Editing
Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 4
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===4-7=== Adalah suara Yukinoshita yang menyela kata-kata yang ambigu dan menyamankan tersebut. Di dalam kegelapan malam, cahaya sebuah lentera menerangi raut wajahnya. Selagi dia menyapu rambutnya ke belakang, tatapan dinginnya menusuk Hayama. Dia telah membuat pernyataan tersebut seakan itu adalah sebuah fakta yang jelas tanpa ada keraguan, tanpa berusaha meminta penjelasannya dulu. Aku heran apa dia sedang membicarakan tentang apa yang tadi Hayama katakan pada Rumi. Selama sesaat, aku melihat sekilas ekspresi pilu Hayama, seakan isi tubuhnya sekarang ini sedang dibakar api. “Itu… mungkin begitu dulu.” Selama sesaat, dia tidak mampu berbicara. “Tapi kali ini, kali ini berbeda.” “Aku tidak yakin.” Yukinoshita mengangkat bahunya atas jawaban Hayama. Itu adalah penolakan yang dingin. Selagi kami melihat percakapan tak terduga ini, sebuah keheningan yang berat terasa selama semua ini berlangsung. Persis seperti yang lain, aku menutup mulutku selagi aku melirik ke arah Hayama dan Yukinoshita. Aku telah merasakannya saat itu ketika Hayama datang ke dalam ruang Klub Servis, tapi sikap keras yang Yukinoshita tunjukkan padanya sekarang berbeda dari dirinya yang biasanya. Sikap dingin biasanya itu hanyalah sebuah ungkapan tabiat acuh tak acuhnya, tapi ada suatu rasa keagresifan dalam kata-kata Yukinoshita barusan. Jelas sekali ada sesuatu yang terjadi di antara mereka berdua, sesuatu yang tidak kuketahui. Tapi yah, cerita yang keren, bro. Aku benar-benar tidak peduli, tapi suasana tidak nyaman ini agak menakutkan. Aduh. “Astaga…” Hiratsuka‐sensei menyalakan rokok lain, menarik perhatian pada dirinya. Dengan pelan dan santai, dia menghembuskan panjang-panjang sebelum menghancurkan rokoknya pada asbak dan memalingkan perhatiannya pada Yukinoshita. “Bagaimana denganmu, Yukinoshita?” Sebagai balasan pertanyaan tersebut, Yukinoshita meletakkan tangannya pada dagunya. “Ada satu hal yang ingin kupastikan,” katanya setelah berpikir beberapa saat. “Apa itu?” “Hiratsuka‐sensei, Aku yakin anda mengatakan bahwa ini juga berfungsi sebagai latihan bagi Klub Servis, jadi apa keadaan gadis ini juga bisa dianggap bagian dari aktivitas klub kami?” Hiratsuka‐sensei memikirkan pertanyaan Yukinoshita untuk sejenak dan kemudian menyiakannya dengan pelan. “…mm. Ya, bisa. Aku menetapkanmu sebagai staf relawan pada acara kemah sekolah ini sebagai bagian dari aktivitas klubmu. Secara teori, masalah ini seharusnya juga termasuk ke dalam kategori tersebut.” “Begitu ya…” sahut Yukinoshita, dan dengan itu dia memejamkan matanya. Angin yang meniup dedaunan tersebut semakin lama semakin melemah. Itu terlihat seakan hutan itu sendiri berusaha keras untuk mendengarkan suaranya, berupaya untuk tidak melewatkan satupun kata-katanya. Tidak ada yang bersuara; mereka hanya menunggu. “Kalau gadis itu meminta bantuan, kami akan memakai segala cara yang kami miliki,” ujar Yukinoshita, suaranya tegas dan penuh keyakinan. Niat yang teguh dan kaku terletak di balik kata-kata tersebut. Kamu terlalu keren, Yukinoshita. Kalau aku seorang perempuan, aku pasti akan tergila-gila dengannya sekarang. Maksudku, lihatlah, Yuigahama dan Komachi sudah terpikat olehnya. Bahkan jawaban itu kelihatannya memuaskan Hiratsuka-sensei, karena dia mengangguk dengan antusias. “Jadi apa kamu rasa dia sedang mencari bantuan?” “…itu aku tidak tahu.” Benar, dia tidak meminta apapun dari kami. Kami tidak memastikan keinginannya dengan jelas. Yuigahama menarik lengan baju Yukinoshita. “Kamu tahu, Yukinon, aku tidak merasa gadis itu bisa membicarakannya meskipun dia ingin membicarakannya.” “Maksudmu tidak ada yang akan mempercayainya atau semacamnya?” tanyaku. Yuigahama terlihat sedikit ragu sebelum dia menjawab. “Ya, bisa karena itu juga, tapi… Rumi‐chan sendiri yang bilang bahwa ada banyak orang yang dikucilkan. Dia sendiri juga melakukannya saat itu. Kurasa dia tidak akan tahan kalau cuma dia saja yang meminta bantuan. Aku tidak merasa cuma Rumi-chan yang salah – semua orang juga seperti itu… meskipun mereka mau membicarakannya dan mau berteman lagi, mereka hanya tidak dapat menemukan momen yang tepat. Tapi mereka masih merasa bersalah…” Yuigahama memotong kata-katanya di sana. Sekilas, dia terlihat berusaha untuk mengendalikan nafasnya, dan kemudian dia tertawa malu-malu untuk mengganti topiknya. “Aha, itu agak sedikit… er, sangat memalukan untuk dikatakan. Maksudku, perlu keberanian besar untuk berbicara pada seseorang yang diabaikan orang lain.” Yukinoshita menatap senyuman Yuigahama, dengan tatapan riang di matanya. Dalam keadaan biasa, memang akan perlu keberanian untuk berbicara dengan seorang penyendiri. Awalnya Yuigahama merasa gugup untuk memasuki ruang klub. Namun dia mengatasi rasa gugupnya dan berbicara dengan Yukinoshita dan aku. Mungkin itu yang membuatnya terlihat mempesona di matanya. “Tapi tahu t'dak, mungkin kelas Rumi-chan harus terus mengucilkannya? Kalau aku membantahnya, aku akan berpikir, aku mungkin akan dikucilkan juga, jadi aku lebih baik membuat jarak di antara kami sekarang atau aku meminta beberapa saat untuk siap melakukannya, dan kemudian aku akan berakhir seperti itu juga… oh tiiiiidak! Aku mengatakan sesuatu yang benar-benar buruk barusan, bukan?ǃ Apa aku akan baik-baik saja?!” Yuigahama tersentak kaget<!--jumped in alarm--> dan melirik pada semua orang di sekelilingnya untuk melihat reaksi mereka. Tapi tidak ada satu orang pun yang membencinya. Semua orang menunjukkan senyum pada bibirnya yang memperlihatkan perasaan yang rumit – senyuman getir dan keterkejutan serta rasa sentimentil. Yuigahama benar-benar menabjubkan. Kalau aku seorang perempuan, aku yakin aku ingin menjadi temannya. “Kamu akan baik-baik saja. Kurasa itu sangat sesuai dengan sifatmu<!--You’ll be fine. I think that was very characteristic of you-->…” sahut Yukinoshita dengan pelan dalam bisikan. Meskipun suaranya sangat pelan, suaranya itu adalah sejenis suara yang memperlihatkan perasaan yang mendalam. Yuigahama kelihatannya merasa malu mendengar apa yang Yukinoshita katakan, karena wajahnya merona dan dia terdiam. Hiratsuka‐sensei tersenyum pada Yukinoshita dan Yuigahama. “Apa ada orang yang tidak setuju dengan kesimpulan Yukinoshita?” Dia menunggu bantahan dan memalingkan kepalanya ke belakang dengan perlahan, melihat reaksi semua orang. Tapi tidak ada yang bersuara untuk membantah. Kalau aku harus mencari alasannya, aku rasa akan lebih tepat untuk mengatakan bahwa tidak ada yang bisa bersuara. Mengatakan omong kosong seperti “Macam aku mau bantu saja<!--As if I’m gonna help someone out-->! Aku kembali ke kamarku dulu!” itu sama saja minta untuk dihajar. “Bagus. Kalau begitu, sekarang aku akan serahkan pada kalian untuk memikirkan apa yang akan kalian lakukan. Aku mau tidur dulu.” Dan dengan itu, Hiratsuka-sensei menahan kuap dan berdiri dari tempat duduknya.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information