Editing Unlimited Fafnir (Indonesia):Jilid 2 Prolog

''—Aku ini... Apa?''<br>

Sepasang bibir yang berwarna pink bergerak, ketika gadis muda itu bertanya-tanya. Melihat bayangan diri sendiri di dalam cermin, ia memiring-miringkan kepalanya dalam keingintahuan<br>

Itu berawal ketika ia sudah berumur tujuh tahun. Dia mulai bertanya pertanyaan itu kepada cermin ,pantulan air dan sebagainya.<br>

Di hari dia berumur tujuh, dia menyadari bahwa ia dapat membuat semacam benda yang aneh.<br>

Benda itu seperti bola yang gelap. Lebih gelap daripada sang malam, bisa dirasakan tapi tidak punya berat, dan sebesar telapak tangannya.<br>

Lebih dari itu benda gelap itu dapat berubah ke apapun yang ia bayangkan.<br>

Ketika ia bawa benda itu ke orangtuanya, mereka terkejut--- mereka sangat gembira.<br>

Mereka menyeruh dia untuk membuat permata. Untuk menyenangkan mereka, dia membuat berbagai macam permata yang cantik.<br>

Dari hari itu—kehidupan gadis itu sepenuhnya berubah.<br>

Rumah mereka menjadi besar dan mewah. Banyak pelayan yang disewa untuk melakukan pekerjaan rumah. <br>

Setiap hari di meja makan terdapat banyak sekali makanan lezat. Ayah gadis itu yang melakukan perjalanan untuk urusan bisnis setiap tahun dapat  tinggal di rumah setiap waktu.<br>

Gadis itu terus membuat permata seperti yang diinginkan orangtuanya.<br>

Tetapi, ditengah tengah hari yang membahagiakan, pertanyaan itu terus menerus bergejolak didalam hatinya.<br>

''Kenapa hanya aku yang memiliki kekuatan ini ?'' gadis itu tidak tahu.<br>

---Sebenarnya aku ini... apa?<br>

Tidak kuasa menahan, ia bertanya ke orangtuanya, dan ini bagaimana mereka menjawab.<br>

--- kau adalah manusia yang istimewa.<br>

Mendengar itu, ia merasa lega.<br>

Pertanyaan bagaimana dia istimewa masih tersisa, tapi selama dia masih manusia itu tidak apa apa. <br>

Bagaimanapun hari hari yang menyenangkan tidak berlangsung lama. Bahkan tidak sampai 1 tahun.<br>

Di malam bulan baru, sekelompok orang bersenjata tiba-tiba menerobos masuk rumah mereka, dan menuntun gadis serta keluarga dia ke tempat yang tidak diketahui.<br>

Dengan orang tua yang dijadikan tahanan, dari hari itu gadis itu mulai bekerja membuat permata untuk mereka.<br>

Meskipun dia tidak diperbolehkan pergi keluar, selama gadis itu tetap membuat permata, mereka akan memperlakukannya dengan baik. Mereka tidak melakukan kekerasan, dan semua yang dia inginkan akan dipenuhi oleh mereka<br>

---Aku ini... apa ?<br>

Ada kalanya si gadis bertanya kepada mereka.<br>

---Kamu adalah “D”.<br>

Tapi kali ini, jawaban berbeda dari yang orang tuanya katakan. Di waktu itu gadis itu akhirnya mengetahui dia adalah salah satu dari sedikit orang di dunia yang bisa membuat [ Dark Matter].<br>

Bagaimanapun--- ia tidak merasa puas. Ia tidak ingin percaya bahwa ia merupakan eksistensi yang berbeda dari manusia.<br>

Itulah kenapa dia terus bertanya, percaya pasti ada jawaban yang lainnya. Setelah bertanya kepada semua dari mereka, dia melempar pertanyaan kepada bayangan dirinya sendiri, dan mati- matian merenungkan.<br>

Sepanjang hari hari yang tidak menyenangkan dan penuh paksaan, dia terus mempertimbangkan.<br>

Kemudian di hari ulang tahun ke sembilan nya – gadis itu bertemu '''dia'''.<br>

Ketika membuat permata seperti biasanya di kamarnya yang mewah dengan berbagai macam boneka hewan, dia  menyadari keributan diluar.<br>

Kemudian sekelompok orang datang ke rumah dan membawa gadis itu. Bersama dengan keluarganya yang telah ditahan, mereka menuju keluar bangunan.<br>

Setelah hidup di tempat yang tidak ada jendela sekian lamanya, kemudian dia menyadari bahwa itu masih malam hari. Awan tebal menyelimuti langit, bulan, dan bintang, itu hampir seperti malam ketika mereka ditangkap, pikir gadis itu.<br>

Di kejauhan terdengar letusan ledakan yang bersahutan. Udara menjadi tegang. Dari sisi lain gedung asap keluar, dan cahaya dari api samar samar terpancar di luar kota. Bau yang terbakar memenuhi udara, dibawa oleh angin.<br>

Area ini tampak menerima serangan dalam skala yang sangat besar.<br>

Untuk mencegah si gadis melarikan diri, sekelompok orang memegang orangtuanya sebagai tawanan di depan, ketika si gadis membuntuti di belakang, dikelilingi sejumlah orang.<br>

Tetapi kelompok pertama tiba tiba, dengan pengecualian orang tua dia, semua jatuh pingsan.<br>

Semua orang menahan napas dan menyiapkan senjata yang mereka gunakan.<br>

Bahkan tanpa suara langkah kaki, dari kegelapan sebuah bayangan hitam muncul. Itu adalah anak laki laki berambut hitam sekitar empat belas atau lima belas tahunan. Di tangannya ada senapan yang berbentuk aneh seperti itu disusun dari banyak blok, dan dengan terlihat lebih dingin dari malam. Dia memberi pelajaran kepada mereka.<br>

Tanpa pertanyaan, mereka mulai menembak secara liar dengan pistol mereka. Si anak itu berlari dengan cepat dan menghindari tembakan mereka.
Entah kenapa, tidak satupun peluru yang di tembakkan mengenainya, tetapi ketika anak laki-laki itu menarik pelatuk, tanpa gagal salah satu dari mereka akan tumbang.<br>

Ini seperti dia sedang menari. Gadis itu terpikat dengan pergerakan anak laki-laki itu.<br>

Terakhir, tinggal satu orang yang berdiri diantara mereke. Orang tua gadis itu telah jatuh pingsan di jarak yang sedikit jauh.<br>

Anak laki-laki yang mengalahkan semua orang itu mendekati si gadis.<br>

Anak laki-laki itu mengulurkan tangan. Gadis itu akhirnya merasakan bahaya, dengan segera dia menciptakan sebuah bola [Dark Matter].
Sebuah bola hitam kecil yang meledak ledak seperti listrik bertegangan tinggi.<br>

Terkejut dengan dentuman listrik, anak laki-laki itu menghentikan langkahnya.<br>

"———"<br>

Anak laki-laki bergumam sesuatu dengan bahasa yang tidak dikenal. Itu seperti dia berasal dari negara lain.<br>

Tidak ada kesalahan tentang fakta bahwa dia adalah “D” setelah dia menunjukan itu.<br>

Gadis itu menyesal.. dengan segera dia berhenti.<br>

Semua yang akan terjadi adalah dia hanya akan berganti majikan. Di waktu ini. Dia akan berakhir membuat permata untuk anak laki-laki itu.
Tapi hanya untuk memastikan, dia bertanya kepada anak laki-laki itu. Dia mungkin tidak mengerti apa yang dikatakannya, tapi gadis itu penasaran dia dianggap apa oleh anak laki-laki itu.<br>

“---aku ini sebenarnya... apa? “<br>

Mata anak laki laki itu terbuka sedikit, dan setelah sedikit pertimbangan, dia mengulurkan tangannya satu kali lagi.<br>

Dengan sedikit sentuhan, tangan anak laki-laki itu terbekas di kepala gadis itu. Ini serasa lebih besar dan kasar dari yang ia bayangkan.<br>

Kemudian, dengan susunan kata yang rusak, dia menjawab dengan bahasa yang digunakan gadis itu.<br>

“ kamu adalah, gadis, manis.”<br>

Dengan senyuman dan ucapan yang baik, dia berkata.<br>

"......"<br>

Gadis itu terkejut. Itu adalah, mungkin sampai sekarang, jawaban paling hangat yang dia dapatkan.<br>

Itu adalah sesuatu yang selalu dia inginkan, diperlakukan tidak sebagai seseorang yang istimewa.<br>

“dapatkah , saya, menanyakan sesuatu, juga? “<br>

Anak laki laki itu bertanya kepada gadis yang linglung, mengucapkan kata demi kata dengan pelan.<br>

“...Te-tentu.”<br>

Entah bagaimana mempunyai waktu yang berat untuk bernapas, gadis itu mengangguk. Detak jantungnya seperti alarm jam.<br>

“apa, yang akan, kamu lakukan, dari sekarang?”<br>

Tiba-tiba bertanya itu, ia tidak tau harus menjawab apa. Gadis yang tidak pernah menganggap bahwa dia punya hak untuk membuat pilihan sendiri memandang ke kedua orang tuanya dengan ragu-ragu.<br>

“papa, mama...”<br>

“---Ok, saya mengerti.”<br>

Anak laki laki itu mengangguk seperti dia mengerti segalanya, dan dia dengan lembut menyentuh kepala gadis itu..<br>

“saya berharap, kamu hidup, bahagia.”<br>

Berkata demikian, anak laki laki itu menunjuk kearah berlawanan dari kota yang terbakar.<br>

“jika kamu pergi ke arah sana, kamu dapat bertemu pengungsi lainnya. Pergilah dengan mereka, dan kamu dapat pergi dari sini.”<br>

Dia menjauh dari gadis itu, dan berbalik arah.<br>

"Ah..."<br>

Merasakan kesedihan dari kehilangan sentuhan tangan yang hangat, gadis itu tanpa sadar mengeluarkan suara.<br>

“jika kamu ingin, hidup dengan damai, dengan keluargamu, kemudian jangan menggunakan kekuatanmu lagi.”<br>

Tetapi tanpa berbalik arah, meninggalkan hanya kata kata itu, anak laki laki itu berjalan menuju kegelapan. Sesunyi saat dia datang, menuju kegelapan malam --- dia menghilang.<br>

Sejak saat itu, gadis itu melanjutkan kehidupannya, mengulangi kata kata anak laki laki itu didalam hati.<br>

Meskipun kata kata hangat tersebut pasti tidak benar .<br>

“...Sebenarnya.. aku ini .. apa? “<br>

Gadis itu mendapat jawaban yang tepat saat dia berumur sepuluh.<br>

Penyihir bencana yang muncul dihadapan dia, yang membumi hanguskan segalanya, yang telah mengajari dia<br>

"Tia, kamu adalah — ''dragon''."<br>

<noinclude>
==Catatan Penerjemah==
<references/>

{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
|-
| Kembali ke [[Unlimited_Fafnir_(Indonesia):Jilid_2_Ilustrasi|Ilustrasi Novel]]
| [[Unlimited_Fafnir_(Indonesia)|Halaman Utama]]
| Menuju ke [[Unlimited_Fafnir_(Indonesia):Jilid 2 Bab 1|Bab 1]]
|-
|}

</noinclude>