Editing
HEAVY OBJECT:Volume 1 Bagian 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 6=== Sang Elite berada di dalam kokpit Baby Magnum, salah satu Object yang memiliki sinonim dengan perang. Sebuah bakat khusus diperlukan di sini untuk mempiloti senjata raksasa ini. Namun, bahkan ini bukan sebuah bakat fisik yang aneh. Yang dibutuhkan adalah kemampuan mengingat yang luar biasa, kemampuan kalkulasi yang tinggi, mampu mengerjakan hal ganda, dan kehatian-hatian dalam bertindak. Object adalah sebuah senjata raksasa yang mengontrol 100 senjata di saat yang bersamaan. Sepertinya, mengatur data yang dibutuhkan untuk menarget membutuhkan ratusan keping data di saat bersamaan. Senjata itu memiliki fungsi penargetan kedua (sejumlah target dapat dikunci dan pandangannya bisa diganti kapan saja), jadi menggunakan kemampuan ini paling tidak bisa membunuh 300 atau 400 musuh di saat yang sama. Dan itu hanya untuk mengontrol senjatanya saja. Untuk mengerti setiap cara kerja dari Object setinggi 50 meter ini membutuhkan lebih dari orang yang jenius sejak lahir. Hanya Elite-lah yang mempunyai kemampuan memproses data sampai di batas tertingginya untuk mengendalikan Object. Untuk mengatasi hal ini, beberapa kekuatan militer lain mencoba menggunakan kemampuan AI dan beberapa kru untuk membagi kerja mengendalikan Object. Namun, menggunakan sejumlah besar kru menghasilkan jeda waktu untuk komunikasi di antara tiap-tiap bagian Object yang kemudian malah membuat sang Object kalah dari Object yang menggunakan pilot tunggal yang mampu membuat keputusan dalam waktu singkat. Saat sebuah AI digunakan, AI tidak akan bisa merespon setiap situasi yang tidak dikenalnya dan maka dari itu tidak cocok untuk mengembangkan strategi dengan Elite. Sementara, ini adalah masalah yang mungkin suatu saat nanti akan bisa diselesaikan di masa depan, sekarang ini lebih baik dan efektif menggunakan seorang Elite untuk mempiloti Object. Saat sang gadis Elite itu menembakkan coilgun-nya ke Tri-Core, dia menerima sebuah transmisi dari seorang sekutunya. “In...Quenser. Kami...ad...dek......Tri-Core!” Itu adalah suara yang sangat ingin dia dengar. “....Ganti senjatamu... tidak banyak wakt... keluar. Tolong ganti... WL3B...! Aku ulangi, ganti...WL3B...!!” Namun, sinyalnya terlalu buruk untuk mengetahui apa yang dimaksudkan olehnya. Gadis Elite itu agak kebingungan. Sepertinya Quenser dan Heivia berhasil memasuki dek Tri-Core dan meminta Elite untuk memberikan tembakan perlindungan. Namun, ia tidak menyebutkan kode senjata yang ia butuhkan secara jelas. (WL3B... Itu pasti untuk senjata laser.) “Hmm...” pikir gadis itu. Dia tidak memiliki banyak waktu. Semakin banyak waktu yang ia gunakan untuk berpikir, semakin besar resiko yang diambil oleh Quenser dan siapa pun yang berada di dekatnya pasti berada dalam masalah. Ditekan oleh waktu, sang Elite akhirnya mengambil keputusan. (Aku rasa tadi dia bilang WL3B2... Yah, itu pasti benar!!) Dia mengangguk dan menekan saklarnya untuk mengganti senjata. Suara air yang menguap mencapai telinga Quenser. Itu datang dari arah Object Putri. Jelasnya, itu berasal dari salah satu bagian bulat yang terlihat seperti lensa planetarium. Ratusan sinar laser ditembakkan seperti kipas terbalik yang menusuk ke depan. Garis oranye yang terbentuk sepertinya akibat debu dan embun dari air yang dibakar. Itu adalah WL3B2 yang dikenal dengan nama Killer Squall. Itu adalah senjata kedua untuk menghabiskan para prajurit manusia yang melindungi markas daripada mengalahkan Object. Namun... “Gwaaaaaahhhhhhhhh!?” Sambil berteriak pada apa yang mereka lihat, Quenser dan Heivia berguling di atas bantalan itu untuk kabur. Crane yang digunakan untuk mengebor air terbakar habis dan beberapa prajurit yang tidak beruntung saat mengejar Quenser dan Heivia di bantalan yang lain pun ikut meledak. “Apa? Aku minta WL3B1!, kenapa dia malah menggunakan WL3B2? Apa putri itu mencoba membunuh kita!?” “Lihat, pahlawan. Bukankah ada sesuatu yang aneh di Object-nya putri!?” Saat Quenser melihat ke arah yang Heivia tunjukkan, dia melihat lengan salah satu Object itu membuat sebuah gestur tubuh wanita yang sedang memberikan salam, tapi mereka tidak merasakan apapun selain rasa tenang. “Si-sial! Ini hanya aku atau dia memang mengarahkan senjatanya ke arah kita!? Dia bahkan membuat beberapa penyesuaian ke depan dan ke belakang!!” “Jadi kita memang hanya pion yang dikorbankan! Brengsek, aku tidak mau mati di sini!! Sebagai sebuah senjata anti-personil yang menghujani Object itu dari atas ke bawah, Quenser dan Heivia mengumpulkan sedikit tenaga mereka yang tersisa untuk berdiri. Mereka tidak mencoba menghadapi Tri-Core ini. Malahan, mereka mncoba kabur secepat yang mereka bisa ke dalam laut yang tersebar di sekeliling mereka dan melompatinya, meninggalkan tugas yang menjadi kewajiban mereka sebagai seorang profesional. Tak ada suara riak yang terdengar. Mereka lompat dari Tri-Core yang bergerak dengan kecepatan 200 km/j dan didorong oleh efek samping dari angin yang keluar dari bagian seperti Hovercraft yang meniup ke segala arah. Quenser dan Heivia terlempar beberapa kali di atas permukaan laut seperti sebuah batu gepeng yang dilempar ke dalam sungai sebelum mereka akhirnya benar-benar berhenti di atas permukaan itu. Suara ledakan yang begitu menggelegar terdengar. Tidak butuh waktu lama, mereka terlempar sejauh 150 meter dari Tri-Core. Segera setelah itu, dua Obejct itu mulai bertempur habis-habisan dengan senjata utama mereka. Mereka berada pada jarak yang cukup aman dari Tri-Core, tapi getaran yang tersebar di air laut membuat tubuh mereka terguncang cukup kuat. “Cukup!! Tidak mungkin aku melanjutkan pertempuran seperti ini!!” teriak Quenser setengah menangis saat dia berhasil mengeluarkan kepalanya dari air. Heivia berusaha berteriak dengan susah payah, “Hei, kau sudah menyiapkan beberapa peledak di sana, ‘kan!? Cepat ledakan sekarang!! Kita hampir mati saat menyiapkannya, jadi kita harus meledakkannya sekarang!!” “Oke, partner!! Ini adalah hasil dari kerja keras kita!!” Tidak biasanya mereka terlihat bersemangat, Quenser tanpa ragu menyalakan sinyal peledak. Segera setelah itu, kobaran api berwarna merah menyalak di udara. Salah satu dari tangki silinder yang menempel di bantalan Tri-Core meledak. Gelombang ledakan yang menyebar dan menghalangi gerak tubuh Heivia dan Quenser. Kepala mereka terhentak oleh air dan mereka berusaha susah payah untuk naik ke permukaan seperti salah satu permainan di dalam game Whac-A-Mole. “Ueh...sial. Gelombangnya malah menyerang kita...” “Tapi bukannya meledakkan tangki yang kita gunakan sebagai tempat perlindungan terhitung sebagai sebuah serangan strategis? Lagi pula, tujuan mereka adalah membawa minyak mentah ke markas musuh.” “Tunggu sebentar... Kalau kita sudah menghancurkan jalur suplai mereka, apa itu sudah cukup? Maksudku, bukankah minyak mentah itu bisa tumpah ke dalam laut?” “Aku yakin kalau atasan kita sudah memprediksi hal ini akan terjadi dan sudah menyiapkan cara untuk mengatasinya. Kapal pasti sudah disiapkan untuk menghisap minyak mentah itu setelah pertempurannya selesai. Kalau mereka memaksa kita membawa minyak mentah yang dicuri itu, kita bisa melempar mereka ke dalam laut dan memberi tahu mereka untuk melakukannya sendiri... sekarang, aku lebih tertarik pada apa yang akan terjadi pada Tri-Core itu sendiri.” Mereka melihat ke arah Tri-Core yang mengeluarkan asap hitam di dalamnya. Mereka tidak terlihat senang. “Sial. Object sialan itu terlihat baik-baik saja!!” “Yeah, aku tidak melihat adanya tanda-tanda kalau itu menghancurkan sisi bantalan itu. brengsek, sekarang bagaimana kita bisa menenggelamkan benda itu!? Memangnya kita bisa menghancurkannya dengan peledak yang kita miliki!? Sial!! Aku ingin sekali menggigit benda sialan itu dan pergi dari sini sekarang!!” Itu adalah saat di mana Froleytia mendekati mereka dengan kapal penyelamat dengan motor kecil. Dia mengambil potongan kecil dari keju yang ada di dalam ransum darurat dan tidak terlihat peduli kalau celana dalam dewasanya bisa terlihat. “Well, sebenarnya ada cara bagi kalian untuk kabur dari sini.” “Froleytia!? Selama ini kamu dari mana!?” “Dari mana kau bisa menemukan kapal ini!? Dan apa itu yang ada di tanganmu!? Apa mereka meletakkan ransum darurat di dalamnya!? Itu terlihat lebih baik daripada ransum yang kita dapat setiap hari! Aku juga ingin makan makanan seperti itu!!” Froleytia melanjutkan apa yang ingin dia katakan tanpa mempedulikan pendapat mereka berdua. “Apa yang perintahkan adalah melukai Object itu sambil menunggu sang Putri untuk muncul. Setelah meledakkan tangkinya, tugas kita selesai. Sekarang kita tinggi melemparkan tongkat estafetnya kepada Putri. Kita tinggal menunggu helikopter penyelamat, memanjat talinya, naik, dan pergi meninggalkan tempat ini.” “...Berpikir kalau helikopter itu tidak akan diserang dari langit akibat tembakan salah sasaran dari pertarungan di sana,” gerutu Heivia. Tri-Core telah pindah ke tempat yang lain untuk menyerang Object sang Putri, tapi jarak serangan Object itu terhitung dalam kilometer, jadi mereka tidak berada pada posisi aman. Sementara itu, sebuah helikopter militer mendekati mereka dari arah darat. Radar Tri-Core tentu sudah mengetahui kehadirannya, tapi Tri-Core tidak mencoba untuk menembaknya. Ia seperti tidak mempedulikan atau terlihat tertarik dengan setiap helikopter yang ada di dekatnya dan fokus untuk bertarung dengan sang Putri dan Object-nya. Sudah terbukti bahwa tentara biasa, tank, dan pesawat tempur tidak akan bisa melukai Object. Akan terlihat memalukan jika mereka terkena oleh serangan salah sasaran sang Putri—lebih jelasnya terlihat seperti sebuah meriam yang berusaha menembak jatuh seekor lalat yang tak berdaya. Helikopter itu terbang menuju titik di atas Quenser dan yang lain saat kedua laki-laki itu berusaha bertahan di atas permukaan air. Sambil bertahan di atas udara setinggi 10 meter, sebuah kabel yang digunakan oleh tim penyelamat diturunkan ke bawah. Froleytia berkata, “Maaf, tapi mari kita lakukan ini berdasarkan atas urutan pangkat kita. Kalau aku tidak naik duluan, orang-orang di atas pasti akan mengira bahwa kalian berdua adalah dua orang bawahanku yang sangat takut mati dan tidak mengindahkan peraturan militer.” “Kalau kami melihat ada tanda-tanda kau menarik kabel ini, aku akan memasang peledak di Hand Axe-ku dan kulemparkan ke helikopter,” kata Heivia dengan muka yang serius. Quenser melihat jauh kepada dua buah Object yang saling bertarung. Sang Putri menggunakan gerakan cepat ke kanan dan ke kiri untuk melepaskan diri dari kuncian tembakan musuhnya dan Tri-Core berusaha menembaknya dengan railgun raksasanya sambil bergerak searah jarum jam. Tidak ada yang bisa menjamin siapa yang menang dalam pertempuran antar Object. Siapa yang bermain bertahan dan siapa yang bermain menyerang akan saling bertukar posisi, memberikan sebuah tekanan yang sama seperti melihat sebuah pertandingan piala dunia di sepuluh menit terakhir. “Jangan terpaku seperti itu, Quenser!! Ini giliranmu!!” Teriakan dari atas membuat Quenser tersadar. Dia melihat ke atas dan melihat Heivia dan Froleytia sudah ada di dalam Helikopter. Heivia bersandar di sisi pintu itu. “Apa, kau mau tetap di sini untuk mendapatkan pelajaran khusus seperti seorang pelajar!? Peluru nyasar bisa menyambar ke sini kapan saja, kita tidak punya banyak waktu di sini lebih lama lagi!!” Quenser dengan panik menggapai kabel tebal yang ada di dekatnya. Motor besar mulai menarik kabel itu dan Quenser dengan cepat tertarik ke atas. Setelah kurang lebih 30 detik, dia akhirnya naik ke atas. Untuk merapikan kabelnya dan tubuhnya yang bergetar, Quenser meletakkan kakinya di ujung lantai helikopter itu. Helikopter itu pasti disiapkan untuk sebuah penyelamatan di laut lepas karena di dalamnya ada perlengkapan menyelam, tangki oksigen, perkakas seperti kunci Inggris dan bor yang menggunakan tekanan udara untuk bawah air, dan sesuatu seperti skuter bawah laut yang terlihat seperti papan seluncur dengan motor yang dipasang di situ. “Oke, kita sudah naik! Bawa kami pergi dari sini sekarang juga!!” kata Froleytia dengan suara keras yang ia tujukan bagi sang pilot di kokpit. Helikopter itu miring ke depan dan mulai bergerak maju meninggalkan pertempuran antar Object ini. “Lihat tempat itu, semuanya hancur,” gumam Heivia saat dia melihat ke bawah ke laut. Di antara dua Object yang saling menghancurkan itu, sampah logam yang berserakan akibat serangan Tri-Core tadi bersebaran di mana-mana. Semua sampah itu berasal dari markas perawatan Object di lepas pantai yang seharusnya dituju Quenser dan Heivia. “Itu mungkin dibangun secara asal-asalan, tapi jumlahnya ada 20 sampai 30. Dan sama sekali tidak ada yang tersisa dari bangunan itu. Semuanya tenggelam di dasar laut selain pilar penopang.” “Untungnya, kebanyakan prajurit berhasil lompat ke laut setelah Tri-Core mulai menyerang. Itulah kenapa banyak helikopter penyelamat yang dikirim ke sini.” Quenser melihat ada 40 sampai 50 helikopter di area pandangannya. Sepertinya, kebanyakan dari mereka berkumpul di sebuah pelabuhan kapal. Tidak semuanya adalah helikopter penyelamat. Helikopter pengangkut dan pengintai tercampur di sini. Mereka berusaha membuat mode mengambang di udara dan menurunkan kabel untuk menjemput prajurit yang mengapung di atas laut sama seperti yang dilakukan pada Quenser dan Heivia tadi. “Aku tidak percaya kalau banyak yang selamat...” gumam Heivia. Sementara membersihkan air laut dari tusuk rambut kanzashi-nya, Froleytia menghela napasnya dan berbicara, “Object bersinonim dengan perang. Kalau kamu menyerangnya dengan kombinasi 10 pesawat pengangkut nuklir dan menyiapkan meriam sepanjang 40 meter, kamu tetap tidak akan bisa mengalahkannya. Lihat gerakan Object itu. Tidak akan ada seorang ahli bela diri mana pun, bahkan yang sudah menyabet medali emas sebanyak apapun, bisa bergerak seperti itu.” Setelah menentukan bahwa musuh akan menembak segera setelah bisa mengarahkan meriamnya, Object Putri membuat gerakan kecil dan cepat untuk menghindari tembakan railgun dan membalikkan serangannya kembali. Tri-Core telah menyadari bahwa dia tidak akan bisa menghindari serangan balik itu sehingga ia menggunakan zirah paling tebal yang ada di area depannya untuk menghindari serangan telak. Seperti yang Froletyia telah katakan, itu lebih mirip seperti pertandingan para ahli bela diri dibandingkan pertarungan antar tank dan kapal tempur. “Sekam atau suar tidak akan menghilangkan kemampuan mereka untuk menargetmu dan berlindung di balik sesuatu tidak akan melindungimu dari apapun. Bahkan di tempat terbuka seperti ini, mereka bisa bertahan dan menghindari serangan meriam utama satu sama lain yang hampir menempuh Mach 10. Bagaimana caranya pesawat tempur dan tank bisa melawan mereka?” Tiba, tiba, Quenser secara sengaja mendorong Heivia dari posisinya yang bersandar di sisi pintu keluar itu. “Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang salah dari pergerakan putri!” “Apa kau bilang? Ini adalah pertarungan yang tak akan diketahui hasilnya seperti apa.” “Tidak, Quenser benar,” kata Froleytia saat dia menemukan sebuah teropong dari helikopter itu. “Serangan putri sekarang telah menurun dan menurun. Bahkan sekarang dia tidak menembak ketika dia memiliki kesempatan emas.” “Apa itu artinya?” “Lihat itu!!” teriak Quenser saat dia menunjuknya. Segera setelah itu, salah satu dari railgun Tri-core menembak. Gelombang ledakan yang dihasilkan dari sebuah proyektil dengan kecepatan Mach 10 membuat sebuah suara yang bergetar sangat kuat meski railgun tidak menggunakan bubuk mesiu untuk menembak. Tri-Core tidak menargetkan pusat dari Object sang putri. Proyektil railgun itu mengarah ke meriam utama sang putri. “...Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertempuran yang sangat lama maka dari itu pilot Tri-Core itu berpikir untuk mengurangi daya tembakan sang putri,” kata Quenser dengan kesal. “Object itu dilindungi oleh sebuah zirah anti nuklir, tapi senjata mereka berbeda. ...Kalau aku mengingatnya lagi, salah satu strategi terbaik untuk mengalahkan Object tanpa menggunakan Object adalah dengan menggunakan sebuah senjata yang mampu menciptakan panas seperti ledakan nuklir dan menggunakan itu untuk menghancurkan senjata Object.” Tentu saja, sebuah Object masih memiliki 100 senjata lainnya. Bahkan sebuah pasukan biasa yang menggunakan senjata nuklir hanya mampu merusak 20 atau 30 persen dari senjata itu. Karena satu senjata saja sudah cukup untuk mengurus satu pasukan, kerusakan seperti itu tidak cukup untuk mengalahkan Object. Tapi bagaimana kalau strategi itu digunakan untuk melawan Object? Dua Object raksasa itu tertutup oleh sebuah zirah padat dan senjata yang bisa digunakan untuk menembus zirah itu juga terbatas. Bahkan ketika Object memiliki 100 senjata, hanya senjata utama yang mampu mengalahkan Object lain. Jadi bagaimana ketika semua senjata yang digunakan untuk menghancurkan Object dihancurkan? “Sial, tuan putri akan kalah kalau begini terus!!” teriak Heivia. Quenser adalah seorang mahasiswa magang yang telah mempelajari desain Object dan Heivia adalah seorang analis yang mencari karakteristik dan kelemahan dari Object musuh dari data yang mereka kumpulkan di pertempuran. Itulah mengapa mereka mengerti sekarang. Object sang putri masih bertarung, tapi 5 dari 7 coilgun-nya telah dibuat tidak berguna. Sudah jelas, dari awal, semua senjata utamanya tidak akan lagi bisa digunakan. Quenser melihat object sang putri dipaksa untuk bermain murni bertahan. Tatapannya menurun ke telapak tangannya. Atasan tinggi telah memberikannya bahan peledak yang sangat banyak dan sebuah Hand Axe untuk menghancurkan Tri-Core sebanyak yang mereka bisa. “Hei, tunggu.” Senyum rapat tampak di wajah Heivia saat dia sadar bahwa Quenser tengah memperhatikan peledaknya. “Aku rasa aku tahu apa yang kau pikirkan, tapi tunggu. Itu tidak mungkin.” “Sang putri akan tenggelam kalau begini terus,” kata Quenser saat dia berusaha menengok keluar apa yang ada di luar helikopter itu. “Aku harus memberikan semua bantuan yang dia butuhkan sebelum dia benar-benar kalah.” “Kau akan dibunuh! Dan kita hampir melakukannya!! Tri-Core itu adalah monster yang terlihat baik-baik saja ketika kita naik ke deknya, memasang peledak, dan meledakkan tangki minyak raksasanya! Di mana kamu mau meletakkan peledak untuk melukainya!? Dan nyatanya, mendekati Object yang bergerak dengan kecepatan tinggi sudah cukup untuk membuat tubuhmu menjadi pasta!!” “Tapi kalau aku tidak melakukan sesuatu, tuan putri akan mati!!” Quenser melihat Heivia lurus di matanya. “Di Alaska, kita mempelajari sesuatu yang bahkan lebih baik daripada yang kita inginkan bahwa Object bersinonim dengan perang. Apa kau lupa kalau neraka tengah menunggu mereka yang kalah dari Object musuh!? Object sangatlah kuat tapi tidak terlampau kuat sampai tidak bisa dikalahkan. Itu berarti kita tidak bisa bergantung pada sang putri tapi bukankah itu berarti kita bisa melakukan sesuatu tentang Tri-Core itu!?” “Tidak, tolong hentikan ini! Kalau kita mendekatinya dengan helikopter pelan ini, kita akan langsung ditembak tanpa kita sempat menghindarinya!!” “Aku tidak pernah bilang kalau kita akan mendekatinya dengan Helikopter.” “Hentikan, kau bodoh!! Sial!!” Tanpa memikirkan Heivia, Quenser terjun dari pintu helikopter. Dari ketinggian 10 meter, dia berhasil mencapai permukaan laut dalam hitungan detik. Dia menembus laut yang terasa keras seperti semen dan tenggelam dalam di bawah laut. “Pphah! Sial!!” Kepalanya meluncur keluar dari bawah laut ke permukaan dan dia melihat sekitarnya dengan mengambang di atas air. Helikopter Heivia dan Froleytia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan membantunya, tapi juga tidak terbang pergi meninggalkannya sendirian di sini. “Dasar idiot berhati lembut,” kata Quenser dengan senyuman. Quenser sendiri tidak berniat untuk melawan Tri-Core satu lawan satu. Tidak mungkin dia bisa melakukannya kalau dia mencoba seperti itu. Tidak peduli alasan semulia apapun dan tidak peduli sebanyak apa yang ingin dilindungi, sebuah Object akan membantai setiap makhluk berdarah-daging jika kamu mencoba melawannya sekeras apapun. Namun, Quenser telah mempelajari sesuatu di Alaska. Dia tidak perlu melawan Object secara langsung. Dia bisa memutarinya dari belakang. Elemen terpenting yang bisa membuat sesuatu tidak mungkin menjadi mungkin bukanlah kekuatan. Itu adalah otak. Dia perlu memikirkan semua hal yang dia bisa, berpikir sekeras yang dia bisa, dan mencari cara, metode, atau teknik yang mampu mengalahkan Object. Hanya jika dia memikirkan semuanya sampai detik terakhir daripada menyerang langsung secara pasrah dan mencapai kemenangan yang tidak mungkin. Sementara kepalanya di atas air, Quenser berbicara pada Heivia lewat radionya. “Sekarang. Saatnya mencari kelemahannya. Object raksasa itu memiliki 3 buah reaktor daripada Object umum, jadi pasti ada sesuatu yang membuatnya berbeda.” “Bodoh. Kelemahannya tidak semudah itu untuk dicari. Object itu dibuat khusus untuk pertempuran laut. Tidak seperti Object kita yang multifungsi guna dan wilayah, Object itu tidak memiliki titik buta di dalam air. Monster itu dibuat seperti itu.” “Itu dibuat untuk pertempuran laut...kalau begitu...” Quenser berpikir sambil dia menyelam di arah pertempuran antar Object itu. (Tapi gerakannya terlalu monoton...seperti sesuatu yang tidak terbiasa untuk bertarung...) Saat dia melihat Tri-Core itu berbelok ke kanan mengikuti arah sang Putri, Quenser menyadari sesuatu dan berhenti berangan lalu berbicara kepada Heivia lewat Radio. “Tunggu, bukankah Tri-Core hanya berbelok ke kanan selama ini?” “Ahn?” “Sejak pertempuran dimulai, Tri-Core hanya pernah berbelok ke kanan! Ia hanya berbelok ke kiri saat berada dalam bahaya, tapi tidak membuat sebuah manuver tajam selama ini, bukan begitu!?” kata Quenser cepat, karena ide yang dia dapat membuatnya sangat tidak sabar. “Ia tidak berbelok ke kiri sejak dia berusaha menghancurkan kita dengan jangkar raksasanya!! Saat dia berusaha menyerang markas dari jarak 0 meter, seharusnya ia tinggal berputar searah jarum jam atau sebaliknya, yang seharusnya membuat pergerakan meriamnya lebih cepat. Tidak ada Object yang berbasis pertempuran laut akan memiliki keterbatasan bergerak seperti itu!! Sesuatu pasti telah membuatnya tidak mampu bergerak ke kiri! Kalau kita bisa memperburuknya...!!” “Kamu berbicara sesuatu yang telah terjadi,” kata Heivia ragu sementara dia bersandar di helikopter itu dengan teropong di matanya. “Aku tidak bisa melihat ada yang salah dengan itu. Tidak ada yang aneh dari bantalan atau tekanan udara pendorongnya. Keseimbangannya sangat sempurna. Dan, tidak ada yang salah pada apapun jika aku melihatnya dari sini. “...” Pasti ada sesuatu yang salah dengan hal ini, tapi Heivia tidak bisa melihat apa yang terjadi. Masalahnya pasti terletak di suatu tempat yang tidak akan bisa dilihat Helikopter. Jadi... “Di bawah laut...?” gumam Quenser. “Hei, coba terjunkan skuter air yang ada di helikopter. Yang terlihat seperti papan peluncur dengan motor itu!!” “A-apa? Kalau kita tidak segera keluar dari sini, gerakan Tri-Core yang terus ke kanan akan mengarah ke sini!!” “Sempurna, aku sudah menemukan kelemahan Tri-Core!!” “!!” Sebuah plastik dengan ukuran papan gambar kecil dan meja besi jatuh dari atas helikopter itu. Di saat yang sama, Helikopter itu berusaha menjauh dari area itu karena Tri-Core sudah mendekati area mereka. Quenser meraih plastik yang mengambang itu dan menekan tombol untuk mengeluarkan kaleng tangki udara. Dia mengenakan masker yang berbau seperti air laut di mulutnya dan menyalakan mesin untuk menjalankan motor utamanya. Sebenarnya penyebutan Aqua Skuter adalah istilah yang dipakai Quenser: papan seluncur dengan motor yang menempel di situ. Dengan menyelam menggunakan benda itu, dia bisa bergerak lebih cepat daripada hanya menggunakan kaki. “Quenser!! Menyelam!! Tri-Core mengarah ke arahmu!!” kata Heivia lewat radio. Quenser melihat senjata sepanjang 150-180 meter bergeser ke arahnya. Kecepatannya naik dari 50 km/j dan bantalan seperti bukit itu mendekatinya dengan kecepatan 200 km/j. Tri-Core tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia mengetahui keberadaan Quenser. Bahkan tidak ada satu pun dari 100 senjata itu mengarah ke Quenser. Sepertinya ia berfokus pada pertempuran melawan sang Putri. Sampai-sampai dia tidak peduli bahwa akan ada prajurit yang terlindas saat melakukannya. Sebelumnya, dia berhasil menghindari Object dengan menyelam ke bawah air, sekarang dia melakukannya lagi. Namun kali ini dia tidak berniat untuk kabur. Dia akan mengarah menuju Tri-Core dan sekarang dia benar-benar akan membuat sebuah kerusakan parah. Saat dia menyelam ke dalam laut, Quenser berhasil memosisikan dirinya di bawah Tri-Core. ...Atau sebaliknya, Tri-Core tak sengaja lewat di atasnya saat dia menyelam. Quenser menambah kecepatannya agar tak tertinggal. Dan dia melihat sesuatu yang sangat besar tersembunyi di dalam air. (Jangkar raksasanya!!) Saat Tri-Core bergerak untuk bermain-main dengan sang Putri, Quenser mengincar saat yang tepat untuk menurunkan kecepatannya, melepaskan skuter airnya, dan meraih jaring yang menutupi jangkar itu. Setelah itu, benda itu bergerak dengan kecepatan 50 km/j. Rasanya seperti sedang bertahan di sisi samping bis yang sedang melaju kencang. (...!? Ooooooooohhhhhhhhhh!!) Jangkar itu adalah salah satu dari tiga tiang besi yang memanjang ke bawah dari tiga bagian utama Tri-Core. Mereka bertindak sebagai pemberat yang menjaga keseimbangan Object seperti mainan keseimbangan. Itu adalah bagian terpenting dari Object yang menjaganya tetap stabil saat mengambil tikungan tajam. Setiap jangkar itu mampu memanjang dan memendek seperti baton yang mudah dibongkar pasang. Dengan menjaga panjangnya agar cocok dengan pergerakan Tri-Core, benda itu bisa menjaga titik gravitasinya tetap stabil. Itulah kenapa dengan cara itu ia tidak akan terbalik saat berbelok dengan cepat terutama karena tenaga yang dihasilkan oleh reaktor itu terlampau besar. Tri-Core menggunakan metode yang sama seperti Hovercraft untuk menjaga tubuhnya tetap mengambang agar ia bisa bergerak dengan lebih cepat. Hambatan air dapat dikurangi sebanyak mungkin jika sang kapal sendiri tidak menyentuh air. Bahkan walau begitu, ia masih memiliki tiga buah jangkar yang masih memberikan sejumlah hambatan air dalam jumlah besar. Kenapa ia melakukan itu? Itu karena jangkar tersebut sangatlah penting sampai-sampai Object itu tidak akan bisa dikendalikan tanpanya. Namun... (Fungsinya mungkin terganggu karena jaring itu menutupi seluruh jangkar itu.) Tri-Core menembus jaring itu karena ia berpikir bahwa ranjaunya tidak akan memberikan dampak yang sangat besar bagi dirinya. Ia benar tentang hal itu. Namun, ia tidak menduga bahwa jangkarnya akan terjebak di jaring tersebut. Karena itu, salah satu jangkar itu tidak akan lagi bisa bergerak. (Jika Tri-Core bergerak ke kiri terlalu banyak, ia akan kehilangan keseimbangannya dan terbalik. Jadi agar tidak terjadi kejadian seperti itu, Tri-Core memaksakan dirinya yang hanya bisa berbelok ke kanan untuk melawan Object sang Putri!!) Saat dia memikirkan hal itu, Tri-Core entah bagaimana merasa tidak sekuat yang ia pikirkan seperti sebuah Object yang mampu menggunakan serangan jarak jauh untuk menyerang markas Quenser dan yang lainnya. Biasanya, ia akan menyerang lurus ke arah markas musuh dan meledakkan semua yang ada di hadapannya. Alasan kenapa dia tidak melakukannya adalah karena dia takut akan terjadi hal yang memaksanya belok ke arah kiri. Tapi mengetahui hal ini membuat semuanya terdengar lebih mudah. (Jika kehilangan kontrol salah satu jangkarnya saja dapat memberikan keuntungan sebesar itu, kehilangan dua lainnya akan memberikan kerusakan yang lebih parah lagi dan menghancurkan keseimbangannya!!) Itulah kenapa Quenser membawa semua peledak yang dapat ia bawa. Dia membawa sebuah bom plastik bernama Hand Axe. Dia ragu bahwa peledak saja cukup untuk menghancurkan Object, tapi ada sesuatu yang lebih dari cukup bagi dirinya dengan jaring ranjau dengan seukuran bola yang dipakai di festival olahraga. Jaring itu sudah menjerat jangkarnya dan memanjang hingga 350 meter seperti stoking panjang. Quenser memasang pemantik listrik ke dalam Hand Axe di sebelah ranjau itu. Dengan menggunakan itu, dia dapat menenggelamkan Tri-Core. (Oke, semua persiapan sudah siap... wah!?) Tri-Core tiba-tiba berbelok tajam ke kanan membuat Quenser berputar-putar. Tangannya tertarik oleh jaring itu dan karena gerakannya yang tiba-tiba tubuh Quenser terlempar cukup jauh. Dalam waktu singkat, dia berada dalam jarak yang cukup jauh dari Tri-Core. Namun, dia telah melakukan sesuatu yang sudah cukup. Quenser menendang kakinya untuk membawa kepalanya ke atas air dan melepaskan masker oksigen. Dia membawa radio di tangannya yang digunakan untuk mengirim sinyal peledakan Hand Axe. “Ini saatnya!!” Saat Quenser melihat sosok Tri-Core yang seperti gunung, dia menekan tombol itu dengan jempolnya. Sebuah ledakan senyap menderu di dalam air dan gelembung udara menyembur keluar dari bawah Tri-Core. Tidak berhenti di situ saja. Gelombang ledakan itu tidak hanya merambat melalui udara. Gelombang ledakan itu membawa dan menyerang tubuh Quenser yang berada di atas air. Dia tersentak dua kali di atas air seperti tubuhnya yang akan meledak. Ledakan yang menyerang fondasi jangkar Tri-Core agar ia seimbang membuatnya berhenti saat ia akan berbelok ke kanan untuk mengejar Object sang Putri. “Uhuk...uhuk!?” “Hey, apa kau memasang Hand Axe ke jangkar itu!?” “Yah, dan aku mendapatkan salah satu ranjau itu. Seharusnya itu cukup...” “Bodoh! Tidak semudah itu! Tri-Core sudah bergerak selama ini dengan jaring itu di jangkarnya, meledakkan semua ranjau itu dalam perjalanannya. Apa kau pikir meledakkan salah satunya akan menghancurkan salah satu jangkarnya begitu saja!!” Tri-Core menggerakan salah satu senjatanya. Akhirnya dia menggerakkan satu dari 100 senjatanya untuk menghancurkan seekor serangga yang menyengatnya. Ia tidak menggunakan meriam utama yang ia gunakan untuk melawan tuan putri. Namun, apapun yang dimiliki oleh Tri-Core, itu cukup untuk menenggelamkan kapal tempur. Tidak akan ada yang akan menjawab apa yang akan terjadi pada tubuh serangga itu. “Brengsek. Tri-Core sekarang mulai serius!! Hei, Quenser, kita akan menembakkan semua sekam dan asap yang kita bisa, tapi jangan salahkan kami kalau itu tidak cukup!! Tidak mungkin menghancurkan jangkar itu dengan peledak biasa!!” kata Heivia pasrah. “Bukan itu yang ingin aku lakukan,” jawab Quenser dengan senyum tanpa takut di bibirnya. “Aku sedang mencoba membebaskan jangkar yang terlilit jaring itu!!” Ledakan itu membuat semua bagian jaring itu menyebar ke semua era. Jaring itu menyebar seperti bendera yang menyibak mengikuti arah angin dan jaring itu melilit di salah satu jangkar itu. Sampai sekarang, hanya satu dari jangkar yang dibuat tidak berguna karena terlilit oleh jaring itu. Namun, ketiga-tiganya dibuat tidak berkutik akibat jaring yang melilit jangkar itu. Jaring itu menghalangi jangkar itu untuk memendek dan memanjang, dan menghentikan pergerakan Object. Kemampuan Object untuk bermanuver turun sangat drastis dan keseimbangannya juga tidak terjaga. Dan... Dengan suara erangan yang luar biasa, Tri-Core itu menembak Quenser. Namun, proyektilnya tidak benar-benar mengenai dirinya. Tembakan itu mengarah ke laut dan menciptakan ombak besar yang terlempar di udara dan menyapu Quenser. Dia tidak mati. Object yang maha kuat itu mengarahkan serangannya kepadanya tapi dia masih bisa hidup. Alasannya sederhana. Quenser melihat Tri-Core itu dan ia seperti melihat sebuah celah besar di sana. “Object memiliki massa yang luar biasa besar dan Tri-Core memiliki tiga tubuh bola utama dan itu sengaja dibuat khusus untuk pertempuran laut. Menggunakan kaki-kaki untuk berjalan di atas darat untuk menyokong benda sebesar itu akan menghancurkan semua yang ada di bawahnya termasuk kakinya sendiri.” Suara kertakan terdengar di seluruh area pertempuran. Tubuh Tri-Core itu dibuat dengan cara yang sangat detail dan skematis dan bahkan tidak terlihat memiliki kelemahan, monster itu terlihat mulai runtuh sedikit demi sedikit. Pemandangan itu mirip seperti ketika melihat sebuah gunung yang hancur karena sebuah gempa akibat gesekan lempeng tektonik yang bertabrakan satu sama lain. Bunyi gemeretak itu berlanjut dan pusat dari Object berbentuk huruf A itu mulai terbalik secara simetris seperti ditekan sebuah tangan raksasa. “Berat sebanyak itu membawa sedikit tenaga potensial. Dan karena itulah ia membutuhkan jangkar untuk mengatur keseimbangannya, tapi saat jangkar itu tidak bisa berfungsi, tubuh utama dari Tri-Core itu akan merasakan berat yang sangat luar biasa. Ini sama seperti seorang ahli Aikido yang menggunakan berat lawan untuk melemparnya!!” Object itu sedang berusaha keras. Namun, semua sudah terlambat. Tubuh raksasa Tri-Core membentuk huruf n kecil. Semua orang dapat mengira bahwa takdir dari Object itu tinggal menunggu waktu untuk tenggelam dan menghancurkan dirinya sendiri. Suara terdengar di seluruh selat Gibraltar. Seperti iklan sosis, Tri-core itu sudah mencapai batasnya dan hancur menjadi dua bagian. Bagian bawahnya yang mulai retak karena berat tubuhnya sendiri mulai tenggelam ke dasar lautan. Bantalannya hancur dan mesin pendorong udaranya tidak lagi berfungsi dengan baik, dan akhirnya ia tak lagi bisa mengapung di atas laut. Tepat sebelum Tri-core benar-benar tenggelam ke dasar laut, sebuah ledakan kecil terdengar di bagian atas dan melemparkan sebuah perangkat pengaman ke luar. Elite musuh sudah menyerah dan Quenser sudah mengalahkan Tri-core. Quenser melihat ke arah helikopter yang ada di atasnya dan tertawa seperti orang bodoh. “Ha ha ha!! Jadi kalian akhirnya kembali!! Kemarin Water Strider di Alaska dan sekarang ini!! Aku sudah mengalahkan dua Object!! Berapa banyak medali yang aku dapat sekarang!? Aku mungkin hanya Mahasiswa magang, tapi seharusnya aku sudah setingkat Letkol!” “Tunggu, kau bodoh!! Ini belum selesai! Kau harus keluar dari sana!!” “Hah? Tri-core-nya ‘kan sudah mau tenggelam ke dasar–” “Ya, dan Tri-core itu membuat gelombang tsunami berbentuk cincin dari tempat dia tenggelam!! Ini sama seperti sebuah stasiun luar angkasa yang jatuh dari langit ke dasar laut!!” Quenser melihat ke arah lain dan terkejut ketika melihat sebuah dinding yang sangat besar. Itu adalah sebuah dinding air setinggi 20 meter. Dari posisinya, ia seperti melihat sebuah gedung yang akan runtuh tepat ke arahnya. Dia juga melihat bahwa helikopternya terbang menjauh untuk menghindari gelombang itu. (Kau pasti sedang bercanda...!) Bahkan pasca-efeknya saja sudah cukup untuk membunuh prajurit seperti dirinya. Pada akhirnya, Quenser baru menyadari betapa besar Object itu sebenarnya saat tumpukan air itu tepat menghujam dirinya. Kelima inderanya seperti tidak lagi berfungsi dan dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. (Uhuk...uhuk!!....!!) Mati. [[Image:Heavy_Object_v01_225.jpg|thumb]] Quenser sangat merasakan sebuah perasaan yang begitu menakutkan, kata-kata itu seperti mengambang di atas kepalanya. Namun, tubuh Quenser tidak hancur berkeping-keping. Sebuah obyek besar membantu tubuhnya tidak terbawa arus gelombang itu. “...?” Setelah beberapa detik, gelombang setinggi 20 meter itu melewatinya. Quenser melihat ke sekelilingnya karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena dia masih hidup. Lalu dia sadar apa yang membawa tubuhnya itu. Object sang Putri memutari arah arus ombak itu dan menggunakan salah satu meriam raksasanya untuk mengangkatnya dari air. Quenser terdampar di atas meriam sepanjang 40 meter itu seperti futon yang siap dikeringkan. “Halo yang di sana.” Dia mendengar suara sang Putri keluar dari speaker yang biasa digunakan oleh para Elite untuk menakuti para prajurit untuk menyerah setelah Object-nya hancur. “Bagaimana rasanya menaiki Object yang sangat kamu cintai ini?”
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information