Editing
Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Kedua
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===▶Hari Pertama <D> Ruangan Utama=== Daiya mungkin memang ingin menghentikan [Perebutan Kerajaan]. "Kalau kau tidak ingin mati dari awal, kalian semua sebaiknya tunjukkan [kelas] kalian." Ia yang membuat permintaan itu. Kalau kita mengungkapkannya sekarang, ia tidak bisa bohong. [Kelas] yang seharusnya keluar darinya adalah [Penyihir], yang memiliki kemampuan membunuh. "...apakah itu kesimpulan yang kamu dapat setelah berbicara dengan Hoshino-kun?" Kaichou memecah keheningannya. "Ya. Aku tidak berniat mengikuti permainan ini." "Itu memang baik, tapi aku tidak yakin itu ide bagus, ya, 'kan? Karena, sebut saja—" "Untuk informasimu saja: kalau ada orang yang tidak menerima usulan ini, aku akan menyimpulkan kalau orang itu ingin mengikuti [Perebutan Kerajaan]." "Jangan seenaknya mengatakan itu!" "Seenaknya? Tapi menurutku hanya aku yang bisa memilih anggapanku sendiri terhadap itu." Kaichou mengerutkan dahinya. "T-Tapi, Iroha. Jujur, aku juga ingin meminta hal itu." "...yah, aku punya perasaan kamu akan begini dari waktu [Pertemuan Rahasia]." Kaichou melihat pada kami semua dan bertanya, "Apa menurut kalian itu ide bagus? Kalau ada yang keberatan, silahkan." Tidak ada yang bersuara. Aku mengira Kamiuchi-kun akan keberatan karena itu permintaan Daiya, tapi mungkin ia tetap diam karena Yuuri-san telah setuju. "Hah... Serius? Yah, kurasa aku tidak bisa jadi satu-satunya yang menolak..." "Jadi kita akan mengungkapkan [kelas] kita, 'kan?" "Ya, ya." Setelah Kaichou menyerah, Daiya memberikan kami selembar kertas dari buku catatannya yang ada di dalam kantong kecilnya. "Tulis [kelas]-mu di sana. Hanya ada satu pulpen jadi oper setelah menulisnya. Jangan sampai ada orang lain yang melihat, jadi tidak akan ada yang bisa curang. Kalau sudah selesai, langsung balikkan. Akan dibalikkan lagi setelah kuberikan tandanya." Daiya menulisnya pertama, lalu Maria, aku, Kaichou, Yuuri-san dan Kamiuchi-kun diikuti oleh instruksinya lalu menulis. Enam kertas yang ditelungkupkan ada di atas meja. "Oke, balikkan!" Semuanya membalikkan memonya. Aku membaca [kelas] yang tertulis di setiap lembarnya. Maria «Si Kembar». Kaichou sang «Raja». Yuuri-san sang «Pangeran». Kamiuchi-kun sang «Ksatria». Dan Daiya— aku mengira ia menipuku, tapi ia menulis «Penyihir» seperti yang ia katakan padaku. "...Hoshino-kun si [Revolusioner], ya. ...Hah, aku lega sekarang. Aku khawatir kalau itu Kamiuchi-kun." "Hei Kaichou, apa maksudmu?!" "Aah, yah, maksudnya seperti yang kukatakan tadi?" Kamiuchi tersenyum dengan pahit, "Uhee..." "Jadi bagaimana, Kaichou-sama? Perkembangan ini cukup meyakinkan, 'kan?" "...iya, sih. Cukup meyakainkan selama Hoshino-kun tidak diam-diam berubah jadi gila." "...apa-apaan itu..." Aku mengerutkan bibirku, tapi jawabanku diabaikan Daiya, "Juga, aku punya satu permintaan lagi. Aku akan mengambil semua pisau yang diberikan pada kalian. Itu tidak akan mencegah kekerasan, tapi jauh lebih baik daripada tidak melakukannya." "Jangan bilang kau ingin semua pisaunya untukmu sendiri? Kalau iya, maka aku menolaknya. Terlalu bahaya kalau kau satu-satunya pemilik kekuatan, Senpai." "Hmph, kalau begitu simpan saja di kamar seseorang selain milikku." Kaichou memotongnya, "Kurasa kamar Yuuri atau Hoshino-kun akan lebih baik? Yah, aku tidak peduli yang mana, jadi terserah kalian, kalian berdua." "Hah?" "Eh?" Kami mengeluarkan suara di saat yang bersamaan dan saling bertukar pandangan saat nama kami tiba-tiba disebutkan. "Ah, silahkan saja, Hoshino-san." "Ah, tidak, silahkan, kamu saja, Yuuri-san." "Aku tidak ingin..." "Aku juga tidak." "Akan lebih baik jika kamu yang menyimpan pisaunya..." "Aku akan lebih tenang kalau kamu yang menyimpannya, Yuuri-san." "Tapi..." "Kamu hanya perlu menyimpannya." "Tapi sama juga dengan—" "Oke, oke, Yuuri saja." Kaichou memotong percakapan kami sembari menepukkan tangannya dan memilih berdasarkan kemauannya sendiri. "I-Irohaa~" "Berisik, sudah diputuskan! Oke, besok bawa pisau kalian di blok <B>. Yuuri akan menyimpannya, ya? Jadi, kalian senang sekarang?" "Belum." Tindakkan Daiya membuat Kaichou mendesah. "Oke, oke, jadi harus seperti apa, wahai Kaisar?" Daiya mengabaikan sarkasme Kaichou dan melanjutkan, "Dengan begini, [Perebutan Kerajaan] akan berhenti untuk beberapa waktu. Tetapi, tujuan kita bukan hanya menghentikannya, tapi juga keluar darinya. Ini masih hanya persetujuan sementara. Kalau keadaannya berubah, ini tidak akan selamanya bertahan." "Benar juga, sih. Jadi apa saranmu? Apa kamu punya informasi penting lagi?" "<u>Aku tau cara keluar dari permainan ini.</u>" Bukan hanya Kaichou, tapi semua orang terkejut. ...Daiya, jangan bilang— "<u>Kita hanya perlu menghancurkan 'kotak'-nya</u>." Tepat seperti yang kutakutkan. Daiya menerima keberadaan 'kotak' di depan semua orang. <u>Dalam kondisi di mana ia adalah tersangkanya.</u>. "'Kotak' yang Otonashi Maria katakan benar adanya. Kalau kau tidak percaya, bayangkan saja 'kotak' ini adalah gambaran dari hal yang membawa kita ke dalam sini. Intinya, untuk mencapai tujuan kita, 'kotak' ini harus dihancurkan. Kita bisa melakukannya dengan membunuh si 'pemilik'." "Tapi bukankah Otonashi-san berkata kalau kamu adalah si 'pemilik' itu?" "......aku menarik kata-kataku." Maria memotong perkataan mereka dan berkata dengan serius. "Oomine adalah yang paling dicurigai - itu masih belum berubah. Tapi aku berkesimpulan kalau masih terlalu cepat untuk membuang kemungkinan lain. Pertama, itu yang kurasakan saat [Pertemuan Rahasia], dan kedua, permintaan Oomine, tanpa diragukan lagi, mencegah kematian seseorang. ...jadi, aku tidak yakin kalau ia adalah si 'pemilik'." Kaichou memegangi kepalanya tanpa menyembunyikan kebingungannya terhadap jawaban positif Maria. Baik Maria maupun aku tidak tau apakah Daiya benar atau tidak. Kami belum tau rencana Daiya. Tapi yang benar adalah bahwa [Perebutan Kerajaan] disebabkan oleh 'kotak'. Hanya kalau mereka percaya itu, aku yakin [Perebutan Kerajaan] tidak akan berlangsung. Jadi, kita bisa bersatu dan mencari sebuah solu— "<u>Jangan bodoh</u>!" Pemikiran optimisku dihentikan dengan tiba-tiba. Kami semua menatap Kamiuchi yang bicara. "Kenapa kau menganggapnya serius, Kaichou? Hal itu tidak perlu, asli!" "...kenapa?" Pertanyaan dari Kaichou membuat Kamiuchi-kun menyeringai dan mengatakan, "Maksudku — <u>mereka bertiga sudah saling berkonspirasi, 'kan?</u>?" Lalu aku — jadi tak bisa bergerak. Wajah hangatnya menghilang dari wajahnya. Malah, tidak berekspresi, memancarkan kebengisan. "Ini... Jebakan. Ya, sebuah jebakan. Tentu kita tidak tau manusia macam apa 'pemilik' itu, 'kan? Itu artinya, kalau kita mencari si 'pemilik' kita harus mendengarkan mereka bertiga, dan mencari mereka berdasarkan penjelasannya. Kau tau maksudnya?" Kamiuchi-kun menunjukkan senyuman kecil dan berkata, "Mereka bisa — <u>membuat seseorang bertingkah seperti 'pemilik' yang akan kita bunuh</u>." Apa— Apa maksudnya...? "Kita tidak ingin membunuh si 'pemilik'—" "—<u>Tutup mulutmu!</u>" Sebuah teriakkan. Memberikan pengaruh luar biasa. Aku langsung menyadarinya; orang itu — berbeda. Ia hidup di dunia yang berbeda. Dan dunianya — terdapat kekerasan. Tidak ada yang bisa berkomentar. Yang memecahkan kesunyian ini hanya suara desahan panjang Kamiuchi-kun. Setelah bernafas beberapa kali, ekspresinya kembali seperti biasa. Tapi aku tidak tenang hanya dengan ekspresi itu, tidak seperti sebelumnya. "<u>Kita tidak bisa percaya keberadaan 'kotak' itu, 'kan, Yuuri-chan</u>?" Aku mendengar Yuuri-san menarik nafas. Ia memaksanya mengiyakan. Sebuah penolakan tidak akan diterima. "......Aku..." Mendapat kekuasaan palsu untuk menghancurkan kami dengan membuatnya mengangguk. Itu tujuannya. Jadi, itu akan selesai setelah Yuuri-san mengangguk. Tapi untuk Yuuri-san itu mustahil. Mustahil untuk gadis lugu sepertinya bisa menahan Kamiuchi yang seperti ini. Yuuri-san melirik padaku dengan matanya yang berkaca-kaca, tapi ia langsung memindahkan pandangannya. Dengan bibir yang gemetaran, dia menggumam, "......ya, aku tidak percaya." Aah, selesai... Fikirku, tapi— "......Tapi," Dia melanjutkan, "Aku rasa kita bisa percaya Hoshino-san. Jadi, aku...tidak terima kalau ia akan menjebak kita." Dia tidak bisa menerimanya. Dia jelas-jelas mengatakannya. Dia mengatakannya dengan gemetaran, dengan rasa takut, tapi dia bisa melawan pendapat Kamiuchi-kun. Dia melindungiku. Dia menunduk, kedua tangannya berada di depan dadanya, dia bernafas dengan cepat - mungkin itu caranya mengumpulkan keberaniannya. Kamiuchi-kun terlihat terkejut akan bantahannya dan menatapnya dengan mata yang melebar. Lalu ia melirik padaku dengan tatapan yang tajam. Aku menelan ludahku karena aku merasa seperti seorang kriminal di depan hakim. "Yah, aku rasa Hoshino-senpai bukan orang jahat juga." Dengan begitu, wajah kebenciannya menghilang. ...Apa kami berhasil...? Yuuri-san mengangkat kepalanya dan melihatku. Wajahnya menjadi tenang dan memberikanku senyuman. Berkat keberanian Yuuri-san, kita mendapat harapan untuk menjaga kedamaian. Daiya, Kaichou, Kamiuchi-kun dan Maria kembali ke kamar mereka. Saat aku akan memasuki pintunya, Yuuri-san mengambi tanganku. "Ada apa?" Aku merasakan sesuatu saatku menanyainya—Tangannya gemetaran. "...Aku takut." Dia berbisik padaku tanpa mengangkat wajahnya. "Ia...menakutkan." "Ya... Umm... Kamu sangat membantu, Yuuri-san. Terima kasih." Aku mencoba membuatnya nyaman dengan sebuah senyuman, tapi rasa takut tidak meninggalkan wajahnya. "[Pertemuan Rahasia]-nya." "...eh?" "Aku takut... Di [Pertemuan Rahasia] dengannya." Yuuri-san menjadi sangat pucat seperti pertama kali kami bertemu. "J-Jangan khawatir! Maksudku, Kamiuchi-kun suka kamu, jadi—" "—itu kenapa aku takut!!" Dia menaikkan kepalanya dan hampir berteriak sebelum kembali melihat ke tanah. Mungkin dia tidak suka suara kerasnya. "M-Maaf, aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman." "M-Mhm..." Apa maksudnya? [Pertemuan Rahasia] - akan terjadi dalam kamar seperti dalam penjara. Karena Kamiuchi-kun menyukainya, aku tidak yakin ia akan membunuh— "Ah..." Aku sadar. Aku menyadari ketakutannya. Setelah tau aku menyadarinya, dia menggenggam tanganku dengan kencang. "......aku serius, tau." "Eh?" "Aku yakin kita bisa percaya kamu, bukan hanya untuk menenangkan Kamiuchi-san." Dia makin gemetaran. Karena khawatir, aku melihat wajahnya yang jatuh. "Aku takut... Aku takut...!" Dia menangis. Sial, apa yang harus kulakukan? Karena kurasa berfikir seperti itu tidak ada manfaatnya, aku membalas tekanan dari tangannya yang gemetaran. Yuuri-san meletakkan tangan kirinya di atas tanganku juga dan menggenggamku dengan kuat. "Ah—" Lagi. Lagi-lagi. Aku mengingatnya lagi. Aku mengingat «Yanagi Nana» dengan lebih jelas daripada saatku dengar nama keluarga Yuuri-san. Malah, itu terasa aneh; kenapa aku bisa lupa? Padahal belum dua tahun, aku belum mengingat keberadaannya belakangan ini. Aku lupa tentangnya seperti itu memang tidak pernah terjadi. Jangan bilang keinginan yang kusimpan sejak aku mengkhianatinya, «Aku ingin melupakan Yanagi Nana», dikabulkan? Benar — <u>dengan melukiskannya di keseharianku</u>. «Malah, keanehan dari dirimu telah ada bahkan sebelum kau menyentuh 'kotak'.» —pasti tidak ada hubungannya dengan itu. Pasti. "...maaf, Hoshino-san, aku minta maaf...aku mungkin egois sekarang, tapi maaf, aku langsung percaya padamu. Jadi—" Dia bicara. <u>Yanagi-san berbicara</u>, "Jadi, tolong— jangan khianati aku." Matanya yang berkaca-kaca... Mengingatkan cinta pertamaku untuk suatu alasan. Jadi, di saat kufikir mereka mirip, aku mengatakannya. "Tidak akan. Aku tidak akan mengkhianatimu lagi, «Yanagi-san»!"
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information