Editing Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab02
Jump to navigation
Jump to search
Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.
Latest revision | Your text | ||
Line 159: | Line 159: | ||
Plis deh, gue belum mau mati dulu! |
Plis deh, gue belum mau mati dulu! |
||
+ | <!--Penanda Sunting--> |
||
+ | Jadi sekarang kita udah nemu ruangan klub, tapi samasekali ga ada kemajuan sama administrasinya. Kita masih belum mutusin nama maupun kegiatan klub yang pengen dilakuin. Sudah kutanyakan hal ini kepada Haruhi, tapi sepertinya dia punya pikiran lain. |
||
− | |||
− | Jadi sekarang kita udah nemu ruangan klub, tapi administrasinya sama sekali ga ada kemajuan. Kita masih belum mutusin nama maupun kegiatan klub yang pengen dilakuin. Sudah kutanyakan hal ini kepada Haruhi, tapi sepertinya dia punya pikiran lain. |
||
"Kita bisa putusin semua itu ntar!" Haruhi menyatakan dengan keras. "Sekarang yang paling penting ngerekrut anggota. Kita masih butuh paling sedikit dua orang lagi." |
"Kita bisa putusin semua itu ntar!" Haruhi menyatakan dengan keras. "Sekarang yang paling penting ngerekrut anggota. Kita masih butuh paling sedikit dua orang lagi." |
||
− | Jadi, |
+ | Jadi, loe udah masukin cewek Klub Sastra juga? Loe ga mungkin memperlakukan Nagato Yuki kayak aksesoris klub doang, kan? |
"Ngga usah khawatir soal itu. Aku pasti bisa ngumpulin orang-orang segera; aku udah punya seseorang di pikiranku." |
"Ngga usah khawatir soal itu. Aku pasti bisa ngumpulin orang-orang segera; aku udah punya seseorang di pikiranku." |
||
Line 175: | Line 175: | ||
Besoknya sehabis sekolah, setelah menolak tawaran Taniguchi dan Kunikida untuk pulang bareng, dengan enggan kuseret kaki beratku menuju ruang klub. |
Besoknya sehabis sekolah, setelah menolak tawaran Taniguchi dan Kunikida untuk pulang bareng, dengan enggan kuseret kaki beratku menuju ruang klub. |
||
− | Haruhi hanya bilang "Kamu pergi duluan!" dan buru-buru keluar ruang kelas dengan kecepatan yang sangat dibutuhkan Klub Atletik. Dia begitu cepat sampai-sampai aku berpikir kalau dia menambah booster di sepatunya. Aku tak tahu antara dia buru-buru mencari anggota baru, atau hanya sangat bersemangat kalau dia sudah melangkah maju untuk bertemu |
+ | Haruhi hanya bilang "Kamu pergi duluan!" dan buru-buru keluar ruang kelas dengan kecepatan yang sangat dibutuhkan Klub Atletik. Dia begitu cepat sampai-sampai aku berpikir kalau dia menambah booster di sepatunya. Aku tak tahu antara dia buru-buru mencari anggota baru, atau hanya sangat bersemangat kalau dia sudah melangkah maju untuk bertemu mahkluk luar angkasa? |
Di lain pihak, aku hanya bisa membawa tasku, jadi aku bergerak perlahan menuju ruang Klub Sastra. |
Di lain pihak, aku hanya bisa membawa tasku, jadi aku bergerak perlahan menuju ruang Klub Sastra. |
||
Line 187: | Line 187: | ||
"...Lagi baca apa?" |
"...Lagi baca apa?" |
||
− | Tanyaku, tak tahan dengan keheningan lebih lama lagi. Nagato Yuki menjawabnya dengan mengangkat buku dan |
+ | Tanyaku, tak tahan dengan keheningan lebih lama lagi. Nagato Yuki menjawabnya dengan mengangkat buku dan menunjukan sampulnya. Mataku melihat sejumlah besar huruf asing yang memusingkan; keliatannya kayak semacem novel fiksi ilmiah. |
"Itu menarik ya?" |
"Itu menarik ya?" |
||
− | Nagato Yuki mendorong kacamatanya |
+ | Nagato Yuki mendorong kacamatanya keatas tanpa tenaga sebelum menjawabnya dengan nada kosong. |
"Unik." |
"Unik." |
||
Line 223: | Line 223: | ||
Dia pasti "calon terpilih"-nya Haruhi. |
Dia pasti "calon terpilih"-nya Haruhi. |
||
− | "A...apa yang |
+ | "A...apa yang kau lakukan?" |
Kata gadis tersebut, hampir menangis sekarang. |
Kata gadis tersebut, hampir menangis sekarang. |
||
Line 241: | Line 241: | ||
Keheningan sekali lagi menelan ruangan. Haruhi terlihat puas dengan "kerjaan beres dengan baik"; Nagato Yuki, seperti biasa, tetap membaca bukunya tanpa reaksi; dan gadis yang dipanggil Asahina Mikuru hanya takut-takut tolol. Hei, kenapa ngga ada yang ngomong? Dan jadinya aku yang memulai percakapan. |
Keheningan sekali lagi menelan ruangan. Haruhi terlihat puas dengan "kerjaan beres dengan baik"; Nagato Yuki, seperti biasa, tetap membaca bukunya tanpa reaksi; dan gadis yang dipanggil Asahina Mikuru hanya takut-takut tolol. Hei, kenapa ngga ada yang ngomong? Dan jadinya aku yang memulai percakapan. |
||
− | " |
+ | "Loe culik dia darimana?" |
− | "Bukan penculikan kok! Aku cuman maksa dia datang ke sini |
+ | "Bukan penculikan kok! Aku cuman maksa dia datang ke sini bareng aku." |
Itu sama aja! |
Itu sama aja! |
||
Line 249: | Line 249: | ||
"Aku nemu dia lagi ngelamun di ruang kelas dua, jadi kutangkap dia dari sana. Aku udah nelusurin sekolah pas istirahat, jadi aku udah ngeliatnya beberapa kali." |
"Aku nemu dia lagi ngelamun di ruang kelas dua, jadi kutangkap dia dari sana. Aku udah nelusurin sekolah pas istirahat, jadi aku udah ngeliatnya beberapa kali." |
||
− | Jadi itu toh yang |
+ | Jadi itu toh yang loe lakuin pas istirahat waktu loe engga keliatan dimana-mana di ruang kelas. Engga, bentar, ini bukan waktunya mikirin beginian. |
− | "Gimanapun juga, dia |
+ | "Gimanapun juga, dia sempai kita!" |
"Terus?" |
"Terus?" |
||
− | Kulihat dia dalam ketakpercayaan. Ya |
+ | Kulihat dia dalam ketakpercayaan. Ya tuhan, nih cewek benar-benar ga mikir dia itu udah ngapain! |
− | "Ya udah... kasih tau aku, kenapa |
+ | "Ya udah... kasih tau aku, kenapa loe butuh nyari dia, emm, Asahina-san, kan?" |
"Sini, lihat deh." |
"Sini, lihat deh." |
||
Line 267: | Line 267: | ||
Cuman penculik berbahaya yang bakalan ngomong gitu! Itulah yang kupikir, omong-omong. |
Cuman penculik berbahaya yang bakalan ngomong gitu! Itulah yang kupikir, omong-omong. |
||
− | "Aku percaya kalo karakter |
+ | "Aku percaya kalo karakter Moe itu penting!" lanjutnya. |
− | "...Maaf, |
+ | "...Maaf, loe bilang apa?" |
− | "Aku bilang |
+ | "Aku bilang Moe! Faktor yang bikin orang horny! Pada dasarnya, kebanyakan cerita detektif punya karakter yang bisa bikin orang horny dan ngebangkitin rasa kasihan." |
− | Otomatis aku berputar dan mengamati Asahina Mikuru: dia memiliki badan kecil dan wajah yang bisa mudah disalahsangkakan sebagai anak SD. Rambut coklatnya sedikit berombak, tergantung |
+ | Otomatis aku berputar dan mengamati Asahina Mikuru: dia memiliki badan kecil dan wajah yang bisa mudah disalahsangkakan sebagai anak SD. Rambut coklatnya sedikit berombak, tergantung dipunggungnya. Sepasang mata anak anjing besar memberikan aura "tolong lindungi aku". Bibir setengah terbukanya menunjukan sebaris gigi seputih gading yang, dipasangkan dengan wajah mungilnya, menciptakan kombinasi yang sempurna. Kalo dia dikasih tongkat sihir dengan permata yang berkilauan, dia mungkin bakalan berubah jadi peri kecil! Aarghh~, gue mikir apaan sihh!? |
"Dan ga cuman itu doang!" |
"Dan ga cuman itu doang!" |
||
Line 299: | Line 299: | ||
Asahina-san merona merah terang. Dia mencoba membebaskan diri dengan lengan dan kakinya, tapi kekuatannya bukan tandingan pelecehnya. Saat Haruhi mulai menggerakan tangannya menuju rok Asahina-san, aku tak bisa tahan lebih lama lagi dan menarik gadis mesum ini menjauh dari Asahina-san. |
Asahina-san merona merah terang. Dia mencoba membebaskan diri dengan lengan dan kakinya, tapi kekuatannya bukan tandingan pelecehnya. Saat Haruhi mulai menggerakan tangannya menuju rok Asahina-san, aku tak bisa tahan lebih lama lagi dan menarik gadis mesum ini menjauh dari Asahina-san. |
||
− | " |
+ | "Loe pikir loe itu lagi ngapain sih!?" |
"Tapi benar-benar gede lho! Benaran! Kenapa ga kamu cobain juga?" |
"Tapi benar-benar gede lho! Benaran! Kenapa ga kamu cobain juga?" |
||
Line 313: | Line 313: | ||
Tiba-tiba, aku memikirkan sesuatu. |
Tiba-tiba, aku memikirkan sesuatu. |
||
− | "Hei, |
+ | "Hei, loe ngga mikir kan kalo... alasan loe satu-satunya bawa Asahina-san ke sini karena dia itu imut dan punya susu gede?" |
"Kenapa, tentu aja!" |
"Kenapa, tentu aja!" |
||
− | Ya Tuhan, |
+ | Ya Tuhan, loe ini benar-benar idiot! |
"Karakter maskot kayak dia itu perlu!" |
"Karakter maskot kayak dia itu perlu!" |
||
Line 339: | Line 339: | ||
Kamu ngerti apa? |
Kamu ngerti apa? |
||
− | "Saya akan berhenti dari Klub Kaligrafi, dan bergabung dengan |
+ | "Saya akan berhenti dari Klub Kaligrafi, dan bergabung dengan klubmu..." |
Suaranya begitu penuh dengan kesedihan. |
Suaranya begitu penuh dengan kesedihan. |
||
Line 615: | Line 615: | ||
"Ya udah, kalau gitu aku tinggal bilang kalo kalian semua nge-gangbang dia!" |
"Ya udah, kalau gitu aku tinggal bilang kalo kalian semua nge-gangbang dia!" |
||
− | Kalau sudah begini, wajah semuanya jadi pucat, termasuk aku dan Asahina-san. Ya |
+ | Kalau sudah begini, wajah semuanya jadi pucat, termasuk aku dan Asahina-san. Ya tuhan, emangnya harus sampai jadi begini? |
"S...Suzumiya-san...!" |
"S...Suzumiya-san...!" |