Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 7 Bab 11"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (Reverted edits by 180.253.20.190 (talk) to last revision by King'sBro)
Line 21: Line 21:
   
 
-Tapi saat ini , Asuna hanya bisa melebarkan matanya di layar .
 
-Tapi saat ini , Asuna hanya bisa melebarkan matanya di layar .
  +
  +
Disana ada dua pintu berjejer satu sama lain , dan ini mungkin merupakan jalan masuk ke ruang observasi . Jauh di dalam dengan plang penanda besar merupakan ruang steril. Asuna pergi melewati pintu tebal yang besar sebelumnya , dan sekarang , mereka sepenuhnya terbuka . Sembari ia melihat layar di dalam , satu dari petugas medis dalam pakaian bedah berjalan dengan cepat.
  +
  +
Orang itu melihat Asuna dan menggangguk kepadanya , bahkan berbisik “ Mohon cepat”. Ketika sedang didesak dengan suara itu, Asuna dengan gemetar berjalan beberapa langkah ke depan, dan berhenti tepat di depan pintu.
  +
  +
Bagian dalam dari sebuah bangunan putih dengan cepat memasuki penglihatannya.
  +
  +
Banyak alat terpasang di dalam di geser ke dinding bagian kiri. Dua orang perawat dan seorang dokter mengelilingi sebuah kasur gel di tengah – tengah ruangan, memandang ke sebuah sosok kecil di sana. Ketiga orang itu semuanya mengenakan pakaian putih normal.
  +
  +
Melihat ini, Asuna segera menyadari-tak ada yang bisa diselesaikan. Mereka hanya bisa menunggu di sebelah kasur itu untuk ‘saat itu’ yang telah semakin dekat.
  +
  +
Dokter Kurahashi menaikkan kepalanya, melihat Asuna ada di sana, dan segara menggapai takan kirinya seakan dia ingin ia mendekat. Asuna berjuang untuk bergerak kaki – kakinya yang seakan tak hidup dan memasuki ruangan.
  +
  +
Hanya sedikit jarak ke kasur gel itu, namun ia merasa itu sangat jauh. Asuna mendekat di kenyataan kejam ini, dan akhirnya tiba di sebelah kasur gel itu.
  +
  +
Seorang gadis kurus kering ada di kasur, dan selimut putih menutupi tubuhnya dari leher ke bawah. Dadanya yang lemah tergantung. ECG di puncak pojok kanan menunjukkan sebuah gelombang hijau tipis.
  +
  +
Medicuboid menyamarkan kepala sang gadus ketika ia melihatnya sebelumnya, banun selaput segi empat sekarang terbelah menjadi dua. Bagian teratas yang terbelah di garis antara telinganya digeser 90 derajat ke belakang. Di bagian dalam ada bagian yang lebih rendah yang merupakan sebuah kepala manusia dan muka seorang perempuan, tertidur dengan matanya tertutup, di pasang di dalamnya.
  +
  +
Ini adalah kali pertama Asuna melihat tubuh Yuuki di dunia nyata. Perempuan yang sakit sangat kurus yang membuat hati sakit, dengan kulitnya nyaris cukup pucat untuk dianggap transparan. Mukanya memiliki sebuah kecantikan misterius, dan bahkan Asuna merasa bahwa ini adalah seperti apa seorang pixie akan terlihat jika benar – benar ada.
  +
  +
Setelah memandangi Yuuki sebentar, Dokter Kurahashi yang berdiri di sampingnya, berbisik.
  +
  +
“Bagus…….kau datang tepat waktu.”
  +
  +
Tak dapat menerima kata – kata seperti itu bahwa ia berhasil datang tepat waktu, Asuna melihat sang dokter, tapi matarasional di belakang lensa menatap balik Asuna secara tulus. Sang dokter berkata lagi,
  +
“40 menit yang lalu, jantungnya berhenti sekali. Kami memberinya obat dan sebuah gelombang kejut, dan dia kembali berdetak, namun lain kali…..”
  +
  +
Asuna menahan napasnya dan mengeluarkan suaranya di antara giginya yang di gigit erat. Akan tetapi, ia tak dapat mengatakan kata – kata berarti yang lengkap,
  +
  +
“Mengapa…mengapa ini…..Yuuki, dia masih….”
  +
  +
Sang dokter lagi – lagi menganggukkan kepalanya, dan kemudian menggeleng dengan kuat.
  +
  +
“-Sebenarnya, ketuka kau disini saat Januari, dia telah di tingkat dimana hal seperti ini akan terjadi. Sifat konsumtif HIV menyebabkan demam tinggi dan lymphoma di system saraf pusat membusuk, dan Yuuki telah dalam bahaya. Namun, kami semua terkejut karena dia dapat bertarung hebat untuk tiga bulan ini. Dia terus menang bahkan di pertarungan keputus asaan. Dia benar – benar telah melakukan yang terbaik…tidak-jika saya benar – benar harus menyebutkannya….”
  +
  +
Di saat ini, suara sang dokter bergoncang.
  +
  +
“Bagi Yuuki, 15 tahun kehidupan merupakan pertarungan yang panjang. Disamping HIV….dia telah bertarung hebat melawan kenyataan dingin dan kejam. Mencoba Medicuboid telah memberinya banyak rasa sakit. Tapi….Yuuki tetap melakukannya. Tanpa bantuannya, ini seperti Medicuboid hanya dapat digunakan setahun lagi atau lebih. Jadi sekarang-ini adalah yang terbaik untuknya beristirahat. “
  +
  +
Mendengar kata – kata sang dokter, Asuna diam – diam berkata pada Yuuki di dalam hatinya,
  +
  +
Yuuki-bagaimana bisa kau kalah? Kau adalah <<Absolute Sword>>.....pendekar pedang tak terkalahkan yang dapat memotong apapun. Kamu pasti bisa mengalahkan penyakit dan takdirmu-
  +
  +
Saat itu..
  +
  +
Kepala Yuuki bergerak sedikit. Kelopak matanya bergerak sedikit sebelum bergerak sedikit lebih tinggi. Mata di bawah kelopak mata itu berwarna cokelat mungkin karena kehilangan sinarnya menunjukkan sebuah cahaya terang sembali mereka menatap Asuna.
  +
  +
Bibir yang berwarna sama dengan kulitnya bergerenyit lemah, dan tangan kanan kurusnya yang ada di bawah selimut mulai bergetar dan itu perlahan bergerak ke Asuna.

Revision as of 08:46, 20 April 2013

Chapter 11

Asuna menatap pesan singkat di layar kecil Hand Phone-nya dan mengulang kata – kata yang sama dalam hatinya .

Bagaimana ini mungkin terjadi ?

Bagaimana ini mungkin ? Yuuki telah aktif mengambil bagian dalam segala jenis aktivitas , danDokter Kurahashi bahkan bilang bahwa tumor di dalam kepalanya telah menghilang . Baru baru ini , telah ada orang yang terinfeksi mampu untuk menahan rintangan virus setelah terinfeksi HIV selama lebih dari 20 tahun . Yuuki baru 15…hidupnya baru akan dimulai ! Kondisinya memburuk , namun sampai sekarang , dia mempunyai beberapa infeksi oportunis yang menyebabkannya jatuh sakit , jadi Yuuki akan dengan pasti dapat bertahan .

Namun Asuna sendiri mempunyai firasat lain . Ini adalah pertama kalinya dokter mengirim sebuah pesan ke dirinya secara langsung . Dengan kata lain , ini mungkin sebuah pemeberitahuan – bahwa saatnya telah tiba . Setiap malam , dia takut akan saat itu , dia akan selalu mencoba sebaik mungkin untuk menghilangkan emosi itu . Sekarang , saat itu telah tiba .

Gadis itu mempunyai dua pemikiran yang saling berseteru sembari dia tetap terpaku di tempat ia berpijak untuk beberapa waktu sebelum berkedip dengan keras dan bersiap untuk mengirim pesan baru . Dia mengirim sebuah surat dengan maksud yang sama ke Kirito , Lisbeth dan teman – teman dan juga Shiune dan yang lainnya . Setelah itu , Asuna dengan segera mengganti pakaian rumahnya , dank arena dia tak mau menghabiskan waktu untuk memilih pakaian , dia secara sistematis mengenakan pakaian sekolahnya . Dia menggunakan sepatunya dan berlari keluar rumah . Cahaya petang yang lembut telah terpantul di salju putih yang tersisa di jalan memasuki mata Asuna .

Hari ini Minggu di minggu terakhir Maret , 2pm . Para pejalan kaki di jalanan tampak seperti mereka sudah tak sabar dan tak dapat menunggu musim semi datang sembari mereka berjalan dengan riang . Asuna melewati mereka dan berlari menuju stasiun . Dia tak dapat mengingat bagaimana dia memastikan dimana keretanya akan pergi atau bahkan kemana dia pergi . Saat dia sadar , Asuna menemukan dirinya sedang berlari ke gantri . Jauh didalam pikirannya , terasa seperti disana ada migren , seraya pikirannya terus muncul dan menghilang . Asuna mengkertakkan giginya dan berkata , “ Yuuki , bertahanlah .” dan berlari ke dalam taxi yang tiba di tempat tunggu .

Tampaknya ketidak sabarannya disadari . Saat Asuna baru akan menjelaskan maksud kedatangannya , sang perawat dengan segera memberikan kartu izin masuk dan memeberitahunya untuk cepar-cepat ke lantai teratas dari bangunan pusat .

Asuna dengan tergesa – gesa menunggu nomor yang mengindikasikan nomor lantai naik . Dia dengan kikuk menggunakan kartu izin masuk di scanner pintu keamanan .

-Tapi saat ini , Asuna hanya bisa melebarkan matanya di layar .

Disana ada dua pintu berjejer satu sama lain , dan ini mungkin merupakan jalan masuk ke ruang observasi . Jauh di dalam dengan plang penanda besar merupakan ruang steril. Asuna pergi melewati pintu tebal yang besar sebelumnya , dan sekarang , mereka sepenuhnya terbuka . Sembari ia melihat layar di dalam , satu dari petugas medis dalam pakaian bedah berjalan dengan cepat.

Orang itu melihat Asuna dan menggangguk kepadanya , bahkan berbisik “ Mohon cepat”. Ketika sedang didesak dengan suara itu, Asuna dengan gemetar berjalan beberapa langkah ke depan, dan berhenti tepat di depan pintu.

Bagian dalam dari sebuah bangunan putih dengan cepat memasuki penglihatannya.

Banyak alat terpasang di dalam di geser ke dinding bagian kiri. Dua orang perawat dan seorang dokter mengelilingi sebuah kasur gel di tengah – tengah ruangan, memandang ke sebuah sosok kecil di sana. Ketiga orang itu semuanya mengenakan pakaian putih normal.

Melihat ini, Asuna segera menyadari-tak ada yang bisa diselesaikan. Mereka hanya bisa menunggu di sebelah kasur itu untuk ‘saat itu’ yang telah semakin dekat.

Dokter Kurahashi menaikkan kepalanya, melihat Asuna ada di sana, dan segara menggapai takan kirinya seakan dia ingin ia mendekat. Asuna berjuang untuk bergerak kaki – kakinya yang seakan tak hidup dan memasuki ruangan.

Hanya sedikit jarak ke kasur gel itu, namun ia merasa itu sangat jauh. Asuna mendekat di kenyataan kejam ini, dan akhirnya tiba di sebelah kasur gel itu.

Seorang gadis kurus kering ada di kasur, dan selimut putih menutupi tubuhnya dari leher ke bawah. Dadanya yang lemah tergantung. ECG di puncak pojok kanan menunjukkan sebuah gelombang hijau tipis.

Medicuboid menyamarkan kepala sang gadus ketika ia melihatnya sebelumnya, banun selaput segi empat sekarang terbelah menjadi dua. Bagian teratas yang terbelah di garis antara telinganya digeser 90 derajat ke belakang. Di bagian dalam ada bagian yang lebih rendah yang merupakan sebuah kepala manusia dan muka seorang perempuan, tertidur dengan matanya tertutup, di pasang di dalamnya.

Ini adalah kali pertama Asuna melihat tubuh Yuuki di dunia nyata. Perempuan yang sakit sangat kurus yang membuat hati sakit, dengan kulitnya nyaris cukup pucat untuk dianggap transparan. Mukanya memiliki sebuah kecantikan misterius, dan bahkan Asuna merasa bahwa ini adalah seperti apa seorang pixie akan terlihat jika benar – benar ada.

Setelah memandangi Yuuki sebentar, Dokter Kurahashi yang berdiri di sampingnya, berbisik.

“Bagus…….kau datang tepat waktu.”

Tak dapat menerima kata – kata seperti itu bahwa ia berhasil datang tepat waktu, Asuna melihat sang dokter, tapi matarasional di belakang lensa menatap balik Asuna secara tulus. Sang dokter berkata lagi, “40 menit yang lalu, jantungnya berhenti sekali. Kami memberinya obat dan sebuah gelombang kejut, dan dia kembali berdetak, namun lain kali…..”

Asuna menahan napasnya dan mengeluarkan suaranya di antara giginya yang di gigit erat. Akan tetapi, ia tak dapat mengatakan kata – kata berarti yang lengkap,

“Mengapa…mengapa ini…..Yuuki, dia masih….”

Sang dokter lagi – lagi menganggukkan kepalanya, dan kemudian menggeleng dengan kuat.

“-Sebenarnya, ketuka kau disini saat Januari, dia telah di tingkat dimana hal seperti ini akan terjadi. Sifat konsumtif HIV menyebabkan demam tinggi dan lymphoma di system saraf pusat membusuk, dan Yuuki telah dalam bahaya. Namun, kami semua terkejut karena dia dapat bertarung hebat untuk tiga bulan ini. Dia terus menang bahkan di pertarungan keputus asaan. Dia benar – benar telah melakukan yang terbaik…tidak-jika saya benar – benar harus menyebutkannya….”

Di saat ini, suara sang dokter bergoncang.

“Bagi Yuuki, 15 tahun kehidupan merupakan pertarungan yang panjang. Disamping HIV….dia telah bertarung hebat melawan kenyataan dingin dan kejam. Mencoba Medicuboid telah memberinya banyak rasa sakit. Tapi….Yuuki tetap melakukannya. Tanpa bantuannya, ini seperti Medicuboid hanya dapat digunakan setahun lagi atau lebih. Jadi sekarang-ini adalah yang terbaik untuknya beristirahat. “

Mendengar kata – kata sang dokter, Asuna diam – diam berkata pada Yuuki di dalam hatinya,

Yuuki-bagaimana bisa kau kalah? Kau adalah <<Absolute Sword>>.....pendekar pedang tak terkalahkan yang dapat memotong apapun. Kamu pasti bisa mengalahkan penyakit dan takdirmu-

Saat itu..

Kepala Yuuki bergerak sedikit. Kelopak matanya bergerak sedikit sebelum bergerak sedikit lebih tinggi. Mata di bawah kelopak mata itu berwarna cokelat mungkin karena kehilangan sinarnya menunjukkan sebuah cahaya terang sembali mereka menatap Asuna.

Bibir yang berwarna sama dengan kulitnya bergerenyit lemah, dan tangan kanan kurusnya yang ada di bawah selimut mulai bergetar dan itu perlahan bergerak ke Asuna.