Difference between revisions of "Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Kedua"
Line 117: | Line 117: | ||
− | "dan mulai sekarang, kita akan mulai |
+ | "dan mulai sekarang, kita akan mulai interogasi dengan terdakwa Yoshii Akihisa" |
5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF. |
5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF. |
||
− | + | Aku diculik secara paksa dari sisi Himeji-san yang kebingungan, dalam keadaan badanku semua terikat dan akhirnya dibanting ke lantai tatami kelas 2F. |
|
"Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?" |
"Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?" |
||
Line 131: | Line 131: | ||
Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku— |
Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku— |
||
− | "— |
+ | "— Kalau bgitu, 10 anggota masing-masing akan memberi tendangan melompat ke Yoshii Akihisa" |
Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan! |
Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan! |
||
− | " |
+ | "Tu, tunggu! Bukannya hukuman ini terlalu berat? Kalau kalian menghukumku begini, apa yang akan dilakukan jika kejadian sama menimpa diri mu?" |
"Uu..." |
"Uu..." |
||
Line 207: | Line 207: | ||
Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san. |
Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san. |
||
− | Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru 3 kali... |
+ | Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di atas udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru 3 kali... |
"Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! '''MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"''' |
"Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! '''MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"''' |
||
Line 215: | Line 215: | ||
'''"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"''' |
'''"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"''' |
||
− | + | Setelah suara keras yang ke-18 kalinya menggema, kedatangan Ironman akhirnya menenangkan semua keributan, Ah, tadi bahaya sekali, 2 kali lagi kepala Yuuji dibanting, giliran berikutnya adalah kepalaku. |
|
Line 221: | Line 221: | ||
− | " |
+ | "Sialan, pagi ini sial abis!!" |
− | + | Setelah jam pelajaran pagi hari selesai, istirahat siang pun dimulai, Yuuji akhirnya sudah kembali siuman, ia sedang duduk tepat berada di depanku sambil menyiapkan bento. |
|
− | " |
+ | "Walaupun sudah biasa, tapi melihat eksekusi di pagi hari sangat tidak baik buat kesehatan jiwa..." |
Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo yang sedang berjalan membawa bento—Hideyoshi. |
Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo yang sedang berjalan membawa bento—Hideyoshi. |
Revision as of 10:13, 28 January 2012
PERTANYAAN KEDUA
Sebutkan 4 tragedi diantara karya-karya terkenal dari Shakespeare!
Jawaban Himeji Mizuki
"1. Hamlet, 2. King Lear, 3.Othello, 4. Macbeth."
Tanggapan Pak Guru
Tepat Sekali. Shakespeare mempunyai banyak karya terkenal seperti 'Romeo dan Juliet' dan 'Merchant of Vanice', dan 4 yang tadi kamu jawab terkenal dengan sebutan '4 tragedi. Walaupun Romeo dan Juliet adalah karya yang paling terkenal, kamu setidaknya harus kenal juga tentang 4 tragedi.
Jawaban Yoshii Akihisa
"1. Hamlet, 2. King Lear, 3. Romeo dan Juliet, 4. Pernikahan Ayahku
Tanggapan Pak Guru
Memang Ayahmu diperlakukan bagaimana kalau di rumah?
Jawaban Tsuchiya Kouta
"1. Dompet ilang, 2. Kehabisan Kamera Film, 3. Mata kelilipan debu tepat disaat sedang mangambil foto, 4. Hard Disk Rusak."
Tanggapan Guru.
Jika 4 kejadian itu terjadi, mungkin Pak Guru juga bakal ikutan nangis
"Fuwaaa... Kenapa ya kalo pas pagi hari aku selalu merasa ngantuk..."
"Jangan gitu donk, Akihisa-kun. Kamu harus tidur dengan cukup kalau nggak mau kesehatanmu terganggu"
"Walaupun kamu berkata seperti itu, buku yang semalam kubaca sangat menarik sekali, jadi apapun yang terjadi—fuuwaa~"
"Ah... Akihisa-kun, dasimu tidak rapi"
"Eh? Masa?"
Aku langsung merapikan dasiku. Nah sekarang udah beres kan?
"Ah, sekarang kerahnya kebuka... coba deh kamu berbalik dan menghadap kemari sebentar?"
"Ahh, kamu gak perlu repot-repot khawatirkan hal seperti ini"
"Nggak boleh. Kalo kamu nggak bisa memakai baju dengan rapi, Pak Guru Nishimura bakalan marah sama kamu"
Setelah berkata seperti itu, Himeji-san membalikkan badannya ke hadapanku dan mulai merapikan dasi juga seragamku. Uu, uuu... Entah kenapa aku merasa sedikit malu...
"..."
"Himeji-san?"
"..."
"Erm... Himeji-san?"
"..."
"Himeji-san, kamu denger nggak sih?"
"Eh? Ah, iya!?"
"Kau kenapa? Mukamu memerah"
"Eng.. Nggak kenapa-kenapa. Cuma... sedikit aneh...."
Oh, ternyata bukan cuma aku saja yang malu. Perlakuan merapikan dasi seperti ini layaknya perlakuan suami dan istri...
"Ah...Ah iya, Akihisa-kun. Apa kamu membawa sapu tangan?"
Untuk mengganti suasana, Himeji-san mengganti topik pembicaraan. Coba ku lihat sebentar... Sapu tangan, sapu tangan...
"Ah! Aku lupa bawa"
Seingatku juga aku nggak punya kebiasaan menaruh sapu tanganku ke dalam tas, ATAU bisa dibilang, memang aku biasanya nggak pernah bawa sapu tangan...
"kalau begitu, kau bisa gunakan punyaku."
Mendengar bahwa aku nggak bawa sapu tangan, Himeji-san langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas dan memberikannya padaku. Apa dia meminjamkannya padaku?
"Ah, nggak usah. nggak apa-apa kalo aku nggak punya sapu tangan. Dan juga, Himeji-san, kalo kamu meminjamkan ini padaku, kamu malah jadi nggak punya sapu tangan kan?"
"Nggak apa-apa kok. Aku bawa sapu tangan yang lain" kata Himeji-san sambil mengeluarkan sapu tangannya yang lain dari saku. Wow dia benar-benar sudah siap.
"Uu, nurut apa kata Himeji-san deh..."
setelah itu, aku menerima niat baiknya dan meminta sapu tangan dari tangannya.
"Ini, laki-laki harus memperhatikan hal-hal kecil seperti ini, kalau tidak kamu nggak akan populer diantara para gadis—"
Entah kenapa, Himeji-san langsung membisu. Dia tidak memberikan sapu tangannya padaku, tapi menggenggam erat sapu tangan tersebut.
"Himeji-san?"
"... Di pikir-pikir... nggak apa-apa deh kalo nggak punya!"
"?"
Setelah mengatakan itu, Himeji-san cepat-cepat mengantongi sapu tangannya kembali ke dalam saku.
Aku bener-bener nggak ngerti apa yang dia omongin barusan, tapi mengingat bahwa aku bisa berbincang dengan Himeji-san yang gembira, aku juga jadi ikutan gembira
—dan sampai sekarang, semua itu adalah satu-satunya kegembiraan yang aku alami di pagi yang cerah ini.
"dan mulai sekarang, kita akan mulai interogasi dengan terdakwa Yoshii Akihisa"
5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF.
Aku diculik secara paksa dari sisi Himeji-san yang kebingungan, dalam keadaan badanku semua terikat dan akhirnya dibanting ke lantai tatami kelas 2F.
"Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?"
"Aku cuma ketemu Himeji-san di tengah jalan saat lagi berangkat sekolah! Aku nggak melakukan kesalahan apapun... aku minta keringanan hukuman!!"
"..."
Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku—
"— Kalau bgitu, 10 anggota masing-masing akan memberi tendangan melompat ke Yoshii Akihisa"
Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan!
"Tu, tunggu! Bukannya hukuman ini terlalu berat? Kalau kalian menghukumku begini, apa yang akan dilakukan jika kejadian sama menimpa diri mu?"
"Uu..."
Sang presiden pun membisu kembali. Dia pasti sadar akan kemungkinan 'kejadian yang sama denganku akan terjadi juga pada mereka'
"Presiden, kurasa yang dikatakan tersangka ada benarnya juga"
"Kita ini bukan setan yang tidak punya belas kasihan. Untuk kejadian selevel ini, kupikir kita bisa menutup mata dan memaafkannya"
"Mungkin suatu hari, kejadian beruntung untuk berjalan berangkat sekolah dengan cewek mungkin akan kita alami juga."
"Dan juga, aku bakalan dihukum tiap hari dong cuma gara-gara mengerling pada seseorang"
"Para anggota mulai berdiskusi kembali. Sepertinya pernyataan tentang 'kejadian yang sama mungkin akan terjadi padamu' punya efek yang besar juga.
"untuk kasus ini, kita akan memberikan hukuman khusus yaitu menyentil perlahan ke arah dahi oleh sang presiden"
Disaat aku sedang menarik nafas lega karena pengurangan hukuman yang sangat besar—
"Mohon tunggu sebentar!"
Himeji-san datang tiba-tiba masuk ke kelas. Hm? Ada apa ini? Apa Himeji-san lari ke kelas karena ia khawatir padaku?
"Akihisa-kun nggak melakukan kesalahan apapun!—"
Terlihat Himeji-san mukanya memerah sambil berusaha keras menjelaskan kepada semua orang.
"—Akulah yang memaksanya hari ini untuk menemaniku berangkat ke sekolah!"
"20 anggota masing-masing akan melakukan teknik German Suplexes pada terdakwa. Hakim, apa ada keberatan?"
"""TIDAK ADA!!!"""
Apa-apaan ini? apa yang dikatakan Himeji-san malah merubah hukumanku yang tadinya sentil pelahan ke jidat menjadi German Suplexes, dan jumlahnya bertambah dari 1 jadi 20! Saking drastisnya sampai aku tidak bisa berkata apa-apa.
"Hi, Himeji-san, aku berterimakasih kalau kau membelaku, tapi apa yang tadi barusan kamu katakan malah menyebabkan efek yang berlawanan"
"tapi, maksud egoisku merapikan kerah Akihisa-kun dan membuat tangan kita bersentuhan! Akihisa-kun tidak melakukan apa-apa, ini bukan salah Akihisa-kun..."
"ANGKAT TATAMI!! LANGSUNG BANTING KEPALANYA KE LANTAI!!"
"SIAP! TATAMI SUDAH DIANGKAT!"
"KITA BISA TARUH PAKU BIAR TAMBAH MAKNYOS!"
"AKU JUGA SUDAH SIAPKAN BEBERAPA PANCANG BESI!"
Sialan! mereka lagi berencana untuk menguburku hidup-hidup! kalau aku tidak segera menjelaskannya maka... Oh iya! Aku hanya perlu meyakinkan mereka kalau kejadian ini bukanlah apa-apa! Dan juga menjelaskan pada mereka kalau ini adalah sesuatu yang sepele di kehidupan sehari-hari—
"Semuanya, harap tenang!! Kalau kalian menghukumku hanya karena kejadian ini, bagaimana dengan Yuuji? Bukannya kau sering lihat dia datang ke sekolah bareng Kirishima-san?"
"Kalau begitu, kita hukum juga si Sakamoto Yuuji!"
Maafkan daku Yuuji, sepertinya kata-kataku membuatmu dapat hukuman juga.
Aku langsung meminta maaf pada teman brengsek ku yang satu ini dalam hati sambil mendoakannya. Dan pada saat yang sama, CRAK, pintu depan kelas terbuka.
"Pagi all~fuwaaa... ngantuk banget nih ane"
Ahh, Yuuji, kenapa kau malah nongol di saat seperti ini?
"Hm? Akihisa? Kenapa u? Ketangkep FFF lagi? Sepertinya pagi ini adalah pagi yang berat buat-OI KENAPA KALIAN SEMUA MENGENDAP-ENDAP KE BELAKANG DAN MELINTIR TANGANKU!!?"
Yuuji, yang terlihat ngantuk saat masuk kelas, pinggangnya langsung diserobot dari belakang oleh tangan-tangan kuat para FFF.
"Himeji-san, bisakah kau menghadap dan melihat ke arahku sebentar?"
"Eh? Ah, Baiklah."
Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san.
Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di atas udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru 3 kali...
"Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"
"Sudah 17 kali?"
"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"
Setelah suara keras yang ke-18 kalinya menggema, kedatangan Ironman akhirnya menenangkan semua keributan, Ah, tadi bahaya sekali, 2 kali lagi kepala Yuuji dibanting, giliran berikutnya adalah kepalaku.
"Sialan, pagi ini sial abis!!"
Setelah jam pelajaran pagi hari selesai, istirahat siang pun dimulai, Yuuji akhirnya sudah kembali siuman, ia sedang duduk tepat berada di depanku sambil menyiapkan bento.
"Walaupun sudah biasa, tapi melihat eksekusi di pagi hari sangat tidak baik buat kesehatan jiwa..."
Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo yang sedang berjalan membawa bento—Hideyoshi.
"Kebahagiaan orang lain sama seperti racun dunia. Itu adalah tradisi FFF."
Kemudian, sesosok makhluk yang diam-diam menghampiri kami sambil membawa bola nasi hasil beli dari toko swalayan adalah Tsuchiya Kouta, biasa dipanggil Muttsurini, salah seorang teman sekelasku yang pendek dan berhawa pendiam.
"Aneh? Bukannya kau ikut ambil bagian dari eksekusi tadi pagi, Muttsurini?"
"... aku tadi pagi lagi menginvestigasi beberapa hal."
"Tidak disangka diantara teman sendiri ternyata ada seorang algojo dan juga tersangka. Aku merasa ini sedikit aneh..."
"Benarkah? Bukannya pepatah mengatakan 'musuh kemarin adalah teman hari ini'?"
"Bukan, Maksudku, cara kalian gonta-ganti status antara teman dan musuh itu bener-bener bukan main."
Menurut pengalamanku, kami adalah 90% musuh diwaktu biasa, dan 10% diwaktu bahaya kritis.
"Siapa suruh kalian semua selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang kali."
"Kukira di kelas 2 ini aku akan mendapatkan kelas yang damai."
Minami mengibaskan kuncirnya sambil berjalan kemari, dan Himeji mengikuti dari belakang.
Setelah menggabungkan beberapa meja, kami berenam mulai makan siang seperti biasanya. Pemandangan yang mulai umum akhir-akhir ini.
"Eh? Aki, kamu membawa bento hari ini?"
Minami bertanya saat aku lagi membuka bento.
"Tumben Akihisa bawa bento sendiri."
"Iya, kemarin banyak makanan yang tersisa."
Kemarin aku nggak sengaja masak terlalu banyak. Untung saja, semua adalah makanan yang tetap enak dimakan saat dingin.
"Kalo begitu, ayo lakukan yang "seperti biasanya" lagi.. Gunting, Kertas..."
"""BATU!"""
Muttsurini mebgeluarkan kertas, sedangkan yang lain gunting.
"...Uu..."
"Wah tumben-tumbenan satu ronde langsung menang. Aku pesan Teh Oolong."
"Kalo aku Teh Hijau."
"Aku ingin Lemon Soda."
"Aku Teh Susu."
"Tolong, bantu aku belikan Teh Merah tanpa gula."
Semua mengeluarkan uang 100 Yen dan mengopernya pada Muttsurini.
"... aku pergi dulu."
Setelah mengumpulkan uangnya Muttsurinilari sendirian ke Teamwork Club membeli minuman untuk semua orang. Penalti Game untuk menjadi pesuruh ini sedang ngetren dimainkan saat istirahat siang.
"Ah~ laper nih."
Yuuji membuka bento yang ia bawa, yang lainnya pun ikut-ikutan membuka semua bentonya diatas meja. Ini adalah peraturan dasar untuk tidak usah menunggu si pesuruh kembali baru mulai makan. Kalau tidak, kami semua akan merasa nyangur dan akhirnya menahan nafsu untuk makan.
"Akihisa, bento mu kelihatannya enak."
"Kau juga, Yuuji."
Jarang-jarang aku dan Yuuji membawa bento sendiri-sendiri, makanya aku ingin membandingkan miliknya dengan punyaku. Lauk Yuuji yang daging teriyaki... kelihatannya enak.
"itu tuna... tuna goreng jahe? bagus juga..."
terdengar suara Yuuji datang dari samping. Sepertinya dia sudah mengunci targetnya.
"baiklah, Akihisa, ayo kita tukeran."
"Ok, apa yang kamu mau, Yuuji?"
"Aku mau tuna goreng punyamu. Kalau kau?"
"Aku mau daging teriyaki punyamu."
"Oke, setuju."
"Yap. Nih ambil tuna goreng."
"Oh, tuh daging teriyakinya."
MASUK--- Tangkai buah tomat (tertutup saus teriyaki)
KELUAR--- sayur kol (rasa jahe)
"LU NGAJAK BERANTEM!!!???"
"GW BALIKIN KATA-KATA TADI KE ELU, itsuki!"
Kami berdua saling mencengkeram kerah baju. Orang ini sungguh picik! Bisakah dia membiarkan ku menang sesekali?
"dasar anak kecil..."
Melihat aku dan Yuuji saling mencengkeram kerah baju, Hideyoshi hanya bisa menghela nafasnya.
"Tidak. Kau salah paham, Hideyoshi. Aku ini sudah dewasa, sedangkan Yuuji adalah sampah masyarakat!"
"Hideyoshi, jangan bandingkan aku dengan Akihisa. Itu orang otaknya setara sama otak anak SD!"
""!"" (Saling melototin satu sama lain)
"Kalian sama dengan anak kecil dalam kasus ini... ampun deh dj...."
Hideyoshi menghela nafas dan kemudian mulai menggunakan sumpitnya—
"Sip, kalo begini bagaimana?"
""AH!""
Disaat aku dan Yuuji sedang memaki dan mencengkeram satu sama lain, Hideyoshi sudah menukar makanan kami.
"Tentu saja, aku minta bagian juga"
Kata Hideyoshi sambil menggerakkan sumpitnya dan menukar daging goreng miliknya. Sekarang makananku terlihat lebih berveriasi dan menambah nafsu makan.
"Apa boleh buat deh. Karena Hideyoshi bilang begitu, aku maafkan kesalahanmu kali ini, dasar Yuuji kampret."
"Harusnya aku yang berkata seperti itu!"
Tanganku langsung melepaskan kerah Yuuji. Daripada melakukan hal yang bodoh dan tidak berguna, mendingan aku mulai makan.
"Bener-bener deh... Bisa nggak sih kalian makan dengan tenang?"
"Kalau ada orang yang bikinin bento buatku sih, tentu saja aku diam dan hanya akan makan jatahku."
""