Editing
No Game No Life:Volume 5 Bagian 1
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Part 6=== “Hei, Azra…el?” Sora memutuskan untuk memanggil Azrael, namun malah membeku sekejap. - Kemungkinan karena dia harus mengubah pemandangan di Serikat Timur atau hal-hal yang dia ketahui menjadi kenyataan. Dia mirip sekali dengan hikikomoris Jepang yang Sora tahu - yang mana termasuk Sora dan Shiro sendiri - benar-benar seperti itu, dia terpendam dalam benda seperti kotatsu, dengan kepalanya ditutupi dalam selimut, memandang ke arah sebuah proyektor (televisi) yang cuma bergambar semut – “…Apakah hal itu-nyan…? Apakah ada sesuatu yang sangat penting sampai-sampai kamu harus mengganggu seseorang yang tak bergunia sepertiku ini-nyan?” Menghabiskan tenaga saja - Azrael membuat sekitarnya terlihat gelap dan suram dalam usahanya untuk menonjolkan kesedihan. Berhadapan dengan kemampuan aktingnya yang sangat berlebihan, bukannya Sora merasa kagum, setelah itu dia berbicara dengan muka datar: “- Ah~ em, kamu tahu mengenai Sang Ratu Sairens yang berhibernasi kan?” “Nyaaaaa…si idiot itu dulu dipengaruhi oleh dongeng dan mendorong dua ras termasuk dirinya sendiri pada ambang kepunahan dalam jangka satu generasi, bahkan membuat sebuah kerang tidak dapat berkata-kata? Semua orang tahu-nyan~…” Azrael menjawab dibawah selimutnya. - Sambil melihat ke arah halo-nya yang berputar-putar di sekitar atas selimut, Sora melanjutkan sambil mengalami perasaan yang tak terdeskripsikan: “Y-ya, itu dia, kami mencari catatan kondisinya yang dia atur sebelum memulai game-nya.” “…Jika itu yang kamu mau, Jii-chan juga tahu-nyan! Itu adalah 「Dia akan terus berhibernasi sepanjang dia belum jatuh cinta」-nyan.” “Ya, tapi – itu palsu.” Mendengar perkataannya, mata Azrael terbuka dengan pandangan tajam, sepertinya lupa akan akting depresi sebelumnya. “Oh! Itukah mengapa semua orang kalah-nyan? Jadi apa kondisi sebenarnya-nyan?” - Kawan itu ternyata adalah seorang Flügel saja. “Itulah yang ingin aku ketahui, jadi aku mencari semua catatan yang ada dari orang-orang yang telah mencoba game itu bersamanya, dan perkataan terperinci yang dikatakan para pemain untuk perbandingan.” “Oh~….” Azrael memandang kosong sebentar, setelah itu dia menjawab dengan dingin: “Mengenai itu, jika kamu mencari catatan, catatan-catatan tersebut diletakkan di tempat tertentu di suatu tempat, carilah sendiri, dan aku akan menginformasikanmu lagi jika kamu sudah punya tujuan jelas.” Tapi – tidak dapat disangkal, dia berbeda dengan Jibril. “Ya, tapi terdapat terlalu banyak buku, dan kita tidak punya waktu, jadi dimanakah tempat semua catatan mengenai itu –“ “Aku tidak tahu sama sekali-nyan! Ahahahahaha~” … “Karena 《Hukum Kesetaraan》-nyan~ Setelah meminjamkan buku-buku tersebut berkali-kali, bahkan akupun tidak tahu dimana mereka-nyan~♪” “Kamu mengerti sekarang? Master, inilah tepatnya mengapa aku meninggalkan kampung halamanku.” Kemungkinan karena dia telah lupa bahwa dia seharusnya berakting depresi, Azrael tertawa terbahak-bahak sembari Jibril benar-benar serius. “…Karna kamu semua hidup untuk mengoleksi buku, kamu seharusnya menyimpan mereka dengan baik…” “Hmm? Itu keliru-nyan, tujuan kita adalah untuk mengoleksi 「Pengetahuan」, 「Buku」 bukanlah apa-apa untuk kita-nyan. Aku bahkan berpikir bahwa sepanjang kita bisa menghafalkan isi dari buku, membuang mereka tidak masalah; namun karena orang-orang yang belum membacanya akan marah, kita tidak melakukannya-nyan~” “Kamu mengerti sekarang? Master, inilah tepatnya! Alasan mengapa aku meninggalkan kampung halamanku.” Jibirl menyenyumkan senyum yang mengindikasikan dia akan segera menyerang disaat dia menjelaskan pada Sora sekali lagi. - Sora sekarang mengerti, dia hanya fokus pada 「Pengetahuan」- 「Untuk apa yang dimaksud」…Sora tidak dapat menahan tertawanya, bagaimanapun dia tidak akan repot-repot menjelaskannya, malahan dia bertanya pada Azrael: “Jadi, apa yang harus kulakukan?” “Hmm~ biarkan saja orang-orang yang bertanggung-jawab untuk mencarinya untuk kalian! Ada beberapa lainnya yang terlalu berpikiran tertutup seperti Jii-chan, jadi sepanjang kalian menginginkannya, kamu seharusnya bisa mendapatkan semuanya-nyan~” “Mm, jadi aku akan menyerahkannya pada –“ “Suasana hatiku sedang tidak baik-nyan~” Terlihat berharap untuk terlihat menyedihkan sekali lagi, Azrael berbicara sambil mengubur dirinya dalam selimut sekali lagi: “Aku bisa membiarkan mainan imouto-manisku untuk berkeliaran kemanapun, tapi aku tidak punya kewajiban untuk mengurusi kalian semua. Aku tidak punya keuntungan dengan menjadi rekanmu, dan bahkan Jii-chan memanggilku seorang idiot, jadi sekarang aku sangat depresi-nyan~” Sora berlahan memberikan teleponnya. “Bahkan jika aku menunjukkan video Jibril mandi?” “----------Tidak.” “Jika kamu setuju sekarang juga, Aku akan mengabulkan penawaran mengenai dia memanggilmu 「Nee-san」?” “---------------------------T…idak setuju.” Azrael membalas sambil berkeringat deras, seperti dia sedang menghadapi pertempuran mati-matian dengan sesuatu. Dia mengeluarkan kata-katanya sambil terengah-engah, seakan-akan sedang dalam latihan yang brutal. “A-aku sangat~~ tersakiti sekarang-nyan – sesuatu seperti itu… ah, bukan, Aku tidak mengabaikan Jii-chan seakan seperti sesuatu dibawahku-nyan! Hanya saja bahwa aku terlalu tersakiti, jadi aku butuh sesuatu yang lebih dari itu – um, kamu seharusnya tahu…apa yang kumaksud kan?” Cheh – Sora menggerutu tanpa suara. Dia melihat bahwa diantara bualan dan kebohongan Azrael - hanya kecintaannya pada Jibril yang nyata, yang mana alasan mengapa dia memainkan kartu jokernya tapi tidak berhasil. Jika begini terus, tindakannya akan terbatas. Berhadapan dengan lawan semacam Flügel? Dimana lawan memiliki keunggulan dalam game yang masih tidak mereka kenali? - Sungguh sebuah lelucon. “- Sejujurnya, aku tidak peduli apa yang terjadi pada kalian. jadi jika para ikan bego, anjing kampung kudisan dan monyet bodtak ingin punah, ya silahkan, paling-paling kita hanya akan mendapatkan beberapa buku lagi mendeskripsikan kejatuhan mereka-nyan. Untukku, itu menguntungkan-nyan.” Pandangannya jatuh pada Sora. “Untuk seseorang yang abadi sepertiku…orang-orang sepertimu yang mati dalam sekejap mata bahkan tidak layak untuk nilai dari sebuah 「Dongeng」. Kamu ingin aku untuk membantu? Mengapa aku harus melakukannya-nyan?” - Tapi dia tidak dapat membiarkan dia memiliki keunggulan, jika dia melakukannya semua akan selesai. Jika Azreal bersikeras bermain permainan psikologis - aku siap. “Jadi begitu kamu sebenarnya, yang karena itu aku katakan kamu tidak berguna, dapatkah kamu cuma mendeteksi ejekankuy? 「Orang mati」.” Sora membalas dengan tekad bulat tapi diwaktu yang sama dengan bangga - dan mendengar perkataannya, ekspresi Azrael berubah. “Sebuah alat dipakai oleh tidak seorangpun, sebuah boneka yang tak berharga, Aku mengnggap bahwa sungguh hidup yang nikmat kehidupanmu disana.” “-…” “Tidak masalah, karena saat kita menguasai dunia, orang-orang seperti pasti akan mengatakan hal seperti 「Mohon ijinkan aku untuk bergabung」 kan? Sebab kamu semua hanya tahu bagaimana untuk mengikuti saja kemana angin berhembus. Jibril, kita akan pikirkan sendiri jalannya, jadi mari cari temanmu satu per satu –“ Sora berdiri dan berbalik untuk pergi. “…Kamu berani untuk berargumen denganku, jangan bilang kamu sekarang kabur?” - Dia menangkap umpannya, Sora tersenyum pada dirinya. “Argumen? Hah! Hanya yang setara yang dapat berargumen satu dengan yang lain.” “Oh… Aku tidak terpikir bahwa kamu menjadi begitu sadar-diri mengenai hal itu, kamu paling tidak layak untuk mendapatkan pujian.” “- Yang berada di ranking bawah adalah kamu tentunya, apakah kamu bangun di sisi kasur yang salah hari ini? Otak udang.” “….Sangat bagus-nyan, siapa yang takut siapa-nyan.” Setelah itu dia mengangkat tangannya dan mengumumkan. “「Bunuh dan jarah semua hal yang kamu inginkan, untuk itu adalah kesetaraan pada firman surga」-nyan!” … -…Mendengar perkataannya yang terlampau kasar, Sora dan Shiro menutup-setengah mata mereka. “…Kata-kata macam apakah itu?” “Ah, Masters, itu adalah sebuah ungkapan Flügel jadi tidak masalah jika kamu tidak tahu.” “Tidak, bukan itu yang aku maksud.” “Bukan sebuah argumen – tapi kita akan bermain sebuah game-nyan, hanya itu saja –“ Mengabaikan percakapan Sora dan Jibril, Azrael menjentikkan jarinya. “「Kita semua」 akan bermain bersama dengan teman-teman Jii-chan yang kamu cari, jadi kamu bisa meminta bantuan mereka.” - Dalam sekejap. Semua orang yang hadir di-''teleport'' denga kekuatan yang bahkan Jibril tidak dapat tolak. Dan apa yang mereka lihat setelah pemandangan berganti adalah – - Sebuah spanduk panjang bertuliskan ‘{{furigana|「」|Kuuhaku}} Pertemuan Penggemar, Tandatangan dan Jabat Tangan’. Tak terhitung Flügel sedang menyiapkan tempat – “…Kita ditipu -!!” Hampir seratus tatapan jatuh pada mereka bersamaan, Sora langsung mengerti. - Dia hanya berpura-pura terprovokasi - yang artinya, Sora telah kalah dalam departemen permainan psikologi. Namun, dibandingkan dengan ini tatapan tersebut nyaris membuat Sora dan Shiro pingsang. Bagaimanapun - pertanyaan tersebut terpatri dalam pikirannya yang membuatnya tetap tersadar. Itu adalah kartu yang tidak seorangpun dari mereka bisa mengiranya. Meskipun karna Sora sudah menutup telinganya dan bersiap untuk pingsang, ida tidak mendengar sedikitpun. Itu kemungkinan adalah suara teriakan perempuan meminta pertolongan, dan suara itu menutupi seluruh area seperti sebuah ledakan. Dibawah tatapan-tatapan yang super banyak, Sora bertanya dengan suara bergetar: “Hei, Jibril, apa…ini? Apa ini-aaaaahhhhh!” Sora menjerit memeluk panik Shiro yang matanya sudah berputar keatas menjadi hanya putih, sembari Jibril bertepuk tangan satu kali dan menjawab: “Ah, Aku lupa, supaya mereka sepatakan dengan Serikat Timur, Aku mengambil 「Kitab (Diari Observasi)」 milik Master dan memberikanya pada mereka, supaya mempercepat penyebaran informasi –“ Jibril terkikik dan melanjutkan: “Aku bahkan memberi mereka voucher tandatangan, voucher jabat tangan dan voucher menginap gratis, jangan lupa semua jenis dan barang-barang spesial bagai-mimpi –“ “Jangan gunakan metode kotor macam itu!! Seperti itu bahkan jika pembeli berulang meningkat, kecepatan penetrasi pembeli tidak akan meningkat, kan!?” “…Jadi begitu, Aku ingin mengatakan bahwa kita akan menjual sejumlah besar salinan tapi sepertinya hanya terdapat sejumlah kecil orang disini, jadi itulah alasannya. Lain kali aku akan memikirkan metode yang jauh lebih menguntungkan - atau cara yang lebih efisein untuk menyebarkan informasi. Wajah Jibril penuh tekad, dan dia memulai mati-matian menulis sesuatu di buku catatannya, bagaimanapun Sora melanjutkan: “Tunggu sebentar Jibril! Kamu harus melaporkan padaku saat kamu melakukan hal seperti ini!!” - Tidak heran Azrael mengetahui sejumlah besar informasi yang mencurigakan mengenai mereka. Tapi karena alasan untuk itu adalah karena kawannya sendiri, bagaimana mereka bisa menang dengan permainan psikologi mereka? Agar jelas, ratusan Flügel yang hadir disana, semua adalah 「Penggemar」 Sora dan Shiro. Melihat ke arah mereka sekali lagi, Sora nyaris pingsan lagi, namun Jibril tersenyum - “Tidak masalah, Masters, kamu sudah menang kali ini.” “Huh? Apa?” - Jibril berbicara sambil memandang tajam ke arah Azrael. “<nowiki>~~~~~~~~~~~~~~</nowiki>” “<nowiki>~~~~~~~~~~</nowiki>~” “<nowiki>~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~</nowiki>” “<nowiki>~~~~~~~~</nowiki>” - Itu kemungkinan adalah bahasa Flügel. Mereka berdua sedang bercakap-cakap dalam bahasa yang Sora dan Shiro tidak bisa mengerti. Namun karena suatu alasan - Aula tersebut dipenuh oleh teriakan pertolongan wanita sejak tadi… Suasana tiba-tiba berubah, dan apa yang menggantikan adalah sunyi senyap. “- Um~ Jibril-san? Perasaanku tidak enak mengenai hal ini, apa yang kalian bicarakan?” “Ah, maaf Master, kita sudah selesai berbicara jadi aku akan mengatakan padamu sekarang.” Jibril berbalik arah. “Seperti apa yang dibilang Azrael-senpai tadi, kami akan merekrut bantuan orang-orang ini untuk mencari informasi kita.” Jibril berbicara dengan senyum di wajahnya pada Sora dan Shiro yang gemetar. “Intinya, kita hanya harus mengalahkan mereka semua dalam sebuah game ♪” “Jibril, apakah kamu tahu berapa besar usaha yang harus dilakukan hanya untuk mengalahkanmu saja – siapa yang dapat mengalahkan segerombolan besar Flügel?” “…Gemetar.” Mereka berdua dari awalnya demophobia dan antropophobia… Tidak perlu disebutkan bahwa mereka harus menghadapi hampir seratus Flügel dalam Shiritori Termaterialisasi, sehingga mereka jelas-jelas tidak akan dapat bertahan hidup. Hanya memikirkannya saja - membuat wajah Sora dan Shiro pucat pasi. “Bukan, itu berarti 「Mengalahkan mereka semua sekaligus」, untungnya permintaan lawan tidaklah seberapa besar.” “Yap, kamu hanya perlu bermain melawan semuja orang disini-nyan.” “Jika kamu menang, semua orang kaan membantumu mengumpulkan buku yang kamu cari. Jika kamu kalah, aku akan membiarkan Masters memilih apakah Masters menginginkan acara tandatangan atau jabat angan. Itu adalah kondisi yang kami atur sebelumnya.” Sial – Aula telah dipenuhi oleh teriakan bantuan wanita sekali lagi, dan Sora dan Shiro sedang diambang pingsan. “Jibril…kamu ingin kami mati…?” “…Jibril…kami…percaya kamu…” Si bersaudara bergemetar terus menerus seperti kijang baru lahir. “Santai saja – Masters tidak akan kalah, dan –“ Jibril melirik ke arah Azrael. Azrael menepuk tangannya satu kali. “Kita tidak mungkin bermain Shiritori dengan orang sebanyak ini, jadi mari bermain - 「{{furigana|Darumasan ga Koronda|Patungan}}」<ref>TL note : lebih lengkapnya [http://en.wikipedia.org/wiki/Statues_(game) disini] </ref>.” “- Jibril, ijinkan aku bertanya padamu sekali lagi – kami ingin kita mati?” “…Gemetar.” Bermain patuan melawan Flügel? Mereka bisa terbang dan ''teleport'' sesuka hati, jadi jika ada tempat yang diluar jangkauan mereka… Hal itu mengacu pada 「Alam Barzah」. Selagi Azrael menghentikan barisan pemikirannya. “Tapi versi normal dari patungan terlalu membosankan-nyan, jadi –“ “Berhubungan dengan kodrat para Flügel – kita akan memakai 「Permainan Kata」 untuk dimainkan.” Jibril mengangkat tangan saat dia mengatakan ini. Pada tangannya yang terangkat, seperti pusaran - Empat puluh enam karakter tergambarkan dari sinar yang muncul. Sora mengenali karakter-karakter tersebut - itu adalah empat puluh enam - katakana. Jibril melemparkan karakter tersebut pada Azrael. “Hmm~? Apakah itu huruf-huruf duniamu? Apakah ada konsonan?” Azrael memikirkan dengan dalam karakter itu, kemudia mulai menggerakkan tangannya dalam pola rumit. - Walaupun Sora tidak dapat mendeteksi sihir, tanah mulai bergetar seperti ada sesuatu yang mengangkat dari bawah tanah, jadi mereka menebak bahwa ada sihir yang luar biasa diaktifkan. “Oke, Aku selesai-nyan, jadi mari kita mulai-nyan?” Setelah dia mengatakan ini, katakana - empat puluh enam karakter dari ア (a) sampai ン (n), di tangan Azrael – berubah menjadi cahaya… Dan mereka terpecah bersamaan, secara otomatis mendistribusikan mereka sendiri diantara seratusan cewek Flügel. Setelah memastikan bahwa semua karakter telah diserahkan, Azrael kemudian berkata: “Aturannya mudah, Aku hanya harus memindahkan karakter dari tempat tertentu pada setiap perempuan yang hadir.” - Empat puluh enam karakter, dan dengan partisipan yang hampir seratus, tidak mungkin mengetahui siapa yang memiliki karakter apa. “ Game-nya adalah Patungan, untuk kemudahan aku secara khusus melarang penggunaan ''teleport'' dalam game.” - Setelah itu… “Jika kalian tertangkap oleh anak-anak ini kamu kalah, dan jika kamu berhasil menghidari mereka selama satu jam kamu menang.” “Sepanjang kamu menyentuh karakter yang berubah - itu jika kamu berhasil melakukannya tanpa tertangkap, karakter akan berpindah ke Masters.” Jibril berbicara dengan senyum di wajahnya seolah seperti melanjutkan penjelasan Azrael. Setelah selesai, dia melemparkan dua karakter ke arah Azrael. “Disaat karakter digabungkan, mereka menjadi 「Roh Kata」.” Azrael mengangkat tangannya sebagai contoh, dan dua huruf - 「コ (ko) 」 dan 「タ (ta) 」, mulai berputar-putar di pergelangannya, dan dia berkata: “Setelah kamu menyentuh 「Roh Kata」, arti dari kata akan menjadi kenyataan – tidak peduli apakah itu sebuah konsep atau objek, kamu bahkan bisa mengubah bentuknya sesuka hati.” “”Oh.”” Sesaat saja setelah dia mengatakan itu, Sora dan Shiro - melihat masa depan. Azrael menggabungkan dua karakter di tangannya - dan kemudian - “- Nyaaaaaahhhhhh apa ini, ini menjijikkan aaaahhhhhh!! Nyaaaaahhhhh!!” Sebuah - 「{{furigana|Ta•ko|Gurita}}」<ref>章魚【タ•コ】 berarti Gurita. タ untuk 'ta', コ untuk 'ko'.</ref> raksasa muncul dan tentakelnya melilit – Masa depan yang Sora dan Shiro lihat menjadi kenyataan, sementara itu Azrael berguling-guling di lantai sambil berteriak. “Ah, Senpai kamu memang sesuatu, ada apa dengan menggabungkan karakter dari bahasa yang tidak kamu tahu untuk menghibur kami.” Jibril tertawa datar disebelahnya, sambil Azrael kemungkinan benar-benar merasa jijik. Dalam sekejap - sebuah bom besar, ruangan disekitar mereka meledak dan gurita ikut menghilang bersama dengan karakter. “H-hanya seperti itu, nyan?” Sora dan Shiro melihat ke arahnya, tak mampu berkata-kata dengan matanya yang setengah terbuka, sementara Azrael berpura-pura seperti tidak ada yang terjadi. “Kamu bisa membuat arti dari kata menjadi kenyataan-nyan, tidak peduli apakah itu benda, fenomena, atau konsep, semua akan mencul sama saja-nyan.” “Juga, karena Senpai tidak tahu apa arti kata yang aku berikan padanya, yang terealisasi adalah impresiku tentang kata tersebut yang aku berikan padanya. Dalam game sebenarnya, yang bisa menggunakan 「Roh Kata」 hanyalah Masters seorang ♪” “…” Dia menjawab dengan riang dan santai, mengakui bahwa dia telah sengaja menjebak Azrael. Bagaimanapun Azrael tidak terlihat mempermasalahkan juga, dan dia terbatuk dan melanjutkan: “Tapi - saat kata tersebut telah dipakai satu kali mereka akan menghliang, jadi aku menyarankan untuk memakainya secara hati-hati-nyan!” -… “Penjelasan usai, apakah Masters memiliki pertanyaan?” “Banyak – seperti bagaimana kita kabur, jika kamu masih belum tahu sekarang aku akan memberitahumu. Manusia tidak bisa terbang.” “Gemetar.” “…I meminta maaf, Masters, I sebenarnya akan membantu – tapi aku tidak bisa berpartisipasi dalam game kali ini.” Kedua Masters terlihat terkejut, sementara itu Azrael tertawa dan berkata pada mereka: “Jika kalian ingin meminjam kekuatan Jii-chan itu tidak bisa diperhitungkan sebagai kompetisi-nyan, karena tidak seorangpun bisa menangkap kalian. Sudah sangat murah hati bagi kami untuk membiarkanmu menggunakan 「Roh Kata」, jadi –“ Azrael terkikik dan… “Dhampir yang bersembunyi disana, tolong pinjamkan mereka sayapmu.” …She melirik ke samping. - Hanya seperti itu. Plum ditarik keluar ke pandangan mata di saat mantra anti-kasat-mata dihancurkan seperti kaca. “…Eh? E-eh<nowiki>~~~~~</nowiki>~!? M-mengapa aku terlihat!?” “…Kamu memang sesuatu – keberadaanmu dihapus sampai pada tingkat yang mengagumkan.” - Bahkan Sora dan Shiro telah lupa akan eksistensinya, dan Jibril berbicara dengan sopan. Azrael berdiri di sebelah Jibril dan bertanya pada Plum: “Hei, bahkan jika kamu adalah spesies yang tidak berguna yang bahkan tidak bisa dibandingkan dengan lalat, jika kamu bisa melakukan hal itu, maka seharusnya tidak adalah masalah menciptkan mantra yang membuat penerimanya memiliki sayap kan-nyan?” - Azrael bertanya padanya dengan nada kurang ajar bahkan lebih sombong dari pada seorang dewa. Di lain pihak, Plum membalas dengan berani kendati bergetar ketakutan setengah mati. “E-eh~~ j-jika kamu ingin aku untuk bisa membuat mereka terbang dalam kecepatan seorang Flügel, itu tidak mungkin… Kekuatannya dari gelombang akan meng-disintegrasi tidak hanya mereka namun aku juga, serta kekuatanku sudah mau habis –“ Azrael tetap tersenyum. “Jika kamu capek kamu bisa mengekstrak cairan tubuh dari mereka berdua-nyan!” “Aku akan mengabdikan diriku untuk membuat sayap bagi kalian berdua!” Kelakuan Plum berubah lebih cepat daripada kecepatan suara, dan dia membungkuk hormat ke mereka berdua, namun – “Tidak, tunggu sebentar, mengapa kami harus setujui ini semua –“ …Begitu Sora akan berbicara seperti itu, dia dihentikan oleh pandangan Jibril. - Tolong jangan mengecewakan, dan percayalah – Dia melihat gadis yang tulus memberitahunya dengan pandangan mata penuh harapan maupun kekecewaan. Dan, seketika dia mengubah pandang, dia melihat seorang gadis hampa seperti tempurung tanpa penghuni, yang sedang tersenyum tapi terlihat seperti orang mati. “Bunuh dan jarah semua hal yang kamu inginkan, untuk itu adalah kesetaraan pada firman surga – semacam itulah 「Game」-nya-nyan?” “…” Pandangan dengan perasaan kuatir di dalammnya, dan sebuah senyum seperti boneka hampa. Apa yang Sora lihat disana adalah - pemandangan yang benar-benar sama seperti sebelumnya - tapi… - Game, kata ini membuat mata Sora dan Shiro berbinar, dan otak mereka menjadi tenang dengan kecepatan ekstrim. Aturan, kondisi kemenangan, dan niat Azrael, semua hal itu bercampuk aduk diri mereka sendiri dengan kecepatan luar biasa dalam kepala mereka. “…Nii.” Shiro yang sedang melakukan hal yang sama persis terlihat gelisah, namun Sora menganggukkan kepalanya padanya, dan berkata - Aku tahu. Ini adalah 「Game」 yang jelas berbeda dari yang sudah mereka lakukakan sebelumnya. Game sudah berakhir sebelum dimulai. {{furigana|「」|Kuuhaku}} mengikuti aturan baku ini, namun game ini – Game ini adalah game tantangan oleh lawan, sebuah game yang mereka tidak perhitungkan, yang berarti bahwa ini adalah game dimana lawan memiliki keunggulan. Ini juga adalah game dengan kondisi rahasia yang tersembunyi dalam bahasa Flügel. Ini juga adalah game dengan peraturan yang sengaja disiapkan agar mereka dirugikan. Game ini terlalu berbahaya, terlalu mencurigakan, mereka tidak memiliki informasi yang cukup, jadi mereka seharusnya tidak menyetujinya sama sekali. “…Masters…tolong, tolong percaya aku.” Dalam pandangan kegelisahannya ada persiapan bahkan untuk menerima hukuman. Tapi - itu juga pandangan yang benar-benar percaya bahwa Sora dan Shiro akan menang, dan dengan pemikiran tersebut, Jibril telah menyiapkan game-nya. “- Biarkan aku memastikan kondisinya.” Sora melirik ke Jibril, dan bertanya dengan pikirannya yang benar-benar tenang. Dan Shiro dengan gelisah melihat kearahnya sejak tadi, melihat Sora begitu tegas, memutuskan untuk mengikuti keputusannya. Kegelisahan dalam matanya menghilang, dan dia hanya berkonsentrasi supaya mempertajam pemikirannya. Seperti itu saja, Sora dan Shiro mengabaikan Jibril yang menutup matanya dalam sikap bersyukur di sebelah mereka. Mereka berdua mulai menarik kesimpulan atas semua hal yang perlu mereka masukkan dalam pertimbangan - otak mereka berputar keras, merenungkan game yang mereka tidak pernah antisipasi sebelumnya, bahkan mengantipasi hal yang mereka tidak akan bisa antisipasi sebelumnya. “- Pertama, Shiro dan aku harus bergandengan tangan selama game berlangsung, dan ini adalah kondisi definitif.” “…Biarkan Plum membuat…sayap.” “Ya, Shiro dan aku masing-masing akan memiliki satu sisi dari sepasang sayap yang akan bergerak sesuai pikiran kita, ini adalah kondisi definitif.” “…Plum…kamu bisa melakukannya…kamu harus bisa melakukannya.” Kalimat Shiro berubah dari pertanyaan ke perintah, dan Plum menjawab dengan kepalanya menunduk sedih. “Eh, itu…? i-itu akan menjadi mantra yang sangat rumit, jika mungkin aku tidak –“ “Aku tidak peduli bentuknya seperti apa, tapi selama jangka waktu tersebut, aku akan mengijinkanmu menjilati keringatku.” “Serahkan padaku!! Aku akan menunjukkan kekuatan sebenarnya seorang Dhamphir – hah!!” Dia menjawab dengan energi yang terlalu berlebihan. Dalam sekejap sayap Plum menjadi merah darah, dan pola-pola rumit muncul dalam matanya. Plum mulai menyihir sebuah mantra tertentu yang rumit, dan mengubah penampilannya menjadi - …Sebuah syal. Syal tersebut dihembus perlahan oleh angin, dan mendarat di leher Sora dan Shiro. Sora dan Shiro dihubungkan satu sama lain seperti dua orang dalam sebuah syal panjang. “F-fiuh…A-Aku menyamarkan kehadiranku dalam dimensi fisik…!!Dengan begini…u-ujung kedua syal…seharusnya memiliki kemampuan sebuah pasang sayap -!!” Seperti pertama kali bertemu Sora dulu, dia melakukan hal yang sama pada bawaannya juga, dan Plum mentransformasikan dirinya sendiri menjadi sebuah syal melayang. Dalam atmosfir yang bahkan seorang Flügel menunjukkan kekagumannya, Sora hampir dapat melihat Plum membusungkan dada datarnya dalam kebanggaan. - Meskipun dia sangat terengah-engah. Syal yang menghubungkan leher Sora dan Shiro melebar pada kedua sisinya… Menggambar sebuah pola tetesan darah di udara, dan merangkai dirinya sendiri menjadi sayap. Sora mengangguk… Dan menanyakan sisa pertanyaan: “- Setelah itu… ubah Avant Heim menjadi tempat dimana Shiro, Plum dan I bisa bergerak sesukai hati tanpa batasan. Juga, meskipun kami punya sapa, kami tidak tahu cara menggunakannya, jadi aku meminta bahwa setelah kami pergi - game akan dimulai lima menit setelahnya…apakah ada masalah dengan itu? Shiro.” “…Mm, tidak masalah.” - Saat ini mereka semua menarik nafas dalam, dan itu bukanlah karena mereka berdua telah mengalami perubahan karakter seperti itu… Malahan karena mereka hanya meminta waktu tambahan lima menit. “Tidak ada masalah kan?” Jibril berbalik dan bertanya pada Azrael dan kerumunan Flügel di belakangnya. Menggunakan kekuatan yang belum pernah digunakan, dengan hanya empat puluh empat karakter sebagai senjata, Imanity harus menghindari serangan gencar seratusan Flügel. Jika mereka bisa melakukannya - mereka semua menelan ludah bersamaan. “…Mm, tidak ada masalah-nyan, meski aku merasa itu agak sedikit terlalu ringan-nyan…” Azrael berbicara, seperti hanya satu satu-nya yang masih belum memahami situasi. Ujung jarinya melambai - setelah itu sebuah ledakan besar terjadi. “- Aku sudah mengubah Avant-kun (Avant Heim) menjadi tempat yang sesuai dengan kondisi kalian – jadi sekarang bisa mulai kan?” Azrael menyelesaikan menulis ulang penampilan dunia lain seluruhnya seakan-akan semudah menggambar sketsa. Dia menjentikkan jarinya sekali lagi, dan tembok mulai berubah tanpa suara - dan sebuah lubang raksasa muncul. …Dari lubang di tembok, seluruh kota Avant Heim dapat dilihat. Mungkin karena Azrael telah mengubah posisi matahari, atau mudahnya karena waktu sudah berlalu, di luar sedang malam hari. Tidak ada sinar matahari, yang mana itu menjadi lingkungan yang optimal bagi Plum. Mereka memasukkan kepala mereka di celah untuk memeriksa kondisi di luar - Sora dan Shiro menggenggam tangan mereka dengan erat. Syal di lehernya yang terhembus oleh angin - mereka dapat merasakan bahwa Plum menahan keingingan mengatakan seseuatu. Mereka tidak bisa melihat apa-apa di bawah. Namun mereka merasakan sensasi bagaikan tubuh mereka akan disapu oleh angin, yang berarti bahwa itu ketinggian yang ekstrim. “Jadi – sekarang mari mulai game dengan dua Master melawan semua Flügel yang hadir.” Di belakang Sora dan Shiro, Jibril mengumumkan dengan hormat. Dan di belakangnya adalah lirikan hampir seratus mata Flügel. Walaupun begitu - saat mereka memasuki game, lirikan tersebut tidak akan dapat mempengaruhi pikiran Sora dan Shiro lagi. “Ini adalah peta Avant Heim versi sekarang.” Shiro mengambil satu, melihat ke peta yang berkepak-kepak di udara dan menangguk. Sembari Jibril mengambil selangkah kebelakang dan membungkuk dengan dalam. “…Masters, terima kasih.” “Sejujurnya kami tidak percaya diri sama sekali, tapi… kami percaya padamu, jadi sebaiknya kamu jangan mengecewakan kami!” “…Itu wajar…untuk mengurus keluarga.” Jibril dan Sora dan Shiro terlibat dalam percakapan yang dapat dimengerti oleh hanya mereka bertiga saja. “”-「Aschente」-!!”” Disaat Jibril dan semua orang lain mengangkat tangan dan berseru satu kata ini: Sora dan Shiro melompat keluar dari lubang di dinding. Dalam sekejap, gravitasi mengambil alih mereka berdua, yang mana adalah sebuah gaya yang tidak bisa ditahan oleh badan manusia. Bersama dengan angin kencang di luar, mereka berdua berlahan - turun makin cepat. Mereka tidak dapat melihat ada apa di bawaha mereka, tapi apapun itu hanya ada satu hasil - kematian. Disaat menghadapai ini mereka tidak mungkin tidak gelisah atau tidak ketakutan - mengapa? Sora kehabisan kata-kata dan hanya tersenyum pahit. “…Nii…” Mendengar adiknya memanggilnya, Sora melihat ke samping, hanya untuk melihat sisi lain dari syal - memiliki sebuah sayap tunggal tumbuh keluar darinya. Sora memastikan bahwa ada sayap yang mirip dipunggungnya melalui pandangan Shiro. “…Ayo…” - Ya – Sora tersenyum, mereka tidak mungkin bisa merasakan ketidak-gelisahan atau ketidak-takutan. Mereka bergenggaman tangan, dan mengepakkan sayap mereka bersama-sama sebagai kesatuan. Dengan sebuah gaya bahkan lebih kuat daripada seekor elang - mereka mematahkan belenggu gravitasi. <noinclude>
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information