Editing
Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 3
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 4=== Pagi berikutnya. Harutora terjebak dengan harus menggunakan jimat penyembuh untuk lukanya yang diakibatkan pertarungan kemarin. Ketika ia memasuki kelas, dengan segera ia merasa atmosfer dikelas sedikit aneh. Meskipun ia tidak tahu mengapa, ini terasa berbeda dari dua hari sebelumnya. Ia benar-benar tidak tahu darimana rasa abnormal itu datang, bahkan berpikir ialah yang harus disalahkan sebagaimana ia berjalan melewati podium dengan heran. Natsume telah terduduk dibangkunya. Ia dengan segera menolehkan wajahnya ke arah jendela setelah melihat Harutora yang memasuki ruang kelas. Pada akhirnya, reaksi seperti itu sudah diduga setelah argumen mereka, namun Harutora masih merasa berat hati sejak pagi. Touji berencena untuk menjaga jarak untuk mengobservasi situasi hari ini, jadi Harutora duduk sendiri dibangku yang sama seperti kemarin. Ia berdoa didalam hatinya, berharap semoga semua akan berjalan lancar, tanpa adanya hal yang tidak diinginkan hari ini. “……Se-selamat pagi, Tsuchimikado-kun.” “Huh? Ah, selamat pagi……” Setelah Harutora terduduk, tiga murid perempuan berjalan menghampirinya. Harutora telah melihatnya sebelumnya dikarenakan mereka sekelas, namun ia tidak pernah menyapa mereka sebelumnya dikarenakan ia tidak mengetahui nama mereka. Ia memerhatikan wajah ketiganya yang terkejut. “Hei, apa kau ada waktu?” “……Uh, kurasa…… A-ada apa? Apa kalian memerlukan sesuatu?” “Tidak, sebenarnya tidak……” Salah satu dari mereka berbicara malu-malu. Dan sisanya menyemangatinya dari belakang, mendesaknya untuk segera dan membuat Harutora kebingungan. Mungkinkah mereka menghampiri untuk menggertak murid baru? Mungkin murid-murid kelas mulai bergerak dihari ketiga ia masuk. Bagaimana jika mereka merasa bahwa Harutora adalah pengganggu? Namun sebagaimana Harutora khawatir dengan dirinya— “Pe-pertarungan kemarin sangatlah hebat, tapi lukamu tidak parah, bukan?” “Apa? Oh, terima kasih. Luka kecil ini bukan apa-apa.” “Itu bagus. Tapi aku benar-benar terkejut, aku tidak pernah berpikir ada orang yang mau melawan shikigami dengan pedang kayu.” “Me-memang…… Tidak ada yang melakukannya.” Harutora menjawab dengan tergagap, dan dua orang yang berdiri dibelakangnya tiba-tiba maju ketika mendengar kalimat tersebut. “Dan lawanmu adalah shikigami pelindungnya Kurahashi, bukan? Itu sungguh luar biasa!” “A-aku tidak tahu benar tentang itu. Namun aku pikir…… Itu tidak begitu luar biasa?” “Lalu kenapa kau turut serta bertarung?” “Kenapa…… Pada akhirnya aku tidak tahu bagaimana menggunakan sihir, dan aku tidak mengerti bagaimana mengontrol shikigami dalam pertarungan…… Jadi aku ingin setidaknya sedikit membantu – begitulah.” “Tidak mungkin! Kau turut serta hanya karena itu?” “Sungguh tidak bisa dipercaya!” Ketiga gadis tersebut pun mengerang pelan. Harutora, yang masih tidak yakin dengan apa yang terjadi, terkejut dan memberikan ekspresi bingung. Lalu, dua murid pria yang daritadi memerhatikan dari kejauhan memanggil ketiga gadis tersebut dan mengambil kesempatan untuk mendekati tempat duduk Harutora. Mereka tersenyum kaku pada Harutora. “……Hai, kemarin sungguh disayangkan, Tsuchimikado. Kau sangat berani untuk tidak kabur seperti ayam.” “Benar, aku akan kabur dari awal jika aku melawan Kurahashi.” Kedua murid laki-laki tersebut terlihat merasa sedikit malu karena tidak berbicara dengannya selama dua hari, tidak seperti para gadis yang terlihat santai. Bahkan jika mereka tidak bisa menyembunyikan rasa malu mereka, mereka masih menunjukan itikad baik dan berbicara dengan rasa ingin tahu dengan Harutora. Sikap tersebut membuat Harutora tak mampu untuk tidak terkejut hingga ke relung hatinya. “Sudah lama aku tidak melihat shikigami pelindungnya Kurahashi, bukankah mereka pada dasarnya berada ditingkat professional? Dan bahkan ada dua!” “Tapi bukankah keluarga Kurahashi secara khusus membuatkannya untuk patuh dengannya? Itu terlalu tidak mungkin, bukan?” “Hampir seluruh shikigami pelindung dibuat untuk mematuhi penggunanya, tidakkah itu memakan banyak biaya? Itu sungguh hebat ketika kau turut serta dan bertarung hanya menggunakan pedang kayu.” “Ohtomo-sensei terlalu ''random'', aku bahkan berpikir bahwa ia hanya bercanda awalnya.” Para murid mengelilingi Harutora, berbicara dengan lepas tentang perasaan mereka mengenai kejadian kemarin, bahkan memerlakukan Harutora seolah-olah ia tidak ada disana. Hingga kemudian— “Hah, Harutora-kun?” salah satu dari wajah yang ia familiar pun datang mencarinya. Itu adalah Tenma. Bahkan jika ia merasa terkejut pada situasi yang terjadi pada Harutora, ia tetap dengan cepat menyadari keadaan dan menengahinya. “Ahh, Te-tenma……” Selamatkan aku – Harutora memohon dalam diam. Tenma tak mampu untuk tidak tertawa dikarenakan penampilannya yang sungguh menyedihkan. “Kemarin sungguh berat untukmu. Tapi kau sungguh mengejutkanku, apa tubuhmu baik-baik saja?” ia berbicara dengan nada santai. “Aku baik-baik saja, maaf membuatmu khawatir.” “Jangan berkata seperti itu. Tapi, Harutora-kun, jadi kau punya shikigami pelindung, huh. Dan terlebih lagi itu bukanlah shikigami yang dijual dipasaran, bukan?” “Uh, yah……” “Benar! Hei, Tsuchimikado-kun, bolehkah kau menunjukan kembali shikigamimu?” “Ah, aku juga! Aku mau lihat!” Para gadis dengan segera menunjukan ketertarikan yang sangat ketika mendengar tentang shikigami pelindung, dan Harutora dengan bingung memberikan tatapan bertanya pada Tenma. Tenma pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum. “……Kon.” Walaupun ia telah diperintah untuk bersembunyi, Kon selalu menemani Harutora disisinya, dan ia selalu mendengar percakapan mereka. Wujud shikigami pelindung tersebut pun muncul ketika Harutora memanggilnya. “Wah, keren!” “Iyah! Manisnya!” Mata para murid kelas pun berkilat senang, khususnya para gadis yang dengan anehnya tampak gembira, terus-menerus memuji Kon lucu dan bahkan merentangkan tangannya untuk menyentuh Kon. Kon pun membeku kaku menghadapi ketidaksopanan tersebut, panik pun ditunjukan oleh mata birunya. “Ha-ha-ha-harutora-sama!?” “……Maafkan aku, Kon. Bertahanlah sebentar.” Harutora merasa seperti ia telah memerlakukan Kon seperti sebuah barang pengorbanan, dan ia pun menyembunyikan rasa bersalahnya. Ekor Kon dan sepasang telinganya pun berdiri dengan panik, dan Harutora pun hanya bisa berpura-pura bahwa ia tidak melihatnya. “Shikigami pelindung ini sangat muda, dan sekarang aku melihatnya dari dekat. Tsuchimikado, mungkinkah ini adalah tipe yang kau suka?” “Tentu saja tidak.” “……Aku ingat bahwa dia adalah shikigami tingkat tinggi? Begitu, jadi kau membuat shikigami macam ini untuk melayanimu.” “Kubilang bukan begitu!” “Dia panik, sungguh mencurigakan.” “Mungkinkah kalian mandi bersama!” “Iyah, mesum—“ “……Mengapa kalian tidak mengerti kalimat yang kukatakan.” Mungkin reaksi panik yang diberikan tuan dan shikigaminya terlihat lucu, sebagimana murid-murid yang mengelilingi Harutora satu persatu tertawa. Kebingungan yang ada dihati Harutora masih belum menghilang, namun wajah yang kini mengelilinginya bukan lagi wajah yang tidak bisa dibaca dan dingin seperti dua hari yang lalu, dan malah mereka tersenyum disekitarnya. Mereka memang menertawainya, namun terdapat itikad baik yang ditujukan kepada Harutora yang tersembunyi dalam kata-kata mereka. “Bodoh.” Lalu, sebuah suara datang dari bagian belakang kelas. Orang tersebut berkata dengan suara yang memprovokasi. Harutora menoleh untuk melihat, dan itu adalah siswa laki-laki lainnya yang wajahnya ia kenal namun namanya tidak diketahui olehnya. Murid laki-laki tersebut melihat ke arah kerumunan disekitar Harutora dengan kaki yang terangkat diatas meja. “……Bahkan laki-laki ini yang tidak mengetahu apa itu shikigami pelindung memiliki shikigami tingkat tinggi? Dasar keluarga terkenal.” Suara laki-laki tersebut membawa kesan jijik dan murid yang riuh bergemuruh kini terdiam mendengar kalimat tersebut, dengan atmosfer tertawa nan senang yang dengan segera menghilang. Dengan cepat Harutora memanggil: “Kon!” Kon, yang telah melepaskan tangan murid perempuan dan dengan segera ingin menuju tempat yang meremehkan tuannya, dengan segera terhenti ditengah udara. Panggilan Harutora jelas tidak bermaksud untuk memerintah Kon untuk menyerang, namun untuk menahan Kon, untuk menahan dirinya memberikan pelajaran pada bocah laki-laki yang kurang ajar. Kon telah menggenggam gagang dari wakizashinya seolah-olah sedang memburu mangsa yang ada didepannya, namun terhenti. Suara tidak senangnya “Uuu~” telah membuktikannya. “…Sungguh, apa kau mengerti untuk memikirkan tindakanmu terlebih dahulu atau tidak?” “Ta-ta-tapi~” Harutora menyipitkan matanya, menatap pada Kon yang memohon sangat, dan ekor Kon yang menurun dengan depresi. Disisi lain, murid laki-laki yang hampir diserang tersebut dengan cepat menurunkan kakinya dari meja, hampir terjatuh dari duduknya. Ia mungkin tidak menduga bahwa sarkamnya akan mengundang serangan shikigami, dan wajahnya pun tegang karena takut. Salah satu murid perempuan tidak mampu untuk tak tertawa melihat penampilan murid laki-laki yang ketakutan tersebut. Tawa pun menyebar, dan bukan hanya sekitar Harutora namun seluruh kelas pun terisi dengan canda tawa. Murid yang ditertawakan marah dan malu, wajahnya menggelap dan memerah. Namun… “Maaf.” Harutora berdiri, membungkuk dalam untuk meminta maaf. Para murid yang ada disisinya menatap dan menganga, terkejut dengan sikapnya yang meminta maaf. Bulu pada ekor Kon pun berdiri bagaikan jarum seolah-olah ia mendapat tamparan keras. “Maaf untuk mengganggumu, aku tahu aku mengganggu, tapi……” Ia mengangkat kepalanya, menatap lurus ke arah murid laki-laki yang terkejut karena aksinya. “Aku masih ingin berteman baik dengan kalian semua. Aku juga ingin mengatakan ini pada Kurahashi kemarin, namun maukah kalian menerimaku? Aku akan berusaha semampuku untuk bisa berteman dengan kalian.” Ruang kelas terdiam. Ini baik-baik saja. Ia tidak ingin marah karena komentar sarkas dan malah mempermalukan dirinya. Secara khusus, ia bisa mengerti rasa marah yang ada pada murid tersebut. Kon mengambang diudara, menatap tuannya dengan heran, dan ekspresi murid kelas yang mengelilingi Harutora juga sama. “Uh, itu……” murid laki-laki yang dimintakan maaf oleh Harutora tergagap, tidak tahu bagaimana harus merespon. Atmosfer hening yang aneh pun mengisi. Perempuan yang pertama kali mengajak Harutora berbicara memecahkan keheningan. Berkata dengan riang: “……Kau selalu membicarakan orang lain, tapi bukankah kau yang tidak bisa mengontrol shikigami sederhana yang dibuat sensei pada tes praktik sebelumnya? Kau tidak mungkin bisa menggunakan shikigami pelindung, bukan?” “Di-diamlah.. aku tidak menggunakan seluruh kemampuanku waktu itu! Dan juga metode tersebut berbeda dengan pengendalian otomatis!” “Kau berkata demikian, tapi aku ingat kau kelelahan saat itu.” “Bukankah memang seperti itu pada awalnya! Dan bukankah kau juga tidak mampu berdiri untuk sesaat!” Murid laki-laki itu membalas setelah murid perempuan tersebut selesai bicara. Atmosfer pun sedikit santai karena ini. Harutora merasa bahwa yang seharusnya diselamatkan adalah dirinya dibandingkan dengan laki-laki yang sedang dicandai oleh seluruh kelas. “Ngo-ngomong-ngomong, Tsuchimikado. Kau sebaiknya mengerti bahwa aku tidak kuasa melihatmu atau pertandingan kemarin!” Murid laki-laki tersebut kembali berkata dengan arogan, mengucapkankan kata kasar kembali, namun nada sinis dari sebelumnya tidak lagi terdengar. Harutora tersenyum. “Akan kuingat itu, dan juga, kau bisa memanggilku Harutora.” “…………” Murid laki-laki tersebut memalingkan wajahnya, menjawab dengan ber’hmph’ ria. Harutora tidak membenci cara akrab seperti itu. Ia tidak ingin memaksakan dirinya untuk berteman dengan semuanya, atau dengan percaya dirinya mampu melakukan seperti itu. Meskipun jika orang-orang berpikir bahwa dirinya menyebalkan, ia lebih memilih untuk mengatakan secara jelas didepan orang tersebut dibandingkan dengan menggosipinya dibelakang. Harutora berbalik, berterima kasih pada gadis yang telah menyelamatkannya dengan matanya. “Benar, aku masih tidak mengetahui nama-nama semuanya, jadi bisakah kalian mengambil kesempatan ini untuk memberitahukanku? Tak apa jika semuanya hanya memanggilku Harutora.” “Okay, jadi Tsucchi?” “Kau tidak mendengarkanku sama sekali.” Senyum getir Harutora membuat suasana kelas kembali ria. Tenma memulai dengan memperkenalkan dirinya kemballi, dan murid lainnya pun turut serta mengikutinya. Murid laki-laki yang ada dibelakang kelas pun hanya bisa ‘tch’ melihat keadaan tersebut, namun ujung-ujung mulutnya sedikit terangkat. Kejadian baru telah muncul diruang kelas. Kon melihat tak mengerti dengan suasana yang ada didepannya, seolah-olah mereka telah lupa akan dirinya. Tidak, bukan hanya Kon, ada seseorang juga— “……Aku tidak mengira perkembangan macam ini akan muncul.” Kalimat yang tiba-tiba membuat Natsume mengerang terkejut, dan dirinya terlalu sibuk dengan segera mengembalikan suara asalnya untuk menyembunyikan suara tinggi nan melengkingnya. “To-touji……” “Hmph, akan lebih baik jika perkembangan seperti ini dilakukan olehnya dengan sengaja…… Namun ia hanya mengikuti arus tanpa merencanakannya sama sekali, jadi orang-orang yang tidak bisa berbuat seperti itu akan terlihat cemburu setelah melihatnya…” Berkata demikian, Touji melirik Natsume. “…Bukankah begitu?” “O…… Omong kosong macam apa yang kau katakan……” Natsume menjawab dengan bisikan pelan, memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Touji. Namun, tatapan mengelaknya justru malah terarah ke Harutora. Saat ini Harutora telah menjadi pusat perhatian orang-orang kelas, dan Natsume jelas menunjukan keterkejutan dan rasa kesal dimatanya sebgaimana ia melihat Harutora. ‘Berbicara secara logika’, orang-orang tersebut telah menjadi teman kelasnya selama setengah tahun, dan ‘berbicara secara logika’, Harutora adalah pemuda dari keluarga cabang yang telah ia kenal sejak kecil. Kedua sisi adalah orang-orang yang ia kenal, namun mereka telah menjadi teman dengan dirinya yang tidak bisa turut serta didalamnya. Natsume menatap dalam diam, dan hanya ini yang dapat ia lakukan. Wajahnya secara diam tersakiti, dan khawatir pun muncul diwajah Touji ketika ia melihat Natsume. “……Jangan memaksakan dirimu.” “Aku, aku tidak memaksakan diriku! Kenapa kau jadi terus membual sejak tadi?!” Natsume dengan cemas mengerang, dengan jelas memaksakan dirinya. Touji hanya menggedik bahu, tidak peduli. Lalu— “Begitu, maafkan aku. Sebenarnya, aku memilki teman baik yang bertengkar dengan orang bodoh itu musim panas ini karena dia yang terlalu memaksakan diri, dan berakhir dengan menjadi sebuah momen terakhir diantara keduanya.” “…...!” Natsume terkejut dan menoleh ke arah Touji. Touji melihat dari belakang Harutora dan yang lainnya, tatapannya sedikit nostalgik, dan senyum mencela diri tidak seperti yang biasa ia tunjukan pun muncul. “Itu adalah pengalaman yang menggetirkan untukku, dan aku tidak ingin melihat itu terulang lagi.” “…………” Natsume menundukan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa, tubuhnya kaku dari seragamnya. Tatapannya kaku dan keras kepala. Natsume yang malu seperti ini terlihat seperti hanya seorang gadis biasa dimatanya karena Touji tahu identitas Natsume yang sebenarnya. Dalam diam ia mendesah, menaikan satu alisnya. Lalu, tatapannya berubah menuju pintu masuk kelas. Kurahashi Kyouko berjalan memasuki kelas. Kyouko terlihat jelas terkejut dengan adegan yang ada diruang kelas, dan setelah mengerti akan situasinya, ia menunjukan tatapan terkejut. Touji hampir tertawaa. Mungkin Harutora merasa tertekan dan tidak tahu bagaimana menghadapi orang tersebut, namun dimata Touji, emosinya terlihat jelas terpancar diwajahnya dan cukup mudah untuk dimengerti. “……Aku mungkin harus segera bertindak.” Touji bergumam pelan. Harutora akan terlihat tidak senang jika ia mendengar kalimatnya. Karena setiap kali Touji merencanakan idenya yang berbelit-belit, nadanya selalu bergairah.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information