Editing Magika No Kenshi To Shoukan Maou (Indonesia):Volume 1 Chapter 3

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 1,104: Line 1,104:
   
 
===Part 4===
 
===Part 4===
 
Mio lari kembali ke kamarnya sendiri. Setelah hampir merobek seragamnya, dia melempar dan hanya memakai pakaian dalamnya sembari dia melompat ke tempat tidurnya. Dia mengubur wajahnya ke bantal dan secara impulsif meneteskan air mata.
 
 
——Setelah beberapa saat, suara dari anggota Dewan Siswa lain kembali terdengar.
 
 
Tapi itu terlalu tak tahu malu, dia terlalu tidak berguna. Sekarang, dia tidak ingin bertemu dengan mereka.
 
 
Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah, Kalah! Aku Kalah!!
 
 
... 5 tahun lalu, karena Kazu-nii kuat, dia menghilang dari Nanohana.
 
 
Sangat kesepian. Tapi setelah itu, bakat sihirnya sendiri ditemukan dan dia menemukan dirinya sendiri keluarga angkat.
 
 
Saat dia berpikir bahwa dia juga seseorang yang kuat, dia merasa bahwa dia bisa menaklukkan rasa kesepiannya.
 
 
Jadi, dia berpikir, Sihirnya sendiri...jauh lebih kuat daripada pedang Hayashizaki.
 
 
Akan tetapi, dia masih kalah...Terlalu kuat. And orang itu tetap tidak berubah dibandingkan dulu...
 
 
...Orang itu memang seperti itu sejak awal. Tidak peduli betapa seseorang memandang rendah pada dirinya sendiri, dia akan acuh tak acuh. Akan tetapi, jika teman-teman dari Nanohana dipandang rendah, itu akan tampak seakan dia benar-benar berubah menjadi orang lain dan marah. Dia akan sering kali berkelahi dengan orang-orang jahat.
 
 
Meskipun para orang dewasa berpikir bahwa sisi Kazuki yang dengan mudah terlibat perkelahian adalah buruk...Tapi, bagi kami, yang masih anak-anak, Kazu-nii adalah seorang kakak yang bisa diandalkan.
 
 
Kazu-nii tidak berubah. Sepertinya dia, dirinya sendiri, yang berdebat, yang bodoh.
 
 
Tapi orang itu, saat aku melakukan perkenalan-diri yang mencolok, dan bahkan melambai padanya, dia tidak mengenaliku.
 
 
Meskipun, adalah langka bagi mereka untuk masuk Divisi Sihir, dia masih memikirkan teknik pedang Hayashizaki.
 
 
[[image:Magika No Kenshi To Shoukan Maou Vol.01 133.jpg|thumb]]
 
 
 
 
Dapat bertemu dia sekali lagi, sebenarnya dia sangat bahagia ——tapi dia begitu marah hingga dia tak dapat memaafkannya.
 
 
Dia sebenarnya ingin lebih dekat dengannya dan ingin berbicara tentang kisah dari masa lalu...
 
 
——Berapa lama sudah sejak dia berbaring di tempat tidur depresi.
 
 
“Hey, Amasaki...Makan malam siap.”
 
 
Sebuah suara melewati pintu kamar. Itu adalah suara yang sangat canggung. Akan tetapi, dari suaranya, kau bisa merasakan persaan berbeda dari amarah.
 
 
Itu adalah suara halus Kazu-nii. Tapi karena itu...dia ingin bertingkah lebih keras kepala.
 
 
“...Makanan yang kau buat, aku tidak mau!”
 
 
——Tapi orang itu, yang suka berisik, akan pasti tidak membiarkan tingkah laku tidak sehat dari tidak makan malam seperti ini.
 
 
Seperti masa lalu, jika dia memang peduli padanya, maka mungkin dia takkan menghiraukannya apapun juga.
 
 
Meskipun dia tahu bahwa ini tidak diperbolehkan, tapi dia tetap merangkul ekspetasi semacam ini.
 
 
 
 
Aku tak bisa biarkan dia seperti ini. Kalau orang itu adalah Mio, terlebih lagi.
 
 
Mendengar responnya, Kazuki berpikir. Menjadi impulsif dan melewatkan makan, bagaimana bisa aku, yang adalah pembantu disini, mengijinkannya. Karenanya, setelah mengambil nafas dalam, dia tiba-tiba mendobrak masuk kamar.
 
 
“Tidak makan malam jelas tidak diijinkan! Cepat makan!”
 
 
Membuka pintu dengan momentum keras ——Apa yang muncul di depan matanya adalah Mio, yang hanya mengenakan pakaian dalamnya.
 
 
“Eh, kau benar-benar datang!? Tungu sebentar...aku tidak bilang bahwa aku masih memakai ini...!!”
 
 
Seketika dia panik dan bangun dari tempat tidur, dua lembah di depan dadanya memantul.
 
 
“...UWAHH!? Sorry!”
 
 
Walaupun dia mengatakan ini, tapi tatapannya masih tertarik padanya dan dia berpikir bahwa dia akan dibentak. Akan tetapi, Mio segera membungkus handuk disekitar tubuhnya dan menggunakan handuk itu untuk menutupi mulutnya. Aku tidak tahu apa yang dia gumamkan.
 
 
“...Sekarang, apa kamu masih peduli padaku...”
 
 
“...Apa yang kau katakan? Siapa yang bisa mendengar apa yang kau gumamkan dibalik handuk.”
 
 
Saat Kazuki berencana untuk meninggalkan kamar, tapi karena sebuah hati merah muncul dari tubuh Mio dan melayang, dia tetap disana. Mio seperti seorang anak yang merengek, dan dia mengeluarkan suara lemah.
 
 
“B, Bukan apa-apa! Aku tidak mau memakan makanan yang kau buat.”
 
 
“Aku tidak bisa biarkan begitu saja, senpai semua mengkhawatirkanmu...Apa karena kau membenciku dan kau tidak ingin melihatku, jadi kau tidak mau turun?”
 
 
“Uuuuu. Itu benar...Aku...masih marah padamu....”
 
 
Mio menggunakan suara seperti-nyamuk dan bicara pada Kazuki dibalik handuk.
 
 
...Setelah bertemu kembali, Aku telah secara konstan menyakitinya dan bahkan berduel dengannya.
 
 
“Aku minta maaf...tapi tolong makanlah, aku mohon. Kalau kau masih merasa bahwa aku menyebalkan dan akan merepotkanmu, maka aku akan pergi keluar hari ini.”
 
 
“Eh!? A, Aku tidak mau itu!!”
 
 
Mata Kazuki melebar. Mio mengungkapkan ekspresi “Shoot” dan segera mengkoreksinya.
 
 
“...I tidak benci itu! Bahwa <Kalau begitu, Aku tidak benar-benar benci itu> berarti bahwa aku tidak benar-benar benci itu!” <ref>Sedikit membingungkan disini tapi the bagian pertama dari ucapan (Kalimat awal) berarti bahwa dia tidak mau untuk membiarkan Kazuki meninggalkan kamar, bagian terakhir (Kalimat saat ini) berarti bahwa dia tidak peduli jika Kazuki pergi.</ref>
 
 
“A, Ahhh... Apa, jadi ini artinya, itu benar-benar mudah untuk disalahpahamkan.”
 
 
Apa, pemisahan tidak natural antara <benci> dan <tidak benci>.
 
 
“Tapi tolong jangan salah. Aku tidak...berencana memperlakukanmu seperti dulu! Jangan terus memperlakukanmu sebagai adikmu!!”
 
 
“Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang, ya. Rasanya agak sedikit kesepian seperti ini.”
 
 
“...Kamu, meskipun ini aku yang sekarang, apa kamu masih peduli dan khawatir padaku?”
 
 
“Tentu saja. I akan pasti tidak mengijinkanmu tidak makan malam.”
 
 
Mata Mio melebar. Sebuah hati merah melayang dari dadanya. Itu adalah bukti bahwa nilai positifitasnya meningkat. Jadi begitu, meskipun dia masih marah, tapi dia tidak dibenci olehnya.
 
 
Kalau begitu, maka orang ini jelas——hanya berdebat dan bermain-main.
 
 
“Be...Begitu ya? Kamu akan tetap mengkhawatirkanku...Tapi perutku memang tidak lapar.”
 
 
“Kalau begitu kita lakukan ini. Aku akan tetap menjadi budakmu seperti sebelumnya.”
 
 
“Eh? M, Meskipun aku kalah duel...?”
 
 
“...Jadi, tuan, karena budakmu sudah membuatkan makan malam, mohon makanlah.”
 
 
Setelah dia terpaku untuk beberapa waktu dia ——mengerti keinginan Kazuki dan dengan bangga membusungkan dadanya.
 
 
“...Aku mengerti. Mau bagaimana lagi...Soalnya mau bagaimana lagi! Perutku benar-benar tidak lapar. Karena aku adalah tuan! Aku harus menghargai kesetiaan budakku.”
 
 
“Ohhh, kau harus lakukan itu.”
 
 
Dia hanya bisa mempertahankan hubungan seperti ini dengannya, yang tidak bisa terus terang hingga sekarang.
 
 
Akan tetapi, jika level positifitas meningkat ——Seharusnya mungkin untuk memiliki hubungan seperti di masa lalu.
 
 
Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang, meskipun mereka berkata seperti ini, itu tidak berarti bahwa itu adalah sesuatu yang sepi.
 
 
“Benar, kau hanyalah budak! Hanya budak...Jadi kau harus tetap disisiku mulai sekarang! Jangan membuat kesalahpahaman aneh dan mencoba pergi dari sini!?”
 
 
“Aku tahu, bisa tinggal di Rumah Penyihir itu bagus.”
 
 
Mio dengan konstan menganggukkan kepalanya setuju. Hati merah lain melayang.
 
 
Turun lebih dulu, mengatakan ini, Kazuki meninggalkan kamar.
 
 
“...Benar, bento besok, kamu tidak perlu membuatnya.”
 
 
“Eh? Apa kita akan ke kantin?”
 
 
“Aku akan buatkan untukmu...Meskipun kau budakku, tapi aku yang kalah.”
 
 
Makan siang hari berikutnya. Seperti kemarin, Leme dan Mio berkumpul disekitar bangku Kazuki.
 
 
Yang Mio siapkan adalah karaage.
 
 
“...Benar, bagaimana mereka membuat rasanya di Nanohana? Soal itu, aku sudah dengan konstan ingin membuat hal yang sama dan berlatih di Keluarga Amasaki, tapi aku tidak bisa melakukannya dengan baik.”
 
 
...Apa, sudah kuduga itu adalah rasa dari kenanganmu juga.
 
 
“Soal itu, pembumbuan dilakukan di awal adalah kuncinya. Oke, lain kali kita membuatnya, kau juga harus memakai busana pembantu!”
 
 
“Apa, Apaan dengan ekspresi bahagia itu. Apa kau senang memasak bersama dengan tuanmu? Aku pokoknya tidak akan memakainya, busana bodoh itu.”
 
 
Kazuki tak bisa menghindari kecuali membiarkan emosinya naik, Mio tampak cemberut dan mengatakan beberapa kata-kata menjengkelkan.
 
 
“Soal itu, Amasaki-san...Boleh aku tanya, pada akhirnya, hubungan kalian memang sangat baik?”
 
 
Orang-orang sekeliling dengan heran melihat pada bento yang Kazuki makan, yang mana dibuat oleh Mio.
 
 
“Sudah kubilang jangan salah! Orang ini hanyalah budak!!...Hanya <Budakku>. Walaupun orang ini adalah idiot pedang E-Rank...kalau siapapun lebih lemah dariku berani memandang rendah dirinya, aku pokoknya tidak akan memaafkan mereka!”
 
 
Mio mengeluarkan raungan pada semua orang di ruang kelas.
 
 
Jika dia membuat deklarasi semacam ini, hanya Koyuki, yang sama A-Rank nya, yang bisa bicara balik.
 
 
...Orang ini, apa dia melindungiku?
 
 
“A, Apa yang kau lihat? Cepat makan!”
 
 
Dia menggunakan sumpitnya, mengambil karaage dan berkata “Cepat makanlah!” dan menempatkannya di depan Kazuki.
 
 
“...Jangan tiba-tiba melakukan hal seperti <Ah——n>, Kazuki merasa susah.
 
 
“A, Aku tidak berencana melakukannya! Ini hanya perasaan mirip memberi makan seekor anjing!”
 
 
“Bukankah hubungan mereka sangatlah baik...Mereka telah benar-benar memasuki dunia mereka sendiri...”
 
 
“Lupakan, kalau itu kita, bagaimanapun di saat ini, kita tidak akan menang melawan manapun dari mereka.”
 
 
“...Ngomong-ngomong, dia benar-benar keren, sayatan Iai Hayashizaki-kun.
 
 
“Benar! Aku ingat, Aku ingat itu!! Berlari sambil mengeluarkannya!!”
 
 
Atmosfir mengelilingi Kazuki telah berubah. Dan Mio, yang dia tidak bisa mengerti, sekarang, dia akhirnya mengerti sifat dari sikapnya.
 
 
“Apa yang kau tertawakan diam-diam di sana?”
 
 
“Tidak, Aku hanya merasa senang. Mulai sekarang, mohon kerjasamanya.”
 
 
“Ya. Kenapa kau senang? Aku tidak melakukan apapun yang akan membuatmu senang...Lupakan, karena mau bagaimana lagi, aku juga akan bersamamu mulai sekarang.”
 
 
Walaupun dia masih bicara balik, wajah Mio masihlah mengungkapkan sedikit senyuman. Sepertinya perasaan jujurnya tanpa sengaja terungkap ——
 
 
Di momen ini, suatu tempat dekat dada Mio mengeluarkan cahaya. Melihat pada Kazuki yang terkejut, bahkan orang yang terlibat, Mio, memperlihatkan ekspresi keheranan <Ada apa?>.
 
 
Cahaya itu akhirnya berubah menjadi sebuah kunci —— dan langsung memasuki cincin Kazuki.
 
 
Ini adalah apa yang Leme telah katakan, sebuah kunci ke hati mereka...
 
 
 
 
 
——Mulai saat itu, Kazuki bukan lagi seorang Pengguna Sihir Stigma yang tidak berguna.
 
   
 
==Catatan Penerjemah dan Referensi==
 
==Catatan Penerjemah dan Referensi==

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)

Template used on this page: