Editing Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 1 Bab 19

Jump to navigation Jump to search

Warning: You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you log in or create an account, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.

The edit can be undone. Please check the comparison below to verify that this is what you want to do, and then save the changes below to finish undoing the edit.

Latest revision Your text
Line 17: Line 17:
 
“...Apa itu pujian?”
 
“...Apa itu pujian?”
   
“Tentu saja. Kalau aku sih, mereka takkan mengenaliku selama aku tak memakai perlengkapan tempur.”
+
“Tentu saja. Kalau aku sih, mereka takkan mengenaliku selama aku tak memakai perlengkapan perang.”
   
 
 
Line 42: Line 42:
 
Asuna bahkan menyadarinya lebih telat daripadaku, dan wajahnya membeku sambil mundur beberapa langkah darinya. Jika ini umpannya, apa yang akan kita berusaha tangkap pasti luar biasa.
 
Asuna bahkan menyadarinya lebih telat daripadaku, dan wajahnya membeku sambil mundur beberapa langkah darinya. Jika ini umpannya, apa yang akan kita berusaha tangkap pasti luar biasa.
   
Tapi sebelum aku sempat bertanya, Nishida menghadap ke danau dan mengangkat pancingannya. Dengan teriakan pendek,dia mengayunkannya dengan gerakan yang bagus, dan kadal besar membentuk sebuah lengkungan di udara sebelum jatuh ke air dengan suara yang keras.
+
Tapi sebelum aku sempat bertanya, Nisihida menghadap ke danau dan mengangkat pancingannya. Dengan teriakan pendek,dia mengayunkannya dengan gerakan yang bagus, dan kadal besar membentuk sebuah lengkungan di udara sebelum jatuh ke air dengan jebyur yang keras.
   
 
Memancing tak perlu waktu tunggu dalam SAO. Begitu kau melempar umpan ke air, entah ikan mengambil umpan dalam beberapa detik, atau kau kehilangan umpan. Kami menelan ludah tanpa sadar saat menonton benang tenggalam perlahan-lahan.
 
Memancing tak perlu waktu tunggu dalam SAO. Begitu kau melempar umpan ke air, entah ikan mengambil umpan dalam beberapa detik, atau kau kehilangan umpan. Kami menelan ludah tanpa sadar saat menonton benang tenggalam perlahan-lahan.
Line 50: Line 50:
 
“I-ia kena, Nishida-san!”
 
“I-ia kena, Nishida-san!”
   
“Masih terlalu cepat!”
+
“Masih terlalu pagi!”
   
 
Di belakang kacamata Nishida, sepasang mata yang biasanya mencerminkan kakek berhati hangat bercahaya. Nishida terus melihat ujung pancingan yang bergerak-gerak tanpa bergerak sedikitpun. Lalu pancingannya bergerak makin keras.
 
Di belakang kacamata Nishida, sepasang mata yang biasanya mencerminkan kakek berhati hangat bercahaya. Nishida terus melihat ujung pancingan yang bergerak-gerak tanpa bergerak sedikitpun. Lalu pancingannya bergerak makin keras.
Line 106: Line 106:
 
Ikannya berdiri.
 
Ikannya berdiri.
   
Makhluk itu lebih tepat mirip seekor ikan raja <ref><coelacanth, http://en.wikipedia.org/wiki/Coelacanth</ref>, persilangan ikan dengan kadal, tapi yang ini lebih cenderung ke sisi kadal. Ia berdiri di sana di rerumputan dengan enam kaki kuatnya dan memandang ke bawah padaku, sedangkan air di tubuhnya jatuh bagai air terjun.
+
Makhluk itu lebih tepat mirip seekor ikan raja <coelacanth, http://en.wikipedia.org/wiki/Coelacanth</ref>, persilangan ikan dengan kadal, tapi yang ini lebih cenderung ke sisi kadal. Ia berdiri di sana di rerumputan dengan enam kaki kuatnya dan memandnag ke bawah padaku, sedangkan air di tubuhnya jatuh bagai air terjun.
   
 
Aku berkata “memandang ke bawah” karena ini setidaknya setinggi 2 meter. Mulutnya yang tampak bisa menelan sapi bulat-bulat, berada sedikit di atas kepalaku dengan kaki kadal yang biasa kukenal terjulur keluar.
 
Aku berkata “memandang ke bawah” karena ini setidaknya setinggi 2 meter. Mulutnya yang tampak bisa menelan sapi bulat-bulat, berada sedikit di atas kepalaku dengan kaki kadal yang biasa kukenal terjulur keluar.
   
Dari kedua sisi makhluk berkepala ikan purba, dua mata seukuran bola basket bertemu dengan milikku. Sebuah kursor kuning muncul secara otomatis untuk menandainya sebagai monster.
+
Dari kedua sisi makhluk berkepala ikan purba, dua mata seukuran bola basket bertemu dengan milikku. Sehbuah kursor kuning muncul secara otomatis untuk menandainyas ebagai monster.
   
Nishida sudah bilang pada kami bahwa dewa setempat dari danau ini adalah seekor monster dengan rasa beda dari yang berada di field.
+
Nishida sudah bilang pada kami bahwa dewa setempat dari danau ini adalah seekor monster dengan rasa beda dari yang berada di padang-padang.
   
 
Bagaimana ini berbeda? Si ini adalah seekor monster dalam tiap huruf kata-kata.
 
Bagaimana ini berbeda? Si ini adalah seekor monster dalam tiap huruf kata-kata.
Line 122: Line 122:
 
“I-itu curang! Kabur sendirian!!”
 
“I-itu curang! Kabur sendirian!!”
   
“Uwa. ini bukan saatnya mengatakan itu Kirito!!”
+
“Uwa.ini bukan saatnya mengatakan itu Kirito!!”
   
 
Aku berbalik dan melihat ikan raksasa berlari menuju kami dengan kecepatan yang mengagumkan meski ukurannya besar.
 
Aku berbalik dan melihat ikan raksasa berlari menuju kami dengan kecepatan yang mengagumkan meski ukurannya besar.
Line 162: Line 162:
 
Sebuah kilatan bercahaya yang membutakan menyemburat dari mulut ikan dengan efek suara ledakan. Ikan itu terlempar tinggi ke udara, tapi Asuna bahkan belum bergerak dari tempatnya.
 
Sebuah kilatan bercahaya yang membutakan menyemburat dari mulut ikan dengan efek suara ledakan. Ikan itu terlempar tinggi ke udara, tapi Asuna bahkan belum bergerak dari tempatnya.
   
Meski ukuran besar monster itu menimbulkan rasa takut, aku telah mengira levelnya tak mungkin begitu tinggi. Tak mungkin seekor monster dari lantai bawah, terutama yang dari quest yang berhubungan dengan memancing, bisa begitu kuat. Lagipula, SAO adalah permainan yang menjaga pola normal permainan online.
+
Meski ukuran besar monster itu menimbulkan rasa takut, aku telah mengira levelnya tak mungkin begitu tinggi. Tak mungkin seekor monster dari lantai bawah, terutama yang dari acara yang berhubungan dengan memancing, bisa begitu kuat. Lagipula, SAO adalah permainan yang menjaga pola normal permainan online.
   
 
Ikan itu jatuh ke tanah dengan keras, HP-nya berkurang drastis oleh serangan Asuna. Lalu, Asuna dengan tanpa ampun melancarkan rangkaian serangan beruntun yang menunjuukan gelarnya «Flash».
 
Ikan itu jatuh ke tanah dengan keras, HP-nya berkurang drastis oleh serangan Asuna. Lalu, Asuna dengan tanpa ampun melancarkan rangkaian serangan beruntun yang menunjuukan gelarnya «Flash».
   
Nishida dan penonton lainnya menonton tanpa berkatah sepatah kata pun pada Asuna yang mengaktifkan skill satu per satu sambil melangkah ringan seakan tengah menari. Apa kecantikan Asuna atau kekuatannya yang memesona mereka? Aku pikir mungkin keduanya.
+
Nishida dan penonton lainnya menonton tanpa berkatah sepatah kata pun pada Asuna yang mengaktifkan keahlian satu per satu sambil melangkah ringan seakan tengah menari. Apa kecantikan Asuna atau kekuatannya yang memesona mereka? Aku pikir mungkin keduanya.
   
   
Begitu Asuna mengayunkan pedangnya dengan aura yang menelan segala yang berada di sekitarnya, dia melihat HP lawannya telah berada pada daerah merah dan melompat kebelakang untuk memperlebar jarak di antara mereka. Setelah mendarat, dia langsung maju menyerang. Dia berlari menuju ikan itu sambil meninggalkan berkas cayaha di belakangnya bagai komet. ini adalah salah satu skill tertinggi rapier «Flashing Penetrator».
+
Begitu Asuna mengayunkan pedangnya dengan aura yang menelan segala yang berada di sekitarnya, dia melihat HP lawannya telah berada pada daerah merah dan melompat kebelakang untuk memperlebar jarak di antara mereka. Setelah mendarat, dia langsung maju menyerang. Dia berlari menuju ikan itu sambil meninggalkan berkas cayaha di belakangnya bagai komet. ini adalah salah satu keahlian tertinggi rapier «Flashing Penetrator».
   
 
Dengan efek suara yang mirip ledakan sonik, komet itu menembus ikan dari mulut hingga ekor. Begitu Asuna mengerem untuk berhenti, monster raksasa di belakangnya terpecah menjadi jutaan serpihan cahaya yang tersebar. Ada suara benturan keras yang menciptakan riakan besar di permukaan danau.
 
Dengan efek suara yang mirip ledakan sonik, komet itu menembus ikan dari mulut hingga ekor. Begitu Asuna mengerem untuk berhenti, monster raksasa di belakangnya terpecah menjadi jutaan serpihan cahaya yang tersebar. Ada suara benturan keras yang menciptakan riakan besar di permukaan danau.
Line 185: Line 185:
 
Selama Asuna dan aku meneruskan percakapan santai kami, Nishida akhirnya bisa mengejapkan mata dan membuka mulutnya.
 
Selama Asuna dan aku meneruskan percakapan santai kami, Nishida akhirnya bisa mengejapkan mata dan membuka mulutnya.
   
“...ah, itu sangat mengejutkan... Nyonya, kau, kau benar-benar kuat. Ini mungkin tak sopan, tapi seberapa tinggi levelmu...?"
+
“...ah, itu snagat mengejutkan... Nyonya, kau, kau benar-benar kuat. Ini mungkin tak sopan, tapi seberapa tinggi levelmu...?"
   
 
Asuna dan aku saling memandang. Berada di topik ini terlalu lama bakal berbahaya untuk kami.
 
Asuna dan aku saling memandang. Berada di topik ini terlalu lama bakal berbahaya untuk kami.
Line 191: Line 191:
 
“Se-sebelum itu, lihat, ikan itu menjatuhkan suatu item.”
 
“Se-sebelum itu, lihat, ikan itu menjatuhkan suatu item.”
   
Asuna memencet beberapa tombol di layar dan sebuah pancingan perak muncuk di tangannya, Karena seekor monster quest yang menjatuhkannya, sepertinya bisa dipastikan ini benda langka yang tak dijual.
+
Asuna memencet beberapa tombol di layar dan sebuah pancingan perak muncuk di tangannya, Karena seekor monster acara yang menjatuhkannya, sepertinya bisa dipastikan ini benda langka yang tak dijual.
   
 
“Oh, ooh, ini...!?
 
“Oh, ooh, ini...!?
Line 197: Line 197:
 
Nishida menerima pancingan itu dengan mata berbinar. Seluruh penonton juga tertarik. Tepat saat kupikir aku sudah berhasil melalui bahaya ini dengan aman...
 
Nishida menerima pancingan itu dengan mata berbinar. Seluruh penonton juga tertarik. Tepat saat kupikir aku sudah berhasil melalui bahaya ini dengan aman...
   
“Apa...apa kau Asuna dari KoB...?”
+
“Apa...apa kau Asuna dari Ksatria Darah...?”
   
 
Seorang pemain muda mengambil beberapa langkah mendekat dan menatapnya penuh intens. Lalu wajahnya mencerah.
 
Seorang pemain muda mengambil beberapa langkah mendekat dan menatapnya penuh intens. Lalu wajahnya mencerah.
Line 215: Line 215:
 
Kini giliranku memaksakan diri untuk tersenyum. Bersamaan dengan tersenyumnya kami yang dibuat-buat sambil berdiri di tempat, teriakan kemarahan meraung di sekitar kami, Hanya Nishida yang terus mengejap-ngejapkan mata tanpa mengerti apa yang tengah berlangsung.
 
Kini giliranku memaksakan diri untuk tersenyum. Bersamaan dengan tersenyumnya kami yang dibuat-buat sambil berdiri di tempat, teriakan kemarahan meraung di sekitar kami, Hanya Nishida yang terus mengejap-ngejapkan mata tanpa mengerti apa yang tengah berlangsung.
   
Bulan madu rahasia kami berakhir seperti ini hanya dalam dua minggu. Tapi mungkin kami harus berpikir bahwa kami beruntung untuk mengambil bagian dalam quest yang menyenangkan di akhir.
+
Bulan madu rahasia kami berakhir seperti ini hanya dalam dua minggu. Tapi mungkin kami harus berpikir bahwa kami beruntung untuk mengambil bagian dalam acara yang menyenangkan di akhir.
   
 
Malam itu, kami menerima sebuah pesan dari Heathcliff yang meminta kami mengambil bagian dalam pertarungan melawan raja lantai 75.
 
Malam itu, kami menerima sebuah pesan dari Heathcliff yang meminta kami mengambil bagian dalam pertarungan melawan raja lantai 75.
Line 222: Line 222:
 
Paginya.
 
Paginya.
   
Aku duduk di ujung kasur dan memandangi lantai sedangkan Asuna yang selesai bersiap-siap, berjalan mendekat dengan gemercang suara sepatunya dengan tanah.
+
Aku duduk di ujung kasur dan memandangi lantai sedangkan Asuna yang selesai bersiap-siap, berjalan mendekat dengan sol besi bootnya berclang dengan tanah.
   
 
“Hei, kau tak bisa terus begini.”
 
“Hei, kau tak bisa terus begini.”
Line 234: Line 234:
 
“Yah, kita sebaiknya pergi untuk setidaknya mendengar apa yang terjadi. Ayo, sudah waktunya!”
 
“Yah, kita sebaiknya pergi untuk setidaknya mendengar apa yang terjadi. Ayo, sudah waktunya!”
   
Begitu dia menepukku di punggung, akhirnya aku bangkit dengan enggan dan membuka layar equipment. Karena saat ini kami bukan bagian dari guild, aku mengenakan jaket kulit hitam dan seset baju pelindung minimalis, lalu menyimpan dua pedang di punggung dengan dua bilahnya saling bersilangan. Beban berat di punggungku seperti mengeluhkan bahwa mereka ditinggalkan di inventori selama beberapa lama. Dengan gerakan cepat, aku menghunus mereka perlahan lalu menyarungkan mereka kembali; sebuah suara logam tinggi dan jernih bergema di kamar.
+
Begitu dia menepukku di punggung, akhirnya aku bangkit dengan enggan dan membuka layar peralatan. Karena saat ini kami bukan bagian dari guild, aku mengenakan jaket kulit hitam dan seset baju pelindung minimalis, lalu menyimpan dua pedang di punggung dengan dua bilahnya saling bersilangan. Beban berat di punggungku seperti mengeluhkan bahwa mereka ditinggalkan di inventori selama beberapa lama. Dengan gerakan cepat, aku menghunus mereka perlahan lalu menyarungkan mereka kembali; sebuah suara logam tinggi dan jernih bergema di kamar.
   
 
“Yah, ini penampilan yang paling cocok bagimu.”
 
“Yah, ini penampilan yang paling cocok bagimu.”
Line 263: Line 263:
 
Asuna tiba-tiba mulai berbicara.
 
Asuna tiba-tiba mulai berbicara.
   
“Hingga setengah tahun lalu, aku juga memikirkan hal-hal seperti itu dan menangis sendirian tiap malam. Hari demi hari berlalu disini, dan semua: keluargaku, pergi ke kampus, dan semua yang berhubungan dengan dunia nyata terasa runtuh. Aku selalu bermimpi tentang dunia lain saat ku terlelap... Kupikir yang harus kulakukan hanyalah cepat-cepat menjadi kuat, dan menyelesaikan permainan ini lebih cepat, dan satu-satunya cara untuk itu adalah melatih keras skill senjataku.
+
“Hingga setengah tahun lalu, aku juga memikirkan hal-hal seperti itu dan menangis sendirian tiap malam. Hari demi hari berlalu disini, dan semua: keluargaku, pergi ke kampus, dan semua yang berhubungan dengan dunia nyata terasa runtuh. Aku selalu bermimpi tentang dunia lain saat ku terlelap... Kupikir yang harus kulakukan hanyalah cepat-cepat menjadi kuat, dan menyelesaikan permainan ini lebih cepat, dan satu-satunya cara untuk itu adalah melatih keras keahlian senjataku.
   
 
Aku memandangi Asuna, terkejut. Meski aku tak pernah memerhatikan orang lain sebelumnya...tapi aku tak pernah merasakan yang seperti ini sama sekali selama kami berhubungan. Yah, ini bukanlah pertama kalinya aku salah menebak kepribadian seseorang...
 
Aku memandangi Asuna, terkejut. Meski aku tak pernah memerhatikan orang lain sebelumnya...tapi aku tak pernah merasakan yang seperti ini sama sekali selama kami berhubungan. Yah, ini bukanlah pertama kalinya aku salah menebak kepribadian seseorang...
Line 269: Line 269:
 
Asuna menyadari pandanganku dan tersenyum kecil sebelum melanjutkan.
 
Asuna menyadari pandanganku dan tersenyum kecil sebelum melanjutkan.
   
“Tapi, suatu hari pada sekitar setengah tahun lalu, tepat setelah aku berteleport ke kota di garis depan, aku melihat seseorang tidur di rumput plaza. Dia terlihat seakan dia berlevel cukup tinggi, jadi aku marah dan berkata, ‘Jika kau punya waktu untuk dihabiskan disini, pergilah ke dalam dungeon dan menyelesaikan lebih banyak...!”
+
“Tapi, suatu hari pada sekitar setengah tahun lalu, tepat setelah aku berteleport ke kota di garis depan, aku melihat seseorang tidur di rumput plaza. Dia terlihat seakan dia berlevel cukup tinggi, jadi aku marah dan berkata, ‘Jika kau punya waktu untuk dihabiskan disini, pergilah ke dalam dungeon dan clear lebih banyak...!”
   
 
Lalu dia menutup mulutnya dengan tangan dan tertawa.
 
Lalu dia menutup mulutnya dengan tangan dan tertawa.
Line 311: Line 311:
 
“Kami akan kembali. Mohon temani kami saat itu tiba.”
 
“Kami akan kembali. Mohon temani kami saat itu tiba.”
   
Aku berjanji dengan kelingkingku, dan Nishida mengangguk dengan senyum lebar dengan air mata mengaliri wajahnya.
+
Aku berjanji dengan kelingkingku, dan Nishida mengangguk dengan senyum besar dengan air mata mengaliri wajahnya.
   
Kami bersalaman erat dengan Nishida lalu berjalan menuju gerbang teleport. Begitu kamu memasuki bagian yang bersinar-sinar bagai ilusi, Aku dan Asuna saling menatap lalu membuka mulut kami secara bersamaan.
+
Kami bersalaman erat dengan Nishida lalu berjalan menuju gerbang teleport. Begitu kamui memasuki bagian yang bersinar-sinar bagai ilusi, Aku dan Asuna saling menatap lalu membuka mulut kami secara bersamaan.
   
  +
“Berpindah—Grandum!”
“Teleport—Grandum!”
 
   
Cahaya biru mulai menyelimuti pandangan kami, menghapus sosok Nishida, yang terus melambai pada kami.
+
Cahaya biru mulai menyelimuti pandangan kami, menghapus gambar Nishida, yang terus melambai pada kami.
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>
Line 323: Line 323:
 
==Catatan Penerjemah dan Referensi==
 
==Catatan Penerjemah dan Referensi==
 
<references />
 
<references />
  +
  +
{{SAOIndo Nav|prev=Jilid 1 Bab 18|next=Jilid 1 Bab 20}}
  +
</noinclude>

Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see Baka-Tsuki:Copyrights for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource. Do not submit copyrighted work without permission!

To protect the wiki against automated edit spam, we kindly ask you to solve the following CAPTCHA:

Cancel Editing help (opens in new window)