Editing Sayonara Piano Sonata (Indonesia):Jilid 1 Bab 3

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 3: Line 3:
   
   
Di pagi hari, sewaktu ''homeroom'', ketika wali kelas kami — yang dijuluki goinkyo<ref>ご隠居 (ごいんきょ). Sebutan bagi orang yang telah pensiun dalam masa kerja. Namun terkadang sebutan tersebut bisa disematkan untuk orang yang ditetuakan, biasanya dalam suatu instansi.</ref> Di pagi hari, sewaktu ''homeroom'', ketika wali kelas kami — yang dijuluki goinkyo (karena beliau terlihat seperti Mito Koumon)<ref>[http://en.wikipedia.org/wiki/Mito_K%C5%8Dmon Mito Koumon] adalah serial drama dari Jepang yang berkisah seputar sosok kehidupan Mito Mitsukuni, mantan wakil shogun dan daimyo kedua wilayah Mito. Dalam serial tersebut Mitsukuni menyamar sebagai seorang pensiunan pedagang jajanan, dengan memakai nama Mitsuemon.</ref> — membawa serta seorang gadis masuk ke dalam kelas, seketika itu juga suasana kelas langsung membeku. Aku tidak menyadari perubahan suasana yang terjadi, karena saat itu aku merasa mengantuk sembari mendengarkan ''discman''-ku.
+
Di pagi hari, sewaktu ''homeroom'', ketika wali kelas kami — yang dijuluki goinkyo<ref>ご隠居 (ごいんきょ). Sebutan bagi orang yang telah pensiun dalam masa kerja. Namun terkadang sebutan tersebut bisa disematkan untuk orang yang ditetuakan, biasanya dalam suatu instansi.</ref> Di pagi hari, sewaktu homeroom, ketika wali kelas kami — yang dijuluki goinkyo (karena beliau terlihat seperti Mito Koumon)<ref>[http://en.wikipedia.org/wiki/Mito_K%C5%8Dmon Mito Koumon] adalah serial drama dari Jepang yang berkisah seputar sosok kehidupan Mito Mitsukuni, mantan wakil shogun dan daimyo kedua wilayah Mito. Dalam serial tersebut Mitsukuni menyamar sebagai seorang pensiunan pedagang jajanan, dengan memakai nama Mitsuemon.</ref> — membawa serta seorang gadis masuk ke dalam kelas, seketika itu juga suasana kelas langsung membeku. Aku tidak menyadari perubahan suasana yang terjadi, karena saat itu aku merasa mengantuk sembari mendengarkan ''discman''-ku.
   
 
Baru setelah Chiaki, yang duduk di depanku, berbalik dan mendorong bahuku, dengan cepat kulepas ''earphone'' yang menempel di telingaku. Tidak peduli ada atau tidaknya ''homeroom'', ruang kelas ini selalu dipenuhi percakapan di tiap paginya. Meski begitu, aku masih bisa mendengar beberapa teman sekelas yang berbisik kala itu.
 
Baru setelah Chiaki, yang duduk di depanku, berbalik dan mendorong bahuku, dengan cepat kulepas ''earphone'' yang menempel di telingaku. Tidak peduli ada atau tidaknya ''homeroom'', ruang kelas ini selalu dipenuhi percakapan di tiap paginya. Meski begitu, aku masih bisa mendengar beberapa teman sekelas yang berbisik kala itu.
Line 111: Line 111:
 
<span style="font-size: 200%; border: "><center>♪</center></span>
 
<span style="font-size: 200%; border: "><center>♪</center></span>
   
Meski aku mempertimbangkan wajah cantik jelita dan status selebritinya, Mafuyu adalah tipe gadis yang sengaja tidak ingin kudekati. Sejak hari kepindahannya di sekolah ini, dirinya terus dikelilingi sekelompok gadis yang ingin tahu dan ingin bertanya berbagai hal padanya. Namun kadang, selain berkata, "Enggak tahu" dan "Aku tidak mau jawab", ia sulit sekali memberi jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut.
+
Meski aku mempertimbangkan wajah cantik jelita dan status selebritinya, Mafuyu adalah tipe gadis yang sengaja tidak ingin kudekati. Sejak hari kepindahannya di sekolah ini, dirinya terus dikelilingi sekelompok gadis yang ingin tahu dan ingin bertanya berbagai hal padanya. Namun kadang, selain berkata, "Enggak tahu" dan "Aku tidak mau jawab", ia sulit sekali memberi jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut.
   
 
"Kenapa di saat yang kurang pas begini, ia malah pindah ke sekolah ini?"
 
"Kenapa di saat yang kurang pas begini, ia malah pindah ke sekolah ini?"
Line 139: Line 139:
 
Saat istirahat makan siang di hari kedua kepindahannya ke sekolah ini, sepertinya Mafuyu menganggap situasi yang dikelilingi gadis-gadis penasaran itu membuatnya sedikit geregetan, dan beberapa kali seolah meminta bantuanku dengan menatap penuh harap pada diriku melalui celah tembok manusia. Yah, aku tidak bisa membantunya meski ia mengharapkannya.
 
Saat istirahat makan siang di hari kedua kepindahannya ke sekolah ini, sepertinya Mafuyu menganggap situasi yang dikelilingi gadis-gadis penasaran itu membuatnya sedikit geregetan, dan beberapa kali seolah meminta bantuanku dengan menatap penuh harap pada diriku melalui celah tembok manusia. Yah, aku tidak bisa membantunya meski ia mengharapkannya.
   
Sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan para gadis itu adalah hal-hal tidak penting berupa, seperti apa studio itu; selebriti mana yang ada di perusahaan penyiaran, dan apakah ia kenal dengan mereka. Saat aku akan memundurkan kursiku dan berlari menjauh dari kerumunan tersebut, tiba-tiba kudengar suara ''*bam*'', yang menandakan ada seseorang yang menggebrak meja. Aku menoleh, dan melihat Mafuyu berdiri di tengah kerumunan para gadis, dan menunjukku melalui celah tembok manusia. Dia berkata sambil berlinang air mata. "Tanya anak itu. Maniak itu punya semua albumku, dan harusnya ia tahu banyak tentangku."
+
Sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan para gadis itu adalah hal-hal tidak penting berupa, seperti apa studio itu; selebriti mana yang ada di perusahaan penyiaran, dan apakah ia kenal dengan mereka. Saat aku akan memundurkan kursiku dan berlari menjauh dari kerumunan tersebut, tiba-tiba kudengar suara *bam*, yang menandakan ada seseorang yang menggebrak meja. Aku menoleh, dan melihat Mafuyu berdiri di tengah kerumunan para gadis, dan menunjukku melalui celah tembok manusia. Dia berkata sambil berlinang air mata. "Tanya anak itu. Maniak itu punya semua albumku, dan harusnya ia tahu banyak tentangku."
   
 
Hah? Apa?
 
Hah? Apa?
Line 215: Line 215:
 
"Oi, makan malamnya belum siap?"
 
"Oi, makan malamnya belum siap?"
   
"Makan malamnya~belum~siap?" Tetsurou mulai menyanyikan kata-kata itu dengan nada pada bagian <Engkau tidak 'kan pergi lagi> dari <Pernikahan Figaro>. Berisik, tahu. Kunyah saja rekaman atau apalah sana!
+
"Makan malamnya~belum~siap?" Tetsurou mulai menyanyikan kata-kata itu dengan nada pada bagian <Kamu tidak akan pergi lagi> dari <Pernikahan Figaro>. Berisik, tahu. Kunyah saja rekaman atau apalah sana!
   
 
Kalau ia benar-benar meninggalkan piano karena suatu alasan, dan akhirnya memilih belajar di sekolah kami daripada di Sekolah Musik, maka masuk akal jika ia pindah di waktu yang kurang pas begini. Meski begitu, kenapa ia sampai meninggalkan piano?
 
Kalau ia benar-benar meninggalkan piano karena suatu alasan, dan akhirnya memilih belajar di sekolah kami daripada di Sekolah Musik, maka masuk akal jika ia pindah di waktu yang kurang pas begini. Meski begitu, kenapa ia sampai meninggalkan piano?

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)