?” “Aku sadar bahwa aku bodoh, tapi kau juga adalah orang bodoh.” Ucap Harutora berterus terang, mengatakannya secara jujur. Amarah pun muncul dalam ekspresi Suzuka, namun ia tidak menyela perkataan Harutora, jadi setidaknya itu adalah reaksi yang cukup memuaskan. “Kau bilang kau ingin membangkitkan kembali kakakmu, bukan?” Tanyanya, mengonfirmmasi, dan Suzuka pun menunjukan ekspresi kaku. Harutor tidak mundur, lanjut berkata: “Aku tak memiliki saudara laki-laki ataupun perempuan, tapi aku mengerti perasaanmu. Lagipula, itu adalah hal wajar yang dialami orang-orang ketika mereka kehilangan seseorang, tapi kau tak harus melakukannya. Walaupun kakakmu bangkit kembali, kau dan bahkan kakakmu akan hanya menjadi seorang kriminal.” “……Kau benar-benar menyebalkan, apa yang ingin kau coba katakan?” “Bodoh, maksudku adalah, kakakmu tak akan bahagia meskipun kau membangkitnya seperti ini.” “Jangan berbicara seperti kau mengerti kakakku, hanya aku yang benar-benar mengerti bagaimana kakakku!” Seru Suzuka, matanya lurus tertuju pada Harutora. Tsuchigumo dibelakangnya pun menghentakkan kakiknya ke tanah dengan delapan kakinya, merespon kegelisahan yang dirasakan oleh tuannya. Bahkan Tsuchigumo sangatlah terlihat mengejutkan dan mengesankan dilihat dari dekat. Harutora menahan nafasnya, namun ia tak bisa berhenti disini. “Apa kau memberitahu orang tuamu? Apakah mereka tidak menentangmu melakukan ini?” “Hmph! Aku tak mempunyai orang tua, aku sama sekali tak mengenalinya. Kedua orang tersebut hanyalah orang menggunakan aku dan kakakku seperti sampah.” “Hei, jangan membicarakan orang tuamu seperti—“ “Mereka bahkan bukanlah manusia! Coba kau pikir bagaimana aku bisa menjadi seorang Divine General diumurku yang segini? Sejak aku dilahirkan – tidak, sejak sebelum aku dilahirkan, mereka telah menyiksaku! Mereka memberikan mantera terlarang pada tubuhku, dan mereka membunuh kakakku dengan cara yang sama!” Ekspresi wajahnya pun berubah ketika ia berteriak dengan kerasnya. Harutora sesaat tidak mengetahui bagaimana harus merespon ketika mendengar hal tersebut. Dengan kata lain, Suzuka telah dijadikan sebagai produk percobaan oleh orang tuanya – yang kemungkinan keduanya adalah pengguna sihir. Mereka telah memberikan berbagai macam mantera pada tubuhnya untuk membuatnya menjadi seorang Onmyouji yang unggul, tak memedulikan keinginannya. Sejak dirinya dilahirkan, ia telah dipaksa untuk menanggung kegelapan yang luar biasa. Berbeda dengan dirinya terus mengeluh tentang tradisi keluarganya. Harutora merasa iba, namun ada beberapa hal yang ia rasa harus ia sampaikan. “……Aku seharusnya tak asal bicara tanpa mengetahuinya terlebih dahulu. Maaf, aku turut……” “Berhentilah bercanda! Aku tak membutuhkan simpatimu!” “……Aku juga berpikir seperti itu. Tapi dengar, dikarenakan kau sangat membenci kedua orang tuamu, itu bahkan menjadi alasan kuat dimana kau seharusnya tidak melakukan hal yang sama seperti kedua orang tuamu.” Harutora melangkah maju selagi mengatakan hal tersebut. Ia takut, namun perasaan bahwa ia tak bisa meninggalkan Suzuka sendiri semakin lama semakin intens. “Bukankah sihir jiwa itu dilarang? Jika kau menggunakan sihir tersebut, bukankah kau akan terlihat sama seperti kedua orang tuamu?” “Diam, apa yang kau tahu!” “Aku tahu satu hal setidaknya – kau berencana untuk melakukan upacara terakhir dari Yakou, bukan? Apakah kau tahu berapa banyak orang yang harus dikorbankan jika hal yang sama terjadi lagi? Melakukan hal tersebut sama saja seperti kau menginjak-injak nyawa banyak orang!” “Tak kan ada yang dikorbankan! Aku adalah seorang spesialis yang mendedikasikan dirinya hanya untuk penelitian Yakou, dan aku telah lama menginvestigasi Ritual Taizan Fukun. Jika aku membayar bayaran yang tepat, ini tak akan menjadi sebuah bemcana spiritual!” Ucap Suzuka bersikeras. Ia berteriak kencang, seperti kucing yang tersakiti yang mencoba untuk mengintimidasi seseorang yang mencoba mendekatinya. Namun, walaupun kucing ini telah tersakiti, ia masih dapat membunuh orang dengan cakarnya. Harutora mencoba menekan rasa takutnya dan mendekati Suzuka. Namun— “Kau belum benar-benar mengeceknya, bukan?” “Itulah mengapa aku harus mencobanya!” “Itu terlalu berbahaya. Juga, apa harga yang harus diberikan?” “Adalah hidupku!” Harutora pun berhenti bergerak. Suzuka pun akhirnya menunjukan senyum puas ketika melihat keterkejutan yang ditunjukan oleh Harutora. “……Benar, aku akan memberikan hidupku kepada kakakku…… Bagaimana? Apa kau masih khawatir?” Harutora merasa apa yang baru didengarnya sulit dipercaya, ia pun menatap pada Suzuka – menatap kepada gadis yang umurnya jauh lebih muda Dri dirinya, dan lalu ia mengerti. Ia tidak berbohong, ia benar-benar akan mengorbankan hidupnya. Sekerjap cahaya kegilaan pun muncul dimata Suzuka sebagaimana ia bersuka ria atas ide pengorbanan dirinya. Mungkin reaksi tersebut membuktikan bahwa pikirannya belum sepenuhnya matang, namun ia benar-benar mencoba untuk mengorbankan dirinya. Seorang Onmmyouji Nasional Kelas Satu mencoba menghancurkan peraturan, melampaui penggunaan sihir terlarang, dan bahkan berencana untuk mengorbankan dirinya. Kegilaan masa mudanya memaksanya melakukan ini – dan juga keluarganya. Lebih tepatnya, tiga kata sebelumnya membuat Suzuka tak bisa berhenti. Namun. “……Kalau begitu itu menambah alasan untukmu berhenti.” Ucap Harutora, mencoba meyakinkan. Tatapan angkuh Suzuka pun membeku ketika ia mendengar Harutora mengatakn hal tersebut. Awalnya ia yakin bahwa Harutora telah membiarkannya, dan untuk sesaat, Suzuka pun tak mengerti maksud dibalik ucapan Harutora. Ketika ia mengerti apa yang dimaksud Harutora, amarahnya pun bergejolak, dan ia pun mencoba membuka mulutnya, bersiap mencerca laki-laki bodoh yang ada didepannya dengan kata-kata berbisanya. Namun Harutora telah mendahuluinya, berbicara dengan nada yang menenangkan: “Kau berencana untuk pergi lebih dulu dan membuat kakakmu menanggung kesalahan yang telah kau buat? Mengorbankan dirimu? Itu akan jauh lebih menyedihkan untuk kakakmu yang akan tinggal sendiri didunia ini.” “Itu……” Untuk pertama kalinya, tatapan takut-takut pun muncul dimata Suzuka. “……Jangan bercanda, itu tak mungkin, kakakku pasti akan……” “Apa kau pikir ia akan senang melihatmu melakukan hal seperti ini? Mengorbankan nyawa adiknya demi dirinya – apa kau pikir ia akan berterimakasih atas apa yang kau perbuat? Tak usah membicarakan bagaimana ia nanti setelah dibangkitkan, ia akan diperlakukan sebagai produk percobaan untuk sihir terlarang. Dan jika ritual ini malah berakhir menjadi sebuah bencana spiritual, masyrakat pun akan mengeluarkan suaranya unntuk menghukum kakakmu – bukan hanya Agensi Onmyou. Apakah kau rela membiarkan kakakmu hidup menderita, menanggung kesalahanmu pada dirinya? Apa kau masih akan mengatkan bahwa kau akan melakukan ini untuk kakakmu?” Ucap Harutora, pelan dan jelas pada tiap katanya. Bibir merah muda Suzuka pun bergetar. Ia ingin menatap Harutora, namun tak ingin jika tatapannya saling bersibobrok, jadi ia hanya bisa menggertakkan giginya. “……Apa, bagaimana bisa kau menceramahiku……” Didalam hatinya, Suzuka berusaha keras untuk menyangkal perkataan Harutora, tak lagi memerhatikan para Investigator Mistis atapun ketegangan yang diberikan pada situasi saat itu, dan malah merasakan kebimbangan hatinya dan kelemahannya sendiri. Hujan pun terus turun, ditemani angin kencang, dengan derasnya mengguyuri kedua orang yang berdiri ditengah-tengah hujan. Harutora menatap gadis yang gemetaran. “……Hidupmu masih sangat panjang, jadi kau tak perlu terburu-buru untuk memutuskan sesuatu. Pikirkanlah secara matang.” Suzuka ragu-ragu, gugup melihat ke arah Harutora. Sepertinya tubuhnya terlihat kedinginan. Ia tidak lagi terlihat seperti orang yang memiliki title Dua Belas Pemimpin Suci, dan ini kala pertama Harutora merasa bahwa ia merasa dekat dengan Suzuka. Pada akhirnya, Suzuka serupa dengannya, hanya seorang anak nakal yang dipojokan oleh kenyataan. Harutora sadar bagaimana berbedanya mereka, dimana Suzuka dapat memilih kehancuran. Namun dirinya bahkan tak memiliki kemampuan untuk menolak, tapi Suzuka bisa dan punya. Perlahan Harutora merapatkan jarak yang terbentang antara dirinya dan Suzuka. Seluruh tubuh Suzuka gemetar – namun ia tak mencoba untuk kabur. Jarak diantara keduanya pun berkurang, dan kini hanya jarak dimana kala pertama bertemu yang tersisa. Sayangnya, jarak tersebut adalah jarak terdekat yang dapat Harutora tempuh. “……I-Ikat dia! Order!” Suzuka pun diserang. Investigator Mistis yang telah tumbang pun mengeluarkan jimatnya, mencoba untuk melaksanakan tugasnya dengan kekuatan spiritual terakhirnya ditengah ia mencoba mempertahankan kesadarannya. Jimat elemen kayu itu pun menjadi sulur ditengah udara, membungkus Suzuka yang berdiri ditengah hujan. Sulur yang terbuat dari jimat tersebut pun mengikat Suzuka dalam sekejap, dan tubuh mungilnya pun terguling jatuh. Investigator tersebut pun dengan susah payah berdiri didepan Harutora yang ketakutan. Ia terlihat sama seperti Natsume, dengan kesadaran yang mengabur dikarenakan kehilangan kekuatan spiritualnya. Disisi lain, Suzuka yang telah disergap, tertutup oleh lumpur dari kepala sampai kaki, dan mengeram. “Sial – jangan main-main denganku!” Erangnya dengan marah, matanya memerah. Sang shikigami pun bereaksidengan kemarahan tuannya, mengangkat kaki bajanya yang telah menusuk Emperor dan dengan tanpa perasaan membuangnya ke arah para Investigator yang meringkuk. Air dan lumpur pun terciprat mengenai sepatu Harutora. Tubuhnya pun bergerak maju, berlari walau tersandung. Pergerakan Tsuchigumo pun memelan dengan instan, dan kaki bajanya pun terarah mendekati kepala sang Investigator. Harutora pun dengan segera bergerak, menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyingkirkan Investigator tersebut. Sang Investigator pun melayang menjauh, jatuh pingsan ke tanah, daan kehilangan kesadarannya lagi. Namun, semuanya pun telah usai. Harutora jatuh ke tanah setelah menyingkirkan sang Investigator. Lumpur pun mengotori wajahnya dan air bercipratan kemana-mana. Teriakan terdengar dari sampingnya, mungkin Suzuka. Harutora tidak memiliki waktu untuk mendengarkan teriakan tersebut, selagi ia berusaha dengan susah payah untuk mengangkat lututnya. Ia baru saja berpikir untuk berdiri, ketika ia merasa sesuatu mendekati dirinya dari atasnya. Ia akan mati, pikir Harutora tenang. Dua belas kecelakaan tak berhasil mengambil nyawanya, namun ia tak pernah berpikir bahwa dirinya akan mati dihancurkan oleh laba-laba. Itu sangatlah menyedihkan. Rasa hampa pun mengisi pikirannya dan ia mengutuk kemalangannya. Perlahan, ia sadar tak adanya dampak sama sekali. Tubuhnya masih bisa bernapas. Dengan segera ia menyesuaikan tubuhnya, membalikkan setengah tubuhnya dan menengadahkan kepalanya. Kali ini, kehampaan benar-benar mengisi relung pikirannya. “……Hokuto?” Hokuto berdiri didepannya, menggunakan tubuhnya untuk menghadang kaki Tsuchigumo. Adegan yang tak dimengertinya mengganggu jalan pikirnya, membuatnya merasaa terpisah dengan kenyataan. Ia menatap kosong dan mekanis pada adegan dihadapannya. Hokuto berada diantara Harutora dan Tsuchigumo yang telah menusuknya dengan kakinya. Ujung kaki Tsuchigumo menembus bahu kiri Hokuto, tepat pada jantunngnya. Namun Hokuto tidak ambruk karena ini, ia menggenggam kaki tersebut dengan kedua tangannya, menghentikan serangan Tsuchigumo. Matanya melebar dan berbinar, wajah manisnya berubah pucat, gigi saling mengatup. Candaan apa lagi ini. “……Hokuto? Kau……” “……Pergi……” “Apa yang kau katakan, kau……” “Pergi!” Teriak Hokuto. Lalu, tangannya menyelusuri kaki baja yang menusuk tubuhnya. “Ban, Un, Taraku, Kiriku, Aku! Dengan lima elemen, hancurkanlah dinding bagian dalam!” Tiap kali ia merapalkan nama tersebut, ia menggambar sebuah garis. Sebuah bintang. Sebuah pola sihir yang mewakili lima elemen dari yin dan yang, yang lebih dikenal dalam Onmyoudou sebagai ‘tanda bintang’, ‘Tanda Bellflower Seimei’, atau ‘Tanda Seimei’. Setelah digunakan oleh Abe no Seimei, tanda tersebut menjadi lambang keluarga Tsuchimikado. Sinar pun muncul dari tanda tersebut, sebagaimana ia merapal dan menggambarnya. Tsuchigumo – seperti laba-laba yang takut akan api – tiba-tiba melompat mundur, melempar Hokuto. Kaki yang menusuk bahu Hokuto dengan tanpa ampun meneruskanya hingga dada, dan tubuh Hokuto pun mengeluarkan percikan listrik dan melayang bagaikan bola yang baru saja dilemparkan di udara. Teriakan nyaring pun memasuki pendengaran Harutora. Ia berdiri, tak menyadari bahwa teriakan tersebut adalah teriakannya. Ia pun mengenyampingkan soal Tsuchigumo dan Suzuka jauh di belakang pikirannya, membalikkan tubuhnya dan lari menuju Hokuto yang telah dilempar. Tubuhnya bergerak, darahnya mulai memompa, rasionalitasnya perlahan mulai menerima kejadian yang dimana emosinya menolak untuk mengerti. Hokuto telah bergegas karena panggilan telepon tersebut. Benar, tidakkah ia memprediksi hal ini? Pada akhirnya, semua terjadi didepan matanya. Tidak mungkin. Ada yang salah. Rasionalitasnya mencoba untuk membungkam emosinya yang ingin membuncah keluar. Apa yang terjadi berikutnya merupakan teror. Rasa takut tak terbatas pun menyerang Harutora. “Hokuto!” Tubuh Hokuto pun terkulai tanpa daya ke tanah bagaikan boneka rusak. Hujan pun mengguyuri tubuh Hokuto yang gemetar, dan penglihatan Harutora pun menggelap sebagaimana ia melihat keadaan temannya yang terluka parah. Harutora meraung, berteriak, dan mengangkat Hokuto dengan putus asa. Disaat itu. Tubuh Hokuto pun tiba-tiba goyah bagai gambar yang terganggu. Profilnya terdistorsi, dan tubuhnya menjadi transparan. ‘Lag’. Adegan didepannya membuat Harutora berhenti berpikir kembali, dan bahkan ia lupa untuk bernapas, seluruh tubuhnya pun kaku. Kala itu, akhirnya ia menyadari sesuatu. Tsuchigumo telah membuat sebuah luka besar, dan dalam pada bahu kiri Hokuto hingga dadanya, luka yang mengerikan. Namun ia tak menumpahkan sedikit darah pun. Hanya hujan konstan yang membasahi tubuhnya. “……Hoku… to……?” Panggil Harutora lembut, dengan nada lemah nan menyedihkan. Hokuto melihat ke arah lengannya, mulutnya membentuk senyum sedih. “……Bakatora…… Kenapa kau tidak…… mengangkat……” “…………” Figurnya tak berhenti berkerlap-kerlip selagi ia berbicara, dan dirinya makin lama makin mengabur, dengan bunyi suara mengganggu seperti statis yang bercampur dengan suara gumamnya. Dan rasa dimana ia tengah berbaring dilengannya pun memudar perlahan. “Hokuto, kau…… kau……” Senyum getir pun muncul dibibir Hokuto. Ia pun memasang ekspresi sedih, mengatakan: “……Aku berbohong padamu……. Maafkan aku yang telah menipumu.” “Bodoh, apa maksudnya? Apa yang kau katakan, kenapa kau menjadi seperti ini, apa yang terjadi?” Harutora panik, namun Hokuto hanya melihat temannya yang sedang kebingungan dan panik dengan sedikit tersenyum. Ia pun mengangkat tangannya yang bergetar, menggenggam dada Harutora dengan paksa. “Harutora, aku…… aku mencinaimu, jadi…… pergilah…… aku tak akan memaafkanmu jika kau mati……” Hokuto tersenyum sembari berbicara. Lalu, seolah-olah dirinya terpecah-belah – Hokuto menghilang. Jimat shikigami tua dengan jejak-jejak perbaikan disana-sini terbang melayang ke tangan Harutora. “……Hokuto?” Suara yang tetahan pun akhirnya membuncah keluar dari dalam dirinya, dan tubuhnya pun menyusut diiringi hujan. “……Apa kau bodoh?” Ucap Suzuka. Energy sihir yang terdapat pada jimat itu pun kehilangan keefektifitasannya, dan ia sudah membebaskan dirinya dari sulur yang mengikatnya tadi. Ia menatap Harutora melalui hujan. “Apa, selama ini orang itu adalah sebuah shikigami? Kau membuat shikigamimu sendiri sebagai pacarnya? Haha, bodohnya. Berpikir kau akan melakukan hal-hal menjijikan padanya sementara disini kau berbicara mengenai sebuah kebenaran!” Suara Suzuka bergetar, dan perasaan bersalah dengan samar dapat dirasakan dari suaranya yang bergetar seolah-olah ia takut dimarahi. Seolah-olah ia sedang berpura-pura menjadi kuat, mencoba meringankan suasana. Perlahan Harutora membalikkan tubuhnya. “Siapa yang kau bicarakan?” “Gadis itu, tentu saja. Aku tidak dapat melihatnya langsung kalau ia adalah seorang shikigami, jadi ia benar-benar dibuat secara baik, hah. Apa kau yang membuatnya? Namun jika seperti itu, setidaknya buatlah yang sedikit berguna, tidak, tidak penting, akan kubuatkan kau satu, akan kubuat jauh lebih kuat—“ “…………” Perlahan Harutora berdiri, memutuskan untuk tak mendengarkannya kembali. Ia berbicara dengan menggunakan nada yang belum pernah ia dengar sebelumnya: “…Diamlah.” “……Huh?” “Jangan katakan apapun lagi.” Atmosfer disekelilingnya pun berubah. Tatapan Harutora seolah ingin menusuk Suzuka. Matanya memberikan kesan seperti seekor harimau yang mengamuk, dengan taring dan cakar yang dapat dengan mudahnya mencabik sang gadis. Ekspresi Suzuka pun mengerut seolah-olah ia telah ditampar. “Apa? Ka-kau pikir kau siapa? Apa kau tahu apa yang kau bicarakan?” Jawab Suzuka marah, namun suaranya makin bergetar dari sebelumnya. Nada marah nan tajamnya menyembunyikan kerapuhan layaknya kaca. Ia menatap balik Harutora, sedikit niatan ingin membunuh pun tercampur dalam tatapannya. Namun, ialah yang pertama mengalihkan pandangannya. Mengibaskan rambut basahnya seolah-olah ingin kabur dari tatapan Harutora, berbalik. Ia pun mendecakkan lidahnya, berlari menuju truk. Tsuchigumo mengikuti tuannya dan lompat ke truk tersebut dimana puing-puing kontainer masih tersisa, melipat delapan kakinya kembali ke dalam kontainer. Suzuka pun memanggil shikigami sederhana, memerintahnya untuk menyupir, sebagaimana ia membuka pintu kursi penumpang. Akhirnya, ia berbalik dan mengumpat: “…Aku pasti akan membunuhmu nanti.” Berkata seperti itu, ia pun memasuki truk dan menutup pintunya. Dengan segera truk tersebut pun menyalakan mesinnya ketika ia memasuki truk tersebut, meniggalkan area parkir. Harutora memandang truk itu pergi, sendiri ditengah hujan. Petir pun muncul dari kejauhan, dan suara gemuruh pelan yang dihasilkan turut mengisi suara yang ada. Matahari telah terbenam. Namun badai tak menunjukan akan berhenti.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information