Editing
HEAVY OBJECT:Volume 2 Bagian 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 6=== Quenser dan Heivia berjalan dengan susah payah di atas pematang bersalju ini. Setelah perjalan lama, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan mereka. Pasukan yang membentuk formasi cincin mengepung seluruh area itu dari seluruh sisi dengan jarak cukup dekat untuk mengatasi kalau-kalau mereka berhadap dengan musuh, rekan mereka dapat segera memberikan batuan dari rute lain. Saat salah seorang rekan mereka melambaikan tangan di seberang pematang puih itu, Quenser membalasnya dengan melambaikan tangannya. “Kau tahu, rasanya sangat melegakan kalau bisa melihat salah satu dari kita di dekat kita.” “Kau bodoh! Masih ada cara lain kalau kau ingin menyapa mereka!! Melambaikan tanganmu seperti itu sama saja memberikan tanda asap kalau kau ada di sini!! Kita baru saja membunuh beberapa dari mereka, jadi mereka semua pasti berjaga-jaga!!” Pasukan yang diseberang itu juga sepertinya mendapatkan peringatan yang sama, jadi mereka semua menundukkan kepala mereka dan menarik pandangan mereka ke tanah. Heivia bergetar dan napasnya memutih di udara saat dia berkata, “Aku sudah merasa sangat cukup di Antartika. Di sini sangat dingin!! Aku kira selatan khatulistiwa seharusnya lebih hangat karena menjelang musim panas!! Aku seperti tidak bisa merasakan kalau pemanasan global sedang terjadi sekarang! Di sini sangat dingin!!” “Itu karena kau tidak tahu berapa suhu rata-rata di sini. Paling tidak, aku tidak mau berjalan di malam hari di Antartika.” Saat mereka saling bergumam, sebuah transmisi radio masuk ke dalam radio mereka. Yang berbicara itu adalah sang putri dan dia sedang menunggu di Laut Ross dengan Baby Magnum. “Dengan semua suhu panas yang berkumpul di sekelilingku, aku terbakar di sini. Aku ingin hal ini cepat selesai. Quenser, apa kau bermain-main dengan pendingin udara di ruang perawatan?” “Sial, suara tuan putri terdengar seperti dia sangat menikmati yang dia miliki.” “Ahh, di sini panas sekali. Tidak ada yang bisa melihat, jadi aku rasa aku harus melepas pakaian ketatku ini. Aku ragu kalau sekarang akan ada pertarungan gerak cepat di tempat ini.” “Apa kau mencoba menaikkan suhu tubuh kami dengan membuat kami berimajinasi?” “?” Saat Quenser terheran-heran, Heivia sepertinya kehilangan seluruh motivasinya. “Aku ingin memperjelas posisi kita saat ini,” gertaknya. “Kita adalah tentara yang dilatih untuk melindungi wilayah di sekeliling markas. Kita tidak disiapkan untuk misi khusus di mana kita harus maju untuk menyerang garis pertahanan teroris.” “Huh? Apa ada jenis-jenis lain dari pasukan infanteri?” “Oh, ayolah. Ini bukan sesuatu yang ingin kudengar dari seseorang yang selalu berada di garis depan! Paling tidak, kau harus tahu bahwa pekerjaanmu sangat berbeda dengan pekerjaan yang kami kerjakan!!” “Kau sepertinya sangat lelah, Heivia. Aku memang hanya seorang mahasiswa magang, tapi mereka yang ada di markas adalah tentara, sama sepertimu.” “Kita mungkin memanggil mereka dengan sebutan tentara, tapi kami tentara yang berlainan pekerjaan. Beberapa pergi ke akademi militer dan yang lain menjalani kursus kilat. Tergantung dari wilayah militer mana yang ingin kau tuju, rutenya juga tidak sama. Sebagian besar yang memilih belajar di akademi militer membutuhkan waktu lama untuk lulus. Tidak banyak yang menjalani kursus kilat selama 6 bulan seperti aku.” “Bukannya mereka yang belajar dua kali lipat lebih lama darimu itu lebih kuat?” “Quenser, apa kau pikir mereka yang hanya belajar di bangku kuliah selama setahun lebih kuat dari seseorang yang merangkak di rawa-rawa selama 6 bulan? Dan juga, kebanyakan orang harus mengulang dua kali masa kursus sebelum bisa lulus dari tempat itu. Yang bisa benar-benar lolos selama 6 bulan itu sangat jarang.” “Dengan kata lain tempat itu seperti tempat bermain jika dibandingkan dengan masa-masa ketika kita harus berlarian dengan senjata di pundak kita,” potong Froleytia. Dengan caranya ia menyusun apa yang ingin dia utarakan, Froleytia terdengar seperti wanita tua, tapi umurnya hanya 18 tahun. Quenser kemudian berpikir sudah berapa kali dia pergi ke medan perang. “Omong-omong, kenapa kau pergi ke tempat kursus yang berawa-rawa, Heivia?” Tanya Quenser. “Ahn?” Mereka berdua begitu tenang namun bukan karena mereka baru saja memenangkan baku tembak yang baru saja terjadi dan sedang memastikan bahwa tidak ada musuh lagi di dekat atau depan mereka; bukan juga menunda-nunda untuk pergi ke medan selanjutnya, tapi Quenser dan Heivia malah mengobrol. “Well, kau bangsawan, ‘kan? Kau pasti punya kursus spesial yang diterima khusus bagi kaum bangsawan dan membuatmu langsung menjadi Letnan Dua setelah kau lulus.” “Oh, itu pasti akademi militer. Bahkan orang sipil biasa bisa mendapatkan pangkat setinggi itu setelah lulus. Kalau pangkatmu sudah setingkat Jendral, yang ada hanya bangsawan saja, tapi kalau warga sipil mau bekerja keras, mereka bisa saja mendapatkan pangkat setinggi Brigadir Jendral.” “Jadi kenapa kau memilih memulainya dari Perwira Satu?” “Ada banyak alasan. Yang pertama untuk menaikkan status keluargaku, aku harus menunjukkan bahwa aku mampu melindungi markas dan mendukung bangsa dan negaraku di garis depan daripada duduk di garis aman sambil membaca berita perang lewat koran.” “Tapi sekarang kau hanya malas-malasan,” tambah Froleytia. “Well, aku tidak akan memberitahu mereka kalau aku bermalas-malasan di sini. Dan juga, ‘mendukung negara dan bangsaku di garis depan’ itu bukan berarti aku harus melawan Object satu lawan satu di medan perang yang dikuasai oleh Object. Aku tidak akan pernah mengira kalau aku akan dikirim di tengah-tengah benua Antartika.” “Menjadi bangsawan itu ternyata merepotkan. Setiap kali aku mendengar hal yang merepotkan seperti itu, aku rasa aku lebih baik menjadi warga biasa,” kata Quenser. “Aku akan lebih hati-hati kalau menjadi warga biasa. Bahkan ketika keanggotaan di Parlemen sudah cukup terbuka akhir-akhir ini, bangsawan tetap memiliki kontrol yang cukup kuat di pemerintahan. Kalau kau tidak khawatir suaramu akan terdengar di dalam Parlemen, kesempatanmu untuk didengar oleh anggota Parlemen juga kecil,’kan?” “Politik itu menyebalkan. Selama ada orang yang menjalankannya, aku tidak terlalu peduli.” “Benarkah? Aku rasa itulah yang disebut Apatisme Kependudukan.” Saat mereka saling berbicara dengan perlahan, tiba-tiba mereka berhenti berbicara. Dibalik bukit rendah itu adalah Gunung Erebus. Quenser dan Heivia bersembunyi di salah satu tumpukan salju dan memeriksa wilayah itu dengan teropong dan sebuah pembidik senapan dengan hati-hati. Namun, markas itu cukup besar. Salju yang tertiup oleh angin membuat wilayah ini tidak mudah terlihat. Dari sudut pandang lensa teropong mereka, yang terlihat di depan mereka hanyalah sebuah gundukan tipis yang terhampar di atas pematang salju yang sangat luas. Hampir sama dengan gerbang yang membuka jalan menuju gunung, sebuah bangunan kotak dibangun di tengah hamparan dan gundukan salju. Kemungkinan itu adalah observatorium nirawak milik Kerajaan Legitimasi yang sudah tidak digunakan lagi. Di pematang salju di dekatnya, ada sebuah tabung setebal 80 cm dan panjangnya 9 meter di tiap sisi. Tidak hanya dua atau tiga. Itu dipasang dengan jarak tertentu dan ada 50 tabung seperti itu sepanjang beberapa kilometer ke belakang. Quenser dan Heivia pun terlihat kebingungan. “(Seharusnya, posisi laser penarget rudal udara yang menjatuhkan pesawat kita itu ada di dekat sini.)” “(Ke mana teroris yang lain? Jangan bilang kalau mereka kedinginan dan pergi dari tempat ini.)” “Kalau mereka menghangatkan diri di dalam observatorium itu, kita bisa saja langsung menyerang mereka, tapi sepertinya apa yang kalian harapkan itu tidak akan terjadi. Malah sebaliknya,” kata komandan mereka, Froleytia. “Kenapa?” “Kita diperintahkan untuk mencari teroris itu bahkan jika mereka tidak lagi ada di sini. Kita harus terus mencari mereka di setiap butiran salju yang ada di benua ini. Bahkan jika teroris itu telah pergi dari Antartika, kita harus terus mencari sampai kita mendapatkan kepastian.” “Serius nih? Hei, Quenser, ayo kita cek observatorium nirawak itu. Kalau kita membiarkan mereka pergi, kita bisa mati kedinginan di sini. Cepat, cepat, ayo kita selesaikan ini secepat mungkin agar kita bisa menikmati selimut dan penghangat di markas.” “Tidak, Heivia. Kalau kau terlalu terburu-buru, kepalamu bisa ditembus oleh peluru musuh.” Setelah mereka selesai beradu mulut dengan suara parau, Quenser dan Heivia merangkak perlahan di atas salju. Ia menangkap pergerakan prajurit lain yang bergerak ke arah yang sama dengan dirinya. Mereka adalah prajurit Kerajaan Legitimasi, sama seperti Quenser dan Heivia, dan mereka semua memiliki tujuan yang sama. Mereka ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini, namun mereka dipenuhi rasa penasaran tentang apa isi tabung besar itu. Sambil berpikir apa yang mereka ingin utarakan, Heivia berkata, “Di era dimana pertarungan Object setinggi 50 meter sering terjadi, prajurit kerdil seperti kita ini akan terlihat sangat bodoh saat menembak satu sama lain. Tidak peduli strategi apa yang kita gunakan, mereka tidak akan bisa menang selama ada Object sang putri yang menunggu di Laut Ross. Mereka semua itu seharusnya menyerah saja. Mati untuk hal konyol seperti ini terdengar bodoh.” “Hei, Heivia. Selama ini aku selalu penasaran,” kata Quenser saat dia melihat sekitar dengan perut yang menempel di salju. Mereka sudah merangkak sekitar satu kilometer melewati salju ini. “Coba pikir, kau tahu apa fungsi tabung yang mengitari observatorium itu?” “Ahn? Bukannya itu hanya antena yang digunakan oleh observatorium? Mereka mungkin menaruhnya seperti itu karena angin yang terlalu kuat,” kata Heivia dengan ringan, tapi dia sama tidak memiliki keyakinan saat mengatakannya. Dan kemudian Quenser mendapatkan jawabannya lewat sumber lain. Tabung setebal 80 cm, dan panjang 9 meter itu memiliki sebuah formasi; membentuk sebuah pola dengan menuju pada sebuah titik. Sebuah baterai raksasa yang ditopang oleh plat dengan titik gravitasi rendah tiba-tiba saja muncul di tengah rute yang ditempuh Quenser dan Heivia. “...Hah?” Untuk sebenar, Quenser dan Heivia tidak bisa lagi bergerak seperti yang mereka inginkan. Bahkan saat mereka saling melihat satu sama lain, mereka tidak mampu menjelaskan apa yang terlihat di depan mereka. Mereka sudah pernah melihat hal itu sebelumnya. Mereka tahu bahwa benda itu sedang menunjuk ke arah mereka. Itu adalah. Suku cadang yang digunakan sebagai senjata sebuah Object. Meriam sebanyak 50 buah itu membentuk sebuah garis sebaris yang cukup panjang dan semuanya mengarah kepada Quenser dan prajurit lainnnya. “Oooouuuucccchhhhh!?” Quenser dan Heivia sadar dengan apa yang ada di depan mereka, mereka berteriak, dan mereka dengan cepat berguling ke arah gundukan salju yang lebih tebal secepat dan sebisa mereka. Segera setelah itu, meriam itu meraung. Sepertinya yang dipasang di situ adalah sebuah railgun. Gelombang ledakan yang diakibatkan oleh dentuman proyektil railgun meledak secara beruntun dan membuat tubuh Quenser terbang ke udara. Beberapa detik kemudian, dia jatuh ke bawah dan menghantam salju yang cukup keras kemudian berguling, tapi kali ini bukan karena dia ingin melakukan itu. Meriam itu tidak mengenai dirinya. Jika saja ia terkena serangan itu, tubuhnya mungkin sudah hancur berkeping-keping. Tubuh kecilnya seperti diremukkan oleh gelombang ledakan yang diciptakan oleh dentuman proyektil itu. Namun, semua itu tidak membuatnya berhenti bernapas. “Gh...bh!?” Dia mendorong perutnya ke belakang sehingga punggungnya membentuk huruf U dan akhirnya dia berhasil menghirup udara. Sepertinya tembakan itu meleset karena suhu udara di tempat ini cukup dingin untuk membekukan jangkar meriam itu. Namun, panas yang dihasilkan oleh motornya akan dengan cepat melelehkannya. Keajaiban seperti ini tidak akan terjadi dua kali dalam sehari. (Aku akan terbunuh!?) Berdiri di situ juga akan membunuhnya, tapi pematang datar ini juga tidak memberikannya tempat untuk berlindung. Musuh sudah memancing mereka ke sini untuk sebuah alasan. (Brengsek. Kenapa mereka memiliki railgun?! Padahal mereka menggunakan rudal untuk menjatuhkan pesawat Kerajaan Legitimasi!!) Quenser tidak tahu harus berpikir apa. Saat dia panik, dia mendengar suara Heivia memanggilnya. “Quenser!! Cepat turun ke sini!!” Dia tidak tahu apa yang dia maksudkan, tapi dia segera menyadarinya ketika dia melihat sebuah retakan besar mulai terbuka di bumi. Gelombang pertama serangan itu membuka sebuah retakan besar di atas tanah. Lebarnya sebesar 1 meter. Heivia sudah memanjat turun dan berlindung di balik parit darurat itu dan mengeluarkan kepalanya sedikit untuk memanggil Quenser. Quenser segera berguling dan menjatuhkan dirinya ke situ. Saat dia jatuh, railgun itu memulai serangan gelombang kedua. Efek dari serangan itu membuat sebuah adegan layaknya sebuah serangan bom dari langit, dan oksigen seperti ditarik keluar dari paru-paru Quenser bahkan ketika ia berada di dalam parit. Heivia menyadarinya dan mendekatinya. “Sial, ini bukan guyonan lagi. Teroris itu memiliki puluhan suku cadang senjata Object. Apakah mereka berniat menggunakan meriam itu untuk strategi anti-tank seperti perang zaman dahulu!?” “Apa yang kau bilang tadi?” “Waktu aku masih di akademi, aku mendapat pelajaran sejarah tentang strategi perang klasik. Posisi bertempur ketika kau memancing musuh ke dalam posisi yang kau inginkan dan menyerang mereka dari semua sisi, hal itu sering digunakan saat perang zaman dahulu. Saat itu, mereka menggunakan senapan anti-tank, tapi semua benda itu pasti sudah tidak ada. Sial!! Bukankah ini terlalu sulit bagi prajurit sekelas kita!?” Quenser berpikir berapa banyak rekan mereka yang selamat dengan memasuki parit ini. Dia berharap mereka semua berhasil selamat dan tidak terbunuh di tempat ini. Heivia bersandar di dinding parit ini dan bertanya, “Apa kau tahu hal terburuk saat ini, Quenser?” “Um, karena meriam Object itu dapat menembak dari semua sisi walau hanya suku cadang?” “Bukan,” kata Heivia dengan alisnya yang penuh dengan keringat. “Kalau mereka menggunakan meriam Object, berarti mereka juga memiliki reaktor yang bisa memberikan suplai tenaga yang cukup.” “Tunggu, kau ingin bilang...” “Aku tidak tahu apakah mereka benar-benar teroris!! Mereka memiliki Object!! Mereka memiliki Object tersembunyi di sini dan dengan menggunakan kabel tenaga raksasa mereka bisa menembakkan railgun sesuka mereka. Bahkan kalau kita berhasil kabur dari sini, ada Object musuh yang menghalangi kita!!” Mendengar hal itu dari orang lain membuat Quenser begitu gugup dan lemas. Senjata raksasa yang dikenal dengan nama Object memiliki armor yang cukup tebal untuk menahan serangan nuklir sekalipun, dan reaktornya memiliki tenaga yang jauh lebih banyak daripada reaktor nuklir. Mereka menggunakan tenaga listrik sebesar itu untuk serangan laser beruntun atau bahkan meriam plasma berstabilitas rendah. Hanya Object lain yang dapat menahan serangan sebesar itu. Tidak peduli sekeras apa prajurit kerdil seperti mereka berusaha, hampir mustahil menahan serangan sebesar itu. Namun... “Heivia. Maaf, tapi kita tidak memiliki waktu untuk menjelaskan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. “Ahn?” “Lihat ke bawah!! Gelombang serangan itu membuat retakannya membesar! Kalau begini terus kita bisa jatuh ke bawah dan tidak akan bisa naik ke atas lagi!!” Heivia melihat ke arah sepatu bootnya dan kemudian ia merasa syok. Retakan itu membesar, dan semakin melebar setiap detiknya. Namun, merangkak ke luar di saat seperti ini akan membunuh mereka dengan singkat. Mereka akan mati jika tidak melakukan apapun dan juga akan mati jika mereka melakukan sesuatu. Jika mereka tidak memecahkan masalah ini, mereka akan terbunuh. “Apa yang harus kita lakukan sekarang, Quenser? Meriam itu seperti tumpukan logam yang mau menerkam kita. Senjataku tidak akan mampu menembus kulit luarnya!!” “Yeah, dan aku tidak memiliki Hand Axe yang cukup untuk meledakan tiap meriam itu. Bahkan aku tidak memiliki ide untuk mendekati meriam itu.” “Apakah kita bisa memecahkan es di bawah teroris itu?” “Sepertinya tidak, mereka berada di atas tanah solid. Dan bahkan jika kita bisa meledakannya, kita akan terjebak di bawah es selamanya.” Dengan penjelasan itu, Quenser mengganti frekuensi radionya. Dia sedang menghubungi tuan putri yang menunggu di atas Object yang mengapung di Laut Ross. “Memanggil Baby Magnum. Apa kau tahu posisi kami? Apa kau bisa menghancurkan meriam Object ini dari situ?” “Gunungnya menghalangi, jadi aku tidak bisa menembaknya. Aku bisa menembakkan coilgun dengan garis parabola kalau kau mau.” “Berapa besar akurasinya?” “Sekitar 50/50. Aku bisa meledakan mereka dengan bom karpet, tapi kau juga akan terkena ledakannya.” Meriam utama milik Baby Magnum didesain untuk serangan langsung ke titik lemah Object lawan daripada serangan jarak jauh. Dengan angin yang cukup kuat saat ini, jangkauan tembakannya akan berkurang karena akurasinya yang lemah. Sementara itu, railgun musuh sudah menyerang sebanyak tiga hingga empat gelombang serangan dan menggetarkan tanah di kaki Quenser dan Heivia. Musuh sepertinya tahu kalau mereka bersembunyi di balik parit darurat ini dan mencoba menghancurkan parit ini sekalian. Quenser mengernyit saat getaran itu sampai ke telinganya, tapi dia segera mengangkat kepalanya. “Baby Magnum! Apakah seranganmu masih bisa mengenai tempat ini bahkan jika tidak akurat!?” “I-iya. Aku bisa, tapi...” “Aku akan berikan intruksinya kepadamu sekarang!! Gunakan koordinat 000212 sebagai basisnya, target adalah W-11, J-18, G-26, M-19, L-27, B-20, dan R-12!! Bahkan dengan angin yang kuat, kau harusnya bisa menghindari friendly fire dengan margin error plus atau minus 5! Kirim serangan bom karpet coilgun ke sini! Sekarang!!” “Aku rasa serangan itu tidak akan melukai musuh.” “Lakukan saja!! Seranganmu akan menyelesaikan semuanya!!” “?” Tuan putri tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Quenser, tapi sepertinya tuan putri pun tahu bahwa ini adalah situasi darurat dan setiap detik nyawa dipertaruhkan di sini. Bahkan tanpa penjelasan, dia mengikuti semua instruksi itu. Sebuah suara keras bergaung di seluruh wilayah. Karena mereka berada pada posisi di antara gunung, suara itu terdengar seperti suara dentuman keras di udara. Coilgun milik Baby Magnum seharusnya menembak dengan kecepatan suara, tapi saat ini ia menembakkan peluru dengan kecepatan yang lebih rendah (maka dari itu kekuatannya juga) supaya proyektil bisa jatuh tepat di arah yang diinginkan. Untuk sesaat, suara itu baru terdengar ketika proyektil itu menghantam tanah. Namun, tidak ada waktu untuk terkagum atas hal ini. Quenser meraih tepian retakan ini dengan kedua tangan dan berteriak kepada semua rekan-rekannya yang ada di situ lewat radio. “Bertahan!! Retakannya mungkin akan melebar dan runtuh!!” “Hei, apa sebenarnya yang kau lakukan!?” Heivia melakukan apa yang diperintahkan kepadanya dengan agak kesal, tapi tidak ada waktu untuk meminta penjelasan. Coilgun itu menghujani semua yang ada di situ. Massa logam itu tanpa ampun menusuk tanah solid yang ada di situ dan menimbulkan getaran seperti gempa bumi. Proyektil itu memiliki berat 1 ton dan menancap ke dalam tanah sedalam 1 meter. Ia jatuh seperti hujan dari ketinggian 3800 meter, jadi tidak bisa dibayangkan seberapa besar energi kinetik yang ada di dalamnya. Dengan suara ledakan, salju dan es beterbangan di udara dan jatuh kembali ke tanah seperti longsor. Quenser sudah berpegangan dengan cukup erat, tapi tangannya hampir terselip di ujung pegangannya. Namun, dia tidak bisa lagi merasakan kakinya. Gelombang ledakan membuat retakan itu melebar dan tanah tempat dia berdiri pun ikut menghilang. Satu-satunya tanah solid yang ada di Antartika pun pecah seperti gelas yang retak. “Sial!! Tidak peduli musuh atau sekutu, meriam Object benar-benar mengerikan!! Kau seharusnya melihat retakan ini dari satelit!” kata Heivia yang kesal saat dia berusaha keras untuk mengangkat kakinya di ujung retakan ini. “Hei, Quenser. Aku tidak suka permintaanmu yang tadi! Jujur saja, aku berharap kalau ledakan ini paling tidak bisa mengusir para teroris itu dari sin—” Dia kemudian tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia sudah melihatnya. Selongsong raksasa itu memiliki berat berton-ton dan menghujani tanah dari ketinggian yang cukup tinggi. Selongsong itu menghantam satu-satunya bagian tanah solid di Antartika, gelombang ledakan menyebar ke seluruh arah, dan longsor pun terjadi di gunung salju yang paling dekat dengan mereka. Namun, 50 meriam itu sama sekali tidak terkena dampak dari serangan brutal ini. Mereka tertutupi oleh salju dan es yang beterbangan akibat ledakan, tapi sepertinya tidak cukup kuat untuk membuat senjata itu tidak lagi berfungsi. “Brengsek!!” Tenggorokannya pun mengering. Merangkak di dalam celah ini juga akan membuat mereka hancur berkeping-keping. Namun, mereka tidak bisa bersembunyi di kerak ini karena tembakan meriam Object tadi membuat celah ini membesar dan membuat tanah di sini menjadi seperti bukit. Quenser kemudian memanjat keluar dari celah itu dan berteriak, “Ayo panjat saja!!” “Apa kau tahu apa yang baru saja kau katakan!?” “Kalau kau tidak melakukannya, kau akan mati!!” Quenser sudah berada di atas retakan itu dan berteriak tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya dia inginkan. Dia kemudian menggunakan radio untuk meminta semua orang melakukan hal yang sama. Heivia tidak yakin apa yang harus ia lakukan sekarang, tapi dinding retakan ini telah menjadi seperti lereng bukit dan tidak ada pijakan untuk kakinya. Jika dia kehilangan kekuatan genggamannya dia pasti akan jatuh ke tanah dan mati. Dia akhirnya memutuskan untuk merangkak naik pada setengah perjalanan menuju ke atas dan memanjat jarak yang tersisa dengan sedikit putus asa. Tentu saja, tidak terhitung berapa banyak railgun dan coilgun yang mengarah pada mereka. Mereka bukan makhluk dengan kekuatan luar biasa yang bisa menghindari serangan seperti itu. “Sial!!” Tahu bawa hal ini percuma, Heivia mengangkat senapannya. Tapi Quenser berkata, “Tidak apa-apa.” Heivia ingin menjawab, “Bagaimana mungkin ini baik-baik saja?” tapi musuh sudah membuat gerakan pertama mereka. Suara yang begitu menggelegar akibat tembakan railgun terperangkap di telinga Heivia dan membuat degup jantungnya begitu kencang. Satu tembakan saja dari senjata itu cukup untuk menghancurkan kapal tempur menjadi dua. Heivia hampir menutup matanya, tapi kemudian apa yang terjadi berikutnya sama sekali di luar hasil perkiraannya. “...Hah?” Heivia melihat dengan tatapan kosong dengan apa yang terjadi di depannya. Dia memang merasakan sakit. Namun, itu hanya karena serangan gelombang kejut yang dihasilkan oleh ledakannya. Jika proryektil itu mengenainya, dia pasti mati. Tembakan railgun itu tidak mengenai mereka. Malahan meriam railgun itu terlempar pada arah yang berlawanan. Dan tidak hanya itu saja. Beberapa meriam kehilangan kekuatannya dan terdorong akibat tembakan yang terlampau kuat, yang lain pun runtuh ke samping, dan beberapa yang lain meluncur ke atas seperti roket. Puluhan railgun itu runtuh seperti layar domino yang belum selesai untuk runtuh. Kepala Heivia penuh dengan pertanyaan. “A-apa? Apa yang baru saja terjadi?” “Aku yakin kalau jangkar yang ditanam di bawah tanah itu tidak lagi mampu untuk menyokong railgun itu.” “?” “Lebih jelasnya, retakan tanah inilah yang menghancurkan itu. Bukan meriam Baby Magnum.” Quenser berdiri dari posisi berbaringnya. “Railgun dan laser yang digunakan oleh Object didesain untuk bisa dipasang ke dalam tubuh seberat 200.000 ton. Saat ditembakan, gelombang kejut dan gelombang panas tersebar ke seluruh arah. Meriam-meriam ini tidak digunakkan untuk melindungi markas karena friendly fire dari mereka sama bahayanya dengan serangan musuh.” “Lalu apa hubungannya dengan ini?” “Saat diletakkan di tanah, kekuatan yang dihasilkan oleh meriam ini sangat besar dan gelombang kejut yang dihasilkan akan menghancurkan railgun itu sendiri. Mereka harus menanam jangkar sedalam 10 meter untuk menjaga keseimbangan dan menahan gelombang kejut yang dihasilkan. Tapi...” “Tembakan meriam tuan putri menghancurkan tanah itu sendiri...” “Jangkarnya tidak bisa lagi berfungsi. Tembakan pertama tadi juga tidak mengenai kita karena meriam itu miring dan bergetar. Setelah itu, kita tinggal melihat mereka seperti anak kecil yang menembakan magnum dengan satu tangan. Senjata itu akan melukai anak itu. Sementara menghindari area tembak railgun yang runtuh itu, kita harus menghancurkan kabel tenaganya. Beberapa dari mereka mungkin masih berfungsi.” “Kalau begitu kita harus mencari siapa orang yang mengendalikan mereka.” “Aku rasa aku punya ide.” Quenser menggunkan dagunya untuk menunjuk observatorium nirawak milik Kerajaan Legitimasi yang terlihat begitu penuh dengan kehidupan. Sepertinya musuh yang mengendalikan meriam-meriam ini menggunakan penghangat yang ada di dalam observatorium. Satu-satunya tempat mereka bersantai sudah hancur, jadi mereka tentu saja panik. “Ayo kita cari tempat yang lebih baik sebelum mereka menembak lagi,” kata Quenser saat dia menepuk pundak Heivia. “Saat pertempuran sesungguhnya terjadi, aku tidak akan berguna lagi, jadi kau yang akan memimpin kali ini, Heivia.”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information