Editing Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab01
Jump to navigation
Jump to search
Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.
Latest revision | Your text | ||
Line 480: | Line 480: | ||
+ | <!--Penanda Sunting--> |
||
− | |||
Tapi jujur saja, jauh di lubuk hatiku, aku sangat iri dengan sikap Haruhi terhadap kehidupan. |
Tapi jujur saja, jauh di lubuk hatiku, aku sangat iri dengan sikap Haruhi terhadap kehidupan. |
||
− | Dia masih yakin bahwa dia akan bertemu seseorang dari dunia |
+ | Dia masih yakin bahwa dia akan bertemu seseorang dari dunia supernatural, keyakinan yang kutinggalkan lama sekali, dia antusias sekali berusaha meraih mimpinya. Kalau hanya duduk-duduk menunggu takkan menghasilkan apa-apa, itulah kita semua! Inilah kenapa Haruhi melakukan sesuatu seperti menggambar garis putih di lapangan sekolah, menggambar simbol di atap sekolah, menempel kertas jimat terkutuk dimana-mana. |
Hah! |
Hah! |
||
− | Aku tak tahu kapan waktu Haruhi mulai melakukan hal-hal aneh yang membuat orang salah mengira kalau dia itu okultis. Menunggu tiada hasilnya, jadi, kenapa engga ngelakuin upacara aneh buat manggil mereka? Pada akhirnya, bagaimanapun juga, |
+ | Aku tak tahu kapan waktu Haruhi mulai melakukan hal-hal aneh yang membuat orang salah mengira kalau dia itu okultis. Menunggu tiada hasilnya, jadi, kenapa engga ngelakuin upacara aneh buat manggil mereka? Pada akhirnya, bagaimanapun juga, tiada yang terjadi. Mungkin itu alasannya kenapa Haruhi selalu memakai paras "seluruh-dunia-sialan" di mukanya...? |
“Hei, Kyon.” |
“Hei, Kyon.” |
||
− | Setelah kelas berakhir, Taniguchi, dengan wajah kebingungan, mencoba memojokkanku. Taniguchi, |
+ | Setelah kelas berakhir, Taniguchi, dengan wajah kebingungan, mencoba memojokkanku. Taniguchi, loe bener-bener kayak orang bego tau ga dengan wajah kayak gitu! |
− | “Berisik! Gue gak peduli |
+ | “Berisik! Gue gak peduli loe ngomong apa. Ngomong-ngomong pelet apa yang loe gunain?” |
“Pelet apaan?” |
“Pelet apaan?” |
||
Line 501: | Line 501: | ||
[[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Tiga_Hukum_Clarke|Setiap teknologi terdepan tiada bedanya dengan sihir!]] Aku jadi ingat kutipan ini saat bertanya balik kepadanya. Dia lalu menunjukkan jarinya pada bangku kosong Haruhi. |
[[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Tiga_Hukum_Clarke|Setiap teknologi terdepan tiada bedanya dengan sihir!]] Aku jadi ingat kutipan ini saat bertanya balik kepadanya. Dia lalu menunjukkan jarinya pada bangku kosong Haruhi. |
||
− | “Ini pertama kalinya gue liat Suzumiya ngobrol |
+ | “Ini pertama kalinya gue liat Suzumiya ngobrol ma orang lama banget! Loe berdua ngomong apaan aja sih?” |
Itu, ah, apa yang kita omongin ya? Gue cuman nanya pertanyaan yang biasa-biasa aja, itu aja. |
Itu, ah, apa yang kita omongin ya? Gue cuman nanya pertanyaan yang biasa-biasa aja, itu aja. |
||
Line 513: | Line 513: | ||
Woi, jangan ngomong yang bisa bikin orang salah paham dong. |
Woi, jangan ngomong yang bisa bikin orang salah paham dong. |
||
− | “Ga masalah kalo Kyon itu suka ama cewek-cewek aneh. Yang gue ga ngerti itu, kenapa si Suzumiya mau ngomong sama |
+ | “Ga masalah kalo Kyon itu suka ama cewek-cewek aneh. Yang gue ga ngerti itu, kenapa si Suzumiya mau ngomong sama loe? Gue sama sekali ga ngerti.” |
“Mungkin Kyon sama anehnya sama dia?” |
“Mungkin Kyon sama anehnya sama dia?” |
||
− | “Mungkin. Maksud gue, |
+ | “Mungkin. Maksud gue, loe ga bisa ngarepin orang dengan panggilan kayak Kyon itu orang normal.” |
− | Berhenti manggil gue Kyon, Kyon, Kyon! Daripada dipanggil dengan panggilan bodoh itu, mendingan panggil nama asli gue! Paling engga, gue pengen denger adik gue |
+ | Berhenti manggil gue Kyon, Kyon, Kyon! Daripada dipanggil dengan panggilan bodoh itu, mendingan panggil nama asli gue! Paling engga, gue pengen denger adik gue ndiri manggil gue “Onii-chan”! |
“Saya juga kepengin tahu.” |
“Saya juga kepengin tahu.” |
||
Line 527: | Line 527: | ||
“Saya nyoba ngomong sama Suzumiya-san udah beberapa kali, tapi sama sekali ga bisa. Bisa ajarin saya gimana caranya bicara sama dia?” |
“Saya nyoba ngomong sama Suzumiya-san udah beberapa kali, tapi sama sekali ga bisa. Bisa ajarin saya gimana caranya bicara sama dia?” |
||
− | Aku bertingkah seolah-olah sedang berpikir tentang hal ini sebentar, tapi sebenarnya, aku sama sekali |
+ | Aku bertingkah seolah-olah sedang berpikir tentang hal ini sebentar, tapi sebenarnya, aku sama sekali tak sedang berpikir. |
“Entahlah.” |
“Entahlah.” |
||
Line 539: | Line 539: | ||
“Teman, ya?” |
“Teman, ya?” |
||
− | Aku menggelengkan kepala tak yakin. Emang bener kayak gitu ya? Tapi satu-satunya ekspresi yang Haruhi tunjukin ke aku |
+ | Aku menggelengkan kepala tak yakin. Emang bener kayak gitu ya? Tapi satu-satunya ekspresi yang Haruhi tunjukin ke aku kapanpun aku ngomong sama dia hanya wajah bersungutnya itu! |
− | “Kamu harus terus nolong Suzumiya-san biar dia bisa rukun sama semuanya. Kita toh satu kelas, jadi kami |
+ | “Kamu harus terus nolong Suzumiya-san biar dia bisa rukun sama semuanya. Kita toh satu kelas, jadi kami mengandalkanmu” |
Hah. Kalaupun kamu ngomong begitu, aku ga tahu apa yang harus kulakukan! |
Hah. Kalaupun kamu ngomong begitu, aku ga tahu apa yang harus kulakukan! |
||
− | “Jika ada sesuatu yang perlu kusampaikan ke Suzumiya-san, saya hanya tinggal minta kamu |
+ | “Jika ada sesuatu yang perlu kusampaikan ke Suzumiya-san, saya hanya tinggal minta kamu nyampein pesannya ke dia!” |
Engga, tunggu! Aku kan bukan juru bicaranya! |
Engga, tunggu! Aku kan bukan juru bicaranya! |
||
Line 551: | Line 551: | ||
“Plis?” pintanya tulus, sambil mengatupkan kedua telapak tangannya. |
“Plis?” pintanya tulus, sambil mengatupkan kedua telapak tangannya. |
||
− | Berhadapan dengan permintaannya, aku hanya bisa memberi respon tak jelas seperti “erm” dan “ahh...”. Asakura anggap itu sebagai "oke", memberi |
+ | Berhadapan dengan permintaannya, aku hanya bisa memberi respon tak jelas seperti “erm” dan “ahh...”. Asakura anggap itu sebagai "oke", memberi senyuman seperti tulip kuningnya, dan lalu kembali ke cewek-cewek lainnya. Setelah melihat kalau cewek-cewek lain sedang melihatku, rasanya jantungku telah jatuh kedasar lembah. |
“Kyon, kita sahabat, kan..?” tanya Taniguchi, menatapku curiga. |
“Kyon, kita sahabat, kan..?” tanya Taniguchi, menatapku curiga. |
||
Line 587: | Line 587: | ||
“Ah, men, bosen banget! Napa sih sekolah ini ga punya klub menarik yang bener?” |
“Ah, men, bosen banget! Napa sih sekolah ini ga punya klub menarik yang bener?” |
||
− | “Yah, ga banyak yang bisa |
+ | “Yah, ga banyak yang bisa loe lakuin soal itu.” |
− | “Kupikir setelah lulus trus masuk SMA aku bakalan nemuin klub mantep! Ha~h, ini kayak nyoba ikut Liga Utama Baseball dan terus nemu kalo di sekolah yang |
+ | “Kupikir setelah lulus trus masuk SMA aku bakalan nemuin klub mantep! Ha~h, ini kayak nyoba ikut Liga Utama Baseball dan terus nemu kalo di sekolah yang loe datengin bahkan ga punya tim Baseballnya.” |
Haruhi terlihat seperti semacam [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Banshee|banshee]] yang siap pergi ke ribuan biara Buddha untuk memberi beberapa kutukan. Dia tatap langit dengan hina dan menghembuskan desahan besar. |
Haruhi terlihat seperti semacam [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Banshee|banshee]] yang siap pergi ke ribuan biara Buddha untuk memberi beberapa kutukan. Dia tatap langit dengan hina dan menghembuskan desahan besar. |
||
Line 597: | Line 597: | ||
Aku tak tahu klub macam apa yang Haruhi suka. Mungkin bahkan ''dia sendiri'' pun tak tahu jawabannya. Dia hanya ingin “melakukan hal yang menarik.” "Sesuatu yang menarik" itu apa? Apa itu termasuk memecahkan misteri pembunuhan? Mencari UFO? Atau pengusiran setan? Kupikir dia juga tak tahu. |
Aku tak tahu klub macam apa yang Haruhi suka. Mungkin bahkan ''dia sendiri'' pun tak tahu jawabannya. Dia hanya ingin “melakukan hal yang menarik.” "Sesuatu yang menarik" itu apa? Apa itu termasuk memecahkan misteri pembunuhan? Mencari UFO? Atau pengusiran setan? Kupikir dia juga tak tahu. |
||
− | “Menurut gue |
+ | “Menurut gue ga bisa apa-apa kalo emang ga ada.” |
Kuputuskan untuk mengekspresikan pendapatku. |
Kuputuskan untuk mengekspresikan pendapatku. |
||
Line 609: | Line 609: | ||
Haruhi memotong begitu saja ceramahku yang agak bermutu itu, atau setidaknya begitulah yang tadinya kupikir, dan memalingkan kepalanya ke arah lain. Kayaknya sekarang dia lagi murung banget. Tapi sekali lagi, kapan sih dia engga gitu? Gue udah terbiasa kok. |
Haruhi memotong begitu saja ceramahku yang agak bermutu itu, atau setidaknya begitulah yang tadinya kupikir, dan memalingkan kepalanya ke arah lain. Kayaknya sekarang dia lagi murung banget. Tapi sekali lagi, kapan sih dia engga gitu? Gue udah terbiasa kok. |
||
− | Cewek ini mungkin tak peduli dengan apapun |
+ | Cewek ini mungkin tak peduli dengan apapun -- kecuali yang berhubungan dengan kekuatan supranatural yang melewati batas kenyataan. Dunia ini ga punya yang kayak gitu, tapinya. Ga ada, beneran. |
Panjang umur Hukum-Hukum Fisika! Berkat kamu, kita para manusia bisa hidup dengan damai. Walau Haruhi mungkin jijik sama hal beginian. |
Panjang umur Hukum-Hukum Fisika! Berkat kamu, kita para manusia bisa hidup dengan damai. Walau Haruhi mungkin jijik sama hal beginian. |
||
Line 625: | Line 625: | ||
− | Sinar hangat matahari membuat semua orang di kelas mengantuk. Tepat ketika aku terkantuk-kantuk dan mulai tertidur, tenaga hebat tiba-tiba terkerahkan sendiri |
+ | Sinar hangat matahari membuat semua orang di kelas mengantuk. Tepat ketika aku terkantuk-kantuk dan mulai tertidur, tenaga hebat tiba-tiba terkerahkan sendiri dari kerah bajuku dan menarikku ke belakang. Karena tenaganya kuat sekali, kepalaku sampai terbentur ujung bangku belakangku. Air mata keluar seketika dari mataku. |
− | + | “Loe ngapain sih!?” |
|
− | Kuputar kepalaku marah dan melihat Haruhi, yang satu tangannya masih menarik kerahku, tersenyum lebar secerah matahari tropis |
+ | Kuputar kepalaku marah dan melihat Haruhi, yang satu tangannya masih menarik kerahku, tersenyum lebar secerah matahari tropis -- sumpah, ini pertama kalinya aku melihat senyumnya! Kalau senyuman bisa diukur dengan suhu, mungkin senyuman dia sama panasnya dengan hutan hujan tropis. |
“Aku ngerti!” |
“Aku ngerti!” |
||
− | Woi, jangan muncratin ludah |
+ | Woi, jangan muncratin ludah loe dong! |
“Kenapa sebelumnya ga kepikiran ya?” |
“Kenapa sebelumnya ga kepikiran ya?” |
||
− | Mata Haruhi bersinar seterang [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Bintang_Albireo_Alpha|bintang Alpha Albireo]]. Dia menatapku tajam. Dengan segan |
+ | Mata Haruhi bersinar seterang [[Suzumiya_Haruhi_%7E_Indonesian_Version:Jilid1_Catatan_dan_Referensi_Penerjemah#Bintang_Albireo_Alpha|bintang Alpha Albireo]]. Dia menatapku tajam. Dengan segan kubertanya: |
“Emang apa yang baru kepikiran?” |
“Emang apa yang baru kepikiran?” |
||
Line 651: | Line 651: | ||
“Beneran? Ide yang sungguh cemerlang. Bisa lepasin gue sekarang?” |
“Beneran? Ide yang sungguh cemerlang. Bisa lepasin gue sekarang?” |
||
− | “Sikap apaan tuh? |
+ | “Sikap apaan tuh? Loe harusnya lebih senang!” |
− | “Soal ide |
+ | “Soal ide loe tadi, kita omongin ntar. Sekarang ini, gue pengen loe mempertimbangkan dimana kita sekarang. BARU loe bisa bagi-bagi suka-cita elo itu sama gue. Tapi pertama-tama, tenang dulu, okey?” |
“Maksudnya apa?” |
“Maksudnya apa?” |
||
Line 667: | Line 667: | ||
Kudengar Haruhi bergerutu tentang sesuatu sebelum dia duduk dengan segan. Guru lalu lanjut menulis pada papan tulis... |
Kudengar Haruhi bergerutu tentang sesuatu sebelum dia duduk dengan segan. Guru lalu lanjut menulis pada papan tulis... |
||
− | Bikin klub baru, ya? |
+ | Bikin klub baru, ya? |
Hmmmm... |
Hmmmm... |