Difference between revisions of "Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Ketujuh"
(Created page with "Pertanyaan Ketujuh Mohon jawab pertanyaan berikut: Apa bentuk komparatif dan superlatif dari kata “good” dan “bad”? Jawaban Himeji Mizuki: "good — better — best bad...") |
|||
Line 218: | Line 218: | ||
“Haaa!” |
“Haaa!” |
||
+ | |||
+ | Aku berteriak, mendorong menembus kerumunan, dan berlari menuju sayap kiri. |
||
+ | |||
+ | Setelahnya, aku membisikkan sesuatu pada guru yang mensupervisi, Takenaka-sensei. |
||
+ | |||
+ | “Bla-bla....jika ini diumumkan...citramu...” |
||
+ | |||
+ | “!” |
||
+ | |||
+ | Takenaka-sensei mendorong kepalaku ke bawah, dan mulai melihat-lihat sekelilingnya. |
||
+ | |||
+ | Aku tak pernah membayangkan bahwa aku harus menggunakan info yang mengancam yang ku persiapkan bila keadaan darurat---versi Pustaka klasik! Ini bukan bagian dari rencana. |
||
+ | |||
+ | “A-aku perlu pergi sebentar!” |
||
+ | |||
+ | Tepat seperti yang kuperkirakan, kami bisa sedikit bernapas lega. |
||
+ | |||
+ | “Mereka yang masih memiliki nilai pustaka klasik pergi ke jalan masuk kiri! Nereka yang nilainya termakan segera remed!” |
||
+ | |||
+ | Ini hanya penyelesaian sementara, tapi seharusnya menyelesaikan masalah untuk saat ini. |
||
+ | |||
+ | Kini waktunya. |
||
+ | |||
+ | “Himeji, ada apa?” |
||
+ | |||
+ | Aku dengan cepat menanyai Himeji apa yang kupikirkan. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang salah dengannya. Tak mengetahui penyebab akan membuat kami dalam posisi tak menguntungkan di pertempuran. |
||
+ | |||
+ | “A-Ah, aku baik-baik saja!” |
||
+ | |||
+ | Himeji buru-buru menggelengkan kepala, rambut panjangnya juga berayun mengikuti gerakannya. Gerakannya sangat berlebihan. |
||
+ | |||
+ | Jelas-jelas ada sesuatu yang salah dengannya. |
||
+ | |||
+ | “Pasti ada sesuatu yang salah, kan? Bisakah kau memberitahuku jika ada sesuatu? Mungkin apa yang kau katakan bisa mempengaruhi rencana kita.” |
||
+ | |||
+ | “S-Sumpah, tak ada apa-apa!” |
||
+ | |||
+ | Dia terus membantahnya, tapi sepertinya dia akan menangis setiap saat. Pasti ada sesuatu yang salah dengannya! |
||
+ | |||
+ | “Mata pelajaran di jalan masuk kanan telah diubah ke Bahasa Jepang Modern!” |
||
+ | |||
+ | “Apa yang terjadi dengan guru matematika!” |
||
+ | |||
+ | “Mungkin diculik Kelas B!” |
||
+ | |||
+ | Bahkan mata pelajaran sayap kanan pun telah diubah ke yang Kelas B jago, kami dalam maslah besar sekarang! |
||
+ | |||
+ | Aku akan bertarung!” |
||
+ | |||
+ | Himeji dengan cepat berlari keluar dan berencana bergabung dengan pertarungan setelah mengatakan itu. Namun--- |
||
+ | |||
+ | “Ah...” |
||
+ | |||
+ | Dia tiba-tiba berhenti bergerak dan menelungkupkan kepala. |
||
+ | |||
+ | Apa yang terjadi? sepertinya Himeji melihat sesuatu lalu berlaku seperti itu. |
||
+ | |||
+ | Aku memandang arah yang tengah dilihat Himeji. |
||
+ | |||
+ | Di ujung pandanganku ada seorang sialan yang bersender di jendela dan melihat ke bawah pada kami---Nemoto. |
||
+ | |||
+ | Apa yang Nemoto lakukan? |
||
+ | |||
+ | Memang tak jelas dari tempatku berdiri, jadi aku mulai melihat dengan penuh perhatian tapi tak melihat sesuatu yang istimewa--- |
||
+ | |||
+ | “!” |
||
+ | |||
+ | Tiba-tiba, sesuatu dalam tangannya melompat dalam pandanganku. |
||
+ | |||
+ | Itu benda yang sangat biasa. Tak sulit untuk mendapatkannya, tapi itu juga sesuatu yang tak bsia kau beli. |
||
+ | |||
+ | Benda di tangannya adalah--- |
||
+ | |||
+ | Surat yang Himeji si pemalu ingin sembunyikan dariku 3 hari lalu. |
||
+ | |||
+ | “Oh, begitu, jadi begitu toh!” |
||
+ | |||
+ | AKu tengah berandai-andai ketika kudengar tentang perjanjian dengan Kelas B. Si licik nan Culas Nemoto takkan pernah memberikan perjanjian yang adil. |
||
+ | |||
+ | Sepertinya dia berencana melumpuhkan Himeji. Jika benar begitu, maka akan beralasan baginya untuk berjanji. Jika Himeji tak bisa bertarung, maka perjanjian akan sangat berguna untuk Kelas B. |
||
+ | |||
+ | Itu benar-benar suatu taktik yang bagus. Tiada kehilangan maupun resiko. |
||
+ | |||
+ | “Himeji.” |
||
+ | |||
+ | “Y-Ya...” |
||
+ | |||
+ | “Karena kau merasa tak enak, jangan memaksakan dirimu bergabung dalam pertarungan. Perang Jelmaan Ujian belum berakhir, kau perlu menjaga kesehatanmu.” |
||
+ | |||
+ | “Ya.” |
||
+ | |||
+ | “OK, aku punya sesuatu yang lain yang harus kulakukan dan perlu pergi sekarang juga.” |
||
+ | |||
+ | “Ah...” |
||
+ | |||
+ | Meski Himeji nampak hendak ingin mengatakan sesuatu, Aku terus saja berbalik darinya dan berlari menjauh dari TKP (penerjemah: tempat kejadian perkara, disingkat aja biar gampang dan enak) karena aku punya sesuatu yang lebih penting untuk ditangani. |
||
+ | |||
+ | “Nemoto, kau telah melakukans esuatu yang sangat meanrik.” |
||
+ | |||
+ | Aku tak bisa menghentikan diriku untuk emngatakan hal itu. |
||
+ | |||
+ | Si bangsat itu, aku harus membunuhnya, bagaimanapun jua! |
||
+ | |||
+ | ☆ |
||
+ | “Yuuji!” |
||
+ | |||
+ | “Huh? Ada apa, Akihisa? Apa kau kabur dari pertempuran? Jika ya maka aku akan menggunakan gunting untuk menusukmu!” |
||
+ | |||
+ | Saat aku buru-buru kembali ke ruang kelas, Yuuji tengah menulis sesuatu di buku catatan. Saat aku melihat lebih dekat, buku tersebut mengandung seluruh info untuk kekuatan yang tersisa, baik musuh maupun kami. |
||
+ | |||
+ | “Aku perlu bicara denganmu.” |
||
+ | |||
+ | “Maka aku akan memaksakan diriku untuk mendengarkanmu!” |
||
+ | |||
+ | Sekarang aku tak punya waktu untuk membalas candaannya, dan sepertinya Yuuji menyadari sikapku berbeda dari biasanya. Dia melihat padaku dengan serius, jadi aku juga melihatnya dengan wajah serius. |
||
+ | |||
+ | “Aku perlu seragam yang Nemoto tengah pakai sekarang.” |
||
+ | |||
+ | “Apa yang terjadi padamu?” |
||
+ | |||
+ | S-Sial! Ini kedengarannya seperti aku seorang mesum! |
||
+ | |||
+ | “Ah, no, itu, er...” |
||
+ | |||
+ | Sebenarnya aku menginginkan surat dalam seragam itu, tapi aku tak bisa menjelaskannya...apa yang harus kulakukan? Jika aku tak menjelaskannya, aku akan jadi lelaki mesum yang menginginkan mengingnkan sehelai seragam yang dikenakan lelaki lain, Aku pasti akan menghadapi takdir penanyaan nan kejam. |
||
+ | |||
+ | “Pasti, tak masalah. Saat kita memenangkan pertempuran, aku akan memikirkan cara untuk mendapatkannya bagimu.” |
||
+ | |||
+ | Dia setuju? Jangan berikan reaksi ini padaku! Ini seperti mengatakan “Tak mengejutkan bahwa kau punya keinginan semacam itu!” |
||
+ | |||
+ | Di sisi lain, aku tak bisa menjelaskan keadaan. Sial...Meski sakit rasanya, kini aku hanya bisa menerima kesalahpahaman ini. |
||
+ | |||
+ | “Itu saja?” |
||
+ | |||
+ | Yuuji melihatku dengan wajah tak tertolong. Tentu saja bukan hanya itu yang kumau.” |
||
+ | |||
+ | “Aku juga berharap kau tak mengirimkan Himeji kedalam pertarunagn.” |
||
+ | |||
+ | “Alasannya apa?” |
||
+ | |||
+ | “Aku tak bisa bilang.” |
||
+ | |||
+ | Meski nanti Himeji akan menceritakan padanya, ini bukan sesuatu yang bisa kuberitahukan padanya. |
||
+ | |||
+ | “Aku tak bisa mengirim dia tak peduli keadaan apapun?” |
||
+ | |||
+ | “Ya, tak peduli apapun keadaannya.” |
||
+ | |||
+ | Yuuji menggunakan tangannya untuk menahan dagunya, dan menimbang-nimbang permintaan yang kubuat. |
||
+ | |||
+ | Permintaaku yang baru saja kubuat sekarang sangat tak beralasan. |
||
+ | |||
+ | Tak menggunakan Himeji untuk bertarung melawan Kelas B tak hanya mengurangi kekuatan bertarung kami secara drastis, itu juga tindakan bunuh diri. Adalah sangat mungkin pertempuran ini akan terlepas dari kami karena permintaan ini, dan Yuuji harus bertanggung jawab atas hasilnya. |
||
+ | |||
+ | “Aku memohon padamu, Yuuji!” |
||
+ | |||
+ | Aku membungkuk dalam-dalam pada Yuuji. |
||
+ | |||
+ | Aku juga mengerti permintaan ini terlalu egois.Ini tidak hanya akan gagal memberikan Yuuji keuntungan apapun saat menerima permintaanku, ia juga akan harus menanggung bahaya yang sangat besar. Jujur, bila aku jadi dia, aku takkan menerima permintaan tak beralasan seperti ini tanpa menjelaskan keadaan. |
||
+ | |||
+ | “Aku bisa menyetujui hanya dengan satu syarat.” |
||
+ | |||
+ | “Satu syarat?” |
||
+ | |||
+ | “Kau akan melaksanakan misi yang direncanakan untuk Himeji. Aku tak peduli bagaimana kau melakukannya; kau mesti berhasil bagaimanapun jua.” |
||
+ | |||
+ | Meski Yuuji menerima permintaanku, dia benar-benar terbuat dari kaliber yang lebih tinggi dariku. |
||
+ | |||
+ | “Tentu saja, percayakan saja padaku! Aku pasti akan menyelesaikan misinya!” |
||
+ | |||
+ | Sudut bibir Yuuji perlahan naik. |
||
+ | |||
+ | “Jadi apa yang harus kulakukan?” |
||
+ | |||
+ | “Serang Nemoto pada waktu yang tepat dengan mata pelajaran apapun.” |
||
+ | |||
+ | “Ada bala bantuan?” |
||
+ | |||
+ | “Tak ada. Jalan masuk kelas B harus dihalang.” |
||
+ | |||
+ | “Permintaanmu sangat sulit dipenuhi!” |
||
+ | |||
+ | AKu dalam masalah besar sekarang. |
||
+ | |||
+ | Pertarungan sekarang dilakukan di kedua jalan masuk ruang kelas B. Karena lokasinya, pertarungan hanya bisa dilakukan satu lawan satu. Ini adalah langkah kunci untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk melakukan rencana Yuuji. Untuk mendekati Nemoto, yang menyiapkan sebentuk formasi dalam ruang kelas, seseorang harus memiliki kemampuan bertarung yang sangat kuat. Ya benar, seseorang dengan kekuatan mirip Himeji, dan aku tak punya kekuatan semacam itu. |
||
+ | |||
+ | “Apa yang terjadi jika aku gagal?” |
||
+ | |||
+ | “Kegagalan bukan suatu pilihan; kau harus menyelesaikan tugas meski bayarannya nyawamu.” |
||
+ | |||
+ | Dia berbicara dengan nada yang sangat kuat yang sanagt berbeda dari biasanya. Sepertinya misi ini sangat dekat dengan keseluruhan taktik. |
||
+ | |||
+ | Apa yang harus kulakukan? Bagaimana aku bisa berhasil di misi ini? |
||
+ | |||
+ | “Baiklah, aku mengandalkanmu sekarang.” |
||
+ | |||
+ | Yuuji bangkit dan bersiap meninggalkan ruang kelas, meninggalkanku yang baru saja berpikir dalam-dalam. |
||
+ | |||
+ | “Huh? Kemana kau mau pergi?” |
||
+ | |||
+ | “AKu akan ke Kelas D untuk memberikan mereka perintah-perintah. Ini tentang persetujuan waktu itu.” |
||
+ | |||
+ | Kelas D...Kemungkinan besar soal mesin AC diluar ruang kelas mereka. |
||
+ | |||
+ | Itu tak penting. Apa yang harus kulakukan sekarang, bagaimana aku bisa menyelesaikan misi untuk Himeji... |
||
+ | |||
+ | “Akihisa.” |
||
+ | |||
+ | Sebelum Yuuji berjalan keluar ruang kelas, dia berbalik padaku dan mengatakan: |
||
+ | |||
+ | “Hasil ujianmu sangat jelek; namun, seperti Hideyoshi dan si mesum pendiam. kau punya sesuatu yang tak bisa ditandingi yang lain. Itulah mengapa aku bisa sangat mempercayaimu.” |
||
+ | |||
+ | “Yuuji...” |
||
+ | |||
+ | “Lakukanlah dengan baik, aku takkan mengubah rencana.” |
||
+ | |||
+ | Setelah mengatakan itu, Yuuji meninggalkan ruang kelas. |
||
+ | |||
+ | Aku jago apa ya? Teknik mengendalikan syokanju baik-baik-ku tak berguna bila bertarung dalam suatu daerah sempit. |
||
+ | |||
+ | “Ah!” |
||
+ | |||
+ | Meski itu bukan benar-benar suatu kelebihan, aku masih punya satu teknik khusus dibandingkan yang lain. Ada sebuah cara untuk menyelesaikan misi yang hanya bisa dilakukan seseorang yang nilainya serendah aku. Namun ia perlu keteguhan yang membaja. |
||
+ | |||
+ | “Ini pasti sangat menyakitkan!” |
||
+ | |||
+ | Hanya membayangkan apa yang akan terjadi saja menyebabkan nyeri yang sangat kuat menjalari tubuhku. |
||
+ | |||
+ | Yang mengejutkan adalah aku mengumpulkan tekadku dengan begitu mudah. |
||
+ | |||
+ | “OK! Kini waktunya mengajari si jahat satu pelajaran yang takkan terlupa!” |
||
+ | |||
+ | Aku berikan pipiku beberapa tabokan untuk menyemangati diri. |
||
+ | |||
+ | Kini ada jalan dengan kemungkinan berhasil tinggi, dan bisa dilakukan bila aku punya keberanian! Aku tak punya alasan untuk kabur. Konsekuensi? Siapa peduli! |
||
+ | |||
+ | "Minami! Muto and Kimishima! Datang dan bantu aku sebentar!” |
||
+ | |||
+ | Aku meneriaki ketiga orang yang tengah ujian untuk memperbaiki bilai mereka. |
||
+ | |||
+ | “Ada apa>?” |
||
+ | |||
+ | “Untuk apa?” |
||
+ | |||
+ | “Aku tengah ujian sekarang.” |
||
+ | |||
+ | Nilai mereka bertiga telah termakan banyak saat pertempuran kemarin, jadi misi mereka adalah menjalani ujian untuk memperbaiki nilai mereka. |
||
+ | |||
+ | “Hentikan ujiannya, dan datang serta bantu aku. Ini misi yang akan menentukan hasil pertempuran ini.” |
||
+ | |||
+ | “Kedengarannya sangat penting.” |
||
+ | |||
+ | “Ya, tiada omong kosong sekarang.” |
||
+ | |||
+ | “apa yang harus kulakukan?” |
||
+ | |||
+ | “Bertarung dengan syokanjuku.” |
||
+ | ☆ |
||
+ | |||
+ | “Apa kalian berdua serius?” |
||
+ | |||
+ | Supervisor pertarungan syokanju dari Kelas D----Endo sensei sang guru bahasa Inggris, mengingatkan kami lagi. |
||
+ | |||
+ | “Ya, tentu saja.” |
||
+ | |||
+ | “Cepat atau lambat, Aku akan bertarung dengan si tolol ini.” |
||
+ | |||
+ | Aku dan Minami saling menatap. |
Revision as of 00:19, 11 December 2011
Pertanyaan Ketujuh Mohon jawab pertanyaan berikut: Apa bentuk komparatif dan superlatif dari kata “good” dan “bad”?
Jawaban Himeji Mizuki: "good — better — best bad — worse — worst" Komentar Guru: Jawabannya benar
Jawaban Yoshii Akihisa: "good — gooder — goodest" Komentar Guru: Aku terkejut kau membuat kesalahan yang sangat umum. Bentuk komparatif dan superlatif untuk good dan bad tidak hanya dibentuk dengan menambahkan “er” dan “est”; Lain kali jangan lupa.
Jawaban Tsuchiya Kouta's Answer: "bad — butter — bust" Komentar Guru: Arti ketiga kata itu adalah 'jelek', 'mentega', 'payudara'.
Aku akan menggunakan taktik tersembunyi yang aku bilang kemarin.”
Ini kalimat pertama yang dikeluarkan Yuuji saat dia masuk sekolah keesokan paginya.
“Taktik? Ini belum waktunya untuk bertarung, kan?”
Kini waktu menunjukkan jam setengah sembilan, dan pertarungan dijadwalkan berlangsung pada jam 9.
“Aku tak menggunakannya pada kelas B; Target kita adalah kelas C.”
“Ah, begitu toh. Apa yang akan kau lakukan?”
“Aku berencana membuatmu. Hideyoshi, mengenakan ini.”
Yuuji mengambil seragam wanita dari tasnya setelah mengatakan itu.
Seragam ini menggunakan hitam dan merahs ebagai warna dasar. Ia merupakan sekeping karya seni langka dalam masyarakat dan siswa-siswa dari sekolah lainnya.
Kalau dipikir-pikir, Yuuji, bagaimana kau bisa mendapatkan ini? Apa yang terjadi padamu?
“Tak masalah, tapi mengapa kau ingin aku mengenakan ini?”
Hideyoshi, sebagai lelaki, kaus eharusnya lebih perhatian, kan?
Lagipula, setelah mengenakannya, Hideyoshi lebih nampak sebagai seorang gadis, hampir persis seperti saudara perempuan kembarnya di kelas A---
“Aku ingin kau bersikap seperti Kinoshita Yuuko, dan berpura-pura sebagai utusan dari kelas A.”
Oh begitu, jadi itulah mengapa dia ingin Hideyoshi memakai seragam wanita!
Hideyoshi punya saudara perempuan kembar di kelas A. Mereka terlihat sama persis, seperti kembar monozigotik (penerjemah: monozigotik itu berarti kembar dari satu zigot yang sama, padahal, kalau berbeda kelamin, bisa dipastikan kembar itu tidak berasal dari satu zigot). Perbedaan mereka adalah hasil ujian mereka dan cara mereka berbicara.
Dengan kata lain, berpura-pura jadi saudara perempuannya, dan menggunakan nama kelas A, menekan kelas C?
“Hideyoshi, cepat kesana dan ganti seragammu!”
“Oh, OK...”
Hideyoshi mengambil seragam dari Yuuji, dan bersalin di depan mereka.
Apa ada yang salah? Apa perasaan aneh di dadaku ini? Meski dia seorang lelaki, aku tak bisa melepas mataku darinya!
"..." *Suara gambar diambil*
Si Pendiam Porno menggunakan kecepatan yang hampir membuat jemarinya kebakaran dan terus menekan tombol di kamera.
Beruntung, bukan aku saja yang berperasaan aneh ini.
“OK, aku sudah bersalin. Huh? Ada apa dengan kalian?”
Kupikir wajah kami pasti terlihat sangat rumit, begitu?
“Apa yang harus kukatakan? Aku juga tak yakin!”
“Kalian sangat aneh.”
Tidak, penampilanmu yang aneh! Mengapa kau terlihat begitu cantik?
“Baiklah, ayo ke kelas C.”
“Ya....”
Yuuji keluar ruang kelas dengan Hideyoshi.
“Ah, aku juga ingin pergi.”
Aku dengan cepat membuntuti mereka.
Aku telah memikirkan inis ejak kemarin. Ada jarak yang sangat panjang antara kelas C dan kelas F. Meski ini lebih karena perbedaan ukuran tiap ruang kelas, aku masih berharap sekolah dapat membangunnya dengan lebih sederhana.
Kami terus berjalan, dan akhirnya berhenti di depan ruang kelas C.
“Maaf, Hideyoshi. Kau harus kedalam sendirian.”
karena dia perlu berpura-pura sebagai utusan dari kelas A, Aku dan Yuuji yang meruapakan murid kelas F tak bisa tetap disampingnya. Oleh karenanya kami berencana bersembunyi di suatu tempat dan mengamati bagaimana ini berjalan.
“Aku tak ingin benar-benar kesana...”
Hideyoshi tampak sangat tak berkeinginan melakukannya. Ini dapat dimengerti, berpura-pura menjadi saudara perempuannya dan mencurangi musuh bukan sebuah pengalaman yang baik untuk dilalui.
“Kami mengharapkanmu.”
“Ah...tiada cara lain...”
“Maaf, tapi mohon kompori mereka sepanas yang kau bisa. Buat mereka membenci kelas A dari dasar lubuk hati. Kupikir kau seharusnya bisa melakukannya.”
Hideyoshi seorang jenius dalam hal akting, dengan julukan ‘Bintang Klob Drama’. Meski dia tak jago saat belajar, kemampuannya di hal lain cukup mencengangkan.
“Ah...jangan taruh terlalu banyak harapan di pundakku...”
Hideyoshi mendesah dan berjalan gontai menuju kelas C. Dia terlihat sagat tak senang. Bisakah dia mencurangi mereka dalam kondisinya sekarang?
“Yuuji, kau yakin Hideyoshi baik-baik saja? Kupikir kita lebih baik menukar rencana...”
“Kupikir seharusnya tak masalah.”
Benarkah? Aku terus merasa bahwa Hideyoshi sama sekali tak ingin melakukannya. AKu hanya berharap bahwa kemampuan aktingnya takkan dipengaruhi instabilitas mentalnya.
“Aku khawatir...”
“Shhhhhh! Hideyoshi hendak masuk kedalam ruang kelas.”
Yuuji menaruh jari di mulutnya. Kami begitu jauh; Seharusnya emreka tak bisa mendengar kami. namun lebih baik main aman dan ikut saja apa yang dikatakan Yuuji.
- Suara pintu dibuka* kami mendengar suara pintu yang dibuka Hideyoshi.
“Kalian babi-babi jorok, tutup mulut sekarang!”
...Wow
“Hideyoshi benar-benar sesuai julukannya.”
“Ya, tak ada cara lain yang lebih baik untuk mengompori mereka selain ini.”
Bahkan meski dia tak mengatakan apapun, Kebencian kelas C pada kelas A akan naik secara dramatis, kan?
“A-Apa katamu!”
Teriakan itu pasti datang dari ketua kelas C, Koyama. AKu bisa merasakan amarah dalam kata-katanya tanpa melihat wajahnya. Ini sesuai perkiraan, mereka dibentak bagai babi-babi tanpa mengetahui apa yang tengah berlangsung.
“Jangan bicara padaku! Atau bau babi kalian yang menjijikkan akan menulariku juga!”
Kau berjalan mendekati mereka sendiri lalu menyalahkan mereka yang menyebarkan bau babi? Wow, apa kau tak berlebihan?
“Kau Kinoshita dari kelas A, kan? Jangan pikir kau bisa begitu arogan hanya karena hasil ujianmu bagus. Apa yang kau lakukan disini di ruang kelas kami?”
Dalam hal nama buruk di sekolah, Kinoshita Yuuko lebih terkenal dibandingkan Hideyoshi. Hideyoshi pun tengah mengenakan sehelai seragam wanita sekarang; jadi tak mungkin mereka tahu. Lagipula, dia telah berhasil mengompori mereka, yang telah menurunkan kemampuan menghakini mereka. Ini sempurna.
“Bagiku, hal yang paling tak dapat dterima adalah adalah bahwa ruang kelas A dibangun disamping ruang kelas jelek dan bau ini! Bagi orang-orang sepertimu, sebangun kandang babi lebih dari cukup!”
“Apa! Apa kau mencoba mengatakan bahwa kami berada pada tingkat yang sama dengan kelas F?”
Oi, Koyama! Dia tak pernah mengatakan apapun soal kelas F!
“Meski Aku tak ingin mengotori tanganku, aku akan memberikanmu satu tawaran istimewa dan mempersilahkanmu pergi langsung ke kandang babi.”
Apa ini tingkat minimal dari kemampuan akting untuk masuk klub drama? Atau apa sekolah kami memang terlalu aneh?
“Kalian tengah bersiap-siap untuk Perang Jelmaan Ujian, kan? Yakinkan diri kalian bersiap dengan sebaik-sebaiknya, karena nanti kami akan membersihkan kalian para babi kotor, semuanya!”
Setelah Hideyoshi mengatakan itu, dengan sengaja dia menghantam tanah dengan keras saat meninggalkan ruangan.
“Apa itu OK?”
Hideyoshi tampak segar kembali dan berjalan menuju kami.
“Ya, kau telah melakukannya dengan baik.”
“Kita tak punya waktu untuk diganggu lawan seperti kelas F! Semuanya, bersiaplah untuk perang dengan kelas A!”
Teriakan-teriakan mengerikan datang dari ketua kelas C, Koyama. Sepertinya rencana berlangsung dengan sangat mulus bagi kami. Namun tetap saja, mengapa aku merasa agak bersalah?
“Rencana telah berhasil dilaksanakan. Kita harus memulai persiapan kita untuk perang melawan kelas B.”
“Ah, OK.”
Tiada waktu untuk terganggu oleh hal-hal remeh. Perang Jelmaan Ujian akan dimulai dalam 10 menit.
Dengan cepat, kami berjalan kembali ke ruang kelas F.
☆
“Gunakan pintu-pintu dan dinding-dindeng dengan sebaik-baiknya! Jangan buat daerah pertarungan membesar!”
Perintah Hideyoshi bergema di medan perang.
Tepat pukul 9, pertempuran dengan Kelas B resmi pecah. Kami melanjutkan dari posisi kami di pertempuran kemarin, yang tepat di depan ruang kelas B., dan mulai menyerang.
Berdasarkan suruh-suruhan Yuuji, tujuan kami adalah menjaga agar musuh tetap di ruang kelas.
Selama kami mengikuti suruhan tersebut, ada masalah baru.
Sesuatu tampak kurang baik pada Himeji.
Meski dia seharusnya menjadi komandan, dia tak memberikan perintah sama sekali.
Selain itu, dia tampak tak ingin mengambil bagian dalam pertempuran. Apa yang terjadi padanya?
“Coba gunakan hanya satu subjek pada satu waktu untuk mengalahkan musuh! Lihat-lihat klo ada bala bantuan!”
Karenanya, yang memimpinpasukan sekarang adalah wakil komandan, Hideyoshi. Dia mengikuti suruhan Yuuji dan mencapai banyak hasil dalam beberapa jam.
“Jalan masuk kiri tengah diserang balik musuh!”
“Kami kekurangan tenaga Pustaka Klasik. Kami perlu bala bantuan!”
Jalan masuk kiri yang tengah diserang musuh tengah disupervisi Takenaka-sensei, kan?
Ini kedengarannya sama sekali tak bagus. Ada banyak siswa di Kelas B yang jago dalam subjek-subjek terkait pustaka. Jika kami tak membalas serangan mereka dengan petarung-petarung kami yang kuat, kemungkinan ini bisa memberikan mereka kesempatan untuk menembus pasukan kami.
“Himeji, mohon berikan dukungan ke sayap kiri!”
Dalam rencana Yuuji, Himeji punya tugas yang penting dilakukan pada siang hari. Meski aku merasa tak enak untuk kepagian mengganggu Himeji, ini tak dihindari.
“Ah, i-itu...”
Pada saat penting ini, Himeji tak langsung bergabung dalam pertarungan. Dia terlihat hendak menangis, panik, dan jalan berputar-putar. Ini kelihatannya tak bagus; musuh-musuh akan tembus!
“Haaa!”
Aku berteriak, mendorong menembus kerumunan, dan berlari menuju sayap kiri.
Setelahnya, aku membisikkan sesuatu pada guru yang mensupervisi, Takenaka-sensei.
“Bla-bla....jika ini diumumkan...citramu...”
“!”
Takenaka-sensei mendorong kepalaku ke bawah, dan mulai melihat-lihat sekelilingnya.
Aku tak pernah membayangkan bahwa aku harus menggunakan info yang mengancam yang ku persiapkan bila keadaan darurat---versi Pustaka klasik! Ini bukan bagian dari rencana.
“A-aku perlu pergi sebentar!”
Tepat seperti yang kuperkirakan, kami bisa sedikit bernapas lega.
“Mereka yang masih memiliki nilai pustaka klasik pergi ke jalan masuk kiri! Nereka yang nilainya termakan segera remed!”
Ini hanya penyelesaian sementara, tapi seharusnya menyelesaikan masalah untuk saat ini.
Kini waktunya.
“Himeji, ada apa?”
Aku dengan cepat menanyai Himeji apa yang kupikirkan. Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya ada sesuatu yang salah dengannya. Tak mengetahui penyebab akan membuat kami dalam posisi tak menguntungkan di pertempuran.
“A-Ah, aku baik-baik saja!”
Himeji buru-buru menggelengkan kepala, rambut panjangnya juga berayun mengikuti gerakannya. Gerakannya sangat berlebihan.
Jelas-jelas ada sesuatu yang salah dengannya.
“Pasti ada sesuatu yang salah, kan? Bisakah kau memberitahuku jika ada sesuatu? Mungkin apa yang kau katakan bisa mempengaruhi rencana kita.”
“S-Sumpah, tak ada apa-apa!”
Dia terus membantahnya, tapi sepertinya dia akan menangis setiap saat. Pasti ada sesuatu yang salah dengannya!
“Mata pelajaran di jalan masuk kanan telah diubah ke Bahasa Jepang Modern!”
“Apa yang terjadi dengan guru matematika!”
“Mungkin diculik Kelas B!”
Bahkan mata pelajaran sayap kanan pun telah diubah ke yang Kelas B jago, kami dalam maslah besar sekarang!
Aku akan bertarung!”
Himeji dengan cepat berlari keluar dan berencana bergabung dengan pertarungan setelah mengatakan itu. Namun---
“Ah...”
Dia tiba-tiba berhenti bergerak dan menelungkupkan kepala.
Apa yang terjadi? sepertinya Himeji melihat sesuatu lalu berlaku seperti itu.
Aku memandang arah yang tengah dilihat Himeji.
Di ujung pandanganku ada seorang sialan yang bersender di jendela dan melihat ke bawah pada kami---Nemoto.
Apa yang Nemoto lakukan?
Memang tak jelas dari tempatku berdiri, jadi aku mulai melihat dengan penuh perhatian tapi tak melihat sesuatu yang istimewa---
“!”
Tiba-tiba, sesuatu dalam tangannya melompat dalam pandanganku.
Itu benda yang sangat biasa. Tak sulit untuk mendapatkannya, tapi itu juga sesuatu yang tak bsia kau beli.
Benda di tangannya adalah---
Surat yang Himeji si pemalu ingin sembunyikan dariku 3 hari lalu.
“Oh, begitu, jadi begitu toh!”
AKu tengah berandai-andai ketika kudengar tentang perjanjian dengan Kelas B. Si licik nan Culas Nemoto takkan pernah memberikan perjanjian yang adil.
Sepertinya dia berencana melumpuhkan Himeji. Jika benar begitu, maka akan beralasan baginya untuk berjanji. Jika Himeji tak bisa bertarung, maka perjanjian akan sangat berguna untuk Kelas B.
Itu benar-benar suatu taktik yang bagus. Tiada kehilangan maupun resiko.
“Himeji.”
“Y-Ya...”
“Karena kau merasa tak enak, jangan memaksakan dirimu bergabung dalam pertarungan. Perang Jelmaan Ujian belum berakhir, kau perlu menjaga kesehatanmu.”
“Ya.”
“OK, aku punya sesuatu yang lain yang harus kulakukan dan perlu pergi sekarang juga.”
“Ah...”
Meski Himeji nampak hendak ingin mengatakan sesuatu, Aku terus saja berbalik darinya dan berlari menjauh dari TKP (penerjemah: tempat kejadian perkara, disingkat aja biar gampang dan enak) karena aku punya sesuatu yang lebih penting untuk ditangani.
“Nemoto, kau telah melakukans esuatu yang sangat meanrik.”
Aku tak bisa menghentikan diriku untuk emngatakan hal itu.
Si bangsat itu, aku harus membunuhnya, bagaimanapun jua!
☆ “Yuuji!”
“Huh? Ada apa, Akihisa? Apa kau kabur dari pertempuran? Jika ya maka aku akan menggunakan gunting untuk menusukmu!”
Saat aku buru-buru kembali ke ruang kelas, Yuuji tengah menulis sesuatu di buku catatan. Saat aku melihat lebih dekat, buku tersebut mengandung seluruh info untuk kekuatan yang tersisa, baik musuh maupun kami.
“Aku perlu bicara denganmu.”
“Maka aku akan memaksakan diriku untuk mendengarkanmu!”
Sekarang aku tak punya waktu untuk membalas candaannya, dan sepertinya Yuuji menyadari sikapku berbeda dari biasanya. Dia melihat padaku dengan serius, jadi aku juga melihatnya dengan wajah serius.
“Aku perlu seragam yang Nemoto tengah pakai sekarang.”
“Apa yang terjadi padamu?”
S-Sial! Ini kedengarannya seperti aku seorang mesum!
“Ah, no, itu, er...”
Sebenarnya aku menginginkan surat dalam seragam itu, tapi aku tak bisa menjelaskannya...apa yang harus kulakukan? Jika aku tak menjelaskannya, aku akan jadi lelaki mesum yang menginginkan mengingnkan sehelai seragam yang dikenakan lelaki lain, Aku pasti akan menghadapi takdir penanyaan nan kejam.
“Pasti, tak masalah. Saat kita memenangkan pertempuran, aku akan memikirkan cara untuk mendapatkannya bagimu.”
Dia setuju? Jangan berikan reaksi ini padaku! Ini seperti mengatakan “Tak mengejutkan bahwa kau punya keinginan semacam itu!”
Di sisi lain, aku tak bisa menjelaskan keadaan. Sial...Meski sakit rasanya, kini aku hanya bisa menerima kesalahpahaman ini.
“Itu saja?”
Yuuji melihatku dengan wajah tak tertolong. Tentu saja bukan hanya itu yang kumau.”
“Aku juga berharap kau tak mengirimkan Himeji kedalam pertarunagn.”
“Alasannya apa?”
“Aku tak bisa bilang.”
Meski nanti Himeji akan menceritakan padanya, ini bukan sesuatu yang bisa kuberitahukan padanya.
“Aku tak bisa mengirim dia tak peduli keadaan apapun?”
“Ya, tak peduli apapun keadaannya.”
Yuuji menggunakan tangannya untuk menahan dagunya, dan menimbang-nimbang permintaan yang kubuat.
Permintaaku yang baru saja kubuat sekarang sangat tak beralasan.
Tak menggunakan Himeji untuk bertarung melawan Kelas B tak hanya mengurangi kekuatan bertarung kami secara drastis, itu juga tindakan bunuh diri. Adalah sangat mungkin pertempuran ini akan terlepas dari kami karena permintaan ini, dan Yuuji harus bertanggung jawab atas hasilnya.
“Aku memohon padamu, Yuuji!”
Aku membungkuk dalam-dalam pada Yuuji.
Aku juga mengerti permintaan ini terlalu egois.Ini tidak hanya akan gagal memberikan Yuuji keuntungan apapun saat menerima permintaanku, ia juga akan harus menanggung bahaya yang sangat besar. Jujur, bila aku jadi dia, aku takkan menerima permintaan tak beralasan seperti ini tanpa menjelaskan keadaan.
“Aku bisa menyetujui hanya dengan satu syarat.”
“Satu syarat?”
“Kau akan melaksanakan misi yang direncanakan untuk Himeji. Aku tak peduli bagaimana kau melakukannya; kau mesti berhasil bagaimanapun jua.”
Meski Yuuji menerima permintaanku, dia benar-benar terbuat dari kaliber yang lebih tinggi dariku.
“Tentu saja, percayakan saja padaku! Aku pasti akan menyelesaikan misinya!”
Sudut bibir Yuuji perlahan naik.
“Jadi apa yang harus kulakukan?”
“Serang Nemoto pada waktu yang tepat dengan mata pelajaran apapun.”
“Ada bala bantuan?”
“Tak ada. Jalan masuk kelas B harus dihalang.”
“Permintaanmu sangat sulit dipenuhi!”
AKu dalam masalah besar sekarang.
Pertarungan sekarang dilakukan di kedua jalan masuk ruang kelas B. Karena lokasinya, pertarungan hanya bisa dilakukan satu lawan satu. Ini adalah langkah kunci untuk mendapatkan lebih banyak waktu untuk melakukan rencana Yuuji. Untuk mendekati Nemoto, yang menyiapkan sebentuk formasi dalam ruang kelas, seseorang harus memiliki kemampuan bertarung yang sangat kuat. Ya benar, seseorang dengan kekuatan mirip Himeji, dan aku tak punya kekuatan semacam itu.
“Apa yang terjadi jika aku gagal?”
“Kegagalan bukan suatu pilihan; kau harus menyelesaikan tugas meski bayarannya nyawamu.”
Dia berbicara dengan nada yang sangat kuat yang sanagt berbeda dari biasanya. Sepertinya misi ini sangat dekat dengan keseluruhan taktik.
Apa yang harus kulakukan? Bagaimana aku bisa berhasil di misi ini?
“Baiklah, aku mengandalkanmu sekarang.”
Yuuji bangkit dan bersiap meninggalkan ruang kelas, meninggalkanku yang baru saja berpikir dalam-dalam.
“Huh? Kemana kau mau pergi?”
“AKu akan ke Kelas D untuk memberikan mereka perintah-perintah. Ini tentang persetujuan waktu itu.”
Kelas D...Kemungkinan besar soal mesin AC diluar ruang kelas mereka.
Itu tak penting. Apa yang harus kulakukan sekarang, bagaimana aku bisa menyelesaikan misi untuk Himeji...
“Akihisa.”
Sebelum Yuuji berjalan keluar ruang kelas, dia berbalik padaku dan mengatakan:
“Hasil ujianmu sangat jelek; namun, seperti Hideyoshi dan si mesum pendiam. kau punya sesuatu yang tak bisa ditandingi yang lain. Itulah mengapa aku bisa sangat mempercayaimu.”
“Yuuji...”
“Lakukanlah dengan baik, aku takkan mengubah rencana.”
Setelah mengatakan itu, Yuuji meninggalkan ruang kelas.
Aku jago apa ya? Teknik mengendalikan syokanju baik-baik-ku tak berguna bila bertarung dalam suatu daerah sempit.
“Ah!”
Meski itu bukan benar-benar suatu kelebihan, aku masih punya satu teknik khusus dibandingkan yang lain. Ada sebuah cara untuk menyelesaikan misi yang hanya bisa dilakukan seseorang yang nilainya serendah aku. Namun ia perlu keteguhan yang membaja.
“Ini pasti sangat menyakitkan!”
Hanya membayangkan apa yang akan terjadi saja menyebabkan nyeri yang sangat kuat menjalari tubuhku.
Yang mengejutkan adalah aku mengumpulkan tekadku dengan begitu mudah.
“OK! Kini waktunya mengajari si jahat satu pelajaran yang takkan terlupa!”
Aku berikan pipiku beberapa tabokan untuk menyemangati diri.
Kini ada jalan dengan kemungkinan berhasil tinggi, dan bisa dilakukan bila aku punya keberanian! Aku tak punya alasan untuk kabur. Konsekuensi? Siapa peduli!
"Minami! Muto and Kimishima! Datang dan bantu aku sebentar!”
Aku meneriaki ketiga orang yang tengah ujian untuk memperbaiki bilai mereka.
“Ada apa>?”
“Untuk apa?”
“Aku tengah ujian sekarang.”
Nilai mereka bertiga telah termakan banyak saat pertempuran kemarin, jadi misi mereka adalah menjalani ujian untuk memperbaiki nilai mereka.
“Hentikan ujiannya, dan datang serta bantu aku. Ini misi yang akan menentukan hasil pertempuran ini.”
“Kedengarannya sangat penting.”
“Ya, tiada omong kosong sekarang.”
“apa yang harus kulakukan?”
“Bertarung dengan syokanjuku.” ☆
“Apa kalian berdua serius?”
Supervisor pertarungan syokanju dari Kelas D----Endo sensei sang guru bahasa Inggris, mengingatkan kami lagi.
“Ya, tentu saja.”
“Cepat atau lambat, Aku akan bertarung dengan si tolol ini.”
Aku dan Minami saling menatap.