Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-5=== Clangǃ Sebuah sendok memukul alat makan di atas meja. Setelah kami selesai melihat Rumi kembali dengan hening ke kelompoknya, dengan ekspresi setengah-pasrah terpampang di wajahnya, kami segera kembali ke kemah kami sendiri. Kentang pada kari yang terus dijaga Hiratsuka-sensei telah berpadu dengan baik, dan aroma yang membangkitkan selera membumbung dari panci kemah kami. Di dekat dapur terpasang sebuah meja kayu yang dipenuhi piring, dilengkapi dengan sepasang bangku panjang. Kami mulai mencari tempat untuk duduk. Yukinoshita yang pertama duduk. Tanpa ragu dia memilih tempat duduk di ujung bangku. Selanjutnya Komachi. Tentu saja, dia duduk di sebelah Yukinoshita, dan Yuigahama mengikutinya. Kemudian, mengejutkannya, diikuti Ebina-san, selagi Miura duduk di ujung yang satu lagi. Kupikir Miura pasti ingin duduk di tengah-tengah, tapi ternyata tidak, huh. Setelah itu para lelaki memilih tempat duduknya. Tobe memosisikan dirinya di depan Miura. Yah, orang itu memang kelihatan seperti dia sedang menjaganya. Di sampingnya duduk Hayama. Karena aku akan duduk di sebelah orang yang toh tidak akan kuhiraukan, rencanaku adalah untuk menunggu sampai semua orang memilih tempat duduk mereka. Dipikir-pikir lagi, setiap kali dilakukan pembentukan kelompok, aku akan selalu menunggu sampai terakhir. Kamu tahu bagaimana diriku itu. Aku itu seorang pria berhati lapang yang merelakan giliranku atas rasa kedermawanan dalam jiwaku. Kelihatannya orang yang duduk di samping Hayama itu antara aku, Totsuka atau Hiratsuka-sensei. “Um…” Totsuka melihat ke arah Hiratsuka-sensei dan aku, terlihat berpikir masak-masak mengenai bagaimana sebaiknya dia bertindak. “H‐Hachiman, kamu ingin duduk di mana?” “Dimana saja terserah. Aku belakangan saja.” “Menyimpan yang terbaik untuk belakangan – sesuatu semacam itu?” tanya Totsuka. “Er, bukan begitu juga…” Sebenarnya itu cuma situasi yang di luar kendaliku yang diam-diam menyelubungiku, tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemikiran bebas <ref> [https://id.wikipedia.org/wiki/Pemikiran_bebas Info lebih lanjut] </ref> atau sebuah prinsip pribadi. “Simpan yang terbaik untuk belakangan… begitu yaǃ Aku paham sekarang. Aku sudah paham sekarang… Ternyata begitu ya,” gugam Hiratsuka‐sensei dengan pelan, ekspresinya syok seakan dia baru saja mendapatkan wahyu. Dia bereaksi terlalu sensitif pada kata ‘terakhir’… seseorang tolong nikahi dia, demi Tuhan. “Meh, Terserah saja aku duduk dimana…” kataku. “Kamu duduk dimana, Totsuka?” “Aku tidak keberatan duduk di sampingmu.” Aku terdiam. Totsuka baru saja mengucapkan sesuatu yang sangat tidak masuk akal, jadi aku perlu beberapa saat untuk bereaksi. Totsuka menekankan tangannya pada mulutnya seakan dia baru saja menyadari maksud tersirat dari apa yang baru saja diucapkannya. “I-itu jadi terdengar agak aneh. Maksudku, kita sibuk menyiapkan makan siang dan berbincang dengan anak-anak, jadi kita tidak mendapat kesempatan untuk berbicara, itu saja…” dia menambahkan penjelasannya, walaupun inti dari apa yang dia ucapkan tetap tidak berubah. Malahan, itu terasa lebih mesra dari sebelumnya. “Yah, baiklah. Mari kita duduk.” Didorong rasa malu dan sejumlah besar rasa canggung, aku mendorong punggung Totsuka, mengajaknya duduk. Sialan, kenapa punggung lelaki ini harus begitu ramping? Dia begitu ringan sampai dia tidak membuat perlawanan apapun ketika aku mendorongnya. “Oke, aku akan duduk di sini.” Totsuka dengan semangat mengisyaratkanku untuk datang dari bawah meja dimana tidak ada orang yang dapat melihatnya. “…ah.” Setelah memastikan mataku tidak menipuku, aku duduk di sampingnya. Mulutku ternganga, jadi aku berpura-pura menahan kuap dengan satu tangan. “Baiklah, mari kita mulai makan?” Akhirnya, Hiratsuka-sensei duduk di ujung bangku di sampingku. Atas kata-katanya, semua orang menepuk tangan mereka dengan pelan dan berkata, “Itadakimasu.” Sekarang setelah aku memikirkannya, aku merasa sudah cukup lama semenjak terakhir kali aku makan bersama dengan begitu banyak orang yang berkumpul di satu tempat. Walaupun paling lama pun baru dua tahun yang lalu, itu terasa seakan sudah begitu lama sekali. “Ini seperti makan siang di sekolah,” bisik Totsuka dengan diam-diam pada telingaku, seakan dia merasakan hal yang sama sepertiku. “Mm, dan menunya pun kari.” aku menuturkan jawaban standar, gemetaran karena begitu dekatnya kami dibanding biasanya. “Laki-laki suka sekali kari. Mereka begitu heboh waktu menunya ada kari,” kata Yuigahama dengan nada nostalgia. Kelihatannya kami memiliki kenangan yang sama mengenai makan siang sekolah, kari dan anak laki-laki yang ribut sewaktu SD dan SMP. Begitulah kejadiannya di sekolahku. “Ya, ya. Dan kalau orang yang mendapat tugas makan siang menjatuhkan panci karinya, dia akan dicaci habis-habisan.” Tobe tertawa selagi dia memasukkan kari ke dalam mulutnya. “Iya sekali, pak!” “Tahu tidak, kemudian, orang yang bertugas makan siang itu akan dicaci di dalam kelas, dan karena kari itu dia harus memakai jas putih dan pergi ke kelas lain membagikan sisa karinya, tapi hanya karena karinya dicuri oleh salah satu kelas yang lain, guru yang sedang berpatroli menegurnya dan dia jadi begitu sedihnya sampai dia meneteskan beberapa tetes air mata di lorong, tapi yang paling buruk dari semuanya noda di jasnya tidak mau lepas jadi giliran selanjutnya untuk tugas makan siang, semua orang berkata, 'jasnya bau kari (haha)' dan julukannya menjadi Kareishu <ref> Kareishu artinya bau orang tua. Itu menjadi salah satu keprihatinan di antara orang Jepang. </ref> Hal semacam itu juga terjadi.” “Tidak, itu tidak terjadi…” kata Yuigahama. “Kenapa ceritanya begitu mendetail…? Pengalaman pribadi?” tanya Yukinoshita. Tangan mereka, yang masih sedang memegangi sendok mereka, berhenti di tengah jalan. “Noda itu benar-benar tidak mau hilang jadi aku super khawatir sekali…” kata Komachi. Masuklah mode Semua Orang Merasa Kasihan pada Hikigaya. Berkat keheningan yang muncul, aku dapat dengan mudahnya mendengar jangkrik lonceng <ref> bell cricket / Suzumushi / Meloimorpha japonicus </ref> berdecit dengan riang. Hayama terbatuk pelan dalam usahanya untuk menghangatkan suasananya. “Yah, semua laki-laki suka kari jadi aku rasa mereka pasti geram. Ada juga hari Jeli Gandum.” Sial, ini menjadi benar-benar nostalgik. Jelly misterius itu memiliki rasa yang unik, hampir seperti Milo. Pak, itu benar-benar enak sekali. Tidak ada orang yang bermimpi untuk bolos hari itu. Hayama meneruskan. “Aku menanyai temanku yang tinggal di perfektur lain, tapi kelihatannya Jelly Gandum cuma disajikan pada menu makan siang sekolah di Chiba.” “Huh?!” “Sungguh?!” “A-Apa itu benar?” Yuigahama, Miura dan Komachi tidak dapat menahan keterkejutan mereka. “Hei hei, bukankah itu biasanya simbol kesialan di tempat yang tidak dianggap perfektur?” Aku nyaris kehilangan harapan terhadap seluruh Jepang. Bahkan Ebina‐san terdiam. Semua orang di sana mulai heboh, berbicara dengan penuh minat. Pengetahuan umum Chiba dari Hayama membuat sensasi. Namun, kamu tidak bisa menjulukinya sang Chibapedia hanya dari pengetahuan selevel itu saja. Semua orang boleh-boleh saja kalahǃ Hanya aku yang tidak berniat kalah ketika berbicara soal Chibaǃ “Kalian tahu tidak? Miso kacang polong hanya disajikan pada menu makan siang di Chiba?” “Ya, aku tahu.” “Siapa yang tidak?” “Maksudku, cuma orang dari Chiba yang menyantapnya di rumah.” Reaksi semua orang terlampau dingin. Juga, aku baru tahu keluarga Nyonya Miura rutin menyantap miso kacang polong di rumah. Kami tidak memakannya di rumah kami, sialan.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information