Editing Sayonara Piano Sonata (Indonesia):Jilid 1 Bab 9
Jump to navigation
Jump to search
Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.
Latest revision | Your text | ||
Line 53: | Line 53: | ||
Senpai menengadahkan pandangannya dari partitur dan tampak lebih terkejut. |
Senpai menengadahkan pandangannya dari partitur dan tampak lebih terkejut. |
||
− | "Memangnya apa lagi? Apa kamu punya rencana lain untuk |
+ | "Memangnya apa lagi? Apa kamu punya rencana lain untuk 'memberi pelajaran' padanya?" |
"... eng, ya ...." sejujurnya aku tidak pernah memikirkan hal ini. "Aku memang masih belum yakin, tapi kurasa jika sesuatu seperti aku memainkan semacam musik ''rock'' padanya, mungkin saja ia bisa sedikit kagum padaku?" |
"... eng, ya ...." sejujurnya aku tidak pernah memikirkan hal ini. "Aku memang masih belum yakin, tapi kurasa jika sesuatu seperti aku memainkan semacam musik ''rock'' padanya, mungkin saja ia bisa sedikit kagum padaku?" |
||
Line 111: | Line 111: | ||
Niccolò Paganini, seorang violinis yang dijuluki sang Iblis dikarenakan teknik permainannya yang begitu mumpuni. Ia juga cukup berbakat sebagai komposer, tapi karena tidak percaya diri, ia tidak pernah merilis komposisinya itu. Karenanya, semua karya-karyanya itu sudah hilang entah ke mana. |
Niccolò Paganini, seorang violinis yang dijuluki sang Iblis dikarenakan teknik permainannya yang begitu mumpuni. Ia juga cukup berbakat sebagai komposer, tapi karena tidak percaya diri, ia tidak pernah merilis komposisinya itu. Karenanya, semua karya-karyanya itu sudah hilang entah ke mana. |
||
− | konserto dan ''capriccio'' |
+ | konserto dan ''capriccio'' violinnya — bersama dengan ''etude'' piano yang digubah Franz Liszt berdasarkan ''capriccio''-nya — mungkin satu-satunya karya yang ditinggalkannya pada era musik modern. |
Yang Mafuyu mainkan sekarang adalah ''etude'' gubahan Liszt. |
Yang Mafuyu mainkan sekarang adalah ''etude'' gubahan Liszt. |
||
Line 277: | Line 277: | ||
Tumpukan sampah yang sangat besar layaknya sisa-sisa tulang-belulang korban hasil perang itu dibiarkan membusuk dari waktu ke waktu — di antara tumpukan tersebut, berdiri sebuah piano. Semua terasa sunyi seolah gambaran akhir dunia terpapar di tempat itu — Mafuyu mungkin satu-satunya orang yang masih bisa hidup di tempat tersebut. |
Tumpukan sampah yang sangat besar layaknya sisa-sisa tulang-belulang korban hasil perang itu dibiarkan membusuk dari waktu ke waktu — di antara tumpukan tersebut, berdiri sebuah piano. Semua terasa sunyi seolah gambaran akhir dunia terpapar di tempat itu — Mafuyu mungkin satu-satunya orang yang masih bisa hidup di tempat tersebut. |
||
− | Aku mencoba untuk mengingatnya lagi, mengingat alunan melodi dari sonata piano yang dimainkan Mafuyu saat itu. Melodi yang terbentuk dari rangkaian ''arpeggio'' |
+ | Aku mencoba untuk mengingatnya lagi, mengingat alunan melodi dari sonata piano yang dimainkan Mafuyu saat itu. Melodi yang terbentuk dari rangkaian ''arpeggio'', seperti gelombang di permukaan laut yang bergerak secara perlahan. Apa itu gubahan Debussy ..., eh, tunggu, apa mungkin Prokofiev, ya? Aku masih tidak bisa mengingat komposisi yang dimainkannya kala itu. |
Ditambah, itu rasanya seperti sesuatu yang tidak bisa disentuh. Waktu itu Mafuyu bilang padaku kalau ia ingin agar aku melupakan komposisi yang dimainkannya itu. |
Ditambah, itu rasanya seperti sesuatu yang tidak bisa disentuh. Waktu itu Mafuyu bilang padaku kalau ia ingin agar aku melupakan komposisi yang dimainkannya itu. |