Editing No Game No Life:Volume 5 Bagian 3

Jump to navigation Jump to search
Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then publish the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 948: Line 948:
===Part 7===
===Part 7===


“…Senpai, apakah kamu sudah bangun?”
“…Senpai, are you finally awake?”


- Badanku begitu berat, itu adalah pikiran pertama Azrael saat dia terbangun.
- My body is so heavy, that was Azrael’s first thought as she awoke.


Sayapku tidak dapat bergerak, danaku sepertinya tidak dapat menggunakan kekuatan - tidak!
My wings can’t move, and I just can’t seem to be able to use force – no!


Dia sadar bahwa dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya menggunakan kekuatan badannya sendiri.
She realized that she had never known how it felt to use the strength of her own body.


Bagaimana badanku bergerak? Bukankan sama saja seperti berteleportasi?
How does my body move? Isn’t it just like teleporting?


Yang disebut bumi - inikah caranya untuk membatasi kehadiran akan keberadaanku?
The so-called earth – is this how it limits the presence of my being?


Mengangkat kepalanya yang terasa seberat batu, Azrael melihat ke bawah pada bayangannya sendiri.
Raising her head that felt heavy as a rock, Azrael looked down at her own shadow.


Dan yang melihat ke bawah ke arahnya adalah Jibril - dan dua Imanity Sora dan Shiro.
And looking down at her was Jibril – and the two Imanity Sora and Shiro.


Rangking terendah diantara 「Enam Belas Ras」, spesies terlemah memandang ke bawah padanya dan berkata.
The lowest ranked among the 「Sixteen Races」, the weakest species looked down at her and said.


“Kamu mencoba untuk memainkan sebuah ''game'' dengan status 「Aku yang Terkuat」, kemudian kamu memutuskan bahwa itu adalah permainan yang jelek setelah satu kekalahan, sungguh lucu sekali.”
“You attempted to play a game with the status of 「I’m the strongest」, then you decided it was a crappy game just after a single loss, now that’s just ridiculous.”


Shiro tersenyum juga saat dia mendengar perkataan Sora - meski begitu Azrael tidak dapat mengerti apa yang mereka maksud
Shiro smiled as well as she heard Sora’s words – however Azrael couldn’t understand what they meant


“Sekarang kamu akan memainkan ulang permainan dengan status 「Terlemah」, dan jika kamu masih berpikir bahwa itu sebuah permainan yang jelek –“
“Now you’re going to replay the game with the status of 「The weakest」, and if you still think it’s a crappy game –“


“…Kami akan bermain bersamamu…sebanyak yang dibutuhkan…”
“…We’ll play with you…as many times as needed…”


Dia mengerti bahwa 「Roh Kata」 yang digunakan padanya membatasi kemampuannya sampai sama dengan seorang Imanity.
She understood that the 「Word Spirit」 that used on her limited her abilities to that of an Imanity’s.


Senyuman dari dua bersaudara itu mengatakan ini - Azrael menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit.
The very smiles of the siblings told her this – Azrael bent her head down and smiled bitterly.


- Jadi, dia tidak dapat terbang, dia tidak punya sihir, dan dia bahkan tidak dapat melihat roh-roh.
- So, she couldn’t fly, she didn’t have magic, and she wasn’t even able to see spirits.


Jarak, gravitasi, semua konsep-konsep yang dia tidak pernah alami sebelumnya sekarang mengekangnya.
Distance, gravity, all these concepts that she had never experienced were now tying her down.


Dia berguling ke samping, mengumpulkan kekuatannya pada lengannya yang terbatas dan mengulurkan ke langit.
She rolled to the side, focused her energy on her restricted arms and stretched towards the sky.


- Begitu tinggi, langit begitu tinggi, dan bumi begitu luas.
- So high, the skies are so high, and the earth so wide.


Sebuah kekuatan yang mempengaruhi badannya seakan adalah sebuah tembok yang dibangun diantara dia dan langit dan bumi.
The power that was acting on her body was as if an infinite wall had been built up between her and the sky and earth.


Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya 「Terbang」 lagi.
She couldn’t even imagine what it felt like to 「Fly」 anymore.


Bahkan jika seseorang memberitahu dia dapat terbang, dia tidak punya niat sedikitpun untuk melakukannya. Dan itu menakutkan.
Even if one were to tell her she could fly, she didn’t have any intention to. And that scared her.


Sementara dua Imanity yang juga sama-sama terbatas - tertawa saat mereka membumbung tinggi di angkasa, dan telah berkata mereka telah menipunya.
While the two Imanity that were restricted in the same way – laughed as they soared through the skies, and had said they had tricked her.


“…Rasanya bumi…tidak begitu buruk…kan?”
“…The taste of the earth…isn’t that bad…right?”


“Jika kamu tidak jatuh, kamu tidak akan pernah memiliki keinginan untuk terbang lagi.”
“If you don’t crash to the ground, you’ll never have the urge to fly again.”


Mereka melayang di angkasa begitu bebas, dan mereka masih bisa berkata bahwa jatuh sekali tidaklah buruk.
They had soared in the skies so freely, and yet they were able to say that crashing once wasn’t bad.


“- Benar, kamu dapat berdiri lagi setelah kamu jatuh, jadi selalu ada kesempatan selanjutnya, bukankah begitu?”
“- Benar, kamu dapat berdiri lagi setelah kamu jatuh, jadi selalu ada kesempatan selanjutnya, bukankah begitu?”
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:

Cancel Editing help (opens in new window)